SABUN OBAT. Dra. Lely Sari Lubis Apt. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias

SABUN MANDI. Disusun Oleh : Nosafarma Muda (M )

PERBEDAAN KADAR FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR PUSAT KOTA DENGAN PINGGIRAN KOTA PADANG. Skripsi

ASEPTIC DAN ANTISEPTIC. FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF TRISAKTI Kelly Radiant

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

III. TEKNIK PEWARNAAN GRAM IDENTIFIKASI BAKTERI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.Permono. Ajar Membuat detergen bubuk, Penebar swadaya. Jakarta.

Halaman Judul + Biodata Pengusul Pembuatan sabun dengan memanfaatkan ekstrak lidah buaya sebagai bahan penghalus kulit.

PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

Kata Pengantar. Tim Penyusun. Kelompok 6 Kelas C

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. folikel rambut dan pori-pori kulit sehingga terjadi peradangan pada kulit.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

4 Hasil dan Pembahasan

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

PENGENDALIAN MIKROORGANISME

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGA. Nur Moh Ahadi

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

SKRIPSI KIKI ANDRIANI

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika. Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika.zip

BAB 1 PENDAHULUAN. kedelai yang tinggi protein, sedikit karbohidrat, mempunyai nilai gizi dan

I. SYARAT-SYARAT PEMBAWA/PELARUT HARUS INERT SECARA FARMAKOLOGI DAPAT DITERIMA DAN DISERAP DENGAN BAIK OLEH TUBUH TIDAK TOKSIS DALAM JUMLAH YANG DISUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sejarah Sabun. Seabad kemudian bangsa Spanyol sebagai pembuat sabun terkemuka di Eropa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis Makanan, Kosmetik Kosme & Perbekalan Farmasi S H A M P O O

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR DARI MINYAK

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

STERILISASI & DESINFEKSI

PEMBAGIAN SEDIAAN CAIR PER ORAL : ORAL : TOPIKAL : PARENTERAL : KHUSUS :

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SHAMPOO MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri farmasi berkembang pesat seiring dengan berkembangnya

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

Transkripsi:

SABUN OBAT Dra. Lely Sari Lubis Apt Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara I. Pendahuluan Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak dan telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci. Sabun telah ditemukan oleh orang Mesir kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Pembuatan sabun oleh suku bangsa Jerman dilaporkan Julius Caesar. Tehnik pembuatan sabun dilupakan orang dalam zaman kegelapan, namun ditemukan kembali selama zaman renaisance. Penggunaan sahun mulai meluas pada abad ke- 18. Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman yang lampau. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang modern saat ini, telah banyak pula sabun-sabun dibuat untuk maksud pencegahan atau pengobatan terhadap penyakitpenyakit kulit yang dikenal sebagai sabun untuk obat. Sebenarnya prinsip pembuatan sabun obat adalah sama dengan pembuatan sabun yakni suatu proses saponfikasi antara asam lemak tinggi dengan alkali seperti KOH, NaOH dan aminamin. Di formula sabun obat terdapat bahan obat yang digunakan sesuai dengan tujuan pengobatannya bahan-bahan obat yang ditambahkan berfungsi sebagai antiseptik, germisida ataupun bahan obat lainnya. Sehari-hari pemakaian sabun obat ini sering digunakan sebagai sabun mandi, di rumah-rumah sakit sering dipakai oleh para dokter dan perawat untuk mencuci tangan sebelum dan setelah melakukank operasi atau perawatan terhadap pasiennya. II Definisi Sabun Obat Berdasarkan definisi dari sabun dan dari obat, maka definisi sabun obat dapat dirumuskan sebagai berikut : Sabun obat adalah garam yang berasal dari suatu asam lemak tinggi yang bereaksikan dengan alkali dan ditambah dengan zat kimia, bahan obat yang berguna untuk mencegah, mengurangi ataupun menghilangkan/menyembuhkan penyakit dan atau gejala penyakit pada kulit. Untuk membuat sabun yang baik asam. lemak yang digunakan sebaiknya berupa campuran asam lemak yang berasal dari hewan dan tumbuhan dalam perbandingan 3:1 atau 4:1, setelah direaksikan dengan KOH akan menghasilkan sabun yang agak padat dan mudah larut dalam air. Bahan obat yang sering dipakai adalah yang bersifat desifektan ataupun antiseptika seperti turunan fenol,sufur,merkuriodiyodida dan lain-lain. III. Klarifikasi Sabun Obat 1. Sabun cair -Dibuat dari minyak kelapa -Alkali yang dipakai KOH -Bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar. 2003 Digitized by USU digital library 1

2. Sabun lunak - Dibuat dari minyak kelapa/minyak kelapa sawit dan minyak tumbuhan yang tidak jernih. - Alkali yang dipakai KOH - Seperti pasta dan sangat mudah larut 3. Sabun keras - Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang dikeraskan dengan proses hidrogenasi. - Asam lemaknya jenuh dan mempunyai BM tinggi. - Alkali yang dipakai NaOH - Sukar larut dalam air. IV. Efek Pengarub Alkali Sahlin yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH. Sabun yang terbuat dari alkali kuat (NaOH,KOH) mempunyai nilai ph 9.0-10,8 sedangkan sabun yang terbuat dari alkali lemah NH4OH) akan mempunyai nilai ph yang lebih rendah yaitu 8,0-9,5. V. Sabun Obat Sabun merupakan alat pembersih yang baik yang telah lama digunakan orang, karena dapat menghilangkan kotoran-kotoran seperti debu, bakteri, dan sisa metabolisma/keringat, sehingga dapat mencegah infeksi pada kulit. Nilai yang tertinggi dari sabun sebagai pembersih ialah kesanggupannya untuk melarutkan dan menghilangkan kotoran. Pembersihan kulit dengan sahlin merupakan langkah pertama dalam praktek dermatologik, sebab pemakaian obat-obatan pada kulit yang keras dan bersisik tidak akan berhasil karena terhalangnya hubungan obat dengan kulit. Dr. Zulzberger mengatakan bila terdapat eksim pada bayi, maka alkali yang terdapat dalam sabun akan mempengaruhi kulit bayi. Dianjurkan agar menggunakan sabun yang netral untuk membersihkan pakaian bayi. Bila membersihkan tangan dengan menggunakan buih sabun yang banyak akan dapat memusnahkan semua streptococcus yang melekat pada permukaan kulit. Setelah dilakukan penyelidikan diketahui bahwa kemampuan sabun untuk membersihkan bakteri pada kulit tidak sempurna. Bakteri yang tertinggal setelah dibersihkan dengan sabun akan hilang bila terus dibersihkan beberapa lama dengan merendamnya dalam air hangat selama lebih kurang sepuluh menit, kemudian digosok dengan bros halus secara merata dan dilanjutkan dengan sabun yang lunak selama lebih kurang enam menit secara teratur. Berkurangnya bakteri bergantung pada : a. Jumlah dari kekuatan bros sabun yang dipakai. b. Jenis dan kualitas sabun c. Kesterilan dan suhu air. Sabun sebagai suppositoria di rumah tangga merupakan sabun yang baik untuk pelincir bila sukar buang air besar. Untuk pencegahan penyakit kelamin, dokter menganjurkan agar menggunakan sabun cair yang netral pada pennukaan terbuka selama beberapa waktu. Penyakit kudis dapat dibersihkan dengan menggunakan sabun yang mengandung sulfur. Khususnya pada sabun digunakan untuk mengobati penyakit kulit sesuai dengan kegunaan dari obat yang ditambahkan. Beberapa penyakit yang umum terdapat di kulit : 1. Yang disebabkan oleh bakteri a. Jerawat (acne) 2003 Digitized by USU digital library 2

