BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dari pemasalahan yang ada, yaitu :

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL TESIS. ENDRANING WAHYU ASIH No. Mhs : /PS/MIH

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan faktor yang sangat penting dan mempunyai hubungan yang

DAFTAR PUSTAKA. Siregar, Tampil Anshari, Mempertahankan Hak Atas Tanah, Multi Grafik, Medan, 2005

BAB III PENUTUP. pendaftaran Hak Milik atas tanah melalui PRONA pada tahun 2010 di. Kabupaten Bantul telah mewujudkan kepastian hukum karena seluruh

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis menarik kesimpulan. sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. Dusun Tengan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah ada

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Sodiki, 2008, Mensejahterakan Rakyat Lewat Landreform, Pengabdian Seorang Guru Pejuang Petani, Gajah Hidup, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Buku: Gautama, Sudargo Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria. Bandung: Alumni.

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-

BAB IV PENUTUP. A. Pengaturan kepemilikan tanah pertanian absentee bertujuan untuk menjamin

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Al-Maliki Abdurrahman, As-Siyasah Al-Iqtishadiyah Al-Mutsla, (ttp. : tp.), 1963

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

DAFTAR PUSTAKA. Gautama, Sudargo, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung : Citra Aditya, 1993.

DAFTAR PUSTAKA. Buku-buku Abdurrahman, 1984, Kedudukan Hukum Adat dalam Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Cetakan I, Jakarta, Akademika Pressindo

SILABUS. I. Mata Kuliah : HUKUM AGRARIA Kode : HTN 028 Fakultas : Syari ah Program Studi : Hukum Tata Negara Program : S.1

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. 1. Proses Penerbitan Izin Perubahan Pengunaan Tanah (IPPT) di Kabupaten Bantul yang

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Asikin Zainal, H, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin, 2013,Metode Penelitian Hukum, Cetakan Keempat, Sinar Grafika, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Chaidir, Yurisprudensi Indonesia tentang Hukum Agraria, Bandung: Bina Cipta, Jilid III, 1985.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak dapat dipisahkan dari tanah.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU. Abdurrahman Masalah Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Dan Pembebasan Tanah Di Indonesia, Bandung: Alumni

PENULISAN HUKUM. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK ATAS TANAH (Studi tentang tindak pidana penyerobotan hak atas tanah PT.Mawija Jaya di kota Tarakan)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

PERAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MALANG DALAM MENGAWASI KEPEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE/GUNTAI DI KABUPATEN MALANG PENULISAN HUKUM

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut :

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan peralihan hak milik atas tanah karena (hibah) di

PPAT, dengan alasan : a. Menjamin kepastian hukum; c. Agar aman.

BATASAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE/GUNTAI

DAFTAR PUSTAKA. A.P. Parlindungan, komentar atas Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni, A.P Parlindungan (I), komentar atas Undang-Undang Pokok Agraria,

BAB III PENUTUP. konversi Leter C di Kabupaten Klaten telah mewujudkan kepastian. hukum. Semua responden yang mengkonversi Leter C telah memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. petani penggarap tanah maupun sebagai buruh tani. Oleh karena itu tanah

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA S I L A B I

BAB V KESIMPULAN. Kabupaten Sleman, DIY adalah sebagai berikut: a. Secara preventif dilakukan dengan cara sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah sebagai permukaan bumi merupakan faktