PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN Oleh: I Putu Renatha Indra Putra Made Nurmawati Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This scientific work is entitled Violation of Trademark Rights Related to the Use of a Band Logo in Merchandises. The background of the writing of this paper is considering the number of merchandises that are using the band logo without permission or knowledge of the registered owner of the band logo or the bands concerned and traded openly, so that it may cause harm to the parties entitled over the trademark rights of the logo. The purpose of writing this paper is to determine whether the logo of a band can be categorized as a brand, and whether the use of the logo can be regarded as an offense. The research method used is normative research method that is based on literature. The conclusion of this paper is a logo of a band group can be categorized as a brand and if the use of the band logo is without permission of the party entitled to the right of the logo can be said as an offense, so it can be penalized according to Article 90, 91, and / or 94 of Law Number 15 of 2001 about Trademark. Key Words: Violation, Trademark, Logo. ABSTRAK Karya ilmiah ini berjudul Pelanggaran Terhadap Hak Merek Terkait Penggunaan Logo Grup Band Pada Barang Dagangan. Latar belakang dari penulisan karya ilmiah ini adalah mengingat banyaknya barang dagangan yang menggunakan logo grup band terkenal tanpa seizin atau sepengetahuan pemilik terdaftar logo grup band tersebut atau band bersangkutan dan diperjual-belikan secara terang-terangan, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kerugian terhadap pihak-pihak yang berhak atas hak merek dari logo tersebut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui apakah logo dari suatu grup band dapat dikategorikan sebagai merek, dan apakah penggunaan logo tersebut dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian normatif yaitu berdasarkan bahan kepustakaan. Kesimpulan dari karya ilmiah ini adalah logo grup band dapat dikategorikan sebagai merek dan penggunaan logo grup band tersebut apabila tanpa izin dari pihak yang berhak atas hak merek dari logo tersebut dapat dinyatakan sebagai pelanggaran, sehingga dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 90, 91, dan/atau 94 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Kata Kunci: Pelanggaran, Merek, Logo. I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1
Merek merupakan hal yang sangat penting dalam perdagangan, karena dengan adanya merek, seseorang dapat membedakan asal muasal, kualitas serta keterjaminan keaslian produk barang dan/atau jasa sejenis. 1 Logo suatu grup band yang telah memiliki label dan terdaftar juga dapat digolongkan sebagai merek, dan apabila ingin menggunakan logo tersebut pada barang dagangan yang akan diperdagangkan oleh si penjual untuk mendapatkan keuntungan, maka haruslah mendapat persetujuan dari pihak yang memiliki hak yang berkaitan dengan logo tersebut, dan harus disepakati suatu perjanjian antara kedua belah pihak yang mana perjanjian ini disebut sebagai perjanjian lisensi. Merek yang sudah memiliki nama dan banyak diketahui oleh masyarakat sebagai sebuah merek yang terkenal seringkali memiliki harga yang tergolong tidak murah dan peminatnya tidak sedikit. Sekarang ini, banyak industri masyarakat kecil yang bergerak di bidang perdagangan, dan seringkali barang-barang yang diperdagangkan memajang logo suatu grup band terkenal yang telah memiliki label rekaman tersendiri tanpa adanya perjanjian lisensi antara grup band tersebut dengan pelaku-pelaku usaha kecil ini. Kegiatan berjualan tersebut dilakukan secara terang-terangan, baik itu secara online, toko, maupun di pinggiran-pinggiran jalan. Penggunaan logo-logo tersebut dilakukan dengan sengaja dan dengan niat untuk memperoleh keuntungan karena terkenalnya suatu grup band tersebut. Seringkali, barang-barang yang dihasilkan dari industri kecil