STUDI KUALITAS HASIL PENGOLAHAN AIR LIMBAH - KASUS SALAH SATU HOTEL BERBINTANG DI BALI Oleh: N. Sudipa 1), M.S. Mahendra 2) dan I.B.

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei melalui kegiatan wawancara,

ANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET

Simulasi Penentuan Indeks Pencemaran dan Indeks Kualitas Air (NSF-WQI)

IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR DAN ANALISIS KUALITAS AIR TUKAD SABA PROVINSI BALI

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

III. METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 26 TAHUN 2001 TENTANG

KAJIAN MUTU AIR MENGGUNAKAN PROYEKSI VARIASI DEBIT PADA SUNGAI PELUS DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN (IP)

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG)

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR GALI DI KAWASAN PARIWISATA SANUR

STATUS TROFIK PERAIRAN RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna memperoleh gelar Sarjana Sains

IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR DAN ANALISIS KUALITAS AIR TUKAD YEH SUNGI DI KABUPATEN TABANAN DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN


KAJIAN MUTU AIR PADA PROYEKSI DEBIT TERENDAH DENGAN METODENATIONAL SANITATION FOUNDATION S WATER QUALITY INDEX(NSF-WQI) DI SUNGAI PELUS

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

STATUS KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR KAWASAN PENAMBANGAN PASIR DI SUNGAI BATANG ALAI DESA WAWAI KALIMANTAN SELATAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Baku Mutu Air Limbah. Migas. Panas Bumi.

EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 65 TAHUN 1999

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: IPAL Komunal Gerbang, Parameter Kimia, Bakteri Total Coliform

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB IV METODE PENELITIAN

EFFISIENSI COOLING POND UNTUK PENURUNAN KONSENTRASI PHENOL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR BUANGAN

III. METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ISSN Analisis Karakteristik Sampah dan Limbah Cair Pasar Badung dalam Upaya Pemilihan Sistem Pengelolaannya

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL

ANALISA STATUS MUTU AIR DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI WANGGU KOTA KENDARI

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

KONDISI PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI BABON SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KADAR NITRAT (NO 3 ) DAN NITRIT (NO 2 ) DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER PADA BALAI RISET STANDARDISASI

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 157A/KPTS/1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB V HASIL PENELITIAN. Kota Denpasar terletak diantara 08 35"31' "49' Lintang Selatan dan

TEKNIK ANALISIS DATA PARAMETER FISIKA KIMIA AIR DI SUNGAI KAMPAR KANAN, PROPINSI RIAU MENGGUNAKAN WATER QUALITY INDEX

Acta Aquatica, 4:2 (Oktober, 2017): Acta Aquatica. Aquatic Sciences Journal

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

VI. ESTIMASI MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) Besar kecilnya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

Analisis Bakteriologis Kualitas Air Sumur di Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

ANALISIS BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CIHIDEUNG SEBAGAI BAHAN BAKU PENGOLAHAN AIR DI KAMPUS IPB DARMAGA ETTY SARIWATI

Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

BAB I PENDAHULUAN. air. Dalam proses metabolisme, sistem jaringan semua memerlukan air. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-42/MENLH/10/1996 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

Transkripsi:

