BAB I PENDAHULUAN. Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang memegang peranan cukup

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 71/KPTS/LPJK/D/VIII/ 2001

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 10 /PRT/M/2010 TENTANG

BAB V PENERAPAN KEWAJIBAN SERTIFIKASI BAGI TENAGA AHLI KONSTRUKSI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. III.1. Program Rencana Penelitian Program rencana penelitian ini disusun seperti tampak pada gambar berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

- 2 - b. bahwa dalam rangka mendukung upaya percepatan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur periode diperlukan peningkatan sinergisitas

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan Implementasi Sertifikasi Keahlian dalam Bidang Industri Jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tahun Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk (jiwa/ km 2 )

PROPINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015 TENTANG JASA KONSTRUKSI

- Laut Seram di sebelah utara - Papua Barat di sebelah timur - Laut Indonesia dan Laut Arafuru di sebelah selatan - Sulawesi di sebelah barat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini industri konstruksi di Indonesia berkembang begitu pesat

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Unsur Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Di Dua Puluh Tujuh Provinsi, dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 338/KPTS/M/2011 tentang

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BERITA NEGARA. KEMENPU-PR. Keprofesian Berkelanjutan. Tenaga Ahli. Konstruksi Indonesia. Pengembangan.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

KERJASAMA PROGRAM PROFESI INSINYUR KEMENTERIAN PUPR DENGAN KEMENTERIAN RISTEK DIKTI. DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI Jakarta - Senin,10 Oktober 2016

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor strategis dalam mendukung

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat

BAB I PENDAHULUAN. mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

5. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara Registrasi Ulang,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 79 /POJK.04/2017 TENTANG PENDAFTARAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DI BIDANG PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian. sehingga banyak terdapat industri-industri dari berbagai sektor yang

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI.

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 45 Tahun 2012 Seri E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti khusus bagi negara-negara berkembang dalam membuat kebijakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

I. PENDAHULUAN. kehidupan baru yang penuh harapan akan terjadinya berbagai langkah-langkah

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggerakkan perekonomian nasional di Indonesia. Usaha jasa konstruksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang memegang peranan cukup penting dalam pembangunan nasional yaitu dalam rangka pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana. Hal ini terlihat dari angka-angka dalam anggaran pembangunan, yang menunjukkan bahwa hampir 60 % anggaran pembangunan nasional digunakan untuk pembiayaan kegiatan di bidang jasa konstruksi (Buku Jasa Konstruksi, 2000). Untuk memungkinkan terjadinya liberalisasi dalam transaksi keahlian antar bangsa khususnya dalam bidang jasa konstruksi tersebut, diperlukan adanya suatu patokan tentang kualifikasi dari keahlian yang dimiliki oleh seseorang yang menyediakan jasa keahlian. Patokan tentang kualifikasi tersebut perlu diakui oleh pihak-pihak yang menyediakan dan menggunakan jasa keahlian tersebut. Mekanisme yang dianut untuk itu adalah dengan pemberian sertifikat keahlian kepada setiap tenaga ahli tentang tingkat dan cakupan kompetensinya. Pemberian sertifikasi keahlian tersebut dilakukan di setiap negara oleh otoritas yang diberikan kewenangan untuk maksud tersebut, dan perlu merujuk kepada tata cara dan persyaratan yang diakui oleh masyrakat dunia.

2 Pranata dan perangkat penyelenggaraan sertifikasi, maupun keberadaan sertifikasi keahlian merupakan hal yang tidak dikenal ataupun belum ditegakkan di dunia profesi di Indonesia. Oleh karena itu, didalam menghadapi perkembangan dunia yang digambarkan terdahulu, Indonesia menghadapi persoalan serius, yang perlu segera diatasi. Langkah dan tindakan kearah itu secara sadar baru dimulai pada tahun 1998, dan untuk bidang jasa konstruksi pada tahun 1999 diterbitkan Undang- undang No 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Di dalam menegakkan tatanan untuk mengimplementasikan ketentuan-ketentuan di dalam Undang- Undang tersebut teramati bahwa banyak persoalan masih harus diatasi. Di negara berkembang seperti Indonesia yang sedang giat-giatnya membangun, industri jasa konstruksi memegang peranan yang sangat penting. Industri jasa konstruksi memiliki peranan dalam menyediakan berbagai infrastruktur mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi bionomik. Akibat peranannya yang sangat diperlukan tersebut maka peluang usaha dalam industri jasa konstruksi semakin meningkat. Akibatnya pertumbuhan jumlah pengusaha yang bergerak dalam bidang industri jasa konstruksi semakin meningkat. Secara umum industri jasa mengalami peningkatan yang lebih pesat dibanding industri barang. Hartato (1991) pernah mengatakan bahwa apabila peran sektor industri pada PDB mencapai sekitar 19-20% maka keadaan ini akan mendorong pertumbuhan industri jasa. Peran sektor industri Indonesia pada PDB tahun 1990

3 mencapai 19,30%, karena itu diperkirakan industri jasa (tertier) antara lain jasa rekayasa (engineering) dalam kegiatan rancang bangun akan tumbuh dengan cepat. Masalahnya kemudian adalah apakah tumbuh suburnya industri jasa terutama industri jasa konstruksi di Indonesia diimbangi dengan peningkatan kualitas dari industri tersebut. Persaingan industri jasa konstruksi akan makin meningkat terutama kemungkinan masuknya industri-industri dari negara lain. Melihat kondisi jasa konstruksi di Indonesia saat ini, yang sangat serius untuk perlu segera ditangani dan dikaji adalah masalah kompetensi dan pensertifikasian tenaga ahli termasuk tenaga teknisnya, baik di lingkungan kontraktor maupun lingkungan konsultan. Pensertifikasian keahlian tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas dari produk akhir kontraktor atau konsultan di Indonesia. Upaya tersebut perlu dilakukan sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat baik terhadap perluasan cakupan maupun kualitas hasil pembangunan. Tuntutan akan kualitas tersebut juga mengalami konsekuensi meningkatnya kompleksitas pekerjaan konstruksi, tuntutan efesiensi, tertib penyelenggaraan, tertib pembangunan dan kualitas akhir dari kegiatan industri jasa konstruksi tersebut. Usaha-usaha peningkatan kualitas akhir dari kegiatan industri jasa konstruksi tersebut antara lain meliputi pembuatan ketentuan tentang perizinan bagi badan usaha di bidang industri jasa konstruksi, dan persyaratan keahlian serta keterampilan bagi tenaga kerja yang bekerja di bidang konstruksi, karena badan usaha maupun orang perorangan yang

4 bekerja di bidang konstruksi tersebut harus memiliki tanggung jawab professional terhadap hasil pekerjaanya. Untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang bagaimana perkembangan industri jasa konstruksi di Indonesia maka uraian berikut ini akan menyampaikan pandangan mengenai hal tersebut dari berbagai narasumber, serta berbagai peraturanperaturan yang ada di Indonesia terutama yang berkaitan dengan masalah sertifikasi keahlian. 1.2. Identifikasi Masalah Salah satu persoalan yang timbul dan makin berkembang dimensinya adalah yang berkaitan dengan sertifikasi kompetensi keahlian bidang jasa konstruksi. Secara spesifik teramati adanya gejala-gejala persoalan berikut : 1. Sertifikasi di Indonesia sebagai sistem mendapatkan tantangan global 2. Sertifikasi sebagai barang publik belum memasyarakat 3. Permasalahan eksternal dan Internal industri jasa konstruksi 4. Kurangnya pemahaman tentang sertifikasi keahlian dalam bidang industri jasa konstruksi 1.3. Pembatasan Masalah Masalah yang terdapat dalam judul sangat luas, untuk itu penulis perlu membatasi agar dapat menjadi titik perhatian penulis sehingga kesimpulan yang diambil pun