tersebut yang mendompleng nama atau logo suatu grup band terkenal tersebut memiliki harga yang jauh lebih murah daripada barang aslinya yang memang barang tersebut mendapat persetujuan berupa lisensi dari pihak yang berhak atas logo tersebut. Dari segi harga yang lebih murah tersebut dan lebih mudah mendapat barang-barang yang dimaksud, maka akan ada konsumen yang lebih memilih membeli barang yang tanpa lisensi tersebut dan menyebabkan kerugian terhadap barang aslinya karena terdapat barang sejenis yang harganya jauh dibawah barang asli dan lebih mudah mendapatkannya. Maka, kerugian akan dirasakan oleh pihak yang memiliki hak ekonomi terhadap merek yang berupa logo grup band tersebut dan pihak lain yang juga memiliki hak terkait logo tersebut. 1.2. TUJUAN 1 H. OK. Saidin, 2010, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm.329. 2
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui apakah logo suatu grup band tertentu merupakan merek dan apakah penggunaan logo suatu grup band tertentu dalam barang dagangan merupakan pelanggaran terhadap hak merek atau tidak sesuai dengan Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek (UU Merek). II. ISI MAKALAH 2.1. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode penelitian hukum normatif dengan mengkaji berbagai bahan kepustakaan, menggunakan bahan primer berupa peraturan perundang-undangan, dan bahan sekunder berupa buku-buku tentang hukum. 2.2. ISI 2.2.1. LOGO GRUP BAND SEBAGAI MEREK Dalam Pasal 1 angka 1 UU Merek dijelaskan bahwa Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dari penjelasan tersebut, terdapat indikasi-indikasi yang menandakan bahwa logo dari suatu grup band dapat dikategorikan sebagai sebuah merek, antara lain: 1. Logo dari suatu grup band dapat berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, maupun kombinasi unsur-unsur tersebut, 2. Memiliki daya pembeda antara satu dengan lainnya, 3. Digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa (perdagangan barang dapat berupa penjualan album-album musik grup band tertentu yang berupa album fisik contohnya CD, DVD, piringan hitam; perdagangan jasa dapat berupa pengadaan pertunjukan musik komersial). Dengan kriteria-kriteria tersebut, maka logo suatu grup band dapat digolongkan sebagai merek apabila didaftarkan. Yang mendapat perlindungan hak merek bukan hanya logo berupa gambarnya saja, tetapi secara keseluruhan, termasuk nama grup band yang terkait atau tercantum dalam logo tersebut. 3
Hak merek perlindungannya terbatas hanya pada penggunaan atau pemakaian suatu merek pada produk-produk yang dipasarkan dan mengandung nilai ekonomis. 2 Karena logo tersebut dapat diaplikasikan kedalam dua bentuk merek (merek dagang dan jasa) maka logo tersebut dapat dikategorikan sebagai merek kolektif (collective marks), yaitu merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan kesamaan karakteristik dan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. 3 Secara umum, merek kolektif dimiliki oleh anggota dari sebuah perkumpulan atau asosiasi. 4 Sebuah grup band dapat dikatakan sebagai sebuah perkumpulan karena merupakan satu kesatuan keanggotaan antara para musisi, manager, dan orang-orang bersangkutan. 2.2.2. HAK EKONOMI DALAM HAK MEREK Apabila suatu merek telah didaftarkan maka akan ada hak eksklusif berupa hak ekonomi yang dimiliki oleh pendaftarnya. Hak ekonomi dalam hal ini adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari penggunaan merek tersebut. Salah satu manfaat yang dimaksud adalah royalti yang dibayarkan setiap suatu merek digunakan oleh pihak lain selain pemiliknya dengan diadakannya perjanjian terlebih dahulu diantara pihak-pihak yang ingin menggunakan merek tersebut untuk barang dagangannya atau jasanya dengan pemilik merek tersebut. Perjanjian ini disebut sebagai perjanjian lisensi yang diatur dalam Bab V UU Merek tentang Pengalihan Hak Atas Merek Terdaftar, khususnya Pasal 43 sampai dengan Pasal 49 UU Merek. Yang dimaksud dengan lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan dalam waktu dan syarat tertentu. 