BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berbasis multikultural dalam pengembangan karakter bangsa yang dilakukan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PORTOFOLIO SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB V PENUTUP. pembelajaran dapat tercapai secara optimal. a. CTL (Contextual Teaching and Learning) b. Reading Guide (Bacaan Terbimbing)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN PETILASAN MACAN PUTIH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL BAGI GENERASI MUDA. Tian Fitriara Huda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

oleh Septia Sugiarsih, M.Pd. Disampaikan dalam Seminar Penelitian di SD Negeri Gedongkiwo Sabtu, 23 Juli 2011

Apakah Kurikulum itu?

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan terbuka lebar. oleh karena itu kreativitas dan komitmen guru dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V PENUTUP. SMP Negeri 2 Tulungagung, maka melalui penelitian ini dapat. 1. a. Pelaksanaan KTSP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

I. PENDAHULUAN. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan pendekatan kontekstual,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. baik dan meningkatnya penguasaan konsep materi yang telah diajarkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Biologi. Oleh: FARIDA HIKMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan siswa dalam melakukan langkah - langkah pembelajaran dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan hidup, baik yang bersifat manual, mental maupun sosial. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. menjadi kader-kader pembangun bangsa.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. secara umum dapat disimpulkan bahwa pengembangan berfikir kritis melalui

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI

BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS. Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab,

Pendahuluan. Asyiyah et al., Penerapan Pembelajaran Berbasis Multikultural dengan Model Kooperatif Time Token...

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM 2013 MUATAN LOKAL BAHASA JAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prihantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dilakukan melalui pembaharuan kurikulum. Pembaharuan tersebut

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB IV PENUTUP. 2. siswa mempunyai sikap untuk menghargai dan mencintai segala sesuatu yang diciptakan Tuhan YME.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian diharapkan agar dapat menemukan sesuatu yang baru untuk

BAB V PENUTUP. Contextual Teaching Learning pada pembelajaran fikih di MTs Al Khairiyah Kaliawi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

Transkripsi:

156 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pembelajaran sejarah lokal berbasis multikultural dalam pengembangan karakter bangsa yang dilakukan oleh peneliti, maka pada bagian ini penulis akan mencoba menarik beberapa kesimpulan dan rekomendasi dengan tidak terlepas dari fokus masalah yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan-kesimpulan dan rekomendasi yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut. A. Kesimpulan 1. Desain Pembelajaran menunjukan bahwa guru sejarah di SMAN 1 Sindang telah melakukan pembelajaran sejarah lokal berbasis multikultural hal ini dilakukan dengan membuat silabus, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, persiapan kelas, metode yang tepat, memilih sumber belajar seperti media, gambar, photo, persiapan membuat rencana penilaian / evaluasi tertulis maupun perbuatan yang mengandung nilai-nilai yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tahapan tahapan pembelajaran dilakukan melalui proses pembelajaran dengan langkah apersepsi tentang sejarah lokal Indramayu (Babad Dermayu), melakukan entry behavior, kegiatan inti, dengan metode cooperative learning, contextual teaching learning (CTL) mempergunakan media yang lengkap dan kegiatan penutup,serta evaluasi proses dan hasil.

157 3. Hasil-hasil Pembelajaran telah menunjukan adanya peningkatan pemahaman sejarah lokal tentang Babad Dermayu, sebagai jati diri masyarakat Indramayu, memperkenalkan budaya dengan melakukan kegiatan kebudayaan sehingga menumbuhkan perasaan memiliki terhadap sejarah lokal yang ada di Indramayu, juga membangkitkan kesadaran dalam kaitannya dengan kehidupan bersama dalam komunitas yang lebih besar, sehingga tumbuh kesadaran kolektif dalam memiliki kebersamaan dalam sejarah, serta timbulnya rasa harga diri, kebersamaan, dan keterikatan (sense of solidarity), rasa keterpautan dan rasa memiliki (sense of belonging), kemudian rasa bangga (sense of pride) terhadap bangsa dan tanah air. 4. Solusi, mulanya guru merasa kesulitan dalam proses pembelajaran, akhirnya mampu / bisa mengajarkan pembelajaran dengan cara belajar, berlatih, mempergunakan sumber yang cukup, guru mengupayakan, mengenal, mensosialisasikan kembali revitalisasi budaya Indramayu, mereka ikut mengembangkan budaya indramayu dengan adanya upaya meningkatkan kualifikasi guru sejarah dalam kinerja profesionalnya, mencari, memanfaatkan Sejarah Lokal Babad Dermayu yang ada di Indramayu untuk menyajikannya dalam proses pembelajaran, memberikan pengetahuan kepada siswa untuk mengimplementasikan peristiwa sejarah lokal dalam kehidupan sehari-hari yang berharga bagi dirinya maupun lingkungan, terkait dengan pewarisan nilai yang terkandung dalam sejarah lokal.

