PERTUMBUHAN LIMA PROVENAN PULAI GADING (Alstonia scholaris) UMUR 6 BULAN DI SUMBER KLAMPOK, BALI

dokumen-dokumen yang mirip
POLA PERTUMBUHAN PULAI DARAT

UJI KETURUNAN PULAI DARAT (Alstonia angustiloba Miq.) UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN SUMBER BENIH UNGGUL

Ari Fiani ABSTRACT. Keywords: Pulai Population, growth variation, plant height, stem diametre ABSTRAK

PERTUMBUHAN TANAMAN PULAI DARAT (Alstonia angustiloba Miq.) DARI EMPAT POPULASI PADA UMUR SATU TAHUN DI WONOGIRI, JAWA TENGAH

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )

PENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU

EVALUASI UJI PROVENAN MERBAU

in Gunung Kidul at 7 Months Old ABSTRAK

EVALUASI PLOT KONSERVASI EX SITU JABON DARI POPULASI LOMBOK BARAT DI GUNUNG KIDUL SAMPAI UMUR 18 BULAN

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September

I. PENDAHULUAN. Alstonia scholaris (L.) R. Br. atau dikenal dengan nama Pulai merupakan indigenous

Tanggal diterima: 6 Juni 2016, Tanggal direvisi: 27 Juni 2016, Disetujui terbit: 17 November 2016 ABSTRACT

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN TIGA PROVENANS MAHONI ASAL KOSTARIKA. Growth of Three Provenances of Mahogany from Costarica

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dihindari dan mulai dapat dirasakan dampaknya terhadap kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990, taman hutan raya (tahura) adalah

Keragaman Pertumbuhan Beberapa Sumber Populasi Alstonia

I. PENDAHULUAN. hewan. Sementara reklamasi menggunakan jenis lokal dapat mendukung masuknya

LATAR BELAKANG JATI PURWOBINANGUN 5/13/2016

VARIASI PERTUMBUHAN PADA UJI PROVENAN ULIN DI BONDOWOSO (Variation of growth in ironwood provenance test in Bondowoso) ABSTRACT ABSTRAK

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

Sugeng Pudjiono 1, Hamdan Adma Adinugraha 1 dan Mahfudz 2 ABSTRACT ABSTRAK. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A.

RESPON PROVENAN DAN FAMILI TANAMAN UJI KETURUNAN PULAI DARAT (Alstonia angustiloba) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

STUDI ADAPTASI DAN KINERJA PERTUMBUHAN CENDANA (SANTALUM ALBUM L) PADA UMUR 11 TAHUN DI WATUSIPAT KABUPATEN GUNUNG KIDUL

PENGARUH DIAMETER BIDANG PANGKAS DAN TINGGI PANGKASAN TERHADAP KEMAMPUAN BERTUNAS PULAI

Sugeng Pudjiono Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

EVALUASI PERTUMBUHAN AWAL KEBUN BENIH SEMAI UJI UMUR 4 BULAN DI CIKAMPEK JAWA BARAT

Oleh/By : Deddy Dwi Nur Cahyono dan Rayan Balai Besar Penelitian Dipterokarpa ABSTRACT

VARIASI GENETIK UJI PROVENAN MERBAU SAMPAI UMUR 3 TAHUN DI BONDOWOSO, JAWA TIMUR

TREND PERTUMBUHAN DAN KERAGAMAN GENETIK PADA PLOT UJI KETURUNAN Araucaria cunninghamii DI BONDOWOSO, JAWA TIMUR. Dedi Setiadi

ANALISIS ANGKA KONVERSI PENGUKURAN KAYU BULAT DI AIR UNTUK JENIS MERANTI (Shorea spp)

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

Staf Pengajar Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian USI

Tri Pamungkas Yudohartono

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

UJI PERTANAMAN GENETIK MATERI PEMULIAAN POHON

UJI JARAK TANAM PADA TANAMAN Eucalyptus pellita F. Muel DI KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN. Imam Muslimin 1* dan Suhartati 2 ABSTRAK

