VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur

V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Cianjur memiliki luas wilayah sebesar km 2 dengan

BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN. Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

Nomor : 800/ 571 / BKPPD/2015 Cianjur, 21 Agustus 2015 Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada Periahal : Pemberitahuan

SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH CIANJUR SELATAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2OL6 TENTANG BUPATI CIANJUR, Undang-Undang Nomor 14 Tahun Tahun 1950

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIANJUR Jl. Perintis Kemerdekaan No.3 Cianjur Telp. : (0263) , Fax. : (0263) Homepage :

BUKU STATISTIK KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN. Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan


KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian



BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Luas wilayah Kabupaten Cianjur hektar dengan

KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2008

III. METODE PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2014

DAERAH BERITA KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR

PENGUMUMAN NOMOR : 800/ 05 -Pansel /2017 HASIL SELEKSI CALON KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu kota merupakan hasil dinamis berbagai unsur

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram. Tersebutlah sekitar

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN

Lampiran 1. Peta Administrasi Kabupaten Cianjur

KATA PENGANTAR. Demikian semoga bermanfaat. Cianjur, 24 Maret 2016 BUPATI CIANJUR. ttd H. TJETJEP MUCHTAR SOLEH. Kata Pengantar i

LAPORAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2017

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

BAB V TINGKAT PERKEMBANGAN DESA

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2013

REKAPITULASI LAPORAN PERMOHONAN MEJA INFORMASI PERIODE: PEBRUARI Cianjur,28 Pebruari 2013 Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah Jabar Angkatan 1 In Service Learning 1

BAB IV USAHA BUDIDAYA BENIH IKAN DI KECAMATAN BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN (KAJIAN SOSIAL-EKONOMI)

VIII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH CIANJUR SELATAN

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2012

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS SOSIAL 8

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2011

STUDI KELAYAKAN PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN CIANJUR

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No.6 Telp.(022) Fax.(022) , Bandung 40171

REKAPITULASI LAPORAN PERMOHONAN MEJA INFORMASI PERIODE: MARET Cianjur,28 Maret 2013 Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN DISTRIBUSI TERNAK DOMBA BERDASARKAN RUMPUN DAN AGROEKOSISTEM DI KABUPATEN CIANJUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah, tujuan dan subyek penelitian serta

KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR

PERSEBARAN DAN TINGKAT KEMUDAHAN TERKONVERSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN CIANJUR IRFAN MAULANA

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar i

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB III METODE PENELITIAN

Gambaran Umum Kondisi Daerah

TATA LOKA VOLUME 17 NOMOR 2, MEI 2015, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PROMOSI KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN CIANJUR NISA SILMI AFINA

KOMPILASI LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI DAN PENGGUNAAN BELANJA HIBAH KABUPATEN CIANJUR PERIODE JANUARI S/D JUNI TAHUN ANGGARAN 2017

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN NILAI EKONOMI LAHAN (LAND RENT) PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN CAMPAKA, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

Regional Economic Development Strategy in Preparation for the Establishment of a New Autonomous Region in Indonesia

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di objek lokasi Wisata Pantai Sereg yang terletak di

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

II. PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN

VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET

Lampiran 1 Data yang digunakan dalam analisis skalogram

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA BARAT BAGIAN SELATAN TAHUN

STATISTIK DAERAH Kecamatan Cicendo Kota Bandung 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Juml

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR PENERIMA HIBAH KABUPATEN CIANJUR PERIODE OKTOBER S/D DESEMBER TAHUN ANGGARAN 2017

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai


IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB II TINJAUAN UMUM

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pekanbaru dengan wilayah lainnya dan juga keacamatan Lima Puluh juga mejadi

STATISTIK DAERAH KECAMATAN GALANG

GAMBARAN UMUM LOKASI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PENGUMUMAN Nomor : 800/1970/RSUD/2011

A. PD.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

Transkripsi:

