BAB V Kesimpulan Pembahasan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana Strategi Marketing Politik Partai Amanat Nasional Kabupaten Banjarnegara dalam memenangkan pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : Keberhasilan Partai Amanat Nasional menjadi partai pemenang pemilu di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2009 merupakan sebuah proses panjang yang ditempuh secara bertahap dan terencana. Dengan menerapkan strategi marketing politik, PAN secara bertahap membangun pondasi dan jejaring politiknya. Penerapan strategi marketing politik yang menyesuaikan karakteristik rakyat Banjarnegara di implementasikan dengan mengedepankan pendekatan getok tular, interaksi langsung dan membuat forum dialog. Dengan pendekatan tersebut, partai secara perlahan berusaha memahami harapan dan keinginan rakyat melalui proses saling bertukar pandangan dan pemikiran tentang ide atau gagasan politik yang bisa diperjuangkan secara bersama - sama. Penerapan pendekatan getok tular merupakan pilihan paling realistis bagi partai di awal merintis pembentukan DPD PAN Banjarnegara. Karena pada waktu itu partai langsung dihadapkan dengan permasalahan persiapan menghadapi pemilu yang sangat singkat serta minimnya kader, jaringan dan sumber daya yang dimiliki. Sehingga dengan menerapkan pendeketan getok tular dan mengadakan forum dialog, membuat partai dapat lebih mengoptimalkan semua potensi sumber daya yang dimiliki untuk mendekati rakyat. Karena dengan pendekatan getok 98
tular yang mengandalkan kebersamaan, ketekunan, keluwesan dan kesabaran diharapkan dapat memunculkan rasa simpati dan ketertarikan rakyat pada partai. Pilihan untuk menerapkan pendekatan getok tular membuat PAN memiliki kedekatan dan dapat menjalin hubungan saling menguntungkan dengan rakyat. Ini semua tidak terlepas dari kerja keras semua komponen partai yang telah secara sukarela menyumbangkan pikiran, tenaga, waktu dan uang untuk mengenalkan dan mensosialisasikan kehadiran PAN tanpa kenal lelah ke rakyat Banjarnegara. Sehingga target PAN untuk dapat masuk ke dalam kancah politik formal di Banjarnegara dapat direalisasikan. Setelah berhasil kancah politik formal PAN berusaha memberikan timbal balik yang menguntungkan bagi konstituen yang telah mendukungnya. Partai juga berusaha mendorong pemerintah daerah untuk memastikan agar rakyat dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya. Selain itu juga berusaha memperjuangkan alokasi anggaran yang berasal dari APBD agar dapat tersalurkan ke wilayah yang telah menjadi basis pendukungnya. Melalui cara - cara tersebut PAN ingin membuktikan komitmennya dalam merawat dan memperhatikan basis konstituennya. Partai juga senantiasa berusaha memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat sebagai bentuk dari kesadaran dan keyakinan PAN bahwa untuk membangun pondasi dan jejaring politik dibutuhkan dukungan, loyalitas dan kesetiaan konstituen partai. Dalam perjalanannya mengawal dan memperjuangkan aspirasi rakyat, partai juga secara rutin turun langsung ke masyarakat untuk memperoleh informasi terbaru tentang kondisi dan kebutuhan yang diperlukan oleh rakyat. Langkah ini dijalankan agar nantinya dalam setiap penyampaian sikap dan 99
keputusan politik yang di ambil oleh partai selalu berkiblat pada artikulasi kepentingan rakyat yang di wakilinya. Karena sebagai partai baru di pemerintahan PAN menyadari harus mampu membangun tradisi kerja yang mengutamakan keikhlasan dan kejujuran dalam membantu rakyat. Dimana partai berusaha agar basis konstituen dan pendukung yang sudah terbentuk diberdayakan secara optimal guna membantu memperluas dukungan dan basis konstituen. Hubungan relasional dengan konstituen juga tetap di pertahankan untuk semakin menguatkan ikatan politik yang sudah terjalin. Dimana melalui ikatan politik tersebut diharapkan dapat menciptakan hubungan politik jangka panjang dengan konstituennya. Karena PAN menyadari untuk membangun hubungan politik yang berbasiskan konstituen dan masa yang loyal, partai harus senantiasa menjaga konsistensi dan kontinyuitas hubungannya dengan konstituen setiap saat. Selain itu juga harus menjadikannya sebagai sebuah aktifitas politik yang secara sadar dilakukan terus menerus dengan tidak dibatasi oleh periode waktu tertentu. Sehingga diharapkan konstituen akan tetap loyal dan menjadi pendukung setia partai. Identitas partai tanpa pungutan juga tetap dipertahankan secara konsisten sebagai ciri khas partai. Karena sebagai kepanjangan tangan rakyat, partai harus dapat menunjukan hubungan yang saling menguntungkan bersama rakyat. Dengan tetap dekat dan selalu bersama rakyat melalui dialog dari satu pintu ke pintu, partai dapat selalu mengetahui permasalahan, harapan dan keinginan rakyat. Dengan cara tersebut walaupun tidak dapat memberikan banyak keuntungan secara politik dan peningkatan perolehan suara secara signifikan, namun PAN 100
