Seseorang yang berat badannya 20% lebih tinggi berat badan normal dianggap mengalami obesitas. Metode yang paling berguna dan paling banyak digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran konsep diri anak usia sekolah yang mengalami obesitas di wilayah Tembalang Semarang ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu permasalahan kesehatan gigi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi berlebihnya lemak dalam tubuh yang sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan disekolah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga remaja (Depkes RI, 1999). dengan cepat dan berbeda pada setiap individunya (Nanik, 2012) dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN.

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang dewasa dan usia balita. Jika kegemukan terjadi pada masa balita

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK USIA 5-15 TAHUN. Sri Kartini. Program Studi Anafarma Universitas Abdurrab ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah


BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DI TK PLUS AL KAUTSAR MALANG. Hani Riska Ariyanti *)

BAB I PENDAHULUAN. anak remaja yang dimulai pada usia 12 tahun yaitu pada jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang diakibatkan oleh akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sudoyo, 2007). Obesitas adalah keadaan yang kelebihan berat badan relatif seseorang sebagai akibat penumpukan oleh zat gizi terutama karbohidrat, lemak dan protein. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan energi (Krisno, 2002). Kegemukan (Overweight) dan obesitas merupakan dua hal yang berbeda, Overweigh adalah kelebihan berat badan, akan tetapi sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah ketidakseimbangan antara jumlah makanan yang masuk dengan dibandingkan oleh pengeluaran energi tubuh. Orang yang kegemukan biasanya memiliki berat badan yang berlebihan yang diakibatkan oleh penimbunan lemak yang berlebih. Kedua hal ini sama-sama menunjukkan adanya penumpukan lemak yang berlebihan didalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) (Misnandiarly, 2007). Pada masa sekarang ini obesitas adalah permasalahan umum yang dialami anak-anak ( Troiano, dkk, 1995 dalam Nirwana, 2012). Salah satu penyebabnya adalah pada perilaku anak yang menetap, seperti aktifitas yang menggunakan sedikit energi, genetik faktor keturunan dari orang tua, terutama pada faktor lingkungan makanan tinggi kalori selalu tersedia dan aktifitas fisik tidak terlalu diperhatikan. Anak-anak sebagian besar lebih menyukai makanan cepat saji atau fast food (Nirwana, 2012). Obesitas pada anak merupakan masalah besar di negara berkembang termasuk di Indonesia. Penelitian di Indonesia menunjukkan prevalensi obesitas pada anak-anak usia sekolah sebesar 5%, dimana Sjarif dkk 2005 dalam penelitian (Adiseno, 2010) mendapatkan prevalensi terbesar terdapat pada kota Jakarta (25%), Semarang (24,3%), Medan (17,7%) dan Palembang (13,2%). 1

Seseorang yang berat badannya 20% lebih tinggi berat badan normal dianggap mengalami obesitas. Metode yang paling berguna dan paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas atau overweight adalah menghitung Body Mass Index (BMI)atau Index Massa Tubuh(IMT). The World Health Organization (WHO) pada tahun 1997, The National Institutes of Health (NIH) pada tahun 1998 dan The Expert Committee on Clinical Guidelines for overweight in adolescent Preventive Services telah merekomendasikan Body Mass Index (BMI) atau Indeks MasaTubuh (IMT) sebagai baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja di atas usia 2 tahun. IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan Indeks Quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m 2 ). Persentil-persentil ke- 85 dan ke-95, jadi klasifikasi IMT terhadap umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut : persentil ke-85 - <persentil ke- 95 adalah overweight; dan persentil ke- 95 adalah gemuk atau obesitas. Salah satu kelompok umur yang berisiko terjadinya gizi lebih adalah anak umur usia sekolah. Hasil penelitian Husaini dalam (Hamam, 2005) mengatakan bahwa 50 anak lakilaki yang mengalami gizi lebih 86% akan tetap obesitas hingga dewasa dan dari 50 anak perempuan yang obesitas akan tetap obesitas sebanyak 80% hingga dewasa. Obesitas permanen, cenderung akan terjadi bila kemunculannya pada saat anak berusia 5 7 tahun dan anak berusia 4 11 tahun, maka hal ini dapat dilakukan pencegahan terhadap gizi lebih dan obesitas sejak dini pada usia sekolah (Aritonang, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Djer (1998) di Jakarta menemukan kasus obesitas pada anak umur 6-12 tahun sebanyak 4 %. Selain itu, penanganan obesitas pada anak juga membutuhkan keahlian khusus karena anak masih dalam masa pertumbuhan, Oleh karena itu upaya yang diperhatikan adalah mencegah terjadinya obesitas pada anak sedini mungkin. Peranan orang tua dan guru di butuhkan dalam mengawasi pertumbuhan anak. Obesitas juga mempengaruhi faktor kejiwaan anak yakni menciptakan rasa kurang percaya diri, depresi, dan pasif karena sering tidak dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Gangguan kejiwaan ini dapat memperparah obesitas anak bila anak melampiaskan stress yang dialaminya ke makanan (Manuaba, 2004). Dari aspek psikologis, anak gemuk akan merasa kurang percaya diri dalam bersosialisasi 2

