BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi sekarang ini telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang baru, salah satunya adalah jual beli sistem online atau elektronik

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. oleh berjuta-juta orang yang tersebar di semua penjuru dunia. Internet

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

SISTEM PENGAMBILAN KEUNTUNGAN AKAD JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. antar sesama manusia yang memiliki tujuan untuk menjaga hak-hak manusia,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG)

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pengertian benda dan macam-macamnya, dengan benda dan macam-macamnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti saling. memenuhinya sendiri, sehingga memerlukan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PRAKTEK OPER SEWA RUMAH KONTRAKAN

Perlindungan Konsumen Dalam Perspektif Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dan Hukum Islam Dalam Jual Beli

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP MURABAHAH DALAM PERJANJIAN ISLAM ( Kajian operasional Bank Syariah dalam modernisasi hukum ) Oleh LINA MAULIDIANA

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN DENGAN SISTEM BON DI WARKOP CAHYO JAGIR SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan masyarakat yaitu apa yang disebut dengan muamalah. Keperluan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. cabang ilmu dalam islam yang dikenal dengan fiqih muammalah. Aspek. hubungan antara umat satu dengan umat yang lainnya.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi sekarang ini telah menimbulkan kemajuan di berbagai bidang. Munculnya internet sebagai hasil dari adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang informasi dan komunikasi telah membuat perubahan yang sangat besar dalam kehidupan kita. Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar yang dapat membantu kita dalam melakukan interaksi dan komunikasi. Penggunaan internet tidak terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini saja, melainkan juga dapat menciptakan jenis-jenis dan peluang bisnis yang baru dimana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Dari uraian di atas, dapat diperhatikan bahwa perkembangan teknologi informasi, sadar atau tidak telah memberikan dampak terhadap perkembangan hukum, ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi pada awal abad modern. Khusus di bidang perekonomian, perkembangan teknologi informasi telah melahirkan transaksi baru dalam dunia perdagangan. Internet juga sering digunakan sebagai sarana untuk melakukan sebuah perdagangan elektronik atau electronic commerce. Secara umum peranan internet dalam electronic commerce antara lain adalah: 1. Media utama untuk terjadinya transaksi bisnis secara online.

2 2. Memeungkinkan web site perusahaan dapat diketahui oleh konsumen di seluruh dunia. 3. Memungkinkan pihak merchant/perusahaan/instansi menjual produk atau jasa secara online. 4. Memungkinkan pihak merchant/perusahaan/instansi yang menjual produk atau jasa mempunyai pasar global. 5. Memungkinkan pihak merchant/perusahaan/instansi yang menjual produk atau jasa berkomunikasi secara cepat dengan konsumen. 1 Electronic commerce atau yang lebih dikenal e-commerce merupakan bentuk perdagangan secara elektroonik baik berupa penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet. Fasilitas internet yang telah memicu perkembangan di bidang bisnis telah memberikan keyakinan akan pentingnya teknologi di dalam pencapaian tujuan financial suatu perusahaan melalui efisiensi proses bisnis yaitu dengan menggunakan transaksi elektronik. Jual beli atau perdagangan melalui transaksi elektronik merupakan suatu pilihan bisnis yang sangat menjanjikan untuk diterapkan saat ini, karena jual beli melalui transaksi elektronik memberikan banyak kemudahan bagi kedua belah pihak, baik dari pihak penjual maupun dari pihak pembeli di dalam melakukan transaksi meskipun para pihak berada di dua tempat yang berbeda. Dalam tahap negosiasi, jual beli melalu transaksi elektronik ini tidak memerlukan pertemuan secara tatap muka antara penjual maupun pembeli. Keuntungan bisnis di internet antara lain memudahkan komunikasi intern dan ekstern, globalisasi bisnis dan keunggulan kompetitif, mengurangi biaya komunikasi dan mendapat feedback, memperluas jaringan kerja sama, marketing, dan sales, memudahkan pencarian informasi yang cepat dan murah, dapat mempelajari perilaku visitor, menambah image atau 1 Jonathan Sarwono dan Tutty Martadireja, Teori E-commerce Kunci Sukses Perdagangan di Internet, Ctk. Pertama, Gava Media, Yogyakarta, 2008, hlm. 17

