BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Mentri dalam Negeri

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa adalah tingkat capaian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun. Sekolah) yang menyediakan bantuan bagi Sekolah dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter di Amerika Serikat, menjadikan negara Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah

I. PENDAHULUAN. Amandemen 2001) Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Studi tentang..., Aris Roosnila Dewi, FISIP UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat menuntut setiap negara untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi keluarga. tanpa dukungan dana yang cukup. Menurut Peraturan Pemerintah No 48, tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29)

B ab I P endahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tolak ukur suatu pemerintahan yang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat

Analisis Perbedaan Persepsi Stakeholders Ters Atas Transparansi, Partisipasi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan merupakan rangkaian kegiatan dari programprogram

BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang semakin ketat antar bangsa dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. BBM tersebut, Pemerintah merealokasikan sebagian besar anggarannya ke empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. negaranya, salah satunya yaitu dalam bidang pendidikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, jumlah penduduk

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Keefektifan Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN WALIKOTA BLITAR,

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAYA DUKUNG DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI WONOTINGAL 04 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat menambah potensi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penganggaran merupakan suatu aktivitas pemerintah yang penting

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengelolaan keuangan sekolah merupakan suatu kegiatan yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONE,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, yang selanjutnya terwujudlah

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG SUBSIDI BIAYA PENDIDIKAN PADA TK, SD, SMP, SMA DAN SMK NEGERI DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. SMP Islam Ibnu Rusyd Kotabumi Lampung Utara selalu berusaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Mts Tarbiyatul Banin Banat

KOMPILASI POIN-POIN PENTING ATURAN TENTANG PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

IV. DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk memperoleh pendidikan bermutu, hal ini disebabkan antara lain karena mahalnya biaya pendidikan. Disisi lain, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yang dikenal dengan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Konsekuensi dari hal tersebut maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (Hemawan, 2011: 2). Kenaikan harga BBM beberapa tahun belakangan dikhawatirkan akan menurunkan kemampuan daya beli penduduk miskin. Hal tersebut dapat menghambat upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, karena penduduk miskin akan semakin sulit memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. Seiring meningkatnya beban subsidi BBM yang harus dibayar pemerintah karena semakin meningkatnya harga minyak dunia, pada bulan Maret dan Oktober 2005 Pemerintah melakukan 1

2 pengurangan subsidi BBM secara drastis. Hal ini berdampak pada sektor pendidikan yang ditandai antara lain dengan banyaknya siswa putus sekolah karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah serta ketidakmampuan siswa membeli alat tulis dan buku pelajaran dalam rangka mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Guna memperkecil dampak kenaikan harga BBM di sektor pendidikan, Masyarakat yang langsung merasakan dampak kenaikan harga BBM berupa melambungnya berbagai kebutuhan pokok, kesehatan, dan pendidikan adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah (Widiawati, 2010: 2). Dalam rangka mengatasi dampak kenaikan harga BBM tersebut Pemerintah merealokasikan sebagian besar anggarannya ke empat program besar, yaitu program pendidikan, kesehatan, infrastruktur pedesaan, dan subsidi langsung tunai (SLT). Salah satu program di bidang pendidikan adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan meringankan beban bagi siswa yang lain dalam rangka mendukung pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Anonim, 2010: 1). Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana kepada sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP untuk membantu mengurangi beban biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orangtua siswa. BOS diberikan kepada sekolah untuk dikelola sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

3 pemerintah pusat. Besarnya dana untuk tiap sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid, tanpa membedakan apakah siswa berasal dari keluarga yang mampu atau tidak. Program BOS dicetuskan sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat khususnya siswa dari keluarga miskin terhadap pendidikan yang berkualitas dalam rangka penuntasan wajib belajar sembilan tahun. Sekolah yang menerima BOS diharuskan untuk mengikuti semua aturan yang ditetapkan oleh pengelola program, baik mengenai cara pengelolaan, penggunaan, pertanggung jawaban dana BOS yang telah diterima. Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo, merupakan lembaga pendidikan yang mendapatkan BOS. Permasalahan Program BOS di secara umum di Madrasah Ibtidaiyah (MI), secara konsep diberikan untuk mengurangi beban masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau tidak mampu agar mereka dapat memperoleh layanan pendidikan Wajib Belajar yang memadai dan bermutu, akan tetapi kenyataan praktek dilapangan pelaksanaan program BOS belum dapat berjalan seperti yang kita harapkan, hal dapat kita buktikan masih terdapat siswa tidak mampu yang belum memperoleh layanan pendidikan secara memadai seperti mereka tetap saja dalam memperoleh layanan pendidikan selalu dibebani biaya pendidikan lainnya seperti biaya pendaftaran, biaya sumbangan pembangunan, seragam sekolah dan lain sebagainya.

