BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecurangan pada penyusunan laporan keuangan yang semakin banyak menimbulkan pertanyaan tentang profesionalitas dan etika akuntan. Laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban perusahaan kepada para stakeholder yaitu pemerintah, investor, kreditor, konsumen, dan lain-lain. Dalam penyusunan laporan keuangan, akuntan dituntut untuk bertindak secara profesional dan menjunjung tinggi etika. Etika menjadi acuan atas tindakan yang dilakukan yang nantinya akan dianggap etis atau tidak etis (Alleyne, McClean, dan Harper, 2013). Baird dan Zelin (2007) dalam penelitiannya mengatakan bahwa tindakan tidak etis dapat dikurangi dengan adanya pengembangan kurikulum mengenai etika. Selain itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi tindakan tidak etis, diantaranya adalah meningkatkan edukasi mengenai etika, memperketat hukum dan regulasi, dan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan perekrutan akuntan dengan menetapkan kualifikasi yang lebih baik untuk para calon akuntan. Sekolah bisnis dan Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) International menerapkan standar untuk mengembangkan proses yang efektif terkait dengan edukasi mengenai etika (Mangan, 2003). Mereka menyadari jika edukasi mengenai etika sangat penting. 1
Rokeach (1973) mempercayai nilai sebagai sebuah alasan yang kuat dibalik seseorang dengan perilakunya masing-masing. Adanya masalah antar karyawan pada lingkungan kerja (Nord, Brief, Atieh, dan Doherty, 1998), serta meningkatkanya praktik bisnis tidak etis (Barnett dan Karson, 1987). Schwartz (1992) dalam penelitiannya mengatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku antara mahasiswa akuntansi dan non-akuntansi dalam menghadapi dilema etika. Hal ini didasarkan pada perbedaan nilai pada setiap individu yang dapat mendorong dan mempengaruhi seseorang untuk berbuat etis atau tidak etis. Penelitian Alleyne, McClean, dan Harper (2013) menguji nilai personal dan persepsi perilaku etis antara mahsiswa S1 di Universitas Caribbean. Alleyne, McClean, dan Harper (2013) melakukan penelitian mengenai nilai etis, personal dan perilaku etis pada perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dan jurusan pendidikan, serta pengaruh pada nilai personal dan perilaku etis yang ditimbulkan dari perbedaan jurusan pendidikan (mahasiswa akuntansi dan nonakuntansi). Pada penelitiannya, Alleyne, McClean, dan Harper (2013) menggunakan skala nilai personal Akaah dan Lund (1994) dan skala perilaku etis Newstrom dan Ruch (1975). Penelitian tersebut membuktikan bahwa perempuan memiliki nilai personal yang lebih tinggi dari pada laki-laki namun memiliki perilaku etis yang lebih rendah dari laki-laki. Mahasiswa non-akuntansi memiliki nilai personal lebih tinggi namun perilaku etis yang lebih rendah dari pada mahasiswa non-akuntansi. Analisis regresi yang dilakukan membuktikan bahwa terdapat 2 faktor nilai personal (honesty dan self-control) yang mempengaruhi perilaku etis pada keseluruhan sampel. Faktor nilai personal honesty dan 2
intellectualism mempengaruhi perilaku etis mahasiswa akuntansi dan hanya 1 faktor nilai personal yang mempengaruhi perilaku etis mahasiswa non-akuntansi yaitu honesty. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan replikasi penelitian Alleyne, McClean, dan Harper (2013) dengan menggunakan skala nilai personal (Akaah dan Lund, 1994) dan menambahkan kasus untuk menilai persepsi perilaku etis mahasiswa akuntansi dan manajemen. Hal ini didasarkan pada peran mahasiswa akuntansi yang menjadi pelaksana dan mahasiswa manajemen manajemen sebagai pengendali. Namun pada penelitian ini, peneliti menggunakan perbandingan subjek yang berbeda. Jika pada penelitian sebelumnya membandingan persepsi nilai personal dan perilaku etis antara mahasiswa akuntansi dan non-akuntansi, pada kali ini peneliti mengganti sampel mahasiswa non-akuntansi dengan jurusan yang lebih spesifik. Oleh karena itu, peneliti mengganti sampel mahasiswa non-akuntansi dengan mahasiswa manajemen. Mahasiswa akuntansi dan manajemen dipilih menjadi subjek penelitian ini karena keterlibatan dan perannya yang besar nanti dalam dunia bisnis. Hal ini berkaitan dengan nilai personal dan perilaku yang mereka lakukan ketika menghadapi dilema etika dalam pengambilan keputusan. Pada profesi akuntansi, mereka diharapkan untuk memiliki integritas dan objektivitas pada kepentingan publik (Lan et al., 2009; Alleyne, 2010). Selain itu, akuntan nantinya akan dituntut untuk menjunjung tinggi standar etika pada profesional dan organisasi mereka (Alleyne, 2010). Hal itu sangat penting karena dengan adanya perilaku 3