karena merasa tubuhnya lebih besar dari teman sebayanya, sehingga untuk bergerak menjadi lambat, berkeringat berlebihan dan menganggap dirinya tidak menarik karena sering diejek teman-temannya (Antari, 2006). Konsep diri meliputi citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran diri, identitas diri. Citra tubuh pada anak usia sekolah mulai belajar tentang struktur dan fungsi tubuh internal dan menyadari perbedaan dalam ukuran dan konfigurasi tubuh. Usia anak sekolah semakin sangat menyadari harga diri sebagai perbedaan antara kemampuan mereka dan kemampuan anak merasa diterima oleh orang dewasa dan teman sebaya di luar keluarga, melalui umpan balik positif meningkatkan harga diri mereka. Peran diri umpan balik lebih banyak di dapatkan anak dari teman sebaya. Pada anak usia sekolah mampu berkembang dengan adanya sosialisasi dan mampu beradaptasi diri sendiri pada tuntutan sosial yang dibebankan. Pada masa kanak-kanak masa pertengahan 6-12 tahun, tahap kognitifnya pada operasional konkret, anak mampu berpikir induktif dan logis (7-11 tahun) (Wong, 2008). Selama sosialisasi anak umumnya mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk berfungsi dalam banyak peran, sehingga sosialisasi yang tidak berhasil adalah ketidakmampuan untuk berfungsi seperti yang dapat diterima oleh nilai masyarakat, maka hal itu dapat mempengaruhi pencapaian identitas kurang baik untuk hubungan yang intim karena identitas diekspresikan dalam berhubungan dengan orang. Kasus anak yang mengalami obesitas atau kelebihan berat gizi, identik dengan kemakmuran atau status sosial ekonomi tinggi. Kasus obesitas pada anak usia sekolah ( 6-12 tahun) di wilayah Tembalang cukup banyak terjadi, ada sekitar 9,7% pada anak lakilaki dan perempuan 9,55%. Sedangkan Jumlah sekolah dasar dari 33 SD terdapat 7 berlokasi perkotaan diantaranya adalah Sendangmulyo, Bulusan, Sambiroto, Kedungmundu, Sendangguwo, Tembalang, Tandang sedangkan berlokasi pedesaan ada 5 yaitu Rowosari, Mangunharjo, Kramas, Meteseh, Jangli. Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran konsep diri anak usia sekolah yang mengalami obesitas di wilayah Tembalang Semarang. B. Rumusan Masalah Anak obesitas memandang dirinya tidak menarik karena sering diejek oleh temantemannya. Jika hal ini tidak segera diantisipasi akan mempengaruhi kejiwaan anak. 3

Sehingga dapat dirumuskan masalah bagaimana Gambaran Konsep Diri Anak Usia Sekolah yang mengalami Obesitas di wilayah Tembalang Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk Mengetahui Gambaran Konsep Diri Pada Anak Usia Sekolah yang mengalami Obesitas di wilayah Tembalang Semarang 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan citra diri anak sekolah dasar yang mengalami obesitas di wilayah Tembalang b. Mendeskripsikan ideal diri anak sekolah dasar yang mengalami obesitas di wilayah Tembalang c. Mendeskripsikan harga diri anak sekolah dasar yang mengalami obesitas di wilayah Tembalang d. Mendeskripsikan peran diri anak sekolah dasar yang mengalami obesitas di wilayah Tembalang e. Mendeskripsikan identitas diri anak sekolah dasar yang mengalami obesitas di wilayah Tembalang. D. Manfaat Penelitian 1. Masyarakat Meningkat kesadaran tentang masalah gizi, terutama gizi berlebih, sehingga perlu tindakan antisipasi / preventif agar tidak ada gangguan pertumbuhan pada anak. 2. Keluarga Penyediaan makanan yang proposional untuk anak usia sekolah dan menerapkan polapola hidup yang sehat dalam keluarga yaitu dengan tidak menyajikan makanan cepat saji, makanan tinggi kalori. 4

