BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi merupakan sesuatu yang didambakan oleh semua orang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Piet A. Sahertian, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan memang bukanlah satu-satunya hal

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. di kelas. Selama ini proses pembelajaran masih bersifat konvensional, guru masih

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Minat belajar yang tergambarkan dari motivasi belajar siswa merupakan

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap guru harus paham akan pentingnya Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan di Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mata pelajaran matematika. Bagi siswa matematika masih dianggap suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil dan proses. Dari

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dari hasilnya. dengan April / semester II / 2011/2012.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. ditunjukkan kepada orang lain), membuat pendengar memahami yang

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

DESKRIPSI DAYA SERAP SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BUA DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dan perkembangan suatu negara sangat bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 8 Ayat (2) bahwa warga

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran dalam suatu pendidikan. Dalam arti lain, penilaian

BAB I PENDAHULUAN. belajar, baik dalam penggunaan strategi, metode maupun model pembelajaran. agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

PENGARUH NILAI TES MASUK DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan nasional maupun internasional. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang beradab menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB V HASIL PENELITIAN. Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

BAB I PENDAHULUAN. didik. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu ukuran untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran di dalam dunia pendidikan. Harapan sekolah, mayarakat dan orang tua sebagai pelaksana pendidikan untuk mengetahui keberhasilan dalam mendidik adalah dengan melihat dari prestasi belajar yang baik yang telah dicapai siswa. Pencapaian prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Jarwati (2011) mengemukakan bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa diantaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sejalan dengan Arikunto (1990) yang mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal, diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan faktor manusia yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan keluarga juga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga bukan hanya sekolah yang berperan di dalam proses pendidikan siswa, akan tetapi keluarga (orang tua) sebagai manusia pertama yang berinteraksi dengan anak juga turut berperan. Proses interaksi di dalam keluarga antara orang tua dengan anak, seorang anak mengembangkan kemampuan berpikir yang nantinya akan berpengaruh pada kemampuan kognitif anak dalam menghadapi tahap perkembangan selanjutnya (Satiadarma, 2001). Seorang anak tidak terlepas dari pendidikan orang tua dalam lingkungan keluarga. Tanggung jawab orang tua mendidik anak diwujudkan tidak hanya dengan memberikan pengajaran di lingkungan keluarga karena keterbatasan ilmu maupun waktu orang tua untuk mendidik anak. Keadaan tersebut mendorong orang tua mempercayakan sekolah untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi kepentingan anak (Ilyas, 2004). Sekolah pada dasarnya tidak hanya memberikan pendidikan intelektual, tetapi juga pembentukan dan pengembangan pribadi siswa. Sekolah memerlukan bantuan serta dukungan orang tua dan masyarakat demi memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan. Hal tersebut menyatakan bahwa sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi 1

sebagai mitra kerja dengan orang tua dan masyarakat dalam membentuk warga masyarakat dan warga negara yang diinginkan (Arikunto, 1990). Sekolah seharusnya juga mempunyai kemampuan untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan yang berkembang dalam masyarakat, karena dukungan masyarakat tersebut dibutuhkan oleh sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan lembaga sosial akan lebih efektif kegiatannya, jika struktur dan fungsinya sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat pendukungnya. Sekolah akan gagal, jika caracara mengakomodasikan berbagai tuntutan dalam masyarakat itu tidak sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat pendukungnya (Ilyas, 2004). Salah satu bentuk dukungan yang diharapkan oleh sekolah adalah keikutsertaan orang tua menciptakan komunikasi dengan anak-anak mereka. Komunikasi orang tua-anak merupakan salah satu wujud pelaksanaan fungsi-fungsi sekolah. Setiap orang tua membutuhkan komunikasi, ketika melakukan hubungan sosial dengan anaknya. Sesuai dengan pemaparan Cangara (2007) bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia. Komunikasi berlangsung sejak manusia lahir. Kelompok yang dialami oleh individu yang baru lahir adalah keluarga. Pada hubungan kelompok keluarga yaitu orang tua, pertama kali seorang anak membentuk hubungan dalam rangka pendidikan, pembinaan kepribadian dan pengembangan bakat. Tentunya dalam proses mendidik anak, orang tua membutuhkan komunikasi. Djamarah (2004) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah inti dari semua perhubungan. Fungsi komunikasi dalam keluarga paling sedikit terdapat dua fungsi yaitu fungsi komunikasi sosial dan fungsi komunikasi kultural. Fungsi komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, untuk menghindarkan diri dari tekanan dan ketegangan. Fungsi komunikasi kultural sendiri memiliki peranan yang menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Fungsi komunikasi memperlihatkan bahwa orang tua perlu memberikan perhatian terhadap pendidikan anak, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Komunikasi orang tua dengan anak yang berkualitas menjadi suatu hal yang menentukan keberhasilan prestasi anak. Kualitas komunikasi yang baik antara orang tua dengan anaknya 2