KESESUAIAN TEMPAT TUMBUH BEBERAPA JENIS TANAMAN HUTAN PADA LAHAN BERGAMBUT TERBUKA DI KEBUN PERCOBAAN LUBUK SAKAT, RIAU

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

BAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae

PENINGKATAN RIAP PERTUMBUHAN TANAMAN TEMBESU MELALUI BEBERAPA PERLAKUAN SILVIKULTUR

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL

BAB I PENDAHULUAN. kering tidak lebih dari 6 bulan (Harwood et al., 1997). E. pellita memiliki

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

C10. Oleh : Titik Sundari 1), Burhanuddin Siagian 2), Widyanto D.N. 2) 1) Alumni Fakultas Kehutanan UGM, 2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UGM

STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN TANAMAN UJI KETURUNAN JATI PADA UMUR 7 TAHUN DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hutan. Indonesia menempati urutan ketiga negara dengan hutan terluas di dunia

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : (1999)

Demplot sumber benih unggulan lokal

DALAM RANGKA MELESTARIKAN BAHAN BAKU KERAJINAN ANYAMAN DI KALIMANTAN TIMUR. Supply Continuity for Woven Craft at East Borneo

UJI PROVENANSI EBONI (Diospyros celebica Bakh) FASE ANAKAN

UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PERTUMBUHAN TUJUH PROVENAN SENGON (Falcataria mollucana) PADA TIGA JARAK TANAM ( Growth of Seven provenances of Falcataria mollucana in three spacing)

RESPON PERKECAMBAHAN BIJI TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb.) PADA PERENDAMAN BERBAGAI KONSENTRASI GIBERELIN (GA 3 )

III. METODE PENELITIAN

Diro Eko Pramono I. PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI TIGA POPULASI DI PERSEMAIAN. C. Andriyani Prasetyawati *

I. PENDAHULUAN. secara ketat. Cendana sudah dieksploitasi sejak abad ke-3. Namun eksploitasi

Oleh: Hamdan AA Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Oleh/By : Deddy Dwi Nur Cahyono dan Rayan Balai Besar Penelitian Dipterokarpa ABSTRACT

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

PELUANG BENUANG BINI (Octomeles sumatrana Miq) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP

Pembangunan Uji Keturunan Jati di Gunung Kidul Hamdan A.A, Sugeng P, dan Mahfudz. Hamdan Adma Adinugraha 1, Sugeng Pudjiono 1 dan Mahfudz 2

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yaitu di Aceh, Tapanuli dan Kerinci. Dalam perkembangannya tanaman

TEKNIK GRAFTING (PENYAMBUNGAN) PADA JATI (Tectona grandis L. F.) Grafting Technique for Teak (Tectona grandis L.F.) I. PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN BIBIT Avicennia marina PADA BERBAGAI INTENSITAS NAUNGAN

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

POTENSI DAN PENANGANAN BENIH JABON MERAH ( Anthocephalus macrophyllus Roxb.) DARI PROVENAN SULAWESI UTARA. Seeds from North Sulawesi

Kata-kata kunci: Ficus variegata Blume, variasi genetik, famili

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN SEMAI BINUANG ASAL PROVENAN PASAMAN SUMATERA BARAT [G

PENYIAPAN BENIH UNGGUL UNTUK HUTAN BERKUALITAS 1

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

PENYELAMATAN SUMBERDAYA GENETIK JENIS CENDANA

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN

RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH

UJI PENANAMAN DIPTEROKARPA DI JAWA BARAT DAN BANTEN

Taksiran Genetik Pertumbuhan Uji Keturunan Nyatoh. (Palaquium obtusifolium Burck) Umur 6 Bulan di Bitung, Sulawesi Utara1

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XI No. 1 : (2005)

BAB I PENDAHULUAN. Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dibudidayakan secara intensif dalam pembangunan Hutan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Hutan jati merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia di Indonesia

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September )

KARAKTERISTIK JABON (Anthocephalus cadamba Miq.) PROVENAN SUMBAWA DAN PASAMAN (Characteristic of Jabon from Sumbawa and Pasaman Provenances)

BAB I PENDAHULUAN. dapat disediakan dari hutan alam semakin berkurang. Saat ini kebutuhan kayu

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PERTUMBUHAN STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis Forst.) BERDASARKAN PERBEDAAN JARAK AKAR DARI BATANG POHON

Peneliti, Divisi Litbang, PT. Musi Hutan Persada, Muara Enim, Sumatera Selatan 31171, Indonesia. Telp:

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Transkripsi:

Pertumbuhan Lima Provenan Pulai Gading (Alstonia scholaris) (Mashudi) PERTUMBUHAN LIMA PROVENAN PULAI GADING (Alstonia scholaris) UMUR 6 BULAN DI SUMBER KLAMPOK, BALI GROWTH OF 5 PROVENANCES AT 6 MONTHS OLD Alstonia scholaris IN SUMBER KLAMPOK, BALI Mashudi Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Indonesia Telp. (0274) 895954, 896080, Fax. (0274) 896080; email : masshudy@yahoo.com Diterima: 26 Maret 2015; direvisi: 09 September 2015; disetujui: 14 September 2015 ABSTRAK Pulai gading (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) merupakan jenis lokal di Indonesia dan tumbuh cepat yang memiliki potensi bagus untuk pengembangan hutan tanaman. Kayu pulai gading dapat dimanfaatkan untuk pembuatan peti, korek api hak sepatu, barang kerajinan (topeng dan wayang golek), pensil slate dan bubur kertas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman pulai gading umur 6 bulan di Sumber Klampok, Bali. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Berblok dengan perlakuan provenan. Dalam penelitian ini digunakan 5 provenan, yaitu : Lombok (NTB), Jayapura (Papua), Solok (Sumatera Barat) dan Timor (NTT), dan Bali. Materi genetik yang digunakan sebanyak 46 pohon induk dan masing-masing pohon induk ditanam 4 bibit dan diulang sebanyak 6 kali (blok). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan provenan berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati, yaitu tinggi dan diameter batang. Provenan Bali, Lombok dan NTT merupakan tiga provenan yang menghasilkan persen hidup, tinggi tanaman dan diameter batang terbaik. Kata kunci : Alstonia scholaris, daya adaptasi, provenan, variasi pertumbuhan. ABSTRACT Alstonia scholaris (L.) R.Br. is one of native and fast growing species in Indonesia. This species is potential for forest plantation. Its wood can be used for boxes, matches, heelpiece, crafts (mask and puppet), pencil slate, and pulp. This paper aims to study the growth of Alstonia scholaris at 6 month old in Sumber Klampok, Bali. This experiment was arranged in a randomized complete block design with provenances as treatment. The research used 5 provenances, i.e. Lombok (NTB), Jayapura (Papua), Solok (West Sumatera), Timor (NTT) and Bali. Material genetic from 46 parent trees were used and we observed 4 seedling of each patent trees with 6 replications. The result showed that provenances of Bali, Lombok dan NTT were the best provenances for survival rate, height, and stem diameter. Keywords : Alstonia scholaris, adaptability, provenance, growth variation. PENDAHULUAN Pulai gading (Alstonia scholaris (L.) R.Br.) merupakan indegenous species, cepat tumbuh dan multi guna yang mempunyai potensi bagus untuk pengembangan hutan tanaman. Menurut Soerianegara dan Lemmens (1994), pulai gading mempunyai sebaran hampir di seluruh wilayah Indonesia. Pulai sangat prospektif dikembangkan untuk pembangunan hutan tanaman, karena kegunaan kayu pulai cukup banyak dan saat ini permintaannya cukup tinggi. Kegunaan kayu pulai antara lain untuk pembuatan peti, korek api, hak sepatu, barang kerajinan seperti wayang golek dan topeng, cetakan beton, pensil slate dan pulp (Samingan, 1980 dan Martawijaya et al., 1981). Beberapa industri yang menggunakan bahan baku kayu pulai adalah industri pensil slate di Sumatera Selatan, industri kerajinan topeng di Yogyakarta dan industri kerajinan ukiran di Bali. Kebutuhan kayu pulai di Sumatera Selatan disuplai dari hutan rakyat, namun produksinya baru dapat memasok ± 50 % dari kapasitas yang dibutuhkan (Mashudi et al., 2005). Sementara itu kebutuhan kayu pulai di Yogyakarta dan Bali belum ada kepastian pasokan bahan baku (Leksono, 2003). Sampai saat ini pulai belum banyak ditanam dalam skala luas di Indonesia. Di luar Jawa, 67

Jurnal WASIAN Vol.2 No.2 Tahun 2015:67-72 masyarakat umumnya belum melakukan budidaya pulai karena jenis ini masih mudah diperoleh di hutan belukar (Wawo, 1996 dalam Pratiwi, 2000). Salah satu perusahaan yang telah mencoba mengembangkan hutan tanaman pulai adalah PT. Xylo Indah Pratama (XIP) di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan dengan tujuan untuk mensuplai kebutuhan bahan baku pensil slate. Produktivitas hutan yang dibangun relatif belum tinggi, yaitu dengan riap tinggi tanaman sebesar 1,04 m/tahun pada tanaman umur 4 tahun (Muslimin dan Lukman, 2007). Implementasi pengembangan hutan tanaman pulai menuntut pasokan bibit tanaman dalam jumlah cukup secara berkesinambungan. Saat ini pasokan bibit berkualitas dari materi generatif belum bisa disediakan karena belum tersedianya sumber benih yang berkualitas. Fenomena di atas mengindikasikan bahwa upaya pengadaan benih berkualitas (unggul) dalam jumlah dan kualitas yang memadai sangat diperlukan. Untuk dapat menghasilkan benih unggul diperlukan dukungan kegiatan pemuliaan pohon secara berkesinambungan dengan menggunakan strategi yang tepat dan teknologi yang memadai. Terkait dengan permasalahan tersebut maka pembangunan uji keturunan pulai gading dilakukan. Langkah pembangunan uji keturunan ini didukung oleh hasil penelitian Hartati et al. (2007), bahwa keragaman genetik pulai dengan metode Nei masih cukup tinggi yaitu berkisar antara 0,1370 0,2254, sehingga pembangunan uji keturunan menjanjikan hasilnya apabila dilaksanakan. Uji keturunan pulai gading telah dibangun di Sumber Klampok, Bali. Terkait dengan tanaman uji keturunan pulai gading tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan tanaman pulai gading umur 6 bulan di Sumber Klampok, Bali. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada tanaman uji keturunan pulai gading yang berlokasi di Sumber Klampok, Bali. Menurut administrasi pemerintahan termasuk dalam wilayah Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Jenis tanah lokasi studi adalah alluvial coklat kelabu, ketinggian tempat ± 25 m dpl, curah hujan 972 1.550 mm/tahun, suhu berkisar antara 22 o C 35 o C dan rata-rata kelembaban relatif 66 %. Bahan yang dipergunakan adalah tanaman uji keturunan pulai gading yang berlokasi di Sumber Klampok, Bali. Materi genetik yang digunakan untuk membangun uji keturunan berasal dari lima provenan, yaitu provenan Lombok (NTB), Jayapura (Papua), Solok (Sumatera Barat), Timor (NTT) dan Bali. Letak geografis, ketinggian tempat dan jumlah curah hujan kelima provenan disajikan pada Tabel 1. Alat penelitian yang digunakan adalah kaliper untuk mengukur diameter batang, galah meter untuk mengukur tinggi tanaman, dan field note untuk mencatat hasil pengukuran. Tabel 1. Letak geografis, ketinggian tempat dan curah hujan dari 5 provenan pulai gading No. Lokasi Letak Geografis Ketinggian tempat (m dpl) 1. Lombok, NTB 116 o 13 29,78-116 o 30 00 BT dan 8 o 20 00-8 o 33 04,40 LS 2. Jayapura, Papua 140 o 31 26,81-140 o 39 58,80 BT dan 2 o 31 18,43-2 o 35 04,00 LS 3. Solok, Sumbar 100 o 32 03,00-101 o 41 30,00 BT dan 0 o 51 12,93-1 o 41 29,32 LS 4. Timor, NTT 124 o 03 15,42-124 o 30 13,00 BT dan 9 o 26 10,10-9 o 50 51,42 LS 5. Bali 115 o 31 53,91-115 o 54 8,90 BT dan 8 o 21 23,67-8 o 41 37,92 LS Curah Hujan (mm/thn) 150 300 1500-2000 500 700 1500-4000 400 600 2000-2800 100 400 750 1500 200 350 893,4-2202,6 Penelitian dilaksanakan dengan cara melakukan pengukuran sifat pertumbuhan tanaman uji keturunan pulai gading dengan intensitas sampling 100 %. Karena tanaman baru berumur 6 bulan maka sifat pertumbuhan yang didata meliputi dua sifat yaitu tinggi tanaman dan diameter batang (10 cm dari pangkal batang). Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok atau Randomized Complete Block Design (RCBD) dengan perlakuan 68