93 VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN Wilayah yang berperan sebagai pusat pertumbuhan merupakan wilayah yang menjadi pusat pemukiman, pelayanan, industri, dan pusat perdagangan. Sedangkan wilayah yang berperan sebagai daerah belakang misalnya daerah yang berperan sebagai penyedia bahan mentah dan sumberdaya dasar, daerah pemasaran barang-barang industri atau sebagai pusat kegiatan pertanian. Dalam perkembangan setiap wilayah terdapat wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan dan wilayah yang menjadi daerah belakang. Setiap wilayah memiliki peran masing-masing sesuai dengan fungsi dan perkembangan ekonomi wilayahnya. Namun, wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan tetap sangat tergantung pada perkembangan daerah belakangnya, begitupun sebaliknya. Wilayah sebagai pusat pertumbuhan dan sebagai daerah belakang terbentuk karena adanya perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sosial ekonomi antar wilayah. Keberadaan pusat pertumbuhan dan pelayanan juga tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana pembangunan di wilayah tersebut. Keberadaan pusat pertumbuhan dan pelayanan memberikan beberapa keuntungan diantaranya terdapatnya konsentrasi produksi lebih efisien, keuntungan bagi penyedia fasilitas pelayanan sentral, kemudahan dalam perolehan pelayanan yang beragam, serta terbinanya hubungan antar wilayah yang lebih baik. Selain ketersediaan sarana dan prasarana yang berbeda, juga terdapat penyebaran sarana dan prasarana yang berbeda juga untuk setiap wilayah. Hal inilah yang juga menyebabkan terjadinya ketimpangan sarana dan prasarana pembangunan. Wilayah yang memiliki ketersediaan sarana dan prasarana tinggi umumnya memiliki tingkat kesejahteraan sosial ekonomi yang lebih baik jika dibandingkan dengan wilayah yang ketersediaan sarana dan prasarananya rendah. Pusat pertumbuhan dan pelayanan yang terdapat dalam kajian ini adalah di tingikat kecamatan. Kecamatan dikategorikan menjadi pusat pertumbuhan dan pelayanan kecil dengan pertimbangan bahwa kecamatan merupakan pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat yang mempunyai unit wilayah yang cukup luas untuk pusat pengembangan serta didukung oleh jumlah penduduk yang cukup

94 untuk mendukung penyediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi. Dengan berkembangnya kecamatan sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan diharapkan wilayah-wilayah sekitar kecamatan terutama desa-desa yang berada di kecamatan tersebut memperoleh manfaat yang besar dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. 6.1 Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan di Wilayah Cianjur Selatan Metode skalogram dapat digunakan untuk mengidentifikasi pusat petumbuhan dan pelayanan melalui ketersediaan sarana dan prasarana di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Cianjur. Tabel 6.1 skalogram disusun berdasarkan jumlah unit dan jumlah jenis fasilitas pelayanan sosial ekonomi pada setiap kecamatan. Peringkat tertinggi diberikan kepada wilayah yang memiliki jumlah jenis dan unit sarana dan prasarana terbanyak. Begitu juga sebaliknya, hirarki terendah diberikan kepada wilayah yang memiliki jumlah jenis dan unit sarana dan prasarana paling sedikit. Tabel skalogram untuk Kabupaten Cianjur dan wilayah Cianjur Selatan dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan tabel skalogram tersebut dapat diketahui tingkat pertumbuhan dan pelayanan di Kabupaten Usulan Cianjur Selatan seperti disajikan pada Tabel 6.1. Ketersediaan sarana dan prasarana pembangunandi Kabupaten Cianjur terbagi ke dalam dua kategori yaitu kategori wilayah sedang dengan skala sarana dan prasarana yang dimiliki berkisar 11-21 jenis sarana prasarana dan kategori wilayah tinggi dengan skala 22-32 kategori. Kategori kecamatan yang tergolong kategori tinggi sebanyak 16 kecamatan (50 persen), kategori sedang 16 kecamatan (50 persen). Kecamatan yang memiliki sarana dan prasarana kategori sedang di Kabupaten Cianjur adalah Kecamatan Haurwangi, Bojongpicung, Sukaluyu, Cilaku, Gekbrong, Takokak, Pasirkuda, Pagelaran, Kadupandak, Cijati, Cibinong, Leles, Agrabinta, Cikadu, Naringgul. Kecamatan yang memiliki jumlah sarana dan prasarana berkategori tinggi diantaranya adalah Kecamatan Sukaresmi, Pacet, Cipanas, Cugenang, Cianjur, Karangtengah, Mande, Cikalongkulon, Ciranjang, Warungkondang, Cibeber, Campaka, Sukanagara, Tanggeung, Sindangbarang, dan Cidaun. Kabupaten Cianjur tidak memiliki kecamatan yang masuk ke dalam kategori rendah.

95 Jika dilihat berdasarkan jumlah unit sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing kecamatan, maka Kabupaten Cianjur juga dikategorikan ke dalam wilayah lengkap, sedang, dan kurang lengkap. Kategori kecamatan lengkap adalah kecamatan yang memiliki skala antara 685.66 936 jumlah unit sarana dan prasarana. Wilayah kecamatan yang termasuk kategori sedang adalah kecamatan yang memiliki skala antara 434.33-684.66 dan kategori wilayah kurang lengkap adalah wilayah dengan skala 183 433.33 jumlah unit sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil analisis, kecamatan yang masuk kategori lengkap di Kabupaten Cianjur adalah Kecamatan Cianjur, hal ini membuktikan bahwa di Kabupaten Cianjur ketimpangan masih sangat tinggi. Hal ini terlihat dari hasil analisis skalogram, kecamatan yang masuk kategori lengkap hanya 1 kecamatan yang merupakan kota kecamatan sekaligus Ibukota Kabupaten. Secara umum kecamatan-kecamatan di wilayah Cianjur Selatan memiliki ketersediaan sarana dan prasarana kurang lengkap terutama untuk sarana pariwisata, kesehatan, ekonomi, dan peribadatan. Terdapat 18,75 persen atau 6 kecamatan yang termasuk kategori sedang, 3,125 persen atau 1 kecamatan yang termasuk kategori lengkap dan sisanya yaitu sebesar 78,125 persen (25 kecamatan) adalah kategori kurang lengkap. Tabel 6.1. Hirarki Aktual Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan di Kabupaten Usulan Cianjur Selatan Tahun 2010. Wil.Pembangunan Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Peringkat Penduduk Jenis Unit Cianjur Selatan Cidaun 64 181 23 335 2 Cianjur Selatan Cibinong 57 842 20 346 1 Cianjur Selatan Sindangbarang 51 777 22 325 3 Cianjur Tengah Kadupandak 48 768 19 297 5 Cianjur Selatan Naringgul 44 665 18 306 4 Cianjur Tengah Tanggeung 44 288 23 254 8 Cianjur Selatan Agrabinta 36 758 18 293 6 Cianjur Selatan Cikadu 34 654 17 202 10 Cianjur Tengah Cijati 32 737 19 261 7 Cianjur Selatan Leles 31 931 16 218 9

96 Sesuai dengan Tabel 6.1 skalogram Kabupaten Usulan Cianjur Selatan, pusat pengembangan yang mempunyai sarana dan prasarana tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain adalah Kecamatan Cidaun dan Kecamatan Tanggeung dengan 23 jenis sarana prasarana. Kecamatan Leles merupakan kecamatan yang memiliki jenis prasaran paling rendah yaitu berjumlah 16 jenis prasarana. Kecamatan Cibinong menempati urutan pertama dalam hirarki pusat pertumbuhan dan pelayanan untuk jumlah unit sarana prasarana pembangunan. Jumlah sarana prasarana di Kecamatan Cibinong adalah 346 unit dengan 20 jenis. Urutan berikutnya adalah Kecamatan Cidaun dan Sindangbarang dengan masingmasing berjumlah 335 dan 325 unit sarana prasarana. Kecamatan dengan hirarki pusat pelayanan terendah adalah Kecamatan Cikadu dengan 202 unit dan 17 jenis sarana prasarana. Dengan demikian, Kecamatan Cibinong, Cidaun, dan Sindangbarang menjadi pusat pertumbuhan dan pelayanan. Daerah belakangnya (hinterland) adalah kecamatan-kecamatan disekitarnya yang diharapkan memiliki hubungan yang simbiotik. Interaksi dengan pusat-pusat pelayanan ditingkatkan sehingga daerah pedesaan tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan. Begitupun dengan jaringan transportasi yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan dan pertumbuhan dengan wilayah belakangnya yang berada dalam kondisi tidak memadai. Oleh karena itu, untuk kecamatan-kecamatan yang relatif tertinggal prasarana yang paling dibutuhkan adalah pembangunan jalan-jalan yang memudahkan mobilisasi penduduk untuk memperoleh pelayanan disamping memudahkan dalam mengakses informasi. Ketersediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi sangat terkait dengan jumlah penduduk. Jumlah fasilitas sosial ekonomi akan dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak pada kecamatan yang penduduknya lebih besar dibandingkan dengan kecamatan yang penduduknya lebih sedikit. Dengan demikian, alokasi sarana prasarana pembangunan akan sejalan dengan jumlah penduduk. Seperti pada hirarki sarana dan prasarana pelayanan di pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan di Kabupaten Usulan Cianjur Selatan, umumnya kecamatan yang menempati peringkat atas memiliki jumlah penduduk pada peringkat atas juga,