4 Permasalahan lain pelaksanaan program BOS adalah secara konseptual BOS diberikan kepada siswa/siswi tidak mampu atau masyarakat miskin, tetapi kenyataan dilapangan belum sepenuhnya siswa/siswi miskin/tidak mampu mendapatkan layanan pendidikan secara memadai. Sehingga hal ini sangat bertentangan dengan konsep program bantuan BOS sehingga perlu diluruskan. Permasalahan lain adalah penggunaan dana BOS oleh sekolah yang selama ini tidak pernah melakukan musyawarah dengan orang tua/wali termasuk dalam hal ini penyusunan RAPBS, sebaliknya orang tua murid /wali diundang oleh sekolah untuk berpartisipasi memberikan bantuan kekuarangan anggaran sekolah yang sudah di tetapkan oleh sekolah. Dalam praktek pihak Kepala Madrasah yang dominan untuk melakukan pengelolaan BOS, belum lagi masih rendahnya tingkat akuntabilitas, penggunaan dan pertanggungjawaban dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) oleh sekolah tidak di publikasikan atau belum pernah dilakukan audit oleh Akuntan publik, sehingga akuntabilitas dan kridibilitas masih diragukan (Suprapto, 2007: 3). Permsalahan yang selalu dialami oleh masyarakat, meskipun dana BOS telah dikucurkan Pemerintah kepada Sekolah Dasar/sederajad maupun Sekolah Menengah Atas/setingkat tetap saja setiap tahun ajaran baru/penerimaan murid baru selalu memungut bantuan dana rutin berupa Sumbangan Pembinaan Pendidikan maupun iuran yang ditetapkan oleh kepala madrasah bersama dengan komite sekolah dengan berbagai dalih.

5 Terlepas dari permasalahan di atas, BOS terbukti berdampak positif terhadap pendidikan diantaranya adalah: (1) pihak sekolah sudah tidak memikirkan kekurangan biaya operasional sekolah lagi dan tentunya anakanak Indonesia dapat mengakses sekolah. Selain itu juga bisa meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya masing-masing. Depdiknas harus memaksa sekolah untuk meningkatkan kualitas dan layanan sekolah. (2) sejak diluncurkan program BOS terjadi peningkatan kualitas pendidikan cukup signifikan sehingga sekolah yang kualitasnya masih rendah makin lama makin sedikit. (3) Program BOS juga meningkatkan penerimaan sekolah. Daya akses seluruh lapisan masyarakat terhadap pendidikan juga semakin terbuka. Dengan dana BOS, sekolah dapat meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana belajar-mengajar, pendapatan guru (guru honor, guru kontrak, dan guru tetap), kegiatan ekstrakurikuler, pelajaran tambahan, dan mutu guru. Bahwa program BOS juga ditujukan untuk mencegah anak putus sekolah (Suhardi, 2010: 3). Selain dampak positif, program BOS justru membuat masyarakat kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Program sekolah gratis, maka harapan masyarakat sekolah tidak lagi melakukan pungutan dalam bentuk apa pun. Akibatnya, para orangtua mulai kendor mengawasi anak. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang tidak datang mengikuti les menghadapi UN. Selain itu pendistribusian BOS dengan prosedur yang berbelit-belit, terkadang menghambat penerimaan BOS di Sekolah (Anonim, 2010: 1).

6 Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan mengkaji pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2010-2011. B. Fokus Penelitian Berpijak dari latar belakang penelitian, maka fokus penelitian ini adalah: Bagaimana pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2011, fokus penelitian tersebut selanjutnya dirinci dalam sub fokus sebagai berikut: 1. Karakteristik pengajuan bantuan operasional sekolah (BOS) pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2011. 2. Realiasai dana BOS dalam rangka meningkatkan akses pendidikan bagi siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2011. 3. Karakteristik pertanggung jawaban dana BOS terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo. C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2011. Secara khusus, tujuan ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

7 1. Karakteristik perencanaan dan pesedur pengajuan dana bantuan operasional sekolah (BOS) pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2011. 2. Realisasi dana BOS dalam rangka meningkatkan akses pendidikan bagi siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2011. 3. Pertanggung jawaban dana BOS terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Bagi Kepala Madrasah a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang pengelolaan BOS di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Sukoharjo b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala Madrasah dan pihak birokrat pendidikan dalam pengelolaan dana BOS. 2. Manfaat Bagi Dinas Pendidikan dan Departemen Agama Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan kebijakan pemerintah dalam rangka perbaikan dunia pendidikan melalui pemberian dana BOS.

8 3. Manfaat bagi Masyarakat Untuk memberikan gambaran nyata tentang pengelolaan dana BOS di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Sukoharjo, dan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran masyarakat dalam pendidikan, khususnya terkait denga biaya pendidikan. 4. Manfaat Bagi Warga Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan pemikiran bagi warga sekolah dalam rangka memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan dana BOS. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan dana BOS adalah perencanaan, pengajuan, pengalokasian dana, dan pertanggungjawaban dana BOS 2. Perencanan dana BOS, adalah kegiatan menyusun rencana kebutuhan dana dan besarnya dana bantuan BOS 3. Pengajuan BOS, adalah pengajuan proposal kebutuhan dana BOS kepada pemerintah 4. Realisasi dana BOS adalah, besar cakupan dana BOS yang diberikan kepada setiap Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kabupaten Sukoharjo 5. Pertanggung jawaban BOS, adalah kegiatan menyusun laporan dan menyampaikan pertanggung jawaban dana BOS