Pertumbuhan Lima Provenan Pulai Gading (Alstonia scholaris) (Mashudi) provenan. Dalam penelitian ini digunakan 5 provenan, yaitu : Lombok (NTB), Jayapura (Papua), Solok (Sumbar), Timor (NTT) dan Bali. Jumlah materi genetik yang digunakan untuk membangun plot uji sebanyak 46 pohon induk dengan masingmasing pohon induk ditanam 4 bibit dan diulang sebanyak 6 kali (blok). Data hasil pengukuran dianalisis menurut Rancangan Acak Lengkap Berblok. Untuk mengetahui perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan sidik ragam (analisis varians) dengan model sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1981): Y ij = μ + r i + τ j + ε ij dengan : Y ij = rata-rata pengamatan pada ulangan ke-i dan provenan ke-j; μ = rata-rata umum; r i = pengaruh ulangan ke-i; τ j = pengaruh provenan ke-j dan ε ijk = galat. Apabila hasil analisis varians menunjukkan perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui perbedaan karena perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Persen Hidup Persen hidup tanaman pada lokasi pengembangan dicerminkan oleh kemampuan bertahan hidup tanaman di lokasi penanaman. Berdasarkan hasil inventarisasi lapangan pertumbuhan tanaman pulai gading di Sumber Klampok, Bali umur 6 bulan relatif baik. Rerata persentase hidup tanaman antar provenan berkisar antara 86,67-97,62 % (Gambar 1). Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa daya adaptasi tanaman pulai gading sampai umur 6 bulan di Sumber Klampok, Bali relatif baik baik. Rerata persentase hidup tanaman antar provenan tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan persentase hidup pulai darat di Wonogiri pada umur yang sama yaitu berkisar antara 91,7-100 % (Mashudi, 2013). Hal ini terjadi kemungkinan karena curah hujan di Sumber Klampok, Bali relatif rendah sehingga sangat berpengaruh terhadap daya hidup (survival) tanaman. Keterangan : A = prov. Lombok B = prov. Jayapura C = prov. Solok D = prov. NTT E = prov. Bali Gambar 1. Persen hidup tanaman pulai gading umur 6 bulan di Sumber Klampok, Bali Gambar 1 menunjukkan bahwa tiga provenan dengan persen hidup tertinggi dipegang oleh provenan NTT (97,62 %), Bali (96,67 %) dan Lombok (95,12 %). Hal ini dapat dipahami karena ketiga provenan secara geografis berada pada sebaran yang tidak jauh berbeda dengan wilayah Sumber Klampok, Bali. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara secara umum memiliki kondisi agroekosistem yang tidak jauh berbeda (Tabel 1) sehingga daya adaptasi tanaman pulai gading dari ketiga provenan paling baik. Dua provenan yang lain yaitu provenan Jayapura dan Solok memiliki persen hidup yang lebih rendah, yaitu masing-masing sebesar 86,67 % dan 91, 67 %. Hal ini diduga karena kondisi lingkungan (curah hujan dan suhu) kedua provenan cukup berbeda dengan kondisi lingkungan di lokasi uji (Tabel 1). Curah hujan provenan Jayapura dan Solok cukup berbeda dengan curah hujan lokasi uji sehingga cukup berpengaruh terhadap survival tanaman dari kedua provenan tersebut. Disamping itu ketinggian tempat (altitude) kedua provenan juga cukup berbeda dengan ketinggian tempat lokasi 69

