BAB I PENDAHULUAN. Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) salah satu badan usaha milik negara yang menyediakan layanan transportasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. PIDO BUSANA merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem persaingan yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Ade Busana merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak di. Perusahaan yang berlokasi di kawasan Cibogo Lembang ini

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia dalam bidang industri. Dengan diketemukannya mesin serta

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan, perawatan, perbaikan kendaraan-kendaraan dinas angkutan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan keluarga interdependent satu sama lain sebagaimana keduanya. berkaitan dengan pemenuhan hidup seseorang. Melalui pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB III TINJAUAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan terbaru memandang sumber daya manusia bukan hanya sekedar

DINAS PERHUBUNGAN DAN LLAJ PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh diabaikan oleh suatu perusahaan adalah sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan transportasi semakin lama semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Ketercapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk pencapaian tujuan perusahaan agar lebih terarah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi. Pendapat ini diperkuat

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia, karena merupakan sumber untuk mencapai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Perusahaan. Jumlah Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berkurang. Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah karena

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN. memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. produksi yaitu tenaga kerja, modal dan keahlian dimana ketiga faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan, pemanfaatan, dan pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai fungsi serta kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas kinerjanya agar terus

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good govermance) adalah mengenai

2015 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

I. PENDAHULUAN. kepada masyarakat, karena pada hakekatnya pemerintah adalah public service

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) merupakan salah satu badan usaha milik negara yang menyediakan layanan transportasi angkutan umum, dan dari awal tahun dibentuknya sampai sekarang masih menjadi salah satu jasa angkutan kendaraan umum bagi masyarakat baik dari berbagai aktivitas di lingkungan masyarakat. Hal tersebut didukung Peraturan Pemerintah No.30 tahun1982, tanggal 29 September 1982, dan Surat Edaran PERUM DAMRI No.SES 01/DT.003/DU/1983, tentang pengalihan status Perusahaan Negara angkutan motor DAMRI menjadi Perusahaan Umum DAMRI. PERUM DAMRI Unit Angkutan Bus Kota Bandung mulai beroperasi pada tanggal 17 Mei 1976 setelah mendapat izin dari Walikota Bandung dengan surat keputusan No.10/85/78 pada tanggal 22 Juni 1978, namun kinerja PERUM DAMRI khususnya Unit Angkutan Bus Kota Bandung pada saat ini terlihat mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari adanya berbagai masalah baik dari segi keuangan, teknologi, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta sumber daya manusianya. Keadaan ini terlihat dari rendahnya tingkat pelayanan yang diindikasikan dengan jadwal tak pasti, kecepatan rendah, kedatangan tidak teratur, kurang manusiawi (berdesakan dan berdiri), tingkat kecelakaan relatif masih tinggi, dan pengelolaan buruk. Disamping itu, dalam hal keuangan ternyata pemasukan PERUM DAMRI kurang dari kondisi ideal, sehingga harus 1

2 melakukan penghematan yang pada akhirnya merugikan keselamatan dan kenyamanan penumpang. Hal di atas sesuai dengan pendapat Kepala Perum DAMRI Bandung, Drs. Sadiyo, pada artikel pikiran rakyat dalam situs http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=62065 tertanggal 2 Maret 2009 yang mengatakan: "Kita menyadari sebenarnya masih cukup banyak bus DAMRI yang harus segera mendapat perbaikan. Upaya itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Jelas kita ingin merubah citra DAMRI dari yang tadinya berbodi keropos, miring ke kiri dan kerap mengeluarkan asap tebal, menjadi lebih baik dari itu semua. Skala prioritas Perum DAMRI Bandung saat ini menilai rehabilitasi 75 unit bus kota sangat mendesak untuk dilakukan, hal ini tentunya terkait dengan peningkatan pelayanan kepada para pelanggan. Dilihat dari sisi bisnis 40 persen dari 15 trayek yang dilayani DAMRI di Kota Bandung sangatlah tidak menguntungkan, namun kita tetap harus menjalaninya karena memang visi dan misi kita tidak semata-mata mencari keuntungan tetapi ada sisi lain yang harus mendapat tempat tersendiri yaitu bagaimana memberikan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menikmati angkutan yang nyaman dengan tarif yang terjangkau. Dengan jumlah 900 sopir dan kondektur, setiap harinya DAMRI mampu mengangkut 75.000 penumpang sepanjang tahun 2008 lalu. Untuk tahun ini kita harapkan minimal kondisi tersebut dapat dipertahankan, atau malah lebih baik bila mampu ditingkatkan." Kinerja PERUM DAMRI dapat terlihat dari Laporan Kinerja yang dikeluarkan setiap tahunnya. Secara lebih jelas dapat terlihat pada tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 LAPORAN KINERJA PERUM DAMRI (Unit Angkutan Bus Kota Bandung) Periode Tahun 1998-2008 TAHUN SO(Bus) RIT KM PNP 1998 165 713,692 12,294,872 47,443,089 1999 163 742,510 11,713,336 47,647,800 2000 151 658,832 10,465,655 43,280,262 2001 155 617,505 10,096,756 40,413,398 2002 161 553,988 9,305,259 35,489,610 2003 187 594,589 10,403,274 31,561,952 2004 189 616,173 11,181,767 29,395,082 2005 192 593,941 12,352,253 25,465,981 2006 193 586,912 12,475,185 23,837,785