b. Kudis c. Alergi 2. Yang disebabkan oleh jamur a. Panu b. Kurap Jadi kegunaan sabun obat adalah untuk membersihkan tubuh sebab dengan kebersihan tubuh dan lingkungannya maka kemungkinan untuk mudahnya terkena penyakit akan berkurang dan tingkat kesehatannya akan meninggi. Hal ini terlihat pada waktu perang, akibat kekurangan sabun akan terlihat penyakit epidemi di mana-mana. Atau juga terlihat pada desa-desa yang kekurangan sabun akan dijumpai jumlah penyakit kulit yang meninggi. VI. Pengaruh Sabun Obat Terhadap Kulit Pengaruh sabun obat terhadap kulit antara lain : 1. Menghilangkan bakteri pada tempat pemakainya. 2. Pengaruh alkali alkali padakulit 3. Pengaruh akibat rangsangan sabun yang terrbuat dengan asam asam lemak tertentu. 4. Kemungkinan terjadinya alergi. 5. Perubahan sifat kulit setelah dibersihkan dengan sabun. ad.1. Menghilangkan bakteri pada tempat pemakainya Sabun sendiri tanpa menggunakan obat anti dapat menghilangkan bakteri ada tempat pemakainya. Adanya debu, minyak dan peninggalan epitel pada kulit merupakan tempat kehidupan bakteri. Dengan menggunakan sabun yang tak ada antiseptisnya akan dapat membinasakan bakteri bakteri. ad.2. Pengaruh alkali- alkali pada kulit Beberapa penyelidik mengetahui bahwa alkali dapat merusak kulit dibandingkan dengan menghilangkan bahan berminyak dari kulit. Sungguh pun demikian dalam penggunaan sabun dengan air akan terjadi proses hidrolis sehingga mendapatkan sabun yang baik maka diukur sifat alkalisnya yakni ph 5,8-10,5. Pada kulit yang normal kemungkinan pengaruh alkali lebih banyak. Beberapa penyakit kulit sensitif terhadap reaksi alkalis, dalam hal ini pemakaian cairan sabun merupakan kontra indikasi. ph kulit normal antara 3-6, tetapi hila dicuci dengan sabun ph menjadi 9, walaupun kulit cepat bertukar kembali menjadi normal mungkin perobahan ini tidak diinginkan pada penyakit kulit tertentu. ad.3. Pengaruh akibat rangsangan sabun yang terbuat dengan asam-asam lemak tertentu. Wanita sangat menginginkan menggunakan sabun dalam bentuk cairan, sebab bentuk cairan memberikan busa yang cukup banyak. Sabun yang banyak mengandung busa, terutama pada sabun cair yang terbuat dari minyak kelapa/kopra ini biasanya menyebabkan rangsangan dan memungkinkan penyebab dermatitis bila dipakai. Oleh karena itulah diganti dengan minyak zaitun dan minyak kacang kedele atau lainnya yang dapat menghasilkan sabun lebih lembut dan baik ditinjau dari ilmu kedokteran. Tetapi para pemakai kurang menyukainya sebab sabun ini kelarutannya rendah dan tidak memberikan busa yang banyak. 2003 Digitized by USU digital library 3

ad.4. Kemungkinan terjadinya alergi Sabun sendiri tidaklah menimbulkan penyebab alergi, tetapi ada juga yang dapat menimbulkan alergi yang mungkin disebabkan oleh bahan-bahan baku yang digunakan. Hal ini timbul kemungkinan disebabkan oleh bahan dasar ataupun bahanbahan tambahan seperti bahan pewarna, pewangi, pengawet, dan obat-obatan pada sabun yang tidak sesuai pada kulit seseorang, sehingga menimbulkan alergi yang mungkin disebabkan oleh bahan-bahan baku yang digunakan. Hal ini timbul kemungkinan disebabkan oleh bahan dasar ataupun bahan- bahan tambahan seperti bahan pewarna, pewangi, pengawet, dan obat-obatan pada sabun yang tidak sesuai pada kulit seseorang, sehingga menimbulkan alergi. ad.5. Perubahan sifat kulit setelah dibersihkan dengan sabun Sabun yang dilarutkan dengan campuran garam Mg, dan Ca, yang terdapat dalam air akan membentuk sabun yang tidak dapat larut sehinggga sukar untuk dihilangkan. Selain itu akan membentuk lapisan suram pada rambut dan mengakibatkan rambut menjadi keras. Yang paling baik adalah bila sabun dilarutkan dalam air biasa sehingga keadaan ini dapat diatasi. VII.Bahan-bahan Yang Ditambahkan Pada Sabun Obat Tergantung pada tujuan pemakaiannya, maka bahan obat yang dapat ditambahkan pada sabun berupa : 1. Desinfektan ataupun antiseptik 2. Germisida (antifungi) 3. Bahan obat lainnya. 1.Desinfektan ataupun antifungi Desinfektan adalah suatu zat kimia yang dapat membebaskan benda-benda dari mikroorganisma yang dapat menimbulkan infeksi. Antitiseptik adalah suatu zat kimia yang dapat melawan pembusukan yang disebabkan oleh mikroorganisma yang patogen atau non patogen terhadap tubuh.contotohnya Heksalofen,sulfur. Kedua zat kimia ini digolongkan sebagai obat-obat anti infeksi sebab dapat mencegah infeksi dan pembusukan yang disebabkan mikroorganisme yang patogen patogen. Cara kerja zat kimia ini adalah dengan menghambat pertumbuhan membunuh mikroorganisme tersebut. 2.Germisida (anti fungi) Germisida (anti fungi) adalah suatu bahan obat yang kerjanya dapat membasmi jamur pada tubuh. Pengobatan jamur di kulit adalah dengan menggunakan obat anti fungi dalam bentuk cream, suspensi dan sabun. Sabun-sabun yang digunakan sebagai anti fungi sama dengan sabun antiseptik. Asam salisilat karena berkhasiat sebagai fungisida sering dipakai pada sabun anti fungi. 3. Bahan obat lainnya Selain bahan-bahan di atas. masih banyak lagi bahan-bahan lain yang ditambahkan pada sabun yang bisa bekerja untuk mengobati penyakit kulit misalnya sulfur dan lanolin. - Sulfur digunakan sebagai obat untuk mencegah/menyembuhkan penyakit kulit seperti kudis. untuk ini sabun yang digunakan harus mengandung 12 gram sulfur. 2003 Digitized by USU digital library 4