STUDI KUALITAS HASIL PENGOLAHAN AIR LIMBAH - KASUS SALAH SATU HOTEL BERBINTANG DI BALI Oleh: N. Sudipa 1), M.S. Mahendra 2) dan I.B. Sudana 2) 1) Fakultas Teknik Universitas Mahendradata 2) Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Unud ABSTRAK Hotel sebagai sarana penunjang pariwisata menghasilkan limbah cair seiring dengan air bersih yang digunakan. Industri pariwisata sebagai penyumbang terbesar pendapatan daerah ditengarai sebagai perusak dan pencemar lingkungan yang paling tinggi di Bali. Hal ini menarik perhatian penulis untuk meneliti kualitas hasil pengolahan air limbah, serta secara khusus mengetahui kualitas bakteriologis dan kimianya, karena kualitas hasil pengolahan air limbah pada hotel yang sangat berpengaruh terhadap air sungai yang telah tercemar secara fisik, kima dan mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air sungai pada outlet yang terdekat dengan salah satu hotel berbintang (hulu) dan pada bagian hilir sungai. Metodologi penelitian ini adalah menganalisis air limbah hotel berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995. Menganalisis hasil pengolahan air limbah dan air sungai berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Dari pemeriksaan air diperoleh hasil sebagai berikut: untuk sampel yang diambil pada minggu I-III sebelum pengolahan pada IPAL hotel semuanya termasuk katagori cemar berat. Sampel air yang diambil sesudah pengolahan termasuk katagori cemar berat berdasarkan kriteria mutu air kelas I, II, III dan IV. IP terendah 13,39 dan tertinggi 22,15. Sampel air yang diambil pada bagian hilir termasuk katagori cemar ringan untuk kriteria mutu air kelas I dan memenuhi kriteria mutu untuk kriteria mutu air kelas II, III, dan IV. Sampel air yang diambil pada bagian hulu termasuk katagori cemar ringan untuk kriteria mutu air kelas I dan dan memenuhi kriteria mutu untuk kriteria mutu air kelas II, III, dan IV. Indeks Pencemaran pada hasil pengolahan air limbah di hotel tidak berdampak terhadap kualitas air sungai. Kata Kunci : Indeks Pencemaran, IPAL, Limbah, Mutu Air, Pencemaran. ABSTRACT Water is well thought-out as one of the basic need of human life. Beside its significant role in income contribution in the region, tourism industry is almost blamed as an environmental demolisher and polluter in Bali. This matter writer interest for research something result quality waste water processing at one case hotel and specific as know bacteriology and chemistry quality, because the result of quality hotel waste water processing very influential about water of river already polluted as physical, chemistry and bacteriology. The study aimed to investigate water quality of Ayung River at the nearest outlet of a star hotel STP and at upper-site rive.. The research of methodology is hotel waste water analysis be based on the Minister of Environment Life Regulation number 52, 1995. Analysis result waste water process and water ofr river be based on Government Regulation number 82, 2001. ECOTROPHIC VOLUME 1 NO. 2 NOVEMBER 2006 1

The water analysis results evidently showed that water sample taken during the 1 st - 3 th weeks before processing at hotel s STP were classified as heavily polluted based on water quality class I, II, III, and IV, with lowest pollution index (PI) of 33.23 and highest at 42.56. Amazingly, samples taken after STP processing were categorized as heavily polluted as well, based on water quality class I II, III, and IV. The lowest PI was 13.4 and the highest at 22,15. Water sample taken at the nearest STP outlet at river was categorized as slightly polluted based on water quality class I and fill quality criteria based on water quality class II, III, and IV. Water sample taken at upper-site of Ayung River was categorized as slightly polluted based on water quality class I, and fill quality criteria polluted based on criteria of water quality class II, III, and IV. Key Words: Pollution Index, WWTP, Waste, Water Quality, Pollution. PENDAHULUAN Air adalah esensial untuk kehidupan, kebutuhan air tidak hanya menyangkut kuantitas, melainkan juga kualitas dan kontinyuitasnya. Disamping bermanfaat secara positif yang dapat mempertahankan kehidupan, namum apabila pengelolaannya kurang baik dan air tercemar oleh bahan-bahan yang berbahaya maka air dapat berakibat buruk bagi kehidupan (Soemarwoto, 2001). Salah satu industri di Provinsi Bali yang mampu memberikan dampak terhadap perkembangan ekonomi kurang lebih 75 % adalah industri pariwisata (Darmawan, 2002). Industri pariwisata membutuhkan air yang sangat besar jumlahnya. Disamping sebagai penyumbang terbesar pendapatan daerah (Bali khususnya), industri pariwisata juga dikawatirkan sebagai perusak dan pencemar lingkungan yang tinggi di Bali. Sebut saja pemberitaan di media masa tentang hotel yang membuang limbahnya ke sungai, laut yang tanpa diolah sebelum dibuang (Dalem, 2004). Kegiatan industri pariwisata tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Dalam kegiatan industri pariwisata air dipergunakan untuk kegiatan MCK, laundry, aktivitas dapur/ restoran, dan aktivitas kebun (landskap hotel). Limbah yang dihasilkannya tidak layak dibuang langsung ke lingkungan, seharus diolah untuk kelayakan bahkan dapat dipergunakan kembali seperti untuk menyiram kebun sebagai salah satu upaya penghematan penggunaan air atau dibuang kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air lingkungan. Proses daur ulang limbah industri atau Water Treatment Recycle Process adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan (Wardana, 1995). Penelitian ini untuk bertujuan mengetahui kualitas hasil pengolahan air limbah salah satu hotel, serta secara khusus mengetahui kualitas bakteriologis dan kimianya, karena kualitas pengolahannya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya terutama air sungai yang berada di depan hotel, karena hasil pengolahan air limbah akan dibuang ke lingkungan. Hotel yang berdekatan jaraknya dengan sungai akan terkena dampak jika limbah yang dibuang dari hotel belum memenuhi standar yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Sungai Ayung yang melintas di kawasan pariwisata Ubud telah mengalami tekanan baik secara fisik, kimia dan bakteriologis (Adnyana et al. 2002). Menurut hasil penelitian Bapedalda Propinsi Bali Tahun 2004 menyatakan bahwa Sungai Ayung telah mengalami pencemaran yang cukup parah terutama pada bagian hilir. Hal ini akan berpengaruh terhadap dampak yang ditimbulkan dari pencemaran Sungai Ayung, karena air dari Sungai Atung akan dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di hilir. Berdasarkan hal tersebut diatas mendorong penulis untuk meneliti kualitas air Sungai Ayung baik pada bagian hulu yang dekat dengan hotel dan pada bagian hilir ECOTROPHIC VOLUME 1 NO. 2 NOVEMBER 2006 2