3 TAHUN SO(Bus) RIT KM PNP 2007 183 528,490 11,242,942 20,966,263 2008 177 498,326 11,301,074 19,632,700 Sumber: Diolah Dari Laporan Kepegawaian Tahun 2009 Keterangan : SO : Siap Operasi RIT : Bolak-balik dalam satu trayek KM : Kilometer PNP : Penumpang Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa SO, RIT, KM, PNP mengalami fluktuasi dari tahun 1998-2008, dapat dilihat bahwa SO yaitu bus yang siap operasi pada tahun 1998 berjumlah 165 bus siap operasi dan meningkat sampai tahun 2006 mencapai 193 buah bus, tetapi jumlah bus berkurang menjadi 177 bus yang siap operasi pada tahun 2008, penurunan SO ini akan berdampak pula pada RIT, KM, PNP dan keseluruhan kinerja PERUM DAMRI pada umumnya. Dilihat pada RIT yaitu banyaknya bolak-balik dalam satu trayek, kondisinya dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang pasti dilihat dari tahun 1998 jumlah rit 713.692 kali bolak-balik hingga tahun 2008 jumlah rit 498,326 kali bolak-balik. Penurunan yang sama juga terjadi pada KM yaitu indikasi jarak tempuh bus yang pada 1998 mencapai 12.294.872 Km dan terus menurun hingga pada Tahun 2008 mencapai 11.301.074 Km, begitu pula penurunan terjadi pada PNP yaitu jumlah penumpang yang tahun 1998 dengan 47.443.089 orang penumpang tetapi terus menurun sampai 2008 jumlah penumpang hanya 19.632.700 orang. Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa kinerja DAMRI mengalami penurunan. Rendahnya kinerja PERUM DAMRI diduga akibat dari kinerja pegawainya yang rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan kerja dan terlaksananya program kerja. Rendahnya prestasi kerja Pegawai PERUM DAMRI

4 (Unit Angkutan Bus Kota Bandung) dapat terlihat dalam Laporan Pencapain Pegawai Bagian Operasional selama kurun waktu 5 tahun pada tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Laporan Pencapaian Kerja Pegawai Bagian Operasional PERUM DAMRI (Unit Angkutan Bus Kota Bandung) Tahun 2005-2009 NO Tahun Sub.Bag. TLA Sub. Bag. PMP Sub. Bag. PPKDA Sub. Bag. PPBAS Sub. Bag. ADM RAN Jml Sub. Bag. Antar Kota Program Program Program Program Program Program Re % Jml Re % Jml Re % Jml Re % Jml Re % Jml Re % alis alis alis alis alis alis asi asi asi asi asi asi 1 2005 34 28 82% 27 22 81% 16 11 68% 12 10 83% 11 8 73% 16 14 87% 2 2006 31 25 80% 24 19 79% 17 11 65% 12 10 83% 15 13 87% 11 10 91% 3 2007 25 24 96% 20 16 80% 16 13 81% 15 11 73% 16 10 62% 14 13 93% 4 2008 29 26 89% 23 21 91% 18 15 83% 12 10 83% 16 10 62% 17 10 59% 5 2009 22 17 77% 26 23 88% 17 10 59% 11 9 82% 14 13 93% 13 12 92% Sumber: Diolah Dari Laporan Kepegawaian Tahun 2010 Pada tabel 1.2, menunjukkan adanya penurunan prestasi kerja pada pegawai PERUM DAMRI bagian operasional. Dilihat bahwa laporan pencapaian tidak ada yang mencapai 100%, bahkan realisasinya ada yang hanya mencapai 59% dilihat pada tahun 2009 pada bagian PPKDA dan tahun 2008 pada bagian antar kota. Hal ini menunjukkan dari realisasi program kerja yang direncanakan tidak semuanya dapat terlaksana. Dilihat pada tabel 1.2 sebagai acuan rendahnya prestasi kerja pada tahun 2009 program yang tidak terlaksana kurang lebih 5 atau 8 program dari yang direncanakan. Menurut Gouzali Saydam (2005:444) semangat dan kegairahan kerja yang rendah akan tercermin pada gejala-gejala berikut : tingkat kemangkiran tinggi, timbul keresahan pada sumber daya manusia dalam bekerja, produktivitas menurun dan sering timbulnya pemogokan dan akibat yang bisa terjadi pada menurunnya kinerja pegawai. Hal ini pun selaras dengan pernyataan Alex S. Nitisemito dalam Harahap (2007:36) yang menyatakan salah satu indikasi adanya penurunan motivasi dalam bekerja adalah tingkat absensi yang naik.

5 Rendahnya prestasi kerja pegawai tersebut diduga salah satunya adalah karena kurang motivasi para pegawai terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat mereka bekerja. Beberapa bentuk tindakan yang dapat mencerminkan kurangnya motivasi pegawai salah satunya adalah kemangkiran atau tingginya presentase ketidakhadiran pegawai. Sumber: Diolah Dari Laporan Kepegawaian Tahun 2010 Gambar 1.1 Presentase Ketidakhadiran Pegawai Operasional Januari-Desember 2009 Berdasarkan data Gambar 1.1, terlihat bahwa prentase ketidakhadiran pegawai bagian operasional mengalami fluktuasi selama periode Januari 2009- Dasember 2009. Persentase ketidakhadiran pegawai bagian operasional dapat dikatakan cukup tinggi dengan persentase tertinggi sebesar 13,00% terjadi pada bulan September 2009. Berdasarkan informasi dan data pra penelitian, yang memperlihatkan gambaran sikap dan perilaku pegawai PERUM DAMRI (Unit Angkutan Bus Kota) faktor penting lainnya yang penulis duga berpengaruh dalam masalah prestasi kerja ini adalah faktor kompetensi. Robotham (1996:27) dalam Imam Solihin (2008:71) menjelaskan bahwa, Kompetensi yang dimiliki seseorang

6 dapat diperoleh dengan baik melalui pendidikan formal dan pengalaman kerja. Maka, ada baiknya jika kita melihat gambaran kompetensi awal atau kompetensi dasar pada pegawai PERUM DAMRI (Unit Angkutan Bus Kota) berdasarkan tingkat pendidikan formal dan pengalaman kerjanya. Tabel 1.3 berikut memperlihatkan gambaran tersebut : Tabel 1.3 Tingkat Pendidikan Pegawai Bagian Operasional PERUM DAMRI (Unit Angkutan Bus Kota Bandung) PENDIDIKAN Sub. Bag. TLA Sub. Bag. PMP Sub. Bag. PPKDA BAGIAN OPERASIONAL Sub. Bag. PPBAS Sub. Bag. ADM RAN Sub. Bag. Antar Kota SD - - - - - - - SMP - 7 - - - 2 9 SMA 2 26 2 - - - 30 D1-D3 6 24 9 1 2 2 44 S1 4 2 3 2 1 2 14 S2 1 - - 1 - - 2 TOTAL 13 59 14 4 3 6 99 Sumber: Diolah Dari Laporan Kepegawaian Tahun 2009 Dari tabel 1.3 dapat dilihat sebagian besar pegawai bagian operasional PERUM DAMRI (Unit Angkutan Bus Kota Bandung) berlatar belakang pendidikan setingkat D1-D3 dengan jumlah pegawai 44 orang. Selain itu, perusahaan masih mempekerjakan karyawan dengan pendidikan setingkat SMA dan SMP masing-masing sebanyak 30 orang dan 9 orang. Pada pra penelitian penulis juga melakukan penyebaran angket kepada 99 pegawai bagian operasional PERUM DAMRI yang digunakan untuk menilai kompetensi pegawai pada bagian operasional. Gambar 1.2 berikut memperlihatkan tanggapan pegawai operasional tentang pekerjaan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan jurusan pendidikan yang dicapai masing-masing pegawai, gambar 1.3 memperlihatkan tanggapan TOTAL