Jurnal WASIAN Vol.2 No.2 Tahun 2015:67-72 penelitian. Menurut Utomo (2006), perbedaan elevasi sebesar 300 m menyebabkan perbedaan suhu 1,5-2 o C, sehingga akan berpengaruh terhadap daya adaptasi tanaman di lokasi uji. Pengaruh curah hujan dan suhu di suatu lokasi sangat menentukan tingkat keberhasilan adaptasi suatu jenis tanaman. Suhu dan curah hujan akan menghasilkan zone-zone vegetasi dengan tipe tertentu. Aplikasi pada kegiatan pemuliaan pohon, untuk mendapatkan jenis yang cocok dikembangkan pada suatu lokasi dilakukan melalui uji jenis (spesies). Menurut Soeseno (1993), uji jenis dilakukan untuk mencari jenis yang baik ditanam pada lokasi pengembangan tertentu dengan tujuan tertentu. Dari uji ini akan diketahui jenis-jenis yang cocok untuk dikembangkan di lokasi uji. Pemilihan jenis untuk pengembangan di suatu lokasi hendaknya mengacu pada hasil uji jenis tersebut. Pertumbuhan Pertumbuhan tinggi dan diameter batang tanaman pulai gading umur 6 bulan di Sumber Klampok, Bali cukup bervariasi. Rata-rata tinggi tanaman antar provenan berkisar antara 0,45-0,57 m dan diameter batang berkisar antara 0,59-0,73 cm. Kondisi tanaman pulai gading umur 6 bulan dapat dilihat pada Gambar 2 dan hasil analisis varians untuk mengetahui pengaruh perlakuan disajikan pada Tabel 2. Gambar 2. Kondisi tanaman pulai gading umur 6 bulan Tabel 2. Hasil analisis varians karakter tinggi tanaman dan diameter batang tanaman pulai gading umur 6 bulan di Sumber Klampok, Bali Sumber Variasi Db Kuadrat Tengah Tinggi Tanaman Diameter Batang Replikasi 5 0,26056202 0,59451874 Provenan 4 0,20875621 **) 0,24212161 **) Sisa 980 0,01944266 0,02985094 Total 989 Keterangan : **) = berbeda nyata pada taraf uji 0,01 Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan provenan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang. Untuk lebih detail mengetahui perbedaan tersebut maka dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) sebagaimana disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi dan diameter batang antar provenan berbeda nyata. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hartati et al. (2007) yang menunjukkan bahwa keragaman genetik pulai dalam populasi lebih besar dari keragaman genetik antar populasinya. Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa pengaruh yang nyata pada karakter tinggi tanaman disebabkan oleh adanya perbedaan dalam tiga kelompok, yaitu pertama kelompok provenan Bali, Lombok dan NTT, kedua kelompok provenan Lombok, NTT dan Solok dan ketiga kelompok provenan Jayapura. Demikian juga pada karakter diameter batang juga disebabkan oleh adanya tiga kelompok provenan, yaitu pertama kelompok provenan NTT, Bali dan Lombok, kedua kelompok provenan Lombok, Bali dan Solok dan ketiga kelompok provenan Jayapura. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa provenan Bali, Lombok dan NTT merupakan tiga provenan terbaik dalam pertumbuhan tinggi dan diameter batang. Hal ini terjadi kemungkinan karena provenan-provenan tersebut memiliki kondisi lingkungan (Tabel 1) yang tidak jauh berbeda dengan kondisi di Sumber Klampok, Bali. 70