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada hotel di Ubud dan Sungai Ayung yang terletak pada ketinggian 450 m diatas permukaan laut. Suhu rata-rata bulanan 23,6 0 C dengan suhu udara maksimum rata sebesar 28,4 0 C dan suhu udara minimum rata-rata 18,0 0 C. Pengambilan Sampel Air Metode penentuan stasiun pengambilan sampel air dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu penentuan stasiun pengamatan dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi dan keadaan tempat penelitian seperti kondisi dominan pemanfatan Intalasi Pengolahan Air Limbah, aktivitas pada lokasi penelitian yang diduga berpengaruh terhadap kualitas air hasil pengolahan air limbah. Teknik pengambilan sampel air untuk pengukuran parameter fisik, kimia dan mikrobiologi pada masing-masing tempat penelitian dengan cara mengambil di bagian kanan, tengah dan kiri bak penampungan air hasil pengolahan air limbah pada kedalaman 30 cm kemudian dicampur sehingga menjadi komposit sampel. Pengambilan sampel juga dilakukan pada outlet yang terdekat dengan hotel dan bagian hilir untuk mendapatkan perbdingan antara kualitas limbah hotel dengan kualitas air Sungai Ayung. Variabel yang Diukur, Analisnya dan Alat yang Dipergunakan Variabel yang diukur dalam studi kualitas pengolahan air limbah di hotel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Variabel Kualitas Air yang Diukur, Analisnya dan Alat yang Dipergunakan No Variabel Satuan Metode Analisis Peralatan Fisik Suhu o C Pemuaian air TDS A 1 2 B 1 2 3 4 5 6 7 8 C 1 Kimia Organik DO ph BOD 5 COD - NO 3 NO 2 NH 3 PO 4 Minyak & Ppm - raksa Gravimetri Elektrokimia Elektrometri Gravimetri Thermometer Timbangan Analitik DO meter ph meter Timbangan Analitik Lemak Mikrobiologi Fecal coliform Jm/100 ml MPN Tabung Reaksi HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan sampel air dilakukan pada instalasi pengolahan air limbah (Sewage Treatment Plant atau STP) dan di Sungai Ayung yaitu pada outlet yang terdekat dengan hotel dan pada bagian hilir Sungai Ayung. Pengambilan sampel pada instalasi pengolahan air limbah dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali yaitu pada pada tempat masuknya limbah dan pada bak penampungan terakhir sebelum di buang ke badan air lingkungan. Pengambilan sampel air pada bagian hulu dan hilir Sungai Ayung dilakukan sebanyak satu kali. Hasil analisis sampel air yang telah diambil dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Rata Rata Air Limbah Sebelum dan sesudah Pengolahan pada IPAL hotel serta pada Bagian Hulu dan Hilir Sungai Ayung No Parameter Satu Fisika 1 Suhu 2 Residu Terlarut (TDS) an Sebelum Pengolahan Sesudah Pengolahan Hulu Hilir 0 C 27,83 27,4 26,4 26,8 259,33 236 84 97 Kimia 1 ph - 7,22 7,56 7,658 7,457 2 BOD 5 301,43 20,33 5,63 7,5 3 COD 241,72 11,25 1,52 1,83 4 DO 1,44 3,6 4,86 3,93 5 NO 2 0,47 0,26 0,0717 0,0555 6 NO 3 17,63 1,12 0,9495 0,8422 7 NH 3 8,53 0,18 0,0706 0,0878 8 PO 4 0,59 0,17 0,1584 0,0615 9 Lemak & Minyak 94,17 0,72 0,75 0,75 Mikrobiologi 1 E. coli MPN 900.000 6.000 10 300 2 Coliform MPN 37.000.000 350.000 460 2400 Sumber : Hasil Analisis lab. UPTD PU dan Lab. Mikrobiologi FMIPA-UNUD (2006) ECOTROPHIC VOLUME 1 NO. 2 NOVEMBER 2006 3

