KUALIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN DAN PERAWATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KUALIFIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI NUKLIR DI INDONESIA

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KEBUTUHAN SDM UJI TAK RUSAK UNTUK INSPEKSI PRE- SERVICE PADA PEMBANGUNAN PLTN PERTAMA DI INDONESIA

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

PENINGKATAN KOMPETENSI PERSONIL UTR DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

SKEMA SERTIFIKASI (LSP BATAN) Berbasis SNI ISO-9712 : 2014 SS/LSP/BATAN. Nama Tanggal Tanda Tangan Disiapkan Jepri Sutanto, ST, M.

MENINGKA TKAN EFISIENSI PELA TIHAN PERSONEL UJI T AK RUSAK RADIOGRAFI. Bagiyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan - BAT AN

PRE-SERVICE INSPECTION BEJANA TEKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

KAJIAN PERSYARATAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR KARTINI

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

BAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi )

PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR

PERSYARATAN KETANGGUHAN PATAH MATERIAL BEJANA REAKTOR DALAM EVALUASI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR DAYA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

TRAINING SCHEDULE 2017

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI

ASME B31.3: Chapter 1

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WAKTU-NYATA SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT KENDALI ELEVATOR N PADA ENGINEERING FLIGHT SIMULATOR

kemudahan. (Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung)

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

Observasi Pola Aliran Dua Fase Air-udara Berlawanan Arah pada Pipa Kompleks ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD

KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

-9- keliru. Personel AOC melakukan landing yang menyimpang dari prosedur

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

BAB II RUANG LINGKUP B4T

SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH JEPANG DALAM PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI 2011

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN

INSPEKSI KESELAMATAN NUKLIR PADA INSTALASI NUKLIR : PERMASALAHAN DAN TANTANGAN *

PERKEMBANGAN SDM ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Yustina Tri Handayani Pusat Pendidikan dan Pelatihan BAT AN

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

REAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.

Bab 2 PENDEKATAN TERHADAP PERTAHANAN BERLAPIS

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

ANALISIS INTEGRITAS BEJANA TEKAN REAKTOR PWR DAN VVER

KAJIAN KEHANDALAN MATERIAL KOMPONEN BAGIAN DALAM BEJANA TEKAN REAKTOR AIR BERTEKANAN

LINGKUP KESELAMATAN NUKLIR DI SUATU NEGARA YANG MEMILIKI FASILITAS NUKLIR

RISET KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADA SAAT REAKTOR MENGALAMI FLUKTUASI DAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Non Destructive Testing

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PROGRAM PERATURAN DALAM PENGAWASAN PLTN UNTUK MENYONGSONG PEMBANGUNAN PLTN 1)

UJI TAK RUSAK DAN PROGRAM PERAWATAN ALAT DALAM JAMINAN KUALIT AS PRODUK

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK

POST WELD HEAT TREATMENT SV-DOC-TECH-002

FORMULIR PERMOHONAN IZIN BEKERJA PETUGAS IBN

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

BUDAYA KESELAMATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN PLTN

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA

DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN

TRAINING SCHEDULE 2018

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

STUDI UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR TIPE APR 1400

GAVCO INDONESIA SEKILAS TENTANG MULTI TERAINDO. Office : Inspection, Testing, NDT Services and Certification

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

Oleh : Febrianto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir

STANDAR PELAYANAN PELATIHAN RADIOGRAFI LEVEL I PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA NUKLIR

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM BAPETEN MELALUI PERUBAHAN KURIKULUM MAGISTER REKAYASA KESELAMATAN

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

B 040. Badan Tenaga Nuklir Nasional 2012

SKRIPSI PURBADI PUTRANTO DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 OLEH

PREHEATER ENGINEERING. MANUFACTURING Material According to ASME BPV Code Section II Manufacturing by precision machine (CNC)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR

Transkripsi:

KUALIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN DAN PERAWATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR Renaningsih Setjo Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Jl. Lebak Bulus Raya, Ps Jumat, Kotak Pos 7002 JKSKL, Jakarta Selatan 12070 Abstrak KUALIFIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN DAN PERAWATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR. Sesuai dengan rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia yang akan beroperasi pada tahun 2025, maka persiapan yang menyangkut infrastuktur, dan peraturan yang terkait dengan pembangunan PLTN sudah mulai dilakukan. Selain itu, penyiapan Sumber Daya Manusia ( SDM) yang akan terlibat di dalam periode konstruksi dan pengoperasian PLTN, baik sebagai operator, regulator, inspektor serta perawatan (maintenance), yang sangat terkait dengan keselamatan operasi PLTN harus dipersiapkan secepatnya. Peran personil UTR sangat penting dalam menjamin keselamatan operasi PLTN terutama dalam melakukan penilaian terhadap kualitas komponen/peralatan saat manufakturing, konstruksi dan keandalan komponen PLTN setelah beroperasi selama periode tertentu melalui pengujian UTR. Oleh karena itu Lembaga Sertifikasi Personil (LSP) yang berwewenang didalam melakukan sertifikasi dan kualifikasi personil UTR perlu mempersiapkan sistem dan persyaratan terkait bagi para inspektor yang akan terlibat didalam kegiatan pengujian komponen reaktor daya dengan cara mengadopsi sistem sertifikasi yang telah dilakukan oleh negara pengguna PLTN. Di dalam tulisan ini akan dibahas tentang pelatihan dan kualifikasi serta persyaratan yang harus dipenuhi personil UTR dalam pelaksanaan kegiatan pra dan in service inspection komponen PLTN Kata kunci : Uji Tak Rusak, PLTN, sertifikasi, kualifikasi, perawatan Abstract QUALICATION OF NON DESTRUCTIVE TESTING PERSONNEL FOR NUCLEAR POWER PLANT CONSTRUCTION AND MAINTENANCE. In accordance with a plan to build Indonesia's first nuclear power plant will be operational in 2025, the preparations concerning the infrastructure, and regulations related to construction of nuclear power plants have to be prepared.. In addition, the preparation of Human Resources who will be involved in the construction period and operation of nuclear plants, either as operators, regulators, inspectors and maintenance which is associated with the safety operation of nuclear power plants must be prepared as soon as possible. The role of NDT personnel is essential in ensuring the safety operation of nuclear power plants, especially in assessing the quality of components / equipment during manufacturing, construction and reliability of nuclear power plant components after operating for a certain period necessarily through NDT testing. Therefore Personnel Certification Bodies which is authorized and responsible for the certification and qualification of NDT personnel have to prepared system and related requirements especially for the inspectors to be involved in the power reactor component testing activities through the adoption of certification systems that have been established by the nuclear power plant users. In this paper, training and qualification as well as Renaningsih S. 139 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

