PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA DENGAN BERBAGAI KALANGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUTIARA SINGARAJA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MELALUI METODE DEMONSTRASI LANGSUNG PADA SISWAKELAS VIIA SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Keywords: REIS techniques and storytelling abilities.

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

Pendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING SD NEGERI PLOSO 1 PACITAN

Joyful Learning Journal

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Ni Made Sueni dan Ni Putu Ayu Listiana Dewi

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

p-issn : e-issn :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

Meningkatkan Hasil Belajar Bercerita Melalui Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II SDN Dukuhmencek 01 Sukorambi Jember

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII.3 PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SMP NEGERI 29 PADANG ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V SD NEGERI DELI TUA

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Dwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER SISWA KELAS VII.5 SMPN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMANFAATAN VIDEO KARTUN ANIMASI BANG ONE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS OPINI SISWA KELAS XI IPB 1 DI SMA NEGERI 1 UBUD

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

Yuliningsih Dr. Sunarti, M. Pd Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

PENERAPAN METODE STORY READING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MELATI / ABA 005 PULAU BALAI

Joyful Learning Journal

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MA ADDINUL QAYYIM KAPEK GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

Layil Safitri PGSD Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PQ4R

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

IMPROVING SKILLS ESSAY WRITING BARE INDONESIAN THROUGH COOPERATIVE LEARNING TYPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

Wulandari et al., Template untuk Penulisan Artikel Ilmiah Mahasiswa UNEJ...

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif TPS, Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian tindakan kelas.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Kata kunci: Metode Simulasi, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 3, Juli 2014 ISSN

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA DENGAN BERBAGAI KALANGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUTIARA SINGARAJA Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT This study is a classroom action research that aimed to improve students' ability to converse with the various groups, and describe the learning steps using Sociodrama. The research data was obtained through observation and tests. Observation data were analyzed using qualitative descriptive technique, while the test results are analyzed using quantitative descriptive. Conclusions of this research are as follows. First, the method Sociodramas can improve the students' eighth grade junior Pearls Singaraja in converse with the various groups. This is evidenced by the increased percentage of completeness of student learning outcomes in the interview with various circles. In the first cycle mastery of student learning outcomes in the interview with various circles of (72.51%), while in the second cycle to (75.48%). Second, measures of learning used by teachers in the application of the method sociodramas are as follows. (1) Teachers begin the lesson by giving apperception. (2) Teachers deliver the learning objectives. (3) The teacher explains the interview material. (4) Students form study groups. (5) Students determine the topic of the interview guided by the teacher. (6) Students listen to the teacher's explanations about aspects of the interview. (7) Students practice the interview in front of the class. (8) The teacher concluded the subject matter and evaluate. Key words: methods Sociodrama, aspects interview. PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asalusul bahasa, tata bahasa, kebakuan dan sebagainya. Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat aspek keterampilan berbahasa. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut yaitu: mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca. Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran bahasa Indonesia di SMP (Sekolah Menengah Pertama),

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja pada umumnya pembelajaran kebahasaan mendapatkan porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan keterampilan berbahasa. Hal tersebutlah yang menyebabkan kemampuan berbahasa siswa cenderung rendah. Keterampilan berbahasa menurut aktivitas penggunaannya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: keterampilan yang bersifat reseptif, dan keterampilan yang bersifat produktif. Tarigan (1981:2) menyatakan bahwa keterampilan membaca dan menyimak merupakan keterampilan reseptif, sedangkan menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif berbeda dengan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif hanya mengandalkan kemampuan untuk menerima informasi, sedangkan keterampilan produktif dituntut menghasilkan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang berupa ide, gagasan atau sebuah produk. Karena sifatnya yang menghasilkan produk, maka keterampilan berbicara dianggap sebagai salah satu keterampilan yang sulit dikuasai. Salah satu pembelajaran keterampilan berbicara di SMP adalah keterampilan berwawancara. Berkaitan dengan keterampilan berbicara tersebut, pembelajaran wawancara sangat tepat diberikan kepada siswa dalam belajar berkomunikasi. Namun, dalam kenyataannya tidak semua siswa mampu berwawancara dengan baik dan benar. Siswa beranggapan bahwa wawancara merupakan keterampilan yang tidak penting dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Tujuan mereka berlatih berwawancara hanya berorientasi kepada nilai. Sebetulnya keterampilan berwawancara sangat besar manfaatnya bagi siswa dalam berkomunikasi, mengumpulkan data, mencari informasi dan sebagainya. Dengan perkataan lain, pembelajaran wawancara yang baik dan benar tidak hanya berorientasi kepada nilai, namun dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa secara lisan. Pada umumnya, keterampilan berbicara siswa di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) belum optimal. Siswa sering mengalami kesulitan dalam menyampaikan

pendapat atau gagasan. Siswa tidak percaya diri ketika berbicara di muka umum, tidak tepat dalam memilih kata, bahkan sering mengulang katakata yang sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1986) yang mengemukakan bahwa keadaan pembelajaran berbahasa khususnya tentang keterampilan berbicara belumlah memuaskan. Keterampilan berbicara para siswa belum memadai, terbukti dengan masih kurangnya peran aktif siswa dalam diskusi, seminar, ataupun ceramah. Dalam situasi seperti itu siswa cenderung pasif, serta kecakapan berargumentasi belum memadai. Guru dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang efektif, dan tidak hanya berpatokan pada metode tertentu. Siswa tidak hanya dijejali materi-materi kebahasaan saja, tetapi diberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya menerapkan kaidah-kaidah kebahasaan tersebut dalam praktik berkomunikasi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa khususnya dalam berwawancara adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk melakukan praktik berkomunikasi. Metode yang dapat menumbuhkan keantusiasan siswa dalam pembelajaran berwawancara adalah metode Sosiodrama. Metode Sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial (Sriyono,dkk.,1992:117). Dipilihnya metode Sosiodrama dalam penelitian ini karena metode ini mempunyai kelebihan atau keunggulan. Keunggulan metode Sosiodrama yaitu, mendidik siswa dalam menyelesaikan sendiri permasalahan sosial yang ia jumpai, serta dapat memupuk kepedulian siswa tentang permasalahan sosial. Agar kegiatan berwawancara itu lebih menarik, dapat dilakukan dengan mendramatisasikan kegiatan wawancara dengan topik yang erat kaitannya dengan situasi sosial. Penelitian sejenis dengan menerapkan metode Sosiodrama dalam pembelajaran bahasa Indonesia sudah pernah dilakukan, yaitu Kemampuan Memahami Makna Puisi Balada Menggunakan Metode

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja Sosiodrama Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ngoro, oleh Solikah Nurul. Simpulan penelitian tersebut adalah, (1) Penerapan model pembelajaran dengan memanfaatkan metode Sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami puisi balada pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngoro. (2) Penerapan model pembelajaran dengan memanfaatkan metode Sosiodrama dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran memahami puisi balada. (3) Penerapan model pembelajaran dengan memanfaatkan metode Sosiodrama dapat melatih keberanian siswa dalam menyampaikan pendapatnya. (3) Penerapan model pembelajaran dengan memanfaatkan metode Sosiodrama dapat menghidupkan suasana kelas. Peneliti sendiri melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian tersebut. Peneliti mencoba meneliti variabel lain yang perlu ditingkatkan. Peneliti mencoba meneliti dengan memanfaatkan metode Sosiodrama dalam pembelajaran berwawancara dengan berbagai kalangan, dan mengambil subjek penelitian di SMP Mutiara Singaraja. Alasan peneliti mengambil subjek penelitian di sekolah tersebut, karena di sekolah itu ditemukan permasalahan mengenai rendahnya kemampuan, dan keantusiasan siswa dalam kalangan. Selain itu, nilai rata-rata keterampilan berwawancara siswa masih pada kategori yang belum memuaskan, yaitu sebesar 68,54% dari keseluruhan jumlah siswa. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran berwawancara. Penerapan metode yang tepat diharapkan mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam berwawancara. Berdasarkan hal itu, peneliti tertarik melakukan penelitian di sekolah tersebut dengan menerapakan metode Sosiodrama. Melalui penerapan metode Sosiodrama diharapkan kemampuan siswa dalam kalangan di SMP Mutiara Singaraja dapat ditingkatkan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan

penelitian yang dilakukan di kelas adalah observasi dan wawancara. melalui tindakan tertentu dalam Observasi dilakukan dengan cara rangka memecahkan masalah yang mengamati langsung aktifitas siswa sedang dihadapi oleh guru dalam dan guru dalam pembelajaran. pembelajaran (Wendra, 2007:45). Berdasarkan observasi tersebut, Subjek dalam penelitian ini peneliti menemukan data awal yang adalah siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja. Dipilihnya siswa kelas VIII menunjukkan kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu (1) sebagai subjek penelitian karena guru hanya berpatokan pada satu kompetensi dasar yang berkaitan metode, (2) teknik yang diterapkan dengan permasalahan yang diteliti guru belum sesuai, (3) siswa kurang terdapat di kelas VIII. Objek aktif dalam pembelajaran, dan (4) penelitian dibedakan menjadi dua, siswa tidak mau tampil di depan kelas yaitu objek yang mencerminkan untuk berwawancara. Wawancara proses dan objek yang mencerminkan dilakukan dengan mengajukan produk (Wendra, 2007:54). Objek beberapa pertanyaan kepada guru proses dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia yang mengajar di kemampuan, aktifitas, dan respon kelas VIII. Hasil wawancara siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan berwawancara dengan penerapan siswa dalam berwawancara masih metode Sosiodrama. Sedangkan Objek produk dalam penelitian ini adalah kurang. Agar penelitian ini dapat kemampuan atau hasil dalam berjalan dengan lancar dan sistematis, pembelajaran berwawancara dengan peneliti mulai dari tahap perencanaan. berbagai kalangan dengan Setelah perencanaan tindakan siap, menggunakan metode Sosiodrama. selanjutnya perencanaan tindakan Prosedur penelitian ini terdiri tersebut akan dilaksanakan dalam atas beberapa tahap seperti: persiapan pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan, implementasi tindakan, dan pelaksanaan tindakan yang evaluasi, analisis dan refleksi. peneliti susun adalah sebagai berikut. Tindakan awal yang peneliti lakukan Tabel 1. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja Perencanaan Tindakan 1. Peneliti mengkonsultasikan tata cara penerapan metode Sosiodrama dengan guru bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Mutiara Singaraja. 2. Peneliti bersama guru merancang kegiatan pembelajaran metode Sosio drama untuk setiap pertemuan sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa berwawancara dari berbagai kalangan. 3. Peneliti berdiskusi dengan guru dalam menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran digunakan sebagai acuan pelaksanaan proses belajar mengajar. 4. Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian, yaitu sebagai berikut: a) Format observasi Format observasi yang akan digunakan adalah format observasi guru dan format observasi siswa. Format observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. b) Tes/Alat Evaluasi Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan tes unjuk kerja yang lebih menekankan pada keterampilan berwawancara. Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berwawancara dari berbagai kalangan dengan menerapkan metode Sosiodrama. c) Format kuesioner Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu siswa menjawab pertanyaan berdasarkan pilihan jawaban yang sudah Pelaksanaan Tindakan A. Membuka Pelajaran 1. Mengabsensi siswa 2. Guru mengarahkan perhatian siswa terhadap sasaran yang akan diharapkan (apersepsi) Guru menggali pengetahuan siswa tentang wawancara Guru mengaitkan pengetahuan siswa tentang wawancara dengan materi yang akan diajarkan yaitu berwawancara dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu. Siswa mampu membuat daftar pokok pertanyaan untuk wawancara. Siswa mampu melakukan wawancara dengan nara sumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara. B. Inti Pelajaran 1. Guru menyampaikan inti pembelajaran dan menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu metode Sosiodrama. 2. Guru menginformasikan kepada siswa tentang tata cara atau aturan yang perlu diperhatikan dalam berwawancara. 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4. Guru bersama siswa menetapkan masalah atau persoalan yang akan didramatisasikan. 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengatur kelompoknya dalam memerankan salah satu tokoh sesuai dengan jumlah anggota kelompok, hingga semua kelompok mendapatkan peran sebagai pewawancara. 6. Guru menjelaskan tugas masingmasing kelompok untuk dilaksanakan selama kegiatan berlangsung. 7. Guru mengundi kelompok yang akan

disediakan dengan memberikan tanda ( ). Format kuesioner ini digunakan untuk mengetahui kesan siswa mengenai kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode Sosio Drama. d) Kriteria penampilan siswa dalam berwawancara untuk mengumpulkan data tentang penampilan siswa dalam berwawancara dari berbagai kalangan. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah tersusun dalam instrumen observasi. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan berakhir. Teknik evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Refleksi dilaksanakan setelah akhir siklus. Acuan dalam pelaksanaan refleksi ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Data yang akan dicari dalam penelitian ini berupa kemampuan siswa dalam berwawancara dengan berbagai kalangan dan menggunakan metode sosiodrama sebagai data utama, sedangkan data penunjangnya berupa perilaku guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tampil untuk berwawancara dengan mendramatisasikan topik yang diperoleh oleh kelompoknya. Kelompok yang belum mendapat giliran, mendapat tugas sebagai pengamat berdasarkan format yang telah disediakan. Proses ini akan terus berjalan sampai semua kelompok mendapat giliran. 8. Selesai berwawancara, guru membantu siswa membahas hasil pengamatan keseluruhan kelompok, dan menutup pelajaran. C. Menutup Pelajaran Menutup kegiatan belajar mengajar dengan cara menyimpulkan proses pembelajaran yang telah dilakukan menggunakan tiga jenis metode, yaitu metode tes, observasi, dan angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Pedoman Kriteria Penilaian Keterampilan Berwawancara 2) Pedoman Observasi Aktivitas Guru, dan Siswa Kriteria keberhasilan penerapan metode Sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam kalangan dilihat dari tiga aspek, yaitu (1) kemampuan siswa dalam berwawancara, (2) aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan (3) aktifitas guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Sosiodrama. Kriteria

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja keberhasilan siswa berwawancara dengan berbagai kalangan ditunjukkan oleh perolehan skor dengan rata-rata 75% siswa memperoleh nilai 70 ke atas. Keberhasilan aktifitas siswa ditunjukkan oleh adanya interaksi atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Keberhasilan aktifitas guru ditunjukkan oleh ketepatan pelaksanaan langkahlangkah pembelajaran dengan metode sosio drama. Ketuntasan pembelajaran adalah keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran secara penuh. Menurut Nasir (dalam Arta, 2007:42) menghitung ketuntasan klasikal (KK) dapat menggunakan rumus sebagai berikut. KK = x 100% Hasil tindakan berupa kemampuan siswa dalam berwawancara, aktifitas siswa mengikuti pelajaran, dan aktifitas guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, data yang berupa kemampuan siswa berwawancara dengan berbagai kalangan akan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif, berupa skor yang diperoleh kemudian dideskripsikan. Penentuan keberhasilan kemampuan siswa kalangan menggunakan sistem penilaian norma absolut atau penilaian acuan patokan (PAP) dengan skala 100. Norma absolut merupakan norma yang ditentukan secara absolut (mutlak) oleh guru atau pembuat tes berdasarkan kriteria atau bobot masing-masing tugas serta persentase penguasaan yang dipersyaratkan (Nurkancana, 1990). Untuk mengkonversikan skor mentah menjadi skor standar dengan norma absolut skala 100 (persentil) digunakan rumus sebagai berikut. P = x 100 Keterangan

P X = Persentil = Skor yang dicapai dengan berbagai kalangan adalah sebagai berikut. SMI = Skor Maksimal Ideal Penentuan skor maksimal ideal (SMI) dari kriteria penilaian berwawancara Tabel 2. Kriteria penilaian kemampuan berwawancara siswa No Aspek yang Diamati Kriteria Skor 1. Kesesuaian pertanyaan dengan tujuan wawancara Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai 2. Kelengkapan pertanyaan Sangat lengkap Lengkap Cukup lengkap Kurang lengkap Tidak lengkap 3. Kejelasan pertanyaan Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Tidak jelas 4. Intonasi dan mimik Sangat tepat Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 5. Kewajaran penampilan Sangat wajar Wajar Cukup wajar Kurang wajar Tidak wajar 5 4 3 2 1 Disalin dari MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Gianyar(2009: 8) 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang menghambat kemampuan siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja dalam kalangan. Permasalahan yang dihadapi siswa adalah sebagai berikut. Pertama, kurang mampu menentukan topik wawancara. Kedua, belum mampu menentukan pokok-pokok pertanyaan yang akan digunakan dalam

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja berwawancara. Ketiga, mengabaikan aspek-aspek yang harus diperhatikan pada saat berwawancara dengan berbagai kalangan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti telah melakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan prosedur atau tahapan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Untuk memperoleh jawaban berdasarkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran berwawancara dengan berbagai kalangan, peneliti melaksanakan tindakan dalam dua siklus. Hasil tindakan pada siklus I menunjukkan bahwa dari 31 siswa, hanya 21 orang yang mencapai ketuntasan belajar. Ketuntasan pembelajaran merupakan keberhasilan siswa dalam menguasi materi pelajaran secara utuh. Dari 31 siswa yang dievaluasi, diperoleh hasil sebagai berikut. 5 orang (16,12%) mendapat skor 84. 1 orang (3,22%) mendapat skor 76. 15 orang (48,38%) mendapat skor 72. 10 orang (32,25%) belum memenuhi persyaratan tuntas dengan perincian sebagai berikut. 8 orang (25,80%) mendapat skor 68, dan 2 orang (6,45%) mendapat skor 64. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 84, sedangkan skor terendah adalah 64. Nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 72,51%. Nilai rata-rata siswa tersebut menunjukkan telah terjadi peningkatan dari nilai rata-rata siswa sebelum dilaksanakannya tindakan yaitu sebesar 68,54%. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kalangan. Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I, diperlukan perencanaan yang lebih baik dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II. Siklus II merupakan penerapan rencana tindakan II yang telah dimodifikasi dengan tindakan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah wujud perbaikan dari tindakan siklus I. Perbaikan tindakan pada siklus II dilatarbelakangi oleh kriteria keberhasilan pada siklus I yang belum maksimal. Untuk memperoleh hasil yang maksimal pada siklus dua, peneliti memodifikasi tindakan pada siklus I dengan pemodelan. Pemodelan menjadi