3 dapat mengungkapkan masalah yang sedang dialami anak sehingga orang tua dapat membantu penyelesaian masalah anak serta memahami kebutuhan anak dalam belajar. Pada kenyataannya, sedikit orang tua memahami kebutuhan anak yang berhubungan dengan proses pendidikan anak, sehingga kualitas komunikasi orang tua merupakan suatu hal yang penting dimana orang tua memahami kebutuhan belajar anak untuk mencapai prestasi belajar yang baik (Djamarah, 2004). Kualitas komunikasi yang dijalin antara orang tua dengan anak dapat berupa pemenuhan kebutuhan belajar pada mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ulangan dan tes matematika siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 Semester 1 yang sebagian besar belum mencapai ketuntasan sehingga guru perlu memberikan remidiasi untuk membantu siswa mencapai target ketuntasan. Guru matematika menyatakan bahwa untuk mencapai nilai ketuntasan 63 yang digunakan untuk mata pelajaran matematika anak masih kesulitan. Contoh nilai Tes Akhir Semester Gasal dari kelas VIII A sebanyak 40 siswa pada mata pelajaran matematika disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tes Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Tuntang Tahun Ajaran 2011/2012 Kategori Nilai Siswa Frekuensi Siswa (%) Tuntas 63 1 2,5 Tidak Tuntas < 63 38 95 Jumlah 40 100 Sumber: data nilai guru matematika kelas VIII SMP N 2 Tuntang Tabel 1 menunjukkan bahwa siswa yang nilainya kurang dari kriteria ketuntasan minimal 63 adalah 38 siswa dengan persentase 95%. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika sangat kurang baik. Prestasi belajar matematika siswa yang kurang baik dapat ditingkatkan melalui diri siswa sendiri untuk giat belajar, dan dukungan dari orang yang berada disekitarnya. Dukungan tersebut adalah dengan usaha lembaga pendidikan, masyarakat dan orang tua yang bekerja sama menciptakan proses belajar yang baik demi peningkatan prestasi belajar matematika anak.

4 Guru yang mengetahui keadaan orang tua siswa menyatakan bahwa pendidikan anak kurang dipantau oleh orang tua karena kebanyakan orang tua anak yang bersekolah di SMP N 2 Tuntang memiliki kesibukan bekerja di luar daerah. Orang tua yang berada di rumah kurang mempedulikan masalah pendidikan sebab tidak begitu mengetahui arti pendidikan bagi anaknya. Orang tua terkadang hanya berpikiran yang penting anak mereka dapat bersekolah. Hal tersebut menciptakan pandangan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang rendah disebabkan kualitas komunikasi antara orang tua dengan anak yang kurang baik. Hasil penelitian Munawaroh (2008) yaitu, terdapat hubungan positif antara kualitas komunikasi remaja dan orang tua dengan prestasi belajar. Penelitian Natalia (2004) menunjukkan hasil yang serupa mengenai kualitas komunikasi orang tua anak dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Munawaroh (2008) dan Natalia (2004) menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kualitas komunikasi dengan prestasi belajar yang berarti semakin tinggi kualitas komunikasi, semakin tinggi prestasi belajar dan sebaliknya, semakin rendah kualitas komunikasi maka semakin rendah prestasi belajar. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumartono (dalam Padmuninghar, 2010) yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi positif dan signifikan antara kualitas komunikasi dengan prestasi belajar. Hal tersebut berarti, semakin tinggi kualitas komunikasi orang tua belum tentu semakin tinggi prestasi belajar dan semakin rendah kualitas komunikasi belum tentu prestasi belajar semakin rendah pula. Keadaan yang terjadi yaitu, siswa yang kualitas komunikasi orang tua dengan anak kurang, ternyata anak berhasil memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Terdapat pula siswa yang orang tuanya memberikan komunikasi yang berkualitas ternyata anak tersebut belum mendapatkan hasil belajar diatas ketuntasan. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa kualitas komunikasi orang tua, memberikan kontribusi terhadap peningkatan prestasi belajarnya. Berdasarkan permasalahan diatas yang akan diteliti adalah hubungan kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah pokok yang diselidiki adalah Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara

5 kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris, memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori atau konsep-konsep baru dan khasanah keilmuan, terutama untuk menambah pengetahuan tentang hubungan kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Digunakan sebagai tolak ukur hasil prestasi dalam belajar sehingga siswa dapat melihat hasil yang telah diraihnya dan untuk dapat lebih meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik. b. Bagi Orang Tua Siswa Memberikan informasi tambahan untuk mengenali dan memahami kualitas komunikasi orang tua dengan anak. c. Lembaga Pendidikan Memberikan informasi mengenai hubungan kualitas komunikasi orang tua dalam peran orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga. d. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tentang hubungan kualitas komunikasi orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa, serta dapat memahami peranan disiplin ilmu pendidikan yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi.