2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan remaja di perkotaan. Dimana wanita dengan pendidikan yang

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu masalah nasional maupun internasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deviciency Syndrome, yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Penyuluhan/pendidikan kesehatan adalah penambahan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I: PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome atau

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan Juni 2012, kasus HIV/AIDS tersebar di 378 (76%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh (33) provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya kasus HIV/AIDS adalah Provinsi Bali (1987), sedangkan yang terakhir melaporkan adanya kasus HIV (2011) adalah Provinsi Sulawesi Barat (Kemenkes RI, 2012). Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859 kasus, tahun 2006 (7.195 kasus), tahun 2007 (6.048 kasus), tahun 2008 (10.362 kasus), tahun 2009 (9.793 kasus), tahun 2010 (21.591 kasus), tahun 2011 (21.031 kasus), Januari-Juni 2012 (10.138 kasus). Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai dengan juni 2012 sebanyak (9.883) kasus. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (21.030 kasus), diikuti jawa Timur (11.282 kasus), Papua (8.611 kasus), Jawa Barat (6.315 kasus dan Sumatera Utara (5.629 kasus) (Kemenkes RI, 2012). Di Jawa Barat, Bandung menjadi kota terbanyak kasus AIDS dengan angka kematian yang tinggi pula. Dari 1424 kasus AIDS, 157 orang dilaporkan meninggal. Angka itu disusul oleh kabupaten Bekasi dengan jumlah kasus 560 dan meninggal 129 orang pada pada urutan kedua. Urutan ketiga adalah kota Bogor dengan jumlah kasus 251 dan korban meninggal 28 orang, dilanjutkan dengan kota Sukabumi dan kabupaten Subang HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini dapat menginfeksi manusia dan memperbanyak diri dalam sel manusia. Virus HIV menyerang butiran-butiran darah putih tertentu, yang penting untuk kekebalan tubuh. Akibatnya, kekebalan tubuh seseorang itu menurun. Virus adalah jasad renik yang sangat kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron (Pribadi, 2012). 1

2 HIV menyebabkan penyakit AIDS, singkatan Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired berarti penyakit itu didapat, bukan karena keturunan. Immune terkait dengan kekebalan tubuh. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome adalah kumpulan gejala. Jadi, AIDS adalah kumpulan tanda dan gejala akibat menurun dan melemahnya kekebalan tubuh yang didapatkan karena infeksi HIV (Pribadi, 2012). Sekali orang terinfeksi HIV, seumur hidup ia berada dalam keadaan terinfeksi dan disebut Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Ia mudah tekena penyakit infeksi lain, sehingga dapat menyebabkan kematian (Pribadi, 2012). Selain disebabkan oleh perilaku seksual, HIV/AIDS bisa disebabkan oleh penggunaan narkoba suntik. Kemungkinan terjadinya peningkatan kejadian HIV/AIDS, khususnya pada remaja merupakan suatu ancaman sekaligus tantangan karena semakin banyaknya pengguna narkoba usia remaja. Di Indonesia, jumlah pengguna narkoba sekitar 35% adalah siswa SMA dan 30% siswa SMP. Kondisi ini juga berhubungan dengan jumlah penderita HIV/AIDS sekitar 80% adalah remaja usia 18-28 tahun (Rahayuwati, 2009). Fenomena remaja yang terungkap belakangan ini dengan kenyataan ada remaja yang hamil diluar nikah, aborsi, prostitusi dan penyebaran video porno dan penggunaan obat-obatan terlarang. Sementara sarana tentang informasi kesehatan pada umumnya dan penyakit menular seksual khususnya HIV/AIDS dibeberapa sekolah menengah atas masih kurang, baik itu berupa bacaan mendidik maupun penyuluhan dari pihak-pihak yang terkait (Hasanudin, 2008). Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual) dengan jumlah terbesar mengidap HIV/AIDS. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode pubertas dan diiringi dengan perkembangan seksual, remaja juga mengalami perubahan yang mencakup perubahan fisik dan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi rentan terhadap masalah perilaku berisiko dalam penularan HIV/AIDS (Soetjiningsih, 2004). Kondisi tersebut diatas mungkin dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

3 penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan studi pendahuluan di SMA Yadika Cicalengka yang dilakukan kepada 10 siswa dengan instrumen tanya jawab, terdapat 4 siswa yang belum mengerti tentang apa itu HIV/AIDS. Sedangkan 6 siswa sudah mengenal tentang HIV/AIDS tetapi belum mengetahui secara keseluruhan apa itu HIV/AIDS.. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di Kelas XI SMA Yadika Cicalengka. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, yang ditandai oleh perubahan fisik,emosi dan psikis. Dalam perubahan itu remaja menjadi labil, sehingga mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang postif ataupun negatif. Termasuk juga pengetahuan tentang HIV/AIDS, yang saat ini semakin meluas dikalangan remaja, khususnya di Indonesia. Hal tersebut karena mereka tidak menghiraukan bagaimana pentingnya pengetahuan tentang HIV/AIDS, pengetahuan ini penting untuk para remaja ketahui, khusunya para remaja yang duduk dibangku SMA. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada kelas XI jurusan IPA di SMA Yadika Cicalengka. 2. Bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada kelas XI jurusan IPS di SMA Yadika Cicalengka.

4 C. Tujuan Penelitan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika Cicalengka. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu keperawatan dan dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang HIV/AIDS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi institusi pelayanan kesehatan Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mencegah peningkatan HIV/AIDS di kalangan remaja melalui berbagai macam pelatihan kepada orang-orang yang akan terlibat dalam penyelenggaraan penyuluhan dan bimbingan langsung ke masyarakat mengenai HIV/AIDS. b. Bagi Petugas Kesehatan (Perawat) Dapat memberikan suatu informasi tentang pengetahuan para remaja mengenai HIV/AIDS. c. Bagi institusi pendidikan Dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemberian pendidikan kesehatan dan bimbingan konseling bagi para siswa di sekolahnya. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti mampu menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan melakukan penelitian yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akademis. E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:

5 BAB I PENDAHULUAN. Merupakan uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi karya tulis ilmiah. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Merupakan landasan teori yang digunakan dalam analisis temuan dilapangan dan kerangka pemikiran penelitian.s BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian dan proses pengembangan instrument. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini membahas mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.