requirements of NDT personnel that must be met in the implementation of pre and in service inspection of NPP components will be discussed.. Keywords: Non Destructive Testing, NPP, certification, qualification, maintenance PENDAHULUAN Dengan meningkatnya kebutuhan akan energi terutama energi listrik, dan meningkatnya polusi udara yang berdampak terhadap pemanasan global, serta semakin sadarnya masyarakat dunia tentang energi yang ramah lingkungan, maka pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak. Sesuai dengan rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia yang akan beroperasi pada tahun 2025, maka persiapan yang menyangkut infrastuktur, dan peraturan yang terkait dengan pembangunan PLTN sudah mulai disiapkan. Selain itu yang penyiapan Sumber Daya Manusia ( SDM) yang akan terlibat di dalam pengoperasian PLTN, baik sebagai operator, regulator/inspektor serta perawatan (maintenance), yang sangat terkait dengan keselamatan operasi PLTN merupakan suatu kegiatan yang harus dipersiapkan secepatnya. Keselamatan operasi suatu instalasi merupakan suatu hal yang terpenting dan merupakan prioritas utama. Keselamatan operasi Pembangkit tenaga listrik baik berbahan bakar fosil maupun nuklir akan terjamin apabila komponennya beroperasi secara andal dan reliabel. Untuk menjamin keandalan komponen suatu instalasi, perlu dilakukan pengujian UTR baik pada saat fabrikasi komponen, konstruksi dan perawatan. Telah diketahui bahwa personil yang terlibat dalam pelaksanaan pengujian dengan teknik Uji Tak Rusak (UTR) atau yang lebih populer dengan istilah Non Destructive Testing (NDT) harus mempunyai sertifikat sesuai dengan kompetensinya. Saat ini di dunia internasional, sertifikat personil UTR terdiri atas 3 level, yaitu level 1, level 2 dan level 3 ( level tertinggi), dimana masing masing level mempunyai tanggung jawab yang berbeda di dalam melaksanakan pengujian UTR di lapangan [2,3,4]. Sertifikat personil UTR biasanya dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Nasional ( National Certification Board) yang dikeluarkan oleh Asosiasi UTR. Sebagai contoh di Jepang, sertifikasi personil UTR dikeluarkan oleh JSNDI (Japanese Society for NDT Inspection). Di Perancis yang bertanggung jawab dalam hal sertifikasi personil UTR adalah COFREND (French Confederation for Non-Destructive Testing). Saat ini ada beberapa sistem sertifikasi yang diacu oleh beberapa negara seperti SNT TC 1 A (USA),. EN 473 ( Eropa) dan ISO 9712 [2,3,4] yang diakui oleh dunia internasional. Ada beberapa jenis sertifikat personil yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi, yaitu sertifikasi yang berlaku untuk pemeriksaan komponen industri secara umum dan sertifikasi spesifik untuk pengujian komponen tertentu. Di beberapa negara maju, pengujian UTR terhadap beberapa komponen kritis seperti bejana bertekanan yang beroperasi pada tekanan tinggi misalnya RPV (Reactor Pressure Vessel), boiler, dan komponen kritis aircraft ( misalnya landing gear, sayap) serta beberapa komponen reaktor yang terkontaminasi radiasi, memerlukan sertifikat spesifik (specific certificate). Dari sisi personil, mereka harus mampu memilih teknik atau metode UTR yang tepat untuk pengujian komponen khusus misalnya bejana tekan reaktor, supaya operator membutuhkan waktu yang sesingkat mungkin dalam melaksanakan pengujian, agar dosis yang diterima sekecil mungkin, dan membutuhkan keputusan yang cepat tentang hasil pengujian untuk menghindari durasi shut down yang terlalu lama. Dengan demikian beberapa kriteria atau persyaratan yang harus dipenuhi bagi personil atau operator yang terlibat didalam pengujian UTR komponen reaktor, antara lain : 1. Operator harus mengerti dan paham tentang persyaratan dan prosedur yang sangat spesifik terkait dengan pemeriksaan komponen reaktor 2. Operator harus mampu mengambil keputusan tentang komponen yang diuji dari hasil pengujian sesaat maupun data on line monitoring 3. Operator harus mampu menganalisa hasil pengujian dan melaporkan kepada pihak yang membutuhkan data pengujian 4. Operator harus mampu memilih dan menentukan teknik UTR yang paling sesuai dan memberikan hasil yang akurat dengan tempo pengujian yang singkat 5. Operator harus menguasai prosedur dan standar yang terkait dengan In Service Inspection Rules for Mechanical Components pada daerah nuklir (nuclear island) misalnya pada reaktor daya jenis Pressurized Water Reactor.. Mengingat Indonesia akan membangun PLTN, persiapan infrastruktur dan SDM yang akan terlibat baik dalam fabrikasi komponen, konstruksi dan STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 140 Renaningsih S.