percaya melalui hubungan seperti inilah partai dapat memahami keinginan dan harapan rakyat secara langsung. Disisi lain tujuan PAN yang ingin tetap bertahan di arena kekuasaan juga dapat terus dipertahankan. Ini tidak terlepas dari dukungan dan kepercayaan rakyat yang selalu dapat diperoleh karena konsistensinya memperjuangkan kepentingan rakyat melalui interaksi dan kebersamaannya dengan rakyat. Menghadapi pemilu 2009 dengan sistem pemilu yang baru, PAN mempersiapkan sumber daya politiknya secara lebih matang untuk bertarung di pemilu legislatif. Dengan di dukung oleh pondasi dan jaringan politik yang semakin kuat dan mengakar di masyarakat, PAN ingin menuai keberhasilan yang lebih baik lagi di banding hasil pemilu sebelumnya. Karena jika menilik hasil pemilu sebelumnya di tahun 1999 dan 2004 yang sudah diikuti, menunjukan bahwa tingkat kepercayaan rakyat pada PAN selalu tumbuh berkat kerja politik yang berjalan dengan baik. Momentum inilah yang coba dimanfaatkan untuk memperoleh sumber sumber dukungan politik baru dari rakyat yang selama ini belum tersentuh oleh program partai. Apalagi pemilu legislatif tahun 2009 memberlakukan sistem pemilu baru yakni sistem proposional terbuka berdasarkan suara terbanyak. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran sistem pemilu dari yang sebelumnya berbasiskan pemilihan partai politik bergeser menjadi pemilihan yang berbasiskan individu. Pergeseran sistem pemilu tersebut mengharuskan PAN untuk menyesuaikan strategi politiknya sebagai upaya untuk tetap bisa mewujudkan target politik di pemilu 2009 yang ingin menjadi partai pemenang pemilu. 101
Penyesuaian juga dilakukan untuk meredam ekses negatif dari potensi munculnya persaingan antara sesama caleg PAN di daerah pemilihan yang sama akibat dari sistem suara terbanyak. Strategi kampanye politik yang dilakukan tetap dengan mengandalkan pendekatan getok tular, dialog dan melakukan interaksi langsung dengan masyarakat. Karena melalui pendekatan tersebut terbukti memberikan peningkatan suara bagi PAN di pemilu sebelumnya. Melalui kampanye dialogis, partai dapat membangun hubungan kekeluargaan dengan masyarakat yang ditunjukan dengan rasa saling membutuhkan satu sama lain. Intensitas kampanye yang dijalankan juga lebih bisa di intensifkan dan fokus untuk menyasar masyarakat secara lebih luas dengan dukungan dari jaringan dan sumber daya partai yang di miliki. Dalam memperluas dukungan dari masyarakat, partai menetapkan segmen dan target masyarakat yang akan dijadikan sebagai sumber dukungan dengan mempertimbangkan beberapa hal. Pertama dengan mendata ulang seberapa besar jumlah dukungan yang sudah dimiliki dan potensi dukungan yang dapat diperoleh PAN di tiap tiap daerah pemilihan di Banjarnegara. Kedua menetapkan target segmentasi masyarakat yang akan menjadi target pendekatan. Yakni kelompok masyarakat Islam, masyarakat pedesaan, petani, pemuda dan remaja. Berdasarkan pertimbangan tersebut, PAN berusaha merangkul dan mengakomodir masyarakat yang berpotensi menjadi pendukung partai dengan melakukan beberapa langkah politik. 102
Langkah pertama memanfaatkan keberadaan wakil partai di DPRD Banjarnegara untuk mengarahkan agar setiap aktifitas politik ditujukan pada kelompok - kelompok masyarakat yang berpotensi untuk dirangkul. Kedua mempertahankan pendekatan marketing sebagai cara dalam merangkul pemilih. Ketiga membekali dan menanamkan pada calon anggota legislatif partai bahwa keberadaan PAN di Banjarnegara bertujuan menjadi jembatan politik untuk membantu meningkatan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat. Keempat turun langsung meningkatkan intensitas komunikasi dan silaturahmi dengan rakyat yang telah menjadi target pendekatan partai dengan mengoptimalkan sumber daya partai yang dimiliki. Kelima tetap mempertahankan identitas sebagai partai tanpa pungutan sebagai ciri khas partai. Pilihan untuk konsisten menerapkan strategi dan pendekatan marketing politik pada akhirnya membuat PAN memperoleh hasil yang memuaskan di pemilu 2009. Ini terlihat dari melonjaknya perolehan suara PAN menjadi 61.812 suara yang menjadikannya dapat menempatkan 8 wakilnya di DPRD sekaligus menjadi partai pemenang pemilu. Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari peran serta semua komponen partai yang selalu berusaha memahami keinginan dan harapan rakyat. Selain itu konsistensi partai yang selalu berusaha menjaga interaksi dan kedekatan dengan rakyat telah membuat kedua belah pihak dapat membangun hubungan relasional yang semakin kuat. Dimana di dalamnya tumbuh keyakinan, kepercayaan dan harapan bahwa kedepannya akan tetap bisa mempertahankan hubungan saling menguntungkan. 103