3 performance perusahaan dan website adalah showroom termurah dan paling praktis. 2 Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik belum lama disetujui DPR RI menjadi Undang-Undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) tepatnya pada tanggal 25 Maret 2008 dan mulai berlaku sejak tanggal 12 April 2008. Undang-undang ini mancakup segala pranata hukum dan ketentuan-ketentuan yang mengakomodasi tentang pedagangan elektronik yang merupakan salah satu ornamen utama dalam bisnis. Adanya regulasi khusus yang mengatur perjanjian virtual ini, maka secara otomatis perjanjian-perjanjian di internet tersebut tunduk pada UUITE dan hukum perjanjian yang berlaku. Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e- commerce menimbulkan perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan teknologi, kenyataan saat ini yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi tidak dapat lagi dilakukan pendekatan melalui sistem hukum konvensional, mengingat kegiatannya tidak lagi bisa dibatasi oleh teritorial suatu negara, aksesnya dengan mudah dapat dilakukan dari belahan dunia mana pun, kerugian dapat terjadi baik pada pelaku internet maupun orang lain yang tidak pernah berhubungan sekalipun misalnya dalam pencurian kartu kredit melalui pembelanjaan di internet. Di samping itu, masalah pembuktian merupakan faktor yang penting, mengingat data 2 Dwi S, E-commerce?, dalam http://spiritualfinancial.blogspot.com/2008/05/ecommerce.html

4 elektronik belum terakomodasi dengan baik dalam sistem hukum acara Indonesia, karena itu diperlukan UUITE tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan didapati sebagai penyebab utama kenapa standar hidup dan pertumbuhan ekonomi negara jauh lebih baik pada masa sekarang dibandingkan dengan masa silam. Islam telah menegaskan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor terpenting bagi manusia untuk mewujudkan kesejahteran dalam hidup. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW selain mengatur umat manusia untuk berhubungan dengan khaliqnya, juga mengatur hubungan umat manusia dengan sesamanya. Mengenai hubungan dengan manusia lain yang disebut muamalat, Allah telah menetapkan aturan-aturan atau patokan-patokan yang bersifat dan berlaku umum. Muamalat dengan pengertian pergaulan hidup tempat setiap orang melakukan perbuatan dalam hubungannya dengan orang lain, yang menimbulkan hubungan hak dan kewajiban itu merupakan bagian terbesar dalam hidup manusia, sehingga hukum islam memberikan aturan-aturan dalam bidang ini sangat longgar, guna memberi kesempatan perkembangan hidup manusia di kemudian hari, manusia di beri kebebasan untuk mengatur segala kebutuhan hidup yang serba dinamis, asalkan aturan-aturan yang dibuatnya tidak bertentangan dengan syariat. Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan pertukaran barang dengan persetujuan antara kedua belah pihak dalam suatu transaksi dagang sebagai suatu yang halal atau dibolehkan, dan melarang mengambil benda orang lain tanpa

5 persetujuan dan izin dari mereka. 3 Penerapan prinsip syariah secara lengkap dan utuh dalam suatu kegiatan ekonomi haruslah sesuai dengan landasan-landasan yang bersumber pada ajaran islam. Landasan-landasan tersebut berasal dari Al- Quran dan Hadist Nabi SAW, ataupun berasal dari hasil ijtihad para ahli hukum islam. 4 Kita dapat melihat bahwa yang membedakan bisnis online dengan bisnis offline yaitu pada proses transaksi (akad) dan media utama dalam proses tersebut. Akad merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu bisnis. Secara umum, bisnis dalam islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat fisik, dengan menghadirkan benda tersebut ketika transaksi, atau tanpa menghadirkan benda yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan sifat benda secara konkret. E-commerce sangat memungkinkan timbulnya suatu kesamaran yang sering mengakibatkan adanya ketidakpastian dan kekaburan. Objek jual beli yang tidak nyata serta kurangnya informasi mengenai barang-barang yang diperjual belikan merupakan suatu hal yang lazim terjadi pada e-commerce. Jual beli yang mengandung unsur kesamaran (gharar) ini mengandung permainan atau untunguntungan, meragukan dan mengandung unsur penipuan. 5 Jual beli ini tidak jarang menimbulkan penyesalan pada pihak pembeli yang disebabkan karena adanya kecacatan atau ketidaksempurnaan pada objek yang diperjualbelikan. Mengingat prinsip berlakunya jual beli adalah atas dasar 3 Haris Faulidi Asnawi, Transaksi Bisnis E-commerce Perspektif Islam, Ctk. Pertama, Magistra Insania Press bekerjasama dengan MSI UII, Yogyakarta, 2004, hlm. 74 4 Ibid. 5 Ibid. hlm 87

6 suka sama suka, maka syariat memberi kesempatan kepada kedua belah pihak yang melakukan akad jual beli untuk memilih antara dua kemungkinan, yaitu melangsungkan jual beli atau mengurungkannya. Memilih antara dua kemungkinan inilah yang dinamakan khiyar dalam akad jual beli. Hak untuk memilih antara dua kemungkinan tersebut sepanjang masing-masing pihak masih dalam keadaan mempertimbangkan. Hak khiyar yang diatur dalam islam ini jarang sekali terjadi dalam sebuah transaksi e-commerce, sehingga hal tersebut dapat membatalkan sebuah akad dalam sebuah transaksi jual beli dalam islam dan tak jarang barang yang diterima oleh si pembeli tidaklah sama seperti yang telah dideskripsikan oleh penjual. Melihat fenomena jual beli dengan media internet yang terurai diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : IMPLEMENTASI PRINSIP KHIYAR DALAM E-COMMERCE. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi jual beli melalui transaksi elektronik? 2. Bagaimanakah implementasi prinsip khiyar dalam e-commerce?

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi atau pelaksnaan jual beli melalui transaksi elektronik. 2. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan implementasi prinsip khiyar dalam e-commerce. D. Tinjauan Pustaka Perdagangan secara elektronik sangat bergantung pada keberadaan internet sebagai media utama dalam melakukan transaksi didalamnya. Tanpa adanya internet, jual beli melalui transaksi elektronik tidak akan pernah bisa untuk dilakukan. Internet sebagai sumber daya bisnis membuat para pedagang, perusahaan barang dan jasa dapat menjalankan bisnisnya secara online. Bisnis online ini tidak terbatas ruang dan waktu serta dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Penggunaan internet sebagai media perdagangan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh berbagai manfaat yang di dapat oleh perusahaan ataupun konsumen dengan melakukan transaksi melalui internet. Media elektronik baru (cyberspace) menuntut reaksi yang cepat terhadap masalah

8 hukum yang muncul secara terus-menerus dalam konteks dan yurisdiksi yang berbeda. 6 Jual beli merupakan suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. 7 Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, seketika setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaan itu belum diserahkan, maupun harganya belum dibayar. 8 Penjualan merupakan transaksi paling kuat dalam dunia perniagaan bahkan secara umum adalah bagian yang terpenting dalam aktivitas usaha. 9 Aktivitas jual beli sangat berkembang pesat dengan adanya kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yaitu berupa internet. Jual beli tiada lain persesuaian kehendak (wisovereensteeming) antara penjual dan pembeli mengenai barang dan harga. Barang dan hargalah yang menjadi esensi perjanjian jual beli. Tanpa ada barang yang hendak dijual tidak mungkin terjadi jual beli. Sebaliknya jika barang objek jual beli tidak dibayar dengan sesuatu harga, jual beli dianggap tidak ada. Jual beli melalui internet adalah transaksi electronic money (uang elektronik). Ia tidak nyata tetapi memiliki sifat dan ukuran tertentu, sehingga dengan sifat dan ukuran itu seolah-olah nampak atau nyata karena pada akhirnya kita pun dapat mewujudkannya dalam nilai yang riil, yaitu disaat transaksi 6 Assafa Endeshaw, Hukum E-commerce Dan Internet Dengan Fokus Di Asia Pasifik, Ctk. Pertama, Pustaka Relajar, Yogyakarta, 2007, hlm. 243 7 R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Ctk. Ke-29, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1999, hlm. 366 8 Ibid. 9 Abdullah al-mushlih dan.shalah ash-shawi, Jual Beli dan Hukum-Hukumnya, dalam http://irwin2007.wordpress.com/2008/01/28/jual-beli-dan-hukum-hukumnya-2/