operasi harus dipersiapkan sejak awal, sehingga Indonesia benar benar siap membangun dan mengoperasikan PLTN dengan aman. Didalam tulisan ini selanjutnya akan dibahas tentang kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh personil yang akan terlibat di dalam kegiatan pengujian terkait dengan pembangunan PLTN, dari sisi pelatihan, pengalaman serta durasi pelatihan yang diperlukan [1] oleh negara pengguna PLTN APLIKASI TEKNIK UTR UNTUK KOMPONEN REAKTOR DAYA. Saat ini beberapa metode inspeksi/pengujian yang diterapkan terhadap komponen reaktor daya pada periode operasi [1], yaitu : 1. Eddy Current Technique ( ET) pada pipa pembangkit uap (Steam Generator, SG) 2. Ultrasonic Testing ( UT) pada pengujian Tangki Reaktor bertekanan (Reactor Pressure Vessel,RPV) dengan peralatan khusus (advanced) maupun konvensional. 3. Leak Test ( LT) pada pipa pembangkit uap (steam generator) 4. Teknik Radiografi (Radiography Technique, RT) dan 5. Uji Visual ( VT) Tujuan spesifik dari pengujian dengan teknik UTR adalah untuk kontrol kualitas komponen PLTN pada saat fabrikasi/manufakturing seperti Steam Generator (SG), Reactor Pressure Vessel (RPV), Heat Exchanger, dan lain sebagainya. Pengujian UTR juga dilakukan pada saat ISI ( In Service Inspection) untuk pengkajian keandalan komponen reaktor yang kemungkinan telah mengalami degradasi akibat beban operasi seperti iradiasi netron, suhu dan tekanan tinggi maupun lingkungan kimia lainnya.. Komponen reaktor yang berkualitas tinggi (tidak mengandung defek) saat fabrikasi akan menjamin keandalan komponen pada saat beroperasi. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih akurat, biasanya dibuat simulasi dari komponen yang akan diperiksa, meliputi material, bentuk, tebal dan konfigurasi yang sama persis dengan komponen yang sebenarnya. Simulasi tersebut biasanya disebut dengan mockups. Mockups mengandung beberapa jenis cacat buatan yang sengaja dibuat, dimana jenis cacat yang dibuat merupakan cacat yang kemungkinan terjadi pada komponen akibat beban kerja pada saat operasi ( induced service defects). Misalnya retak pada tangki bertekanan atau pipa pembangkit uap yang kemungkinan terjadi akibat adnya tegangan sisa (residual stress) pada saat fabrikasi komponen. Mockups tersebut sangat penting untuk praktek pengujian pada saat pelatihan personil maupun pada uji kemampuan (practical examination) baik dari sisi operator maupun uji kemampuan peralatan UTR dalam mendeteteksi cacat buatan (artificial defects) atau uji profisiensi (proficiency test ) sebelum personil terlibat didalam pengujain komponen reaktor daya.. PERSYARATAN PELATIHAN, APLIKASI TEKNIK UTR PELATIHAN BAGI PERSONIL UTR Bagi semua personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan pengujian UTR komponen reaktor daya dari saat fabrikasi, konstruksi dan operasi harus memenuhi persyaratan antara lain telah mendapatkan kursus atau pendidikan khusus yang memadai dari perusahaan atau lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh LSP dengan tujuan untuk : 1. Meningkatkan kualitas dan tingkat kepercayaan serta keakuratan hasil pengujian sesuai dengan persyaratan standar untuk tujuan keselamatan 2. Menambah pengalaman dalam mengoperasikan peralatan mengikuti kemajuan teknologi peralatan Pelatihan yang diperlukan untuk personil UTR pada saat fabrikasi komponen dan konstruksi mengikuti ketentuan standar ISO 9712 atau EN 473 yang telah diadopsi menjadi SNI ISO 9712/2008 [4] dan silabus pelatihan mengikuti ISO /TR 25107 [3]. Lembaga pelatihan harus terakreditasi oleh LSP ( Lembaga Sertifikasi Personil) dan memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI ISO /TR25108 [5].. Bagi personil yang akan terlibat didalam perawatan komponen PLTN pada periode operasi, selain personil yang bersangkutan telah tersertifikasi oleh LSP sesuai dengan ISO 9712 atau EN 473 [2].. yang bersangkutan juga harus mengikuti pelatihan khusus baik oleh perusahaan atau lembaga pelatihan yang terakreditasi [1] Pelatihan khusus yang diikuti oleh personil yang akan terlibat didalam periode perawatan, adalah 1. Pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan peralatan dan mengerti tentang tata ruang (lay out) instalasi reaktor berdasarkan jenisnya misalnya Pressurised Water Reactor ( PWR), Boiling Water Reactor (BWR). 2. Pengetahuan tentang peralatan yang terkait dengan kegiatan inspeksi/pengujian 3. Pengetahuan tentang peraturan yang spesifik terkait dengan industri nuklir, seperti codes, standar, prosedur dan kondisi operasi yang spesifik terkait dengan perawatan reaktor daya Renaningsih S. 141 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