Pertumbuhan Lima Provenan Pulai Gading (Alstonia scholaris) (Mashudi) Keterangan : A = prov. Lombok B = prov. Jayapura C = prov. Solok D = prov. NTT E = prov. Bali Gambar 3. Pengaruh provenan terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter batang tanaman pulai gading umur 6 bulan di Sumber Klampok, Bali Kondisi lingkungan yang tidak jauh berbeda tersebut menyebabkan pertumbuhan tanaman pulai gading provenan Bali, Lombok dan NTT cukup bagus, karena faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman (Mangoendidjojo, 2003). Pratiwi (2000) menyampaikan bahwa pulai dapat tumbuh normal pada tanah dengan tekstur kasar, bersolum dalam, ph di atas 5, kandungan C- organik, N-total, P-tersedia, K-tersedia dan kejenuhan basa (KB) tinggi serta kandungan unsur Al rendah. Karakter tinggi tanaman terendah dihasilkan oleh provenan Jayapura yaitu sebesar 0,45 m. Hal ini terjadi diduga karena kondisi lingkungan provenan Jayapura (Tabel 1) berbeda dengan kondisi lingkungan di Sumber Klampok, Bali sehingga pertumbuhan tanaman provenan Jayapura kurang bagus. Perbedaan curah hujan dan altitude diduga merupakan faktor penyebab utama pertumbuhan pulai asal Jayapura kurang bagus. Fenomena ini sejalan dengan hasil penelitian Mashudi dan Adinugraha (2014) pada jenis pulai darat (Alstonia angustiloba Miq.) umur 1 tahun di Wonogiri, Jawa Tengah dimana populasi Solok, Sumatera Barat menghasilkan pertumbuhan yang paling rendah dibanding populasi yang lain. Hal tersebut terjadi karena kondisi curah hujan dan altitude populasi Solok cukup berbeda dengan kondisi di Wonogiri. KESIMPULAN Di antara kelima provenan (Lombok, Jayapura, Solok, Timor dan Bali) umur 6 bulan provenan Bali, Lombok dan NTT merupakan tiga provenan yang menghasilkan persen hidup, tinggi tanaman dan diameter batang terbaik. Persen hidup tanaman tertinggi dihasilkan oleh provenan NTT sebesar 97,62 %, disusul provenan Bali sebesar 96,97 % dan provenan Lombok sebesar 95,12 %. Tinggi tanaman terbaik dihasilkan oleh provenan Bali sebesar 0,57 m disusul provenan Lombok sebesar 0,55 m dan provenan NTT sebesar 0,54 m. Diameter batang terbaik dihasilkan oleh provenan NTT sebesar 0,73 cm disusul provenan Bali sebesar 0,69 cm dan provenan Lombok sebesar 0,68 cm. SARAN Penanaman pulai gading pada suatu lokasi harus mempertimbangkan faktor provenan, sebab penanaman pulai gading pada suatu lokasi menunjukkan bahwa respon antar provenan berbeda. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Bali dan Nusa Tenggara atas kerjasamanya dalam pembangunan plot uji pulai gading di Sumber Klampok, Bali. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Surip, S. Hut. dan Maman Sulaeman yang telah membantu dalam pembangunan plot uji dan pengumpulan data. 71

Jurnal WASIAN Vol.2 No.2 Tahun 2015:67-72 DAFTAR PUSTAKA Hartati, D., A. Rimbawanto, Taryono, E. Sulistyaningsih dan AYPBC Widyatmoko. 2007. Pendugaan Keragaman Genetik di dalam dan Antar Provenan Pulai (Alstonia scholaris (L.) Br.) menggunakan Penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanamann Hutan 1(2):89-98. Leksono, B. 2003. Konservasi Ex-situ Pulai dari Beberapa Ekotipe Hutan. Laporan Litbang Pemuliaan Pulai (Alstonia spp.). Proyek Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Martawijaya, A,I. Kartasujana, K. Kadir, dan S.A. Prawira. 1981. Atlas Kayu Indonesia. Jilid I. Balai Penelitian Hasil Hutan. Bogor. Mashudi dan H.A. Adinugraha. 2014. Pertumbuhan Tanaman Pulai Darat (Alstonia angustiloba Miq.) dari Empat Populasi pada Umur Satu Tahun di Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 3(1):75-84. Mashudi. 2013. Adaptabilitas dan Pertumbuhan Empat Populasi Pulai Darat (Alstonia angustiloba) Umur 6 Bulan di Wonogiri, Jawa Tengah. Wana Benih. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 14(1):23-30. Mashudi, H.A. Adinugraha dan Surip. 2005. Teknik Perbanyakan Tanaman Pulai Secara Vegetatif. Informasi Teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman 3(2):58-64. Muslimin, I. dan A.H. Lukman. 2007. Pola Pertumbuhan Pulai Darat (Alstonia angustiloba Miq.) di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian. Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang : 161-166. Pratiwi. 2000. Potensi dan Prospek Pengembangan Pohon Pulai untuk Hutan Tanaman. Buletin Kehutanan dan Perkebunan 1(1):1-9. Samingan, T. 1980. Dendrologi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soerianegara, I. dan R.H.M.J. Lemmens. 1994. Plant Resources of South East Asia 5, Timber Trees : Mayor Commercial Timbers. Prosea, Bogor. Soeseno, O.H. 1993. Pemuliaan Pohon. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1981. Principles and Procedures of Statistics : A Biometrical Approach. Second Edition. Mc Graw-Hill Book Company. Singapore. Utomo, B. 2006. Hutan Sebagai Masyarakat Tumbuhan Hubungannya dengan Lingkungan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 72