9 pembeli akan memperoleh barang dalam bentuk yang nyata. 10 Syarat sahnya suatu perjanjian dalam melakukan jual beli haruslah benar-benar diperhatikan untuk memenuhi sah atau tidaknya suatu hubungan dalam e-commerce. Kita tahu bahwa dalam e-commerce tidak berdasarkan atas adanya suatu objek yang nyata. Perdagangan elektronik yang sedang berkembang pesat saat ini seharus tidak bertentangan dengan aturan hukum yang ada maupun ketentuanketentuan dari ajaran islam. Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah SAW sendiri pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits). 11 Jual beli merupakan salah satu bentuk muamalat yang mempunyai ketentuan-ketentuan yang bersifat umum dan longgar, sehingga selalu berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat. Quraish Shihab merumuskan prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam berbisnis dengan melihat perintah Al-Qur an dan Sunah Nabi, yaitu : 1) Kejujuran; 2) Keramahtamahan; 3) Penawaran yang jujur atau fix price; 4) Pelanggan yang tidak sanggup membayar diberi waktu; 5) Penjual hendaknya tidak memaksakan pembeli dan tidak bersumpah dalam menjual; 6) Tegas dan adil dalam timbangan dan takaran; 7) Tidak dibenarkan monopoli; 8) Tidak dibenarkan adanya harga komoditi yang boleh dibatasi; 9) Kesukarelaan. 12 Perdagangan atau jual beli dalam hukum islam juga tidak terlepas akan pentingnya sebuah akad. Akad adalah suatu perikatan antara ijab dan kabul dengan cara yang dibenarkan syariat yang menetapkan adanya akibat hukum pada 10 Iman, Hukum Jual Beli Melalui Internet, dalam http://imamwardany.com/hukum-jualbeli-melalui-internet/ 11 Bisnis Online Dalam Hukum Islam,dalam http://www.tomdonyet.co.cc/2009/04/bisnisonline-dalam-hukum-islam.html 12 Haris Faulidi Asnawi, Transaksi... op.cit., hlm. 82

10 objeknya. 13 Ditinjau dari segi pelaku akad (subjek), jual beli terbagi menjadi tiga bagian, dengan lisan, dengan perantara, dan dengan perbuatan. 14 Jual beli dalam hukum islam ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syariat dan disepakati. 15 Menurut terminologi ilmu fiqih, artinya: bentuk usaha penukaran terhadap yang bukan fasilitas atau kenikmatan. Asal dari jual beli adalah mubah, kecuali bila ada dalil yang mengharamkannya. 16 Allah berfirman: Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka 13 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), Ctk. Kedua, UII Press Yogyakarta, Yogyakarya, 2004, hlm. 65 14 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 77 15 Ibid. hlm. 68 16.Abdullah al-mushlih dan.shalah ash-shawi, Jual Beli Dan Hukum-Hukumnya, dalam http://irwin2007.wordpress.com/2008/01/28/jual-beli-dan-hukum-hukumnya-2/

11 orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. 2:275) 17 Islam melihat konsep jual beli itu sebagai suatu alat untuk menjadikan manusia itu semakin dewasa dalam berpola pikir dan melakukan berbagai aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. 18 Pasar sebagai tempat aktivitas jual beli harus, dijadikan sebagai tempat pelatihan yang tepat bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi. Namun demikian, masalah muamalat yang selalu berkembang tersebut tetap perlu mendapat perhatian agar perkembangan itu jangan sampai menimbulkan kesempitan-kesempitan hidup pada satu pihak yang disebabkan adanya paksaan-paksaan dari pihak lain. Imam Malik berpendapat boleh melakukan transaksi jual beli barang yang tidak nyata dengan syarat diterangkan sifat dan ukurannya. 19 Pendapat ini sangatlah bertentangan dengan pendapat yang di keluarkan oleh Imam Syafi i. Menurut Imam Syafi i tidak boleh jual beli barang yang tidak nyata, tidak boleh menjual barang yang tidak nyata dalam keadaan bagaimana pun, baik disifati ataupun tidak. 20 Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda "Dua orang yang saling berjual beli punya hak untuk saling memilih selama mereka tidak saling berpisah, maka jika keduanya saling jujur dalam jual beli dan menerangkan keadaan barang-barangnya (dari aib dan cacat), maka akan diberikan barokah jual beli bagi keduanya, dan apabila keduanya saling berdusta dan saling menyembunyikan aibnya maka akan dicabut barokah jual beli dari keduanya" 17 http://quran.kawanda.net/ayat.php?surat=2&ayat=275 18 Muhammad Imaduddin, Jual Beli Dalam Pandangan Islam, dalam http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1062&itemid=5 19 Imam, Hukum Jual Beli Melalui Internet, dalam http://imamwardany.com/hukum-jualbeli-melalui-internet/ 20 Imam, Hukum Jual Beli Melalui Internet, dalam http://imamwardany.com/hukum-jualbeli-melalui-internet/