tidak etis dari para akuntan seperti kasus pada Enron dan Arthur Andersen memberikan kontribusi negatif karena hilangnya kepercayaan pada profesi akuntan (Alleyne, 2010). Oleh karena itu, mahasiswa akuntansi seharusnya memiliki nilai personal dan perilaku yang etis untuk mengembalikan pandangan dan reputasi profesi akuntansi. Mahasiswa manajemen juga dijadikan subjek dan pembanding antara mahasiswa akuntansi karena keberadaan mereka sebagai bagian dari manajemen yang memiliki kesempatan untuk ikut andil dalam skandal keuangan. Hal ini dapat terjadi ketika mereka menjadi manajer atau manajemen perusahaan yang memiliki otorisasi terkait hal yang memungkinkan untuk terjadi perilaku tidak etis dalam bisnis. Selain itu, peneliti juga menambahkan variabel independen dan variabel dummy dalam penelitian ini. Variabel independen tersebut adalah pengetahuan, sedangkan variabel dami adalah jurusan. Alasan peneliti menambahkan pengetahuan sebagai variabel independen karena pengetahuan mengenai etika bisnis dan akuntansi manajemen diperlukan oleh subjek dalam penelitian ini. Pengetahuan etika bisnis terkait dengan persepsi mengenai perilaku etis, sedangkan pengetahuan akuntansi manajemen terkait dengan kasus-kasus dalam instrumen penelitian yang didesain sesuai dengan dilema etika terkait dengan 2 (dua) subjek penelitian yang berbeda tersebut. Unit pengukur yang dapat digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan secara umum adalah Indeks Prestasi Kumultif (IPK). Variabel dami ditambahkan untuk dapat membandingkan persepsi perilaku etis antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswa. 4
Berdasarkan latar belakang di atas, guna menganalisis pengaruh nilai personal dan pengetahuan terhadap persepsi perilaku etis pada mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen, peneliti melakukan penelitian dengan judul PENGARUH NILAI PERSONAL DAN PENGETAHUAN TERHADAP PERSEPSI PERILAKU ETIS: PERBANDINGAN MAHASISWA AKUNTANSI DAN MANAJEMEN 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian Alleyne, McClean, dan Harper (2013) dan beberapa penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat kemungkinan adanya pengaruh dan perbedaan nilai personal dan pengetahuan terhadap persepsi perilaku etis pada mahasiswa akuntansi dan manajemen. Oleh karena itu, peneliti menentukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara nilai personal terhadap persepsi perilaku etis? 2. Apakah terdapat pengaruh antara pengetahuan terhadap persepsi perilaku etis? 3. Apakah pengaruh nilai personal dan pengetahuan terhadap persepsi perilaku etis pada mahasiswa akuntansi lebih kuat daripada mahasiswa manajemen? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti bertujuan untuk mengetahui bukti secara empiris mengenai: 5
1. Pengaruh antara nilai personal terhadap persepsi perilaku etis. 2. Pengaruh antara pengetahuan terhadap persepsi perilaku etis. 3. Pengaruh nilai personal dan pengetahuan terhadap persepsi perilaku etis antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen. Selain tujuan penelitian, peneliti menentukan manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran pentingnya pembelajaran mengenai etika bisnis untuk diberikan kepada mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen terkait dengan perannya nanti dalam dunia bisnis. 2. Memberikan analisis mengenai kurikulum etika bisnis yang seharusnya diberikan kepada mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen sehingga dapat menjadi upaya peningkatan penerapan nilai-nilai personal dan perilaku etis bagi mahasiswa. 3. Menjadi bahan literatur untuk penelitian selanjutnya. 1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Pada bab pertama, peneliti menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II: Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis Pada bab kedua, peneliti membahas landasan teori yang berkaitan dengan pokok bahasan mengenai persepsi nilai personal, pengetahuan, dan perilaku etis antara mahasiswa akuntansi dan manajemen. 6
Bab III: Metode Penelitian Pada bab ketiga, peneliti membahas penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, teknik pengolahan data, dan analisis data. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab keempat, peneliti membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap analisis persepsi nilai personal dan perilaku etis antara mahasiswa akuntansi dan manajemen dalam menghadapi dilema etika yang telah dirancang dalam sebuah instrumen penelitian. BAB V: Penutup Pada bab kelima, peneliti memberikan kesimpulan dan saran atas pembahasan penelitian. 7