158 B. Rekomendasi Berdasarkan hasil temuan lapangan dalam kesempatan ini penulis memberikan sumbang saran untuk direkomendasikan. Rekomendasi ini disampaikan kepada berbagai pihak terkait yang memiliki kontribusi kuat terhadap pembelajaran sejarah. Dengan demikian ada beberapa rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan, sebagai berikut: 1. Kepada Guru Sejarah di lapangan diharapkan dalam fungsinya sebagai curriculum developer dapat mencari format mengembangkan pembelajaran sejarah lokal, multikulturalisme, karakter bangsa, dalam pengimplementasian pembelajaran Sejarah mengharuskan adanya usaha dari guru dalam meningkatkan professional skills mereka dengan mengembangkan keaneka ragaman pada diri siswa, antara lain supaya menyajikan pokok-pokok bahasan sejarah yang kontekstual dengan kehidupan siswa sehari-hari. 2. Pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah sebagai manajer dalam lembaga pendidikan harus mendorong pengembangan pendidikan karakter seluas-luasnya. Penyusunan KTSP di awal tahun pelajaran harus berbasis pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran sejarah, kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran sejarah yang mampu mengembangkan nilainilai karakter pada diri siswa. Penerapan pembelajaran sejarah lokal berbasis multikultural dalam pengembangan Karakter Bangsa dapat dijadikan alternatif dalam mengembangkan nilai-nilai karakter tersebut.

159 3. Kepada Pemerintah Daerah, dalam hal ini, Dinas Pendidikan Kebupaten Indramayu, agar merumuskan sebuah kurikulum pembelajaran khusus yang berbasis multikultural di samping tetap menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat Kabupetan Indramayu. Adapun impelementasi dari program tersebut adalah dengan menyusun buku mengenai sejarah perjuangan lokal yang ada di Indramayu dalam bentuk buku yang tidak terlalu berat khususnya untuk bacaan pelajar. Buku-buku tersebut kemudian didistribusikan ke perpustakaanperpustakaan sekolah dengan jumlah yang memadai untuk dibaca oleh para pelajar. Melalui program tersebut diharapkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap sejarah lokal serta nilai-nilai yang dimilikinya dapat meningkat. 4. Kepada siswa SMA Negeri 1 Sindang sebagai generasi penerus bangsa penulis sarankan agar terus meningkatkan kerukunan dengan memberdayakan segenap kemampuan dan kreatifitas yang dimilikinya, melalui proses pembelajaran sejarah lokal berbasis multikultikultural dengan cara mengikuti kegiatan sekolah. Selain itu diharapkan para siswa lebih toleran dan mau bekerjasama dengan tidak membeda-bedakan latar belakang yang mereka miliki, baik itu perbedaan dalam status sosial, etnik, jenis kelamin, suku, bahasa dan agama yang mereka anut. 5. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan tersebut direkomendasikan untuk secara spesifik mengkaji dan menelaah masalah pembelajaran Sejarah lokal oleh guru yang kualifikasinya sebagai guru sejarah, hal ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan kepada guru-guru untuk mencoba mengimplementasikan pembelajaran Sejarah lokal berbasis Multikultural untuk menjawab tantangan pendidikan sekarang ini dengan melihat

160 pada kondisi multikultural bangsa kita. Hasil temuan penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian yang lebih baik, dari sisi metodologis maupun teori.