3. Bidang Ilmu Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian adalah ilmu keperawatan jiwa, keperawatan komunitas pada agregrat usia sekolah, ilmu gizi ( Nutrisi). 5

Keaslian Penelitian No Judul dan Nama Peneliti,Tahun 1. Hubungan Antara Obesitas Dengan tingkat Perkembangan Anak Usia Prasekolah (4-6Tahun) di TK Plus Alkautsar Malang Ariyanti, Hani Riska. 2007 2. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegemukan pada usia 6-14 tahun diprovinsi Sumatera Selatan Musadat, Anwar.2010 Variabel Metode Hasil Simpulan Dependent Analitik Uji:Chi Square Terdapat hubungan yang observasional p valuea dalah Bermakna antara obesitas dengan tingkat dengan 0,041. perkembangan anak usia prasekolah melalui di TK Plus Al Kautsar Malang dengan nilai p pendekatancr value adalah 0,041 oss Sectional. Independent Independent Observasiona Ada hubungan Yang berpengaruh terhadap kegemukan adalah l dengan nyata (p<0,05) aktifitas fisik (OR=1.1491)artinya anak yang desain cross antara jenis aktifitas fisiknya kurang mempunyai risiko untuk sectional kelamin,umur,a gemuk 1.1492 kali dibandingkan dengan aktifitas ktifitas fisik fisiknya cukup anak,kebiaaan makan buah,kebiasaan makanan berlemak,imt orang tua,konsumsi 6

energi perkapita, konsumsi protein perkapita dengan kegemukan. 3. Faktor risiko obesitas pada Independent Sumber data Prevalensi Faktor risiko yang paling berhubungan dengan anak 5-15 tahun di sekunder data obesitas obesitas pada anak usia 5-15 tahun adalah tingkat indonesia Riset (persentil>95) pendidikan anak setelah dikontrol oleh variable Sartika, Ratu ayu KesehatanDa pada anak jeniskelamin, riwayat obesitas ayah, kebiasaan dewi.2007 sar rentang usia 5- olah raga dan merokok serta asupan protein. (Riskesdas) 15 tahun sebesar 8,3% 4. Perilaku ibu terhadap Dependent Wawancara Pengetahuan Upaya mengatasi obesitas pada usia anak dasar obesitas pada anak usia mendalam( informan belum adalah sangat bervariasi,mulai dari mengatur pola sekolah dasar SD Pertiwi in-depth memadai makanananak,olahraga,juga menerapkan program kecamatan Medan Barat interview) dimana masih diet Marpaung, lidia.2007 sebagian informan yang mengetahui pengertian obesitas secara 7

definisi 5. Pengaruh pola Dependent Stratified Ada pengaruh Variable asupan lemak ( OR=96,46) konsumsi,aktifitas fisik dan random signifikan keturunan terhadap kejadian sampling antara asupan obesitas pada siswa Sekolah energi Dasar swasta di kecamatan (p=0,0001;or= Medan Baru kota Medan 28,26),asupan Simatupang,M romauli. lemak 2008 (p=0,0001;or= 24,59),asupan energi,(p=0,000 1;OR=2,72),fre kuensi makan (p=0,0001;or= 59,33),jenis makanan(p=0,0 001;OR=34,15, aktifitas sedang(p=0,000 1;OR=17,33),ak tifitas berat(p=0,0001; OR=26,41,sratu 8

s gizi bapak(p=0,001; OR=3,63),status gizi ibu(p=0,0001;o R2,68) 6. Gambaran konsep diri pada Dependent Analitik case Konsep diri Citra diri yang kurang baik dengan nilai rata- anak usia sekolah yang mengalami obesitas di wilayah Tembalang Semarang Dewi winarsih, 2012 control retrospective pada anak usia sekolah dasar baik, kecuali pada citra dirinya dengan nilai mean rata 16,25, harga diri baik dengan nilai mean 21,23, ideal diri yang baik baik nilai mean 13,9661, peran diri baik dengan nilai mean 17,440, identitas yang baik dengan nilai mean 16,254. 16,25. 9

10