- Lanolin merupakan zat yang terdapat pada sabun yang digunakan untuk mengobati rambut yang keras. kaku, kering dan tidak berminyak. agar rambut menjadi lembut, berkilat dan mudah diatur atau disisir. VIII. Beberapa Contoh Preparat-Preparat Sabun Obat Pada umumnya preparat dari sabun obat banyak digunakan sebagai sabun antiseptik lokal yang didalam perdagangan dikenal sebagai sabun mandi. Contoh preparat-preparat sabun mandi obat adalah : 1. Sabun lifebuoy. : Puralin (Thiurad, Thioson. Thylate. Tiuramil. Pamasol) : Massa sabun yang padat. : Sebagai sabun mandi, antiseptis, untuk membersihkan tangan bagi dokter dan perawat sewaktu merawat orang sakit. : PT. Unilever Indonesia Surabaya. 2. Sabun Asepso : 3% merkuri diyodida : Sebagai sabun mandi, antiseptis, dan germisida. Untuk membersihkan tangan bagi dokter dan perawat sewaktu mengoperasi/merawat orang sakit. : Edward Cook & Co.Ltd-England. 3. Sahlin Savlon 4. Sahlin Oilatum 5. Sabun Resolin : 17,5% Cetrimide B.P. : Massa sabun yang padat : Sahun mandi dan antiseptik : PT.I.C.I. Farmasi Indonesia : mengandung 7,5% protein bebas : hand size 4,1 Oz, bath size 6,2 oz : Untuk membersihkan dan menghilangkan kekeringan pada kulit akibat rangsangan tertentu. : Stiefel Laboratories Inc. New York. : Resorsin Sulfur Salicylic acid : Massa sabun yang padat : Sebagai detergen keratolitik, pelindung, kulit dan pengobatan jerawat. : Schieffelin & Co. New York. 6. Sabun Fostex : Hexachlorofen 1 % Sulfur 2% Salicylic acid 2% : massa sabun yang padat. : mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur. 2003 Digitized by USU digital library 5

7. Sabun Dial : Westward U.S.A. : Hexachlorofen : massa sabun yang padat : sabun antiseptik : Armour U.S.A 8. Sabun Acne Aid Detergent : Hypo allergenic blend dari sabun netral dan surfaktan : 4,1 oz per batang (balok) : Pembersihan lemak pada kulit membantu membukakan pori-pori, mengobati jerawat. Produser : Stiefel Laboratories Inc. cak Hill-New York. 9.Sabun Juhwa : Mengandung asam borax : Massa sabun yang padat : Sabun germicide : Cina. DAFTAR PUSTAKA 1 Fessenden, RJ., Fessenden, J.S., (1989), "Kimia Organik:", Penerbit Erlangga,Jakarta, hal. 409-415 2. Reddish, G.F., (1961), "Antiseptic, Desinfectan, Fungicida and Chemical, Physical Sterilization", Lea dan Febiger, Hal. 377, 394, 506, 558, 560 3. F'oye, W.O., (1995), "Kimia Medisinal", Gajah Mada University Press, Hal. 1463-1469. 4. Siswandono, M.S., Soekardjo Barnbang., (1995), "Kimia Medisinal", Airlangga University Press, hal 245-260 2003 Digitized by USU digital library 6