97 begitupun sebaliknya. Contohnya adalah Kecamatan Leles yang memiliki peringkat sepuluh jumlah jenis fasilitas pelayanan juga menepati peringkat ke sepuluh untuk jumlah penduduk. Namun hirarki pusat pertumbuhan dan pelayanan tidak hanya tergantung pada jumlah penduduk. Akan tetapi juga terkait dengan factor-faktor lain seperti topografi daerah, luas wilayah maupun penyebaran sarana prasarana itu sendiri. Kecamatan-kecamatan yang memiliki peringkat fasilitas pelayanan lebih tinggi daripada peringkat jumlah penduduknya akan lebih mudah dalam memenuhi permintaan masyarakat terhadap pelayanan fasilitas tersebut. Kecamatan-kecamatan tersebut diantaranya Naringgul, Agrabinta, Cijati, dan Leles. Namun antara permintaan dan penawaran terhadap sarana dan prasarana tersebut belum tentu seimbang karena seperti telah disebutkan sebelumnya, hal ini dipengaruhi juga oleh topografi kecamatan, luas wilayah kecamatan dan penyebaran sarana prasarana wilayah. Hasil analisis skalogram jika dikaitkan dengan analisis hirarki potensi sarana prasarana dan analisis hirarki potensi sumberdaya maka memberikan gambaran bahwa pada umumnya kecamatankecamatan yang menempati peringkat atas pada analisis skalogram merupakan kecamatan-kecamatan maju dan kaya. Begitupun sebaliknya, kecamatan yang berada pada peringkat bawah dalam hirarki fasilitas pelayanan merupakan wilayah miskin dan tertinggal. 6.2. Penyebaran Sarana dan Prasarana Pembangunan Penyebaran sarana dan prasarana pembangunan juga dapat dilihat dari hasil analisis skalogram melalui hirarki sarana dan prasarana. Hirarki tertinggi diberikan kepada jenis fasilitas pelayanan yang memiliki tingkat ketersediaan paling tinggi yaitu fasilitas yang memiliki jumlah unit sarana dan prasarana terbesar. Sebaliknya, jumlah unit terkecil yang dimiliki fasilitas pelayanan menunjukkan hirarki sarana dan prasarana terendah. Tabel 6.2 menyajikan penyebaran jenis sarana dan prasarana kecamatan dan peringkatnya. Berdasarkan Tabel 6.2, sarana yang menempati urutan atas adalah sarana ibadah (mesjid dan mushala), sarana pendidikan (SD, SLTP, MI, MTs), dan

98 sarana kesehatan (bidan praktek swasta, praktek dokter umum, puskesmas, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling). Sarana yang menempati urutan bawah diantaranya mall dan restoran, juga sarana ibadah lain selain masjid dan mushala (gereja, pura, vihara). Derajat penyebaran fasilitas layanan pada Tabel 6.2 dapat dilihat dari banyaknya jumlah kecamatan yang memiliki jenis fasilitas tersebut. Derajat penyebaran fasilitas layanan berdasarkan derajat penyebarannya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu jenis fasilitas dengan derajat penyebaran tinggi, rendah dan sedang. Tabel 6.2. Hirarki Aktual Sarana dan Prasarana Pembangunan di Kabupaten Usulan Cianjur Selatan Tahun 2010. Derajat No. Fasilitas Jumlah Kecamatan Penyebaran (%) Jumlah Unit Peringkat 1 Mesjid 10 100 1194 1 2 Mushala 10 100 456 2 3 SD 10 100 351 3 4 Koperasi 9 90 166 4 5 Bidan praktek swasta 10 100 145 5 6 Puskesmas keliling (roda 2) 10 100 129 6 7 Jumlah desa 10 100 82 7 8 SLTP 10 100 79 8 9 MI 10 100 59 9 10 Puskesmas pembantu 10 100 33 10 11 MTS 10 100 28 11 12 Puskesmas keliling (roda 4) 10 100 13 12 13 RA 5 50 12 14 14 Puskesmas 10 100 12 14 15 Praktek dokter umum 9 90 12 14 16 Minimarket 6 60 11 16

