BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KAWASAN/WILAYAH YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB III TINJAUAN KAWASAN

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16

BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman

STUDI LITERATUR UKDW DATA. Profil Kota Yogyakarta (DIY) Potensi Kota Yogyakarta Potensi Kota Yogyakarta dalam bidang olahraga Data - data sekunder

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

Perencanaan dan Perancangan Maguwoharjo Sport Center BAB III TINJAUAN WILAYAH / KAWASAN BAB III TINJAUAN WILAYAH / KAWASAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA. 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN KAWASAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN LOKASI TAPAK YOUTH CENTER

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB IV GAMBARAN UMUM

Sumber: data pribadi

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB 4 TINJAUAN WILAYAH

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi penyebaran penyakit demam berdarah dengue yang

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB IV GAMBARAN UMUM. dan Bujur Timur, dengan luas 3.185,80. Luas Area ( ) 32,50 586, ,36

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta (DIY) di bagian selatan dibatasi Samudera Indonesia,

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN. Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

Jogja Resto dan Galery BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN ORGANISASI PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya ingin mengukur kualitas pelayanan Rumah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

THE MUSIC BOX PEMATANG SIANTAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center.

REDESAIN GEDUNG BIOSKOP DI KAWASAN MALIOBORO, YOGYAKARTA BAGIAN I. Pendahuluan dan Latar Belakang UKDW TUGAS AKHIR WILFRIDUS GALIH PRAKOSA

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

IV KONDISI UMUM TAPAK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB IV GAMBARAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia setelah Bali. Aliran uang yang masuk ke provinsi DIY dari sektor

Transkripsi:

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Gedung Konser Musik Klasik adalah sebuah tempat untuk menampung segala aktifitas dan pertunjukan musik klasik. Dalam Gedung Konser Musik Klasik tersebut komunitas komunitas musik klasik yang ada dapat mengadakan konser dengan gedung yang mendukung untuk sebuah konser musik klasik. Selain itu pengunjung juga dapat mengembangkan skill serta membeli keperluan alat alat musik klasik yang lebih sulit didapat. Jadi pada intinya kegiatan yang ada di dalam Gedung Konser Musik Klasik merupakan tempat penyelenggaraan konser musik klasik dan tempat komunitas komunitas musik klasik saling berbagi dan merawat alat musik klasik. 3.2 Kriteria Bangunan Gedung Konser Musik Klasik Kriteria bangunan Gedung Konser Musik Klasik dibagi berdasarkan bentuknya ( HAM, Roderick, 1972, Theatre Planning, TheArchitectural, London ) yaitu : - Teater terbuka Pertunjukan seni dilakukan pada ruangan terbuka. - Teater tertutup Pertunjukan seni dilakukan pada ruangan tertutup. Jenis-jenis teater berdasarkan hubungan antara pertunjukan dengan penontonnya (HAM,Roderick, 1972, Theatre Planning, The Architectural, London) : - Tipe arena Dimana penoton mengelilingi pertunjukan, tidak memerlukan penghayatan yang serius. 54

Gambar 3.1 Tipe Arena - Tipe Transverse Merupakan perkembangan dan variasi dari tipe arena, dimana penonton duduk pada dua sisi yang berlawanan menghadap panggung. Gambar 3.2 Tipe Transverse 55

- Tipe ¾ arena Merupakan variasi dari tipe arena, dimana pemain atau aktor/aktris dapat ke naik ke pentas tanpa melalui ruang penonton. - Tipe ¼ arena Dimana penonton menyaksikan pertunjukan dalam satu arah. Luasan pentaskecil. - Tipe Procenium Merupakan perkembangan tipe ¼ arena akibat kurangnya luasan panggung. Penontonmenyaksikan pertunjukan dalam satu arah di depan pentas. - Tipe Calliper Stage/Extended Stage Dimana pertunjukan mengelilingi sebagian dari penonton. 3.3 Syarat syarat Perencanaan Bangunan Gedung Konser Musik Klasik Dalam merencanakan sebuah bangunan Gedung Konser Musik Klasik faktor penentuan site adalah suatu hal yang sangat mendasar. Oleh karena itu dalam penentuan site tersebut harus mempertimbangkan ketentuan ketentuan sebagai berikut : Mudah dalam pencapaian ( aksesibilitas ) Lokasi site sebaiknya berada disepanjang jalan besar Luas site harus memadai untuk menunjang kegiatan pengembangan kemasa depan Selain masalah penentuan site, hal lain yang menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan sebuah Gedung Konser Musik Klasik adalah fasilitas fasilitas yang terdapat didalamnya. Pada umumnya fasilitas fasilitas yang terdapat pada sebuah Gedung Konser Musik Klasik adalah sebagai berikut : Gedung konser 56

Toko alat alat musik klasik Tempat service alat musik klasik Perpustakaan Gallery Musik klasik Fasilitas fasilitas tersebut diatas karena berbagai pertimbangan berdasar minat musik klasik di Yogyakarta mendapat penyesuaian fungsi. Hal lain yan tidak kalah pentingnya dalam perencanaan sebuah Gedung Konser Musik Klasik adalah segi fisik bangunan itu sendiri, seperti faktor pencahayaan, penghawaan, struktur, teknologi bangunan, utilitas, dan lain sebagainya. Selain dari segi fungsional faktor faktor tersebut harus memperhatikan estetika dan mendukung suasana kegiatan di dalam Gedung Konser Musik Klasik tersebut. (Ardyanto, 2000) 3.4 Gedung Konser di Yogyakarta Dibawah ini akan dibahas perbandingan fasilitas Gedung Konser yang ada di Yogyakarta, terutama ditinjau dari segi fisik, fungsi, serta perilaku pengguna fasilitas Gedung Konser tersebut, sehingga diperoleh gambaran ciri ciri bangunan Gedung Konser Musik Klasik. berdasarkan pengamatan mengenai Gedung Konser di Yogyakarta, terdapat beberapa aspek aspek yang dapat disimpulkan yaitu aspek fisik, fungsi, dan perilaku. Aspek fisik - Pada umumnya di Yogyakarta sendiri site yang ada relatif kecil dan tidak tersedianya tempat parkir yang memadahi. - Bentuk bangunan menyesuaikan dari segi fungsional sehingga kurang memperhatikan segi estetika. - Bangunan terkesan kaku dan formal. Aspek Fungsi : - Fungsi utama sebagai tempat pertunjukan / konser musik klasik 57

- Tidak disertai dengan fasilitas penunjang lainnya, sehingga hanya terdapat 1 fungsi tunggal yaitu gedung konser. - Sirkulasi linier ( koridor panjang ) Aspek Perilaku : - Lokasi site berada pada tingkat keramaian yang tinggi sehingga sangat mengganggu kenyamanan pengguna fasilitas. - Kurangnya sirkulasi untuk musisi dan loading / unloading barang membuat kenyamanan artis (musisi) terganggu. 3.5 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.5.1 Kondisi Geografis dan Geologis Kedudukan kota Yogyakarta terhadap garis lintang dan garis bujur adalah 10 18 53 BT 110 24 19 19 BB dan 7 49 26 LU 7 51 24 LS dengan batas wilayah : Barat Daya : Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Barat Laut : Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Timur Laut : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Tenggara : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Selatan : Samudera Indonesia Luas keseluruhan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ± 3.185,80 km² yang terbagi dalam 5 wilayah administratif daerah tingkat II, yaitu: Kotamadya Yogyakarta dengan luas 32,50 km² Kotamadya Bantul dengan luas 506,85 km² Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 km² Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 km² Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 km² Secara geografis, wilayah DIY tersusun atas empat satuan, yaitu Pegunungan Selatan, Gunung api Merapi, dataran rendah antara Pegunungan selatan dan Pegunungan Kulonprogo, dan dataran rendah selatan. 58

3.5.2 Kondisi Klimatologis Temperatur harian rata-rata berkisar antara 26,6 ºC sampai 28,8 ºC sedang temperature minimum 18 ºC dan maksimum 35 ºC. kelembapan udara rata-rata 74% dengan kelembapan minimum 65% dan maksimum 84%. Curah hujan bervariasi antara 3 mm sampai 469 mm. curah hujan diatas 300 mm terjadi pada bulan Januari, Februari, dan April. Curah hujan tertinggi 496 mm terjadi pada bulan Februari dan curah hujan terendah 3 mm sampai 24 mm terjadi pada bulan Mei sampai Oktober. Curah hujan tahunan rata-rata adalah 1855 mm. 3.5.3 Potensi Daerah Secara umum kota Yogyakarta dikenal dengan berbagai predikat kota dengan beberapa potensi khas sebagai kekuatan yang dapat terus ditumbuhkembangkan, potensi-potensi yang dimiliki antara lain: 1. Sebagai kota pendidikan dan kota pelajar, Yogyakarta dikenal karena memiliki banyak sarana pendidikan yang berkualitas baik. Jumlah perguruan tinggi dari tahun ke tahun terus meningkat dan juga termasuk pendidikan non formal lainnya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pelajar-pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia untuk belajar di Kota Yogyakarta. 2. Sebagai kota seni dan dan budaya, potensi seni diwakili oleh dinamisnya kehidupan berkesenian para seniman melalui karya-karyanya yang sudah mampu berbicara dalam lingkup nasional maupun internasional seperti pelukis Affandi, budayawan Bagong Kusdiharjo, musisi Sapto Raharjo dan lain-lainnya. Potensi budaya dapat dilihat dari peninggalanpeninggalan sejarah budaya yang masih terpelihara dengan baik dan adat istiadat serta tradisi yang kemasyarakatan yang masih sangat kental terasa di dalam pola kehidupan sosial masyarakatnya. 59

3. Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata, secara tidak langsung atau langsung mempengaruhi perkembangan kota, kehidupan social dan dinamikanya, sehingga mempunyai tingkat perkembangan yang pesat. 3.5.4 Lokasi dan Site 3.5.4.1 Dasar Pemilihan Lokasi Classic Gedung Konser Gambar 3.3 Peta kota Yogyakarta Dasar pemilihan lokasi ini didasarkan oleh beberapa faktor pertimbangan, yaitu: 1. Arah perkembangan Kota Yogyakarta yang cenderung bergerak ke arah utara dan masuk ke wilayah Depok Sleman, dengan mulai 60

banyaknya bangunan-bangunan baru meliputi kawasan pemukiman, bangunan kampus, industri ringan dan perdagangan pada kawasan tersebut sebagai akibat dari melubernya perkembangan kota. 2. Masih tersedianya lahan yang cukup luas pada wilayah Sleman. Berdasarkan pertimbangan yang telah disebutkan di atas maka perencanaan pemilihan site untuk Classic Gedung Konser diprioritaskan ke arah utara pada bagian yang memiliki akses mudah dari kota Yogyakarta sebagai orientasinya. 3.5.4.2 Kriteria Pemilihan Site untuk Classic Concert Hall Wilayah Kabupaten Sleman masih terlalu luas sehingga pemilihan site masih harus melewati beberapa kriteria untuk mendapatkan site yang dapat menunjang keberadaan Youth Center nantinya. Beberapa kriteria tersebut antara lain: Sesuai dengan rencana pengembangan daerah. Luas lahan yang relatif luas ( sesuai dengan kriteria site untuk bangunan Classic Gedung Konser ) Letak yang tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta sebagai orientasi pengembangan daerah. Hal ini berkaitan dengan kemudahan akses. Kemudahan tranportasi, yang juga berkaitan dengan kemudahan akses. Tersedianya jaringan infrastruktur. Tautan lingkungan yang dapat mendukung keberadaan bangunan Classic Gedung Konser ( letak bangunan dekat dengan permukiman penduduk dan kampus ) Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas maka site ditentukan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta, tepatnya di Jalan Laksda Adisucipto ( sebelah barat carefour maguwo ) 61

3.5.4.3 Site Terpilih untuk Gedung Konser Musik Klasik Lokasi site terpilih untuk Gedung Konser Musik Klasik berada di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta, tepatnya di Jalan Laksda Adisucipto (sebelah barat Carrefour Maguwo). Gambar 3.4 Site Terpilih Sumber : koleksi penulis Tabel 3.1 Data dan Peraturan Pemanfaatan Ruang Pada Lokasi Site Terpilih Data dan Peraturan Pemanfaatan Ruang Pada Lokasi Site Terpilih 1 Merupakan lahan pertanian 2 Terletak pada jalan arteri primer 3 Kegiatan dominan pendidikan, perdagangan dan penunjang pariwisata perhotelan dan restoran. 4 Rencana pemanfaatan ruang untuk pemukimam dan perdagangan 5 Merupakan rencana jaringan pengembangan air bersih 6 Dilalui jaringan drainase tertutup Dilalui jaringan telepon eksisting 62

7 8 Sepadan sungai 10-15 m ke arah kanan dan kiri badan sungai 9 Koefisien Dasar Bangunan 60% 10 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 3.6 11 Tinggi bangunan maksimal 24m 12 Rooi pagar 20 m dari as jalan 13 Rooi bangunan 29 m dari as jalan (Sumber: Dinas Tata Kota Kabupaten Sleman) 63