7 pegawai operasional tentang pendidikan formal yang tinggi menjadi syarat utama bekerja di PERUM DAMRI: 4% 0% 26% 15% Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai 54% Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai Sumber: pengolahan angket pra penelitian Maret 2010 Gambar 1.2 Persentase Pegawai Operasional Tentang Pekerjaan yang Dilakukan Sesuai Dengan Jurusan Pendidikan yang Dicapai Jawaban 49% 13% 0% 13% 24% Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sumber: pengolahan angket pra penelitian Maret 2010 Gambar 1.3 Persentase Pegawai Operasional Tentang Pendidikan Formal yang Tinggi Menjadi Syarat Bekerja Disini

8 Pada gambar 1.2 dan gambar 1.3 dapat kita lihat bahwa hasil perhitungan dari 99 pegawai yang dijadikan sampel penulis dapat simpulkan bahwa masih ada pegawai yang merasa tidak puas dengan kesesuaian pekerjaan dengan pendidikan formal yang dicapai. Hal ini dilihat pada gambar 1.3 dengan banyak yang menyatakan kurang sesuai serta yang menyatakan tidak sesuai dan juga hasil jawaban pada gambar 1.4 menunjukkan masih rendahnya penghargaan pegawai terhadap pendidikan formal dan pengalaman kerja sehingga diduga menjadi indikasi kompetensi pegawai masih rendah walaupun tingkat pendidikan pegawai PERUM DAMRI bagian operasional cukup baik, yang diduga berdampak pada menurunnya prestasi kerja pegawai. Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang terpenting karena tanpa adanya peran serta dari pegawai, sebuah instansi tidaklah mungkin dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan. Hal di atas sependapat dengan pernyataan T. Hani Handoko (2002:23), yang menyatakan bahwa: Sumber daya yang terpenting dala suatu organisasi adalah sumber daya manusia, orang-orang memberikan bakat, tenaga, kreativitas dan usaha mereka pada organisasi tanpa orang-orang yang cakap, organisasi dan manajemen akan gagal mencapai tujuan. Sumber daya manusia memiliki sifat yang berbeda dengan sumber daya manajemen lainnya. Pegawai merupakan sumber daya yang memiliki perilakuperilaku yang terdiri dari bakat,sikap, keterampilan, kebiasaan, dan nilai. Pegawai yang memiliki perilaku yang positif dalam artian berprestasi merupakan suatu kekayaan bagi sebuah instansi. Seperti pendapat Hasibuan (2003:13), yang menyatakan bahwa: Pegawai adalah kekayaan utama suatu perusahaan, karen tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan

9 terjadi. Pegawai berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai. Pendekatan yang penting dalam pengelolaan pegawai, adalah diperlukan adanya keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan organisasi dan kebutuhan pegawai. Salah satu pendekatan dalam pengelolaan ini yaitu dengan memperhatikan motivasi kerja pegawainya. Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi mampu mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga tercapai keinginan para pegawai sekaligus tercapai tujuan organisasi. Motivasi juga merupakan subjek yang penting bagi manajer karena menuntut definisi manajer harus bekerja dengan melalui orang lain. David C.McClelland yang dikutip oleh Mangkunegara (2005:68) berpendapat bahwa : Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian tujuan. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja dengan predikat terpuji. Berdasarkan pendapat tersebut, pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh pegawai harus ditumbuhkan dari dalam diri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri akan membentuk satu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah. Pendekatan lain yang mempengaruhi adalah kompetensi pada pegawai. Kompetensi mencakup berbagai faktor teknis dan non teknis, kepribadian dan tingkah laku, soft skills dan hard skills, kemudian banyak digunakan sebagai

10 aspek yang dinilai banyak perusahaan untuk merekrut pegawai ke dalam organisasi. Penilaian kompetensi biasanya menggunakan pendekatan tingkat keahlian yang dimiliki sesorang pegawai dengan standar yang diinginkan, dan kualifikasi berupa sertifikasi, yang dapat berfungsi sebagai pengesahan bahwa pegawai yang bersangkutan dapat memenuhi standar. Pada kenyataannya ada aspek-aspek kompetensi yang tidak dapat dinilai dengan kualifikasi dari institusi kompetensi atau lembaga sertifikasi. Hal ini membutuhkan pengamatan dan analisa di tempat bekerja, kriteria yang lebih jelas harus ditetapkan untuk memudahkan dalam menentukan tingkat kompetensi seorang pegawai. Kompetensi yang ditetapkan di organisasi merupakan basis dari berbagai aspek pengembangan sumber daya yang dimiliki, yang dikondisikan sebagai upaya pendukung dalam pencapaian kinerja organisasi, dengan keunggulan kinerja merupakan modal penting untuk mengantar organisaasi mencapai tingkat keunggulan bersaing yang optimal dan efisien. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai pengaruh motivasi dan kompetensi yang tertuang dalam judul PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA PERUM DAMRI (Survei Pada Pegawai Bagian Operasional PERUM DAMRI).

11 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Untuk dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai tentunya tidak mudah, banyak masalah yang harus dihadapi baik yang berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri maupun dari luar. Seperti uraian pada latar belakang diatas, salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai, antara lain motivasi dan kompetensi. Motivasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan kinerja pegawai yang efektif dan secara langsung meningkatkan prestasi kerja pegawai untuk jauh lebih baik pada akhirnya berujung pada prestasi kerja perusahaan. Pegawai yang sudah memiliki motivasi yang kuat akan menjadikan landasan penting yang mendukung akan mempengaruhi prestasi kerja pegawai menjadi lebih efektif. Kompetensi merupakan karakteristik dasar yang dapat dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu atau tim. Pengelompokan kompetensi terdiri dari pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan (abilities). Masalah dalam penelitian ini akan dibatasi dalam ruang lingkup motivasi sebagai variabel X1, kompetensi sebagai variabel X2, dan prestasi kerja sebagai variabel Y. 1.2.2 Rumusan Masalah Adapun perumusan pokok permasalahan tentang motivasi dan kompetensi terhadap prestasi kerja adalah sebagai berikut :

12 1. Bagaimana gambaran motivasi pegawai PERUM DAMRI di bagian operasional. 2. Bagaimana gambaran kompetensi pegawai PERUM DAMRI bagian operasional. 3. Bagaimana gambaran prestasi kerja pegawai PERUM DAMRI bagian operasional. 4. Bagaimana gambaran antara motivasi dengan prestasi kerja pegawai PERUM DAMRI bagian operasional. 5. Bagaimana gambaran antara kompetensi dengan prestasi kerja pegawai PERUM DAMRI bagian operasional. 6. Bagaimana besaran pengaruh dari motivasi dan kompetensi terhadap tingkat prestasi pegawai PERUM DAMRI baik secara parsial, maupun secara simultan. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah dan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mengetahui gambaran motivasi yang dimiliki oleh pegawai PERUM DAMRI pada bagian operasional 2. Mengetahui gambaran kompetensi pada pegawai PERUM DAMRI pada bagian operasional 3. Mengetahui gambaran prestasi kerja pegawai PERUM DAMRI pada bagian operasional

13 4. Mengetahui gambaran antara motivasi dengan prestasi kerja pegawai PERUM DAMRI pada bagian operasional 5. Mengetahui gambaran antara kompetensi dengan prestasi kerja pegawai PERUM DAMRI pada bagian operasional. 6. Mengetahui pengaruh efektivitas motivasi dan kompetensi terhadap tingkat prestasi kerja pegawai PERUM DAMRI 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis : Sebagai usaha untuk menguji teori yang telah disampaikan pada perkuliahan khususnya tentang motivasi, kompetensi, dan prestasi kerja. Penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi bahan kajian pembelajaran lebih lanjut dalam perkuliahan, dapat dijadikan sumber referensi dan inspirasi bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti di bidang kajian yang sejenis dan pada akhirnya diharapkan dapat memperbaharui dan menyempurnakan hasil penelitian ini. 2. Secara praktis khususnya bagi perusahaan dapat menjadi bahan masukan yang positif bagi upaya peningkatan prestasi kerja pegawai dengan lebih memperhatikan faktor motivasi dan kompetensi. 3. Secara pribadi, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap prestasi kerja pegawai.