99 17 MA 7 70 10 17 18 Angkot 9 90 9 18 19 TK 7 70 8 20 20 SMK 5 50 8 20 21 Jumlah hotel&akom lainnya 3 30 8 20 22 SMA 5 50 5 22 23 Kantor pos 4 40 4 23 24 Jumlah obyek wisata 2 20 2 24 25 Praktek dokter gigi 1 10 1 25 26 RS 0 0 0 29 27 Mall 0 0 0 29 28 Restoran 0 0 0 29 29 Gereja 0 0 0 29 30 Pura 0 0 0 29 31 Vihara 0 0 0 29 32 Bis 0 0 0 29 Derajat penyebaran sarana dan prasarana di Kabupaten Cianjur Selatan dapat dilihat pada Tabel 6.3. Kategori dalam derajat penyebaran fasilitas ditentukan dengan membagi 10 kecamatan di Wilayah Usulan Cianjur Selatan (termasuk 3 kecamatan di Wilayah Pembangunan Cianjur Tengah) menjadi tiga rentang yang sama. Penyebaran fasilitas dikategorikan menjadi kategori rendah jika jumlah kecamatan yang memiliki fasilitas tersebut kurang dari 3 kecamatan atau 30 persen dari keseluruhan kecamatan yang ada di wilayah selatan. Jika jumlah kecamatan yang memiliki fasilitas tertentu lebih dari 7 kecamatan maka fasilitas tersebut dikategorikan menyebar tinggi atau lebih dari 70 persen dari seluruh kecamatan di wilayah selatan. Jumlah fasilitas yang menyebar pada empat sampai dengan enam kecamatan di wilayah selatan dikategorikan dimasukkan ke dalam kategori sedang.

100 Tabel 6.3. Jenis Fasilitas Pelayanan berdasarkan Derajat Penyebarannya di Kabupaten Usulan Cianjur Selatan Tahun 2011 Derajat Penyebaran Tinggi ( 70%) Sedang (35%-70%) Rendah ( 35%) Jenis Fasilitas MI Puskesmas pembantu Mesjid MTS Mushala Puskesmas keliling (roda SD 4) Koperasi Puskesmas Bidan praktek swasta Praktek Dokter Umum Puskesmas keliling (roda 2) MA Jumlah desa Angkot SLTP TK RA SMA Minimarket Kantor Pos SMK Hotel&akom lainnya Jumlah obyek wisata Gereja Praktek dokter gigi Pura RS Vihara Mall Terminal bus Restoran Jumlah obyek wisata Fasilitas pelayanan di Kabupaten Usulan Cianjur Selatan sebagian besar memiliki derajat penyebaran tinggi ( 70%). Fasilitas ini umumnya merupakan fasilitas dasar seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana ibadah. Tingginya derajat penyebaran jenis fasilitas tersebut salah satunya disebabkan oleh tingginya tingkat permintaan terhadap fasilitas ini sehingga keberadaannya di setiap kecamatan sangat dibutuhkan. Sebaliknya, fasilitas yang derajat penyebarannya rendah adalah fasilitas yang dimiliki oleh kurang dari 35 persen kecamatan. Fasilitas pelayanan yang keberadaannya hanya terbatas pada beberapa

101 kecamatan ini merupakan fasilitas yang mempunyai jangkauan pelayanan yang luas seperti rumah sakit, mall, jumlah obyek wisata, hotel dan akomodasi lainnya, dan terminal bus. Derajat penyebaran fasilitas yang rendah juga disebabkan oleh sedikitnya permintaan penduduk terhadap fasilitas tersebut. Contohnya sarana peribadatan seperti gereja, vihara, dan pura. Fasilitas-fasilitas tersebut umumnya dibangun di lokasi-lokasi khusus yang potensial atau lokasi yang memerlukan pembangunan fasilitas tersebut.