5 jelas batasnya. Hal ini perlu diperhatikan untuk melihat kejelasan masalah yang diteliti. Penelitian ini penulis batasi pada aspek-aspek berikut : 1. Manfaat dan pengaruh sertifikasi keahlian terhadap tenaga ahli dalam bidang industri jasa konstruksi 2. Kualitas tenaga ahli yang telah mendapatkan sertifikat keahlian dalam bidang industri jasa konstruksi 3. Objek dalam penelitian ini dibatasi pada institusi/asosiasi yang mengeluarkan sertifikasi keahlian dan tenaga ahli yang telah mendapatkan sertifikat keahlian ahli madya di perusahaan yang mendapatkan sertifikat ISO 9001 dalam bidang industri jasa konstruksi di daerah Bandung 1.4. Perumusan Masalah Rumusan masalah merupakan langkah dari suatu problematika penelitian dan merupakan bagian pokok dari kegiatan penelitian, Suharsimi Arikunto (2002:44). Untuk selanjutnya dalam penelitian ini dirumuskan masalah utama atau pokok yang akan diteliti, yaitu : implementasi sertifikasi keahlian bidang industri jasa konstruksi. Secara khusus, masalah yang akan diterliti dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan sertifikasi keahlian dalam bidang jasa konstruksi? 2. Bagaimana penerapan sertifikasi keahlian terhadap tenaga ahli dalam bidang jasa konstruksi?

6 3. Apa manfaat dan pengaruh sertifikasi keahliah terhadap tenaga ahli dalam bidang jasa konstruksi? 4. Bagaimana prosedur dalam pencapaian sertifikasi? 1.5. Penjelasan Dalam Judul Penjelasan istilah adalah uraian tentang pengertian secara garis besar terhadap istilah judul penelitian yang digunakan. Penjelasan istilah ini berguna untuk membatasi pengertian sehingga diharapkan pembaca atau pihak lain tidak salah menafsirkan. Istilah-istilah tersebut adalah : 1. Studi Implementasi Implementasi dalam kamus bahasa Indonesia diartikan dengan penerapan atau pelaksanaan, penerapan merupakan kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari kedalam situasi kongkret atau nyata. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai penilaian, Browne dan Wildavsky (1983) juga mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan rekayasa, pengertianpengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistim. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivatas tetapi juga kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

7 2. Sertifikasi keahlian Sesuai dengan surat keputusan LPJKN Nomor : 71/KPTS/LPJK/D/VIII/2001 tentang pedoman sertifikasi dan registrasi tenaga ahli jasa konstuksi pasal 1, Sertifikat Keahlian untuk selanjutnya disebut SKA, adalah hasil sertifikasi atau tanda bukti bahwa tenaga kerja telah mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk keahlian tertentu yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi 3. Bidang Industri Jasa Konstruksi Industri jasa konstruksi termasuk jasa rekayasa yang terdiri atas kegiatan konsultan dan pembangunan fisik oleh kontraktor memegang peranan penting dalam perekonomian di negara maju. Rata-rata jasa teknik (Konsultan dan Kontraktor) menyumbang 10-29% GDP suatu negara dan sekitar 10% dari ekonomi dunia (AIPI, 1999) 1.6. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada gejala-gejala persoalan yang teramati sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk Mengetahui dan memahami tentang sertifikasi keahlian dalam bidang jasa konstruksi 2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan sertifikasi keahlian terhadap tenaga ahli dalam bidang jasa konstruksi

8 3. Untuk mengetahui manfaat dan pengaruh sertifikasi keahliah terhadap tenaga ahli dalam bidang jasa konstruksi 4. Untuk mengetahui prosedur dalam pencapaian sertifikasi 1.7. Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan adalah : 1. Dapat memberikan gambaran mengenai manfaat dan pengaruh sertifikasi keahlian dalam peningkatan kualitas tenaga ahli dalam bidang industri jasa konstruksi 2. Dapat memberikan gambaran tentang kualitas tenaga ahli yang telah mendapatkan sertifikat keahlian dalam bidang industri jasa konstruksi 3. Peneliti dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya mengenai pengaruh peranan sertifikasi keahlian dalam meningkatkan kualitas tenaga ahli dalam bidang industri jasa konstruksi 4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi, bahan penelaah lebih lanjut dan diharapkan dapat dijadikan tolok ukur bagi perkembagan pengetahuan mengenai pengaruh sertifikasi keahlian dalam meningkatkan kualitas tenaga ahli dalam bidang industri jasa konstruksi.