5 Dengan demikian, berarti, apabila seseorang ingin menggunakan logo grup band dalam barang dagangannya, misalnya menggunakan logo grup band dalam baju yang akan diperjual-belikan, maka sudah seharusnya meminta izin 2 Ibid., hlm.330. 3 Ahmadi Miru, 2005, Hukum Merek: Cara Mudah Mempelajari Undang-Undang Merek, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm.69. 4 Toni Suryo Utomo, 2010, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global: Sebuah Kajian Kontemporer, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm.210-211. 5 H.OK. Saidin, op.cit., hlm.383. 4
terlebih dahulu terhadap pemilik merek atau logo tersebut, atau mengadakan perjanjian lisensi tersebut dengan pemilik merek. 2.2.3. PELANGGARAN HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN Di Indonesia tidak jarang terdapat barang-barang tiruan yang diperjual-belikan dari toko-toko kecil di pinggiran jalan hingga toko online (online shop) yang makin hari makin banyak jumlahnya. Seringkali toko-toko tersebut memperjual-belikan barangbarang yang branded atau bermerek dan merek tersebut merupakan merek yang banyak diketahui orang atau merek terkenal (well-known marks). Tetapi, harga yang diberikan oleh toko-toko tersebut seringkali tidak sebanding atau jauh lebih murah dari harga yang diberikan oleh toko penjual resmi barang tersebut. Hal ini tentu merupakan sebuah tanda tanya besar bagi konsumen yang ingin membeli produk tersebut. Dan buruknya lagi, apabila barang-barang tersebut merupakan pemalsuan terhadap merek yang sudah terkenal tersebut, maka produsen atau penjual barang tersebut, dengan suatu kondisi, dapat dihukum dengan mengaitkan kepada pelanggaran terhadap hak merek berdasarkan UU Merek. Salah satu kemungkinan yang terjadi adalah barang-barang tersebut diproduksi oleh produsen-produsennya dilakukan tanpa persetujuan pemilik hak atas logo tersebut. Dengan demikian, pihak produsen tidak perlu membayarkan royalti kepada pemilik logo tersebut dan dapat meminimalisir pengeluaran biaya untuk produk tersebut. Apabila demikian, tentu hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap hak merek, terutama hak ekonomi pemilik sah merek atau dalam hal ini logo grup band tersebut. Dalam hal penjual maupun produsen melakukan hal tersebut tanpa persetujuan dalam bentuk apapun dari pemilik sah logo atau merek tersebut maka produsen maupun penjual dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 90, 91, dan 94 UU Merek, yang mana sanksi-sanksi yang disebutkan dapat berupa pidana penjara dan/atau denda dengan jumlah yang sudah ditentukan masing-masing dalam UU Merek tersebut. III. KESIMPULAN Logo dari suatu grup band tertentu yang sudah terdaftar dapat dikategorikan sebagai merek apabila melihat dari unsur-unsur merek yang disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 UU Merek. Karena logo tersebut merupakan merek, apabila didaftarkan maka 5
akan memberi hak eksklusif berupa hak ekonomi kepada pemiliknya, dan untuk penggunaan logo tersebut oleh pihak lain tentu memerlukan persetujuan atau izin dari pemilik logo bersangkutan, persetujuan atau izin yang dimaksud dapat berupa perjanjian lisensi. Apabila ada pihak yang menggunakan logo tersebut tanpa seizin pemilik sahnya, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hak merek. Atas perbuatan pelanggaran tersebut, dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 90, 91, dan/atau 94 UU Merek. DAFTAR PUSTAKA BUKU Miru, Ahmadi. 2005. Hukum Merek: Cara Mudah Mempelajari Undang-Undang Merek. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta. Saidin, H. OK. 2010. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights). PT RajaGrafindo Persada: Jakarta. Utomo, Tomi Suryo. 2010. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global: Sebuah Kajian Kontemporer. Graha Ilmu: Yogyakarta. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. 6