12 (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i, dan shahihkan oleh Syaikh Al Bany dalam shahih Jami no. 2886) 21 Sesungguhnya agama Islam adalah agama yang penuh kemudahan dan syamil (menyeluruh) meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai maslahat dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Termasuk dalam maslahat tersebut adalah sesuatu yang Allah syariatkan dalam jual beli berupa hak memilih bagi orang yang bertransaksi, supaya dia puas dalam urusannya dan dia bisa melihat maslahat dan madharat yang ada dari sebab akad tersebut sehingga dia bisa mendapatkan yang diharapkan dari pilihannya atau membatalkan jual belinya apabila dia melihat tidak ada maslahat padanya. Khiyar (memilih) dalam jual beli maknanya adalah memilih yang terbaik dari dua perkara untuk melangsungkan atau membatalkan akad jual beli. Khiyar mempunyai kedudukan yang penting dalam konsep jual beli secara islam karena ia menjadi dasar hukum dalam melindungi kepentingan pihak-pihak yang melakukan kontrak terhadap kemungkinan terjadinya kerugian yang dialami. E. Metode Penelitian Adapun metodologi yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Objek Penelitian Jual beli yang dilakukan melalui transaksi elekktronik atau media internet. 2. Subjek Penelitian 21 Team Zisonline.com, Hukum Jual Beli Dalam Islam, dalam http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=66

13 Para pelaku jual beli melalui transaksi elektronik. 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer : Merupakan data-data yang diperoleh melalui hasil wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan responden berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh penulis sebelumnya untuk menanyakan atau mendapatkan suatu informasi atas suatu hal-hal yang dianggap penting, yang berhubungan erat dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. b. Sumber Data Sekunder : Ialah berupa data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang terdiri dari Al-Qur an, Hadist, peraturan perundang-undangan, literature maupun artikel yang berkaitan dengan ruang lingkup permasalahan penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer : Dilakukan dengan wawancara yang diperoleh secara langsung melalui pertanyaan kepada para responden atau informan yang berhubungan dengan penelitian ini. b. Data Sekunder : Melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan studi terhadap dokumen-dokumen atau bahan pustaka yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian serta sumber-sumber yang berasal dari hukum islam. 5. Metode Pendekatan a. Pendekatan Normatif : yaitu mendekati masalah yang diteliti dengan berdasarkan teks-teks Al-Qur an dan As-Sunnah baik untuk

14 pembenarannya maupun untuk pencarian norma atas masalah yang ada serta peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bedasar pada hukum positif. b. Pendekatan Sosiologis : yaitu analisa terhadap fakta-fakta dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi sosial dengan adanya pelaksanaan jual beli melalui transaksi elektronik yang dilakukan pada saat ini. c. Pendekatan ekonomis : yaitu analisa terhadap fakta-fakta dengan memperhatikan dan melihat kondisi keadaan ekonomi masyariatat pada saat ini dan seberapa banyak yang melakukan jual beli melalui transaksi elektronik. 6. Analisis Data Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Data-data yang diperoleh dari penelitian di analisa secara deskriptif kualitatif. Data diatur dan disusun secara sistematis agar menjadi suatu kesatuan sehingga dapat dipelajari secara mendalam. Hasil analisis data merupakan gambaran dan penjelasan yang sistematis tentang data atau informasi tentang subjek penelitian. Selanjutnya hasil analisis data akan merupakan kesimpulan yang mendalam yang dapat diuraikan tentang objek penelitian.

15 F. Kerangka Skripsi Untuk memudahkan para pembaca memahami materi penulisan ini, maka sistematika penulisanya disusun sebagai berikut: Bab tentang Pendahuluan, yang didalamnya dipaparkan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Kerangka Skripsi. Bab tentang Khiyar dalam Jual Beli Islam, yang didalamnya meliputi Pengertian Jual Beli, Dasar Hukum Jual Beli, Syarat Jual Beli, Rukun Jual Beli, Macam-macam Jual Beli, serta Khiyar dalam Jual Beli. Bab tentang Tinjauan Umum E-commerce, Pengertian E-commerce, Karakteristik E-commerce, Macam-macam Transaksi E-commerce, dan Kelebihan dan Keterbatasan E-commerce. Bab tentang E-commerce dalam Hukum Islam, yang berisikan tentang Keabsahan Perjanjian melalui Internet, Tanggung Jawab Para Pihak dalam Jual Beli melalui Internet, dan Prinsip Khiyar dalam E-commerce. Bab tentang Penutup, yang meliputi Kesimpulan dan Saran.