Hasil rata-rata analisis sampel air sebelum pengolahan pada minggu pertama, kedua, dan ketiga dapat dijelaskan sebagai berikut : Parameter fisika seperti TDS tidak melewati ambang batas baku mutu. Hasil analisis parameter kimia menunjukkan bahwa parameter ph tidak melewati ambang batas baku mutu untuk semua kelas. Parameter COD dan BOD 5 melewati ambang batas baku mutu. Kadar parameter COD dari hasil analisis menunjukkan angka yang jauh berada di atas ambang batas baku maksimum yang ditetapkan yaitu sebesar 301,43. Kadar parameter BOD 5 juga berada diatas ambang batas baku mutu maksimum yang ditetapkan yaitu sebesar 241,72. Hasil analisis rata-rata sampel air sesudah pengolahan yang diambil pada minggu pertama, kedua, dan ketiga dapat dijelaskan sebagai berikut : parameter fisika seperti suhu dan TDS tidak melewati ambang batas baku mutu untuk semua kelas, dimana suhu rata-rata sebesar 27,4 o C dan kadar residu terlarut sebesar 236. Hasil analisis parameter kimia menunjukkan bahwa parameter ph tidak melewati ambang batas baku mutu untuk semua kelas, besar nilai ph adalah 7,56. Parameter COD melewati ambang batas untuk kriteria mutu air kelas I. Nilai baku mutu yang dipersyaratkan untuk kriteria baku mutu air kelas I adalah 10, sedangkan nilai rata-rata COD hasil analisis sebesar 20,33. Parameter BOD 5 melewati ambang batas untuk kriteria mutu air kelas I, II, dan III. Besar nilai rata-rata BOD 5 hasil analisis adalah sebesar 11, sedangkan nilai kriteria baku mutu yang ditetapkan untuk kriteria baku mutu air kelas II, dan III mempunyai rentang antara 1 6. Parameter DO melewati ambang batas baku mutu untuk kriteria mutu air kelas I dan II. Nilai DO yang ditetapkan dalam kriteria baku mutu air kelas I dan II adalah sebesar 6 dan 4 sedangkan nilai DO hasil analisis lebih kecil yaitu 3,6. Parameter NO 2 melewati ambang batas baku mutu untuk kriteria baku mutu air kelas I, II, dan III. Nilai NO 2 hasil analisis lebih besar yaitu 0,26. Parameter NO 3, NH 3, minyak dan lemak tidak melewati ambang batas baku mutu untuk semua kelas air. Parameter PO 4 menunjukkan hanya kriteria mutu air kelas I dan II yang melewati ambang batas baku mutu sedangkan untuk kriteria mutu air kelas III dan IV juga melewati ambang batas baku mutu,. Nilai yang ditetapkan untuk baku mutu air kelas I dan II sebesar 0,2, kelas III dan IV adalah 1 dan 5, sedangkan nilai PO 4 hasil analisis masih jauh lebih besar yaitu 0,17. c. Parameter Mikrobiologi Hasil analisis rata-rata parameter mikrobiologi yang terdiri dari parameter E. coli dan Coliform untuk semua kelas air jauh melewati ambang batas baku mutu untuk semua kelas air. Hasil analisis sampel air outlet yang terdekat dengan Hotelatau pada bagian hulu Sungai Ayung dapat dijelaskan sebagai berikut : Parameter fisika seperti suhu melewati ambang batas baku mutu air untuk kriteria mutu air kelas I, II, dan III sedangkan untuk kriteria mutu air kelas IV tidak melewati ambang batas baku mutu maksimum dan minimum. Suhu air pada bagian hulu Sungai Ayung sebesar 26,4 0 C. Parameter TDS tidak melewati ambang batas baku mutu untuk semua kelas air. Hasil analisis parameter kimia menunjukkan bahwa parameter ph tidak melewati ambang batas baku mutu maksimum dan minimun untuk semua kelas air. Parameter COD dan BOD 5 berada di bawah ambang batas baku mutu maksimum untuk semua kelas air. Kadar parameter DO berada di bawah ambang batas baku mutu minimum untuk semua kriteria baku mutu air kelas I. Kadar DO hasil analisis sebesar 4,86, sedangkan baku mutu yang ditetapkan sebesar 6 dan 4 untuk kriteria baku mutu air kelas II. Parameter NO 2 ECOTROPHIC VOLUME 1 NO. 2 NOVEMBER 2006 4