4. Metode analisa, interpretasi, dan pelaporan tertulis, dengan penggunaan perangkat lunak pada pengujian UTR teknologi maju, misalnya Ultrasonic Phased Array Technique, PERSYARATAN MENGIKUTI UJIAN KUALIFIKASI Personil yang terlibat dalam pengujian UTR pada kegiatan ISI, minimum telah tersertifikasi level 2 dan level 3 dari satu metode, atau lebih seperti Leak Test (LT), Radiografi Technique (RT), Ultrasonik Test (UT), Visual Test (VT) atau Eddy Current Testing (ET) sebagai kualifikasi dasar sesuai dengan skema yang diacu dan diakui secara nasional dan internasional. Sebagai contoh, personil UTR yang telah tersertifikasi sesuai skema ISO 9712/EN 473 [2] minimun harus mengikuti pelatihan dengan durasi untuk masing masing metode seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1: Tabel 1. Durasi Pelatihan berdasarkan Metode UTR ISO 9712, 2005) Metode UTR Level 1 (jam) Level 2 (jam) Level 3 (jam) ET 40 104 150 MT 16 40 60 PT 16 40 60 RT 40 120 160 UT 40 120 160 VT `16 40 64 LT a.pengetahuan dasar 8 24 36 b.metode tekanan 14 45 60 c.metode perunut gas 18 54 78 Catatan : durasi yang dipersyaratkan untuk setiap level bisa berkurang tergantung kepada latar belakang pendidikan kandidat. Durasi pelatihan termasuk teori dan praktek Tabel 2 : Pelatihan khusus untuk metode ET, UT, LT dan RT Pengalaman minimum dan Pelatihan lama kerja Metode Pengujian Spesifik ISI (jam) pada saat PLTN shutdown ET, Steam Generator (SG) 40 60 hari UT RPV ( Advanced Technique) 40 5 x operasi UT ( Konvensional) 40 60 hari LT-SG 40 5 x operasi RT 40 60 hari Catatan : Bagi personil UTR yang akan terlibat didalam perawatan komponen/peralatan reaktor daya, kandidat tersebut harus mengikuti pelatihan tambahan dengan durasi dan pengalaman yang diperlukan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2 sebelum mengikuti ujian kualifikasi [1] Pengertian operasi adalah kandidat telah berpartisipasi pada semua kegiatan yang terkait dengan inspeksi pipa pembangkit uap (SG). Yang dimaksud dengan pengalaman adalah kandidat pernah terlibat dalam pengujian ISI dimana yang bersangkutan bekerja dibawah tanggung jawab dan dibawah supervisi inspektor dengan sertifikat lebih tinggi.dalam metode yang sama. Pekerjaan yang dilakukan selama periode shutdown meliputi semua aktivitas yang dilakukan mulai dari inspeksi awal, inspeksi menyeluruh, inspeksi sebagian, dan inspeksi perawatan serta semua kalibrasi operasi dalam simulasi lingkungan yang disimulasikan atau lingkungan yang sebenarnya. Sedangkan untuk kandidat yang tersertifikasi level 3 personil, yang bersangkutan bisa langsung mengikuti ujian kualifikasi, namun ada persyaratan lain yang harus dipenuhi yaitu yang bersangkutan sudah berpengalaman seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 3: Tabel 3 : Minimum Pengalaman yang diperlukan Metode Pengalaman kerja selama shutdown ET - SG 30 hari UT - Advanced 3 x operasi UT - konvensional 30 hari LT - SG 3 x operasi RT 30 hari Catatan : Operasi artinya kandidat berpartisipasi pada semua aktivitas yang terkait dengan pemeriksaan SG. Pekerjaan yang dilakukan selama shutdown mencakup semua aktivitas yang dilaksanakan selama inspeksi awal, inspeksi sebagian dan menyeluruh,, sebagian dan inspeksi perawatan, baik pada kondisi operasi sebenarnya atau lingkungan yang disimulasikan Di beberapa negara pengguna PLTN, ada beberapa peraturan yang berbeda tentang persyaratan operator yang terlibat di dalam pengujian komponen reaktor daya. Namun secara umum operator harus sudah mempunyai sertifikat dasar ( basic certificate) level 2 atau 3 yang diakui secara nasional/internasional, kemudian yang bersangkutan pernah mengikuti pelatihan khusus terkait dengan ISI reaktor, serta lulus ujian kualifikasi dan profisiensi menggunakan mockups yang disesuaikan dengan jenis reaktor daya. STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 142 Renaningsih S.

