BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahkluk sosial yang selalu hidup bersama dan saling tergantung sama lainya. Di dunia ini, tidak ada satu pun manusia yang dapat hidup sendiri karena pada dasarnya di dalam diri manusia selalu terdapat keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain, serta alam sekitarnya. Setiap manusia harus selalu berinteraksi dengan manusia lain sehingga terwujud suatu pergaulan hidup. Kelompok sosial merupakan salah satu perwujudan dari adanya suatu pergaulan hidup. Kelompok sosial terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung dan berfungsi satu dengan yang lain agar keutuhan kelompok dapat selalu terpelihara. Kehidupan manusia tidak terlepas dari seni, karena manusia memiliki kemampuan untuk selalu meneruskan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan dan kemampuan masyarakat selalu mengalami perubahan yang tentunya sangat berpengaruh terhadap perkembangan kebudayaan yang ada di masyarakat. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan yang memiliki arti sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

2 Indonesia merupakan sebuah Negara yang kaya akan berbagai bentuk kesenian, baik seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama, maupun seni yang lainya. Pada umumnya perkembangan kesenian mengikuti proses perubahan yang terjadi dalam kebudayaan suatu masyarakat. Hal ini dipertegas oleh pendapat Ngasman (2002:1) yang mengatakan bahwa kesenian tidak pernah lepas dari mayarakat. Sebagai salah satu yang penting dari kebudayaan, kesenian merupakan ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri. Kebudayan merupakan hasil budidaya manusia, karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk hidup yang berbudaya dan membudaya yaitu mampu menjamah alam untuk kepentingan hidup. Sehingga manusia di dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari kebudayaan karena manusialah pelaku kebudayaan. Ia menjalankan kegiatan untuk mencari sesuatu yang berharga baginya, dan dengan demikian kemanusiaannya menjadi lebih nyata (Ngasman, 2002:1). Sedangkan Supriyadi (1994:36) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kebudayaan sebagai hasil kreatifitas manusia yang memberi kontribusi besar bagi peradaban manusia. Hal ini berarti dalam kehidupan masyarakat, kreatifitas seseorang mampu memberi kontribusi kepada orang lain untuk menciptakan kebudayaan berdasarkan sikap, norma dan perilaku masyarakat. Seni khususnya seni pertunjukan musik telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya jenis aliran musik seperti dangdut, pop, rock, jazz, country, dan lain sebagainya. Selain

3 banyaknya jenis aliran musik yang berkembang, juga semakin banyak bermunculan kelompok musik di kota-kota hampir di seluruh Indonesia. Mengoptimalkan manajemen seni pertunjukkan khususnya seni musik yang lebih kompetitif, berwawasan prospek, serta mampu menjawab tantangan masa yang akan datang. Seni pertunjukan sangat beragam, beraneka warna, tumbuh bersamaan dengan perkembangan sistem kekuasaan serta sistem sosial masyarakat. Seni pertunjukkan khususnya seni musik agar tetap lestari, maju dan berkembang, serta menjadi idola bagi penonton semua kalangan, dibutuhkan manajemen organisasi yang profesional, mumpuni, dan mengoptimalkan berbagai pihak dan celah dalam rangka bekerja bahu membahu, serta menerapkan staf untuk bisa bekerja mandiri dan optimal dalam mendatangkan celah kesempatan yang memungkinkan membawa dampak kemajuan bagi usaha manajemen organisasi yang diharapkan. SMA Negeri 3 Magelang adalah salah satu sekolah yang memiliki beragam kegiatan musik dalam berbagai jenis. Salah satu dari kelompok musik tersebut adalah kelompok paduan suara Quinta Chamber. Kelompok paduan suara ini merupakan kelompok yang beranggotakan siswa siswi yang berbakat dalam bernyanyi dan olah vokal dari kelas X, XI, dan XII. Kelompok ini berdiri sejak tahun 2009 dan mengalami perkembangan hingga sekarang seiring dengan berkembangannya kreatifitas, popularitas, serta perubahan struktur organisasi dan manajemen yang ada. Mereka selalu berusaha solid untuk tetap bertahan dan berkembang

4 khususnya di kota magelang. Kendala yang nampak adalah pembagian waktu latihan dengan kegiatan lainnya, dimana para personil Quinta Chamber harus pandai memanfaatkan waktu latihan paduan suara dengan les mata pelajaran. Tingkat persaingan yang semakin ketat diantara kelompok paduan suara SMA di Kota Magelang, mengharuskan kelompok paduan suara Quinta Chamber senantiasa melakukan perbaikan agar mampu bersaing dan dapat mempertahankan eksistensi dan kreatifitasnya sebagai kelompok paduan suara terkemuka di Kota Magelang. Fakta fakta pendukung tersebut menjadikan peneliti tertarik mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang manajemen pembelajaran seni pada kelompok paduan suara Quinta Chamber di SMA Negeri 3 Magelang dari sudut pandang yang berbeda dibanding penelitian sebelumnya. Kelompok paduan suara ini memiliki manajemen yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang saling bergantung satu sama lain. Komponen komponen yang ada dalam kelompok paduan suara Quinta Chamber yaitu fungsi manajemen pembelajaran, unsur unsur pembelajaran, manajer, asisten manajer, stage manajer, set manajer, crew, dan pemain. Komponen komponen tersebut merupakan bagian dari struktur kelompok paduan suara Quinta Chamber. Perjalanan kelompok paduan suara Quinta Chamber sampai saat ini mampu bertahan dan berkembang mengingat semakin banyaknya kelompok paduan suara baru yang bermunculan di kota Magelang.

5 Peneliti melaksanakan kegiatan pada kelompok paduan suara Quinta Chamber yang berhubungan dengan manajemen pembelajaran seni yang dilaksanakan kelompok tersebut. Manajemen pembelajaran seni kelompok paduan suara Quinta Chamber penting untuk dikaji agar dapat diketahui kualitas manajemen pembelajaran yang dimiliki, menjelaskan manajemen pembelajaran seni kelompok paduan suara Quinta Chamber telah dilaksanakan dengan baik atau tidak, dapat diketahui faktor pendukung dan penghambat dalam sistem pembelajaran dan nilai nilai pendidikan yang terdapat dalam kelompok paduan suara Quinta Chamber. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana perencanaan pembelajaran seni pada Magelang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016? 12.2 Bagaimana pengorganisasian pembelajaran seni pada Magelang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016? Bagaimana penggerakan pelaksanaan pembelajaran seni pada kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016? Bagaimana pengawasan pembelajaran seni pada Magelang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016?

6 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok kajian yang telah dirumuskan dalam permasalahan, maka penelitian ini bertujuan untuk: Mendiskripsikan perencanaan pembelajaran seni pada Magelang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/ Mendiskripsikan pengorganisasian pembelajaran seni pada kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/ Mendeskripsikan penggerakan pelaksanaan pembelajaran seni pada kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/ Mendiskripsikan pengawasan pembelajaran seni pada Magelang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/ Manfaat Penelitian Hasil penelitian di harapkan memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritis Manfaat Praktis Bagi guru Guru diharapkan dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari dalam proses

7 pembelajaran dengan menggunakan manajemen pembelajaran yang tepat Bagi siswa Siswa dalam hal ini anggota kelompok paduan suara diharapkan memiliki pemahaman tentang konsep pembelajaran yang sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari agar dapat tetap mempertahankan eksistensinya Bagi sekolah Sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran agar kualitas prose pembelajaran dapat ditingkatkan Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat khusus digunakan oleh pendidik dalam manajemen pembelajaran Contextual Teaching dan Learning.