melewati ambang batas baku mutu untuk kriteria mutu air kelas I, II, dan III, dimana kadar parameter NO 2 sebesar 0,0717, sedangkan kriteria baku mutu air kelas I, II, dan III sebesar 0,06. Parameter NO 3, NH 3, PO 4, lemak dan minyak tidak melewati ambang batas baku mutu untuk semua kelas air. c. Parameter Mikrobiologi Parameter mikrobiologi yang terdiri dari parameter E. coli dan Coliform untuk semua kelas air belum melewati ambang batas baku mutu. Hasil analisis sampel air pada bagian hilir Sungai Ayung dapat di jelaskan sebagai berikut : Parameter fisika seperti suhu melewati ambang batas baku mutu air untuk kriteria mutu air kelas I, II, dan III sedangkan untuk kriteria mutu air kelas IV tidak melewati ambang batas. Hal ini disebabkan karena suhu hasil analisis sebesar 26,8 o C, sedangkan kriteria baku mutu air kelas I, II, dan III berkisar antara 27 o C - 338 o C. Parameter TDS berada di bawah ambang batas baku mutu untuk semua kelas air. Parameter kimia menunjukkan bahwa parameter ph masih berada pada ambang batas maksimum dan minimum kriteria baku baku mutu untuk semua kelas air. Parameter COD dan BOD 5 berada di bawah ambang batas baku mutu maksimum untuk semua kelas air. Parameter DO untuk kriteria baku mutu air kelas I dan II melewati ambang batas baku mutu minimum. Parameter NO 2, NO 3, PO 4, lemak dan minyak tidak melewati ambang batas baku mutu maksimum untuk semua kelas air c. Parameter Mikrobiologi Parameter mikrobiologi yang terdiri dari parameter E. coli dan Coliform masih melewati ambang batas baku mutu maksimum untuk kriteria mutu air kelas I dan belum melewati ambang batas baku mutu untuk kriteria mutu air kelas II, III, dan IV. Hasil analisis air limbah pada IPAL Hotelbaik sebelum maupun sesudah pengolahan dan air Sungai Ayung baik pada bagian hulu dan hilir belum menunjukkan kadar parameter air yang mengkhawatirkan, hanya beberapa parameter yang sedikit melewati baku mutu seperti DO, NO 2, NH 3, E. coli, dan Coliform. Indeks Pencemaran Indeks Pencemaran (IP) air limbah hotel yang diambil pada minggu I mencapai 9,24, minggu kedua mencapai 9,14, dan minggu III mencapai 9,09. Indeks Pencemaran (IP) pada saat sesudah pengolahan air limbah di Hotel, pada outlet yang terdekat dengan Hotel(hulu Sungai Ayung) dan pada hilir Sungai Ayung, kalau dilihat berdasarkan kriteria baku mutu air kelas I dengan nilai terendah 1,34 pada sampel air bagian hulu Sungai Ayung dan nilai tertinggi 22,15 pada sampel air minggu kedua sesudah pengolahan. Berdasarkan kriteria baku mutu air kelas II, nilai terendah 0,85 pada sampel air bagian hulu Sungai Ayung dan nilai tertinggi 16,14 pada sampel air minggu kedua sesudah pengolahan. Berdasarkan kriteria baku mutu air kelas III, nilai terendah 0,76 pada sampel air bagian hulu Sungai Ayung dan nilai tertinggi 13,58 pada sampel air minggu kedua sesudah pengolahan. Berdasarkan kriteria baku mutu air kelas IV, nilai terendah yang hampir mendekati nol pada sampel air bagian hulu Sungai Ayung dan nilai tertinggi 13,41pada sampel air minggu kedua sesudah pengolahan. Sebaran Indeks Pencemaran (IP) air Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) air pada outlet yang terdekat dengan Hotel(hulu Sungai Ayung) dan pada Hilir Sungai Ayung dapat Gambar 1 dan pada Tabel 3. Nilai Indeks Pencemaran 25 20 15 10 5 0 AM1 AM2 AM3 Hulu Hilir Waktu dan Tempat Pengambilan Sampel Gambar 1. Persebaran Indeks Pencemaran Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV ECOTROPHIC VOLUME 1 NO. 2 NOVEMBER 2006 5

Tabel 3. Indeks Pencemaran Air IPAL hotel dan Sungai Ayung No. Waktu dan Tempat IP Air IPAL hotel dan Sungai Ayung I II III IV 1 AM1 22,1 16,1 13,49 13,39 2 AM2 22,15 16,14 13,58 13,41 3 AM3 22,11 16,13 13,55 13,4 4 Hulu 1,34 0,85 0,76 Mendekati 0 5 Hilir 4,66 0,98 0,92 0,14 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Kualitas air limbah hotel dibandingkan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Tahun 1995 termasuk tercemar sedang. Parameter yang telah melewati ambang batas adalah COD dan BOD 5. Hasil pengolahan air limbah hotel dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 sudah melewati ambang batas maksimum kriteria baku mutu air terhadap kadar COD, BOD 5, DO, NO 2, PO 4, E coli, dan Coliform. Parameter yang masih memenuhi ambang batas baku mutu minimum yaitu suhu dan ambang batas maksimum yaitu kadar TDS, ph, NO 3, NH 3, minyak dan lemak. 2. Hasil perhitungan dengan Indek Pencemaran menunjukkan bahwa hasil pengolahan air limbah hotel dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 termasuk cemar berat untuk kriteria mutu air kelas I dan II, serta cemar sedang untuk kriteria mutu air kelas III dan IV. 3. Kualitas air Sungai Ayung pada bagian hulu dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 sudah melewati ambang batas maksimum kriteria baku mutu air terhadap kadar DO, NO 2, dan NH 3, Kualitas air Sungai Ayung pada bagian hilir dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 sudah melewati ambang batas maksimum kriteria mutu air terhadap kadar DO. Jumlah E coli, dan Coliform telah melewati ambang batas baku mutu untuk kriteria mutu air kelas I saja. 4. Indeks Pencemaran air pada bagian hulu termasuk cemar ringan untuk kriteria mutu air kelas I, memenuhi kriteria mutu untuk kriteria mutu air kelas II, III, dan IV. Indeks Pencemaran air pada bagian hilir termasuk cemar ringan untuk kriteria mutu air kelas I dan memenuhi kriteria mutu untuk kriteria mutu air kelas II, III, dan IV dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Hasil pengolahan ai limbah di hotel tidak mencemari Sungai Ayung. Saran Berdasarkan simpulan tersebut diatas dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Proses pengolahan air limbah di hotel perlu dipantau secara terus menerus untuk mendapatkan hasil pengolahan yang lebih baik, terutama pada proses-proses yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. 2. Pemantauan kualitas air hasil pengolahan air limbah di hotel sebaiknya dilakukan secara periodik dengan mengacu kepada parameter yang ditetapkan seperti suhu, TDS, ph, COD, BOD 5, DO, NO 2, PO 4, NO 3, NH 3, Minyak dan lemak, E coli, dan Coliform. Jumlah E coli, dan Coliform perlu menjadi perhatian serius. 3. Pemantauan kualitas air Sungai Ayung perlu dilakukan secara berkala oleh Pemerintah Daerah Gianyar. Terkait dengan kegiatan usaha yang berpeluang menimbulkan pencemaran pada badan Sungai Ayung perlu diawasi dengan ketat, melakukan pembinaan dan penyuluhan secara periodik serta penegakan hukum lingkungan bagi yang sengaja maupun tidak sengaja (lalai) atau melanggar wajib dilaksanakan tanpa pilih kasih. DAFTAR PUSTAKA Adnyana, W. S., Sumarniasih, M. S., Trigunasih, M., Puja, N., Wiyanti, Diara, W. 2001 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Universitas Udayana. Denpasar. ECOTROPHIC VOLUME 1 NO. 2 NOVEMBER 2006 6

Dalem, R. 2003. Hotel Berwawasan Lingkungan. Bali Travel News. September, Edisi II, hal : 8, Kol. 6. Darmawan, I. 2002. Pengaruh Industri Pariwisata Terhadap Ekonomi Bali. Bali Post. 22 Oktober, hal : 2, Kol. 4. Soemarwoto, O. 2001 Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Gajah Mada University Press. Wardana, A. W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi. Yogykarta. ECOTROPHIC VOLUME 1 NO. 2 NOVEMBER 2006 7