UJIAN KUALIFIKASI. Kandidat yang telah tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Personil (LSP) nasional dan telah mengikuti pelatihan tambahan seperti yang ditunjukkan dalam tabel 2 dan 3, berhak mengikuti ujian kualifikasi agar bisa terlibat dalam kegiatan ISI komponen PLTN. Ujian tertulis diberikan kepada kandidat dalam 2 kategori yaitu ujian tentang pengetahuan umum UTR ( general examination) dan pengetahuan spesifik ( spesific examination). Soal dalam ujian spesifik menyangkut pengetahuan terkait dengan sektor industri dimana kandidat akan terlibat dalam pengujian. Misalnya untuk pengujian ISI reaktor daya, maka kandidat akan diberikan soal yang terkait dengan pengetahuan yang terkait dengan pengujian komponen PLTN yang meliputi metode UTR yang dipilih, pengetahuan standar ASME Section XI, dan lain sebagainya. Untuk ujian praktek dilakukan berdasarkan kemampuan kandidat dalam menggunakan prosedur, akuisisi data yang dibuat oleh kandidat dan cara untuk menyimpan data pengujian (magnetic type, optical disk dan lain sebagainya) serta kemampuan kandidat dalam mendeteksi artificial defecst dalam mockups. Soal ujian spesifik dipilih dari data bank soal dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice), dan essay seperti yang didefinisikan dalam Tabel 4. Sebagai contoh, di Perancis kandidat yang tersertifikasi sebagai level 2 oleh COFREND, materi ujian seperti tabel 4. Tabel 4 : Jumlah soal ujian dalam berbagai metode Metode Pilihan ganda (Multiple choice) Essay ET, SG 22 8 UT 22 8 (advanced) RPV UT 22 8 Knvensional RT 22 8 LT, SG tube 30 10 Selain ujian teori, ujian praktek pada setiap metode UTR diberikan kepada kandidat yang meliputi : ET : interpretasi signal and analisis dalam berbagai media perekaman ( kertas, maknetik, optikal) UT Advanced : interpretasi signal and analisis dalam berbagai jenis media perekaman (kertas, maknetik, optikal). Indikasi keluaran signal dari beberapa jenis konfigurasi. SG tube : Uji kebocoran dengan gas Helium, interpretasi, dan perekaman RT : pengetahuan tentang peralatan, membaca dan interpretasi 10 film radiograph serta 5 film dengan beberapa jenis defek. Konsep dari ujian praktek adalah untuk evaluasi kemampuan kandidat dalam mendeteksi defek dalam blok tes, identifikasi jenis serta ukuran defek, ketelitiannya serta kemempuan dalam membuat laporan tertulis tentang pengujian yang dilakukannya. Nilai yang diperlukan untuk lulus ujian kualifikasi tergantung pada dan pembobotan dari teori baik ujian pengetahuan umum (general), ujian spesifik (spesificexamination) maupun ujian praktek. Biasanya untuk lulus ujian dipersyaratkan bahwa nilai masing masing ujian minimum 70 %, dan nilai rerata dari ujian teori baik umum dan spesifik dan praktek minimum 70 % menurut RSNI IS0 9712/2008 [4]. KESIMPULAN : Untuk menjawab tantangan masyarakat yang saat ini masih resisten terhadap pembangunan PLTN terutama kekawatiran akan keselamatan operasi PLTN, maka persiapan akan SDM yang kompeten baik sebagai operator reaktor maupun inspektor yang terkait dengan keselamatan harus sudah dipersiapkan. Personil UTR yang akan terlibat di dalam penilaian kualitas komponen saat fabrikasi, konstruksi dan operasi PLTN perlu diberikan pelatihan yang memadai. Selain itu perlu dipersiapkan pula lembaga pelatihan baik dari perguruan tinggi maupun penyedia jasa pelatihan, atau Asosiasi Profesi UTR yang memenuhi persyaratan baik dari sisi silabus, peralatan UTR, fasilitas lain seperti test pieces dan mockups, serta instruktur yang kompeten sesuai dengan persyaratan internasional. Lembaga sertifikasi dan kualifikasi juga perlu merumuskan persyaratan yang diperlukan untuk melakukan kualifikasi personil UTR yang terkait dengan keselamatan operasi dengan cara mengadopsi sistem kualifikasi yang dilakukan oleh beberapa negara pengguna PLTN, disesuaikan dengan kondisi dan situasi nasional tanpa menurunkan kualitas namun tetap mengutamakan keselamatan operasi PLTN. DAFTAR PUSTAKA : 1. Pierre Henri SERMADIRAS et all Electricitie de France Labotarories Group, Position Of Non Destructive Testing Personnel For Application of the Operation Order for Renaningsih S. 143 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

NPP, Proceeding of 15th WCNDT, 2000 2. Anonym, EN 473, 2000 Non Destructive Testing,Qualification and Certification of NDT personnel General Principle 3. Anonym, RSNI: ISO/TR 25107: 2006 NDT Guidelines for NDT Training Syllabuses) 4. Anonym, SNI/ISO 9712/2008, Uji Tak Rusak Sistem Sertifikasi dan Kualifikasii Personil Uji Tak Rusak 5. Anonym, RSNI ISO/TR 25108, 2010, Uji Tak Rusak, Pedoman Untuk Lembaga Pelatihan Personil Uji Tak Rusak STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 144 Renaningsih S.