bagian dari langkah-langkah pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode Sosiodrama. Hasil tindakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam kalangan. Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 72,51%, sedangkan pada siklus II 75,48%. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus II sebesar 2,97%. Jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran berwawancara juga mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 21 orang, sedangkan pada siklus II sebanyak 27 orang. Perinciannya sebagai berikut. 5 orang (16,12%) mendapat skor 84. 3 orang (9,67%) mendapat skor 80. 10 orang (32,25%) mendapat skor 76. 9 orang (29,03%) mendapat skor 72. Sisanya 4 orang (12,90%) belum memenuhi persyaratan tuntas dengan perolehan skor 68. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 84, dan skor terendah adalah 68. Berdasarkan uraian di atas, penerapan metode Sosiodrama di kelas VIII SMP Mutiara Singaraja ternyata telah mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam kalangan. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil yang dicapai siswa dalam pembelajaran wawancara. Skor rata-rata kemampuan siswa dalam kalangan pada siklus I mencapai 72,51%, pada siklus II meningkat menjadi 75,48%. Disamping itu, persentase siswa yang memperoleh skor tuntas dalam berwawancara dengan berbagai kalangan dari 67,74% pada siklus I meningkat menjadi 87,09% pada siklus II. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pertama, kemampuan siswa dalam kalangan sudah sesuai dengan aspekaspek yang harus diperhatikan dalam berwawancara. Nilai rata-rata kemampuan siswa dalam kalangan sudah mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata siswa adalah

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja 68,54%. Pada siklus I meningkat menjadi 72,51%, dan siklus II 75,48%. Persentase peningkatan nilai rata-rata kemampuan siswa dalam kalangan sebelum tindakan dan setelah dilaksanakannya tindakan siklus I mencapai 3,97%. Dari siklus I ke siklus II menjadi 2,97%. Kedua, penggunaan metode Sosiodrama ternyata dapat mengaktifkan keantusiasan siswa dalam pembelajaran berwawancara. Ketiga, langkah-langkah penerapan metode Sosiodrama dalam pembelajaran berwawancara adalah sebagai berikut. (1) Guru memulai pelajaran dengan memberikan apersepsi. (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (3) Guru menjelaskan materi pelaran dengan memberikan contoh nyata yang sesuai dengan kehidupan seharihari siswa. (4) Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (5) Guru memotivasi dan memberikan penghargaan jika ada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan. (6) Guru menyuruh siswa membentuk kelompok belajar. (7) Guru membimbing siswa dalam menentukan topik yang akan digunakan pada saat berwawancara. (8) Guru menjelaskan kepada siswa tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan pada saat berwawancara. (9) Guru mengajak siswa berlatih berwawancara. (10) Guru memberikan kesempatan pada kelompok yang berhasil berwawancara dengan baik untuk berwawancara dengan nara sumber yang diperankan oleh guru model. Kelompok yang lain ditugaskan mengamati kelompok yang tampil di depan kelas selaku model. (11) Masing-masing kelompok bergantian berwawancara di depan kelas. (13) Guru memberikan bimbingan kepada siswa. (14) Guru menyimpulkan materi pelajaran dan mengevaluasi proses pembelajaran. Saran Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian ini sebagai berikut. Pertama, metode Sosiodrama dapat dijadikan solusi untuk mengatasi ketidak efektifan pembelajaran keterampilan berbicara, khususnya dalam berwawancara dengan berbagai kalangan. Kedua, guru tidak hanya berpatokan kepada

satu metode tertentu dalam pembelajaran, tetapi harus mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, serta kebutuhan siswa. Ketiga, penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan terhadap aspek-aspek atau variabel lain yang belum diteliti guna menghasilkan penelitian yang baru. DAFTAR PUSTAKA MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Gianyar. (2008). Produktif Program Edukatif Bahasa Indonesia. Kabupaten Gianyar: CV. Sinar Bali. Nurkancana, Wayan. (1990). Evaluasi Hasil Belajar: Usaha Nasional. Nurul, Solikah. (2009). Kemampuan Memahami Makna Puisi Balada Menggunakan Metode Sosiodrama Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ngoro (Skripsi). www.google. com. Diunduh: 7 September 2009. Sriyono, dkk. (1991). Teknik Belajar- Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, Henry Guntur. (1985). Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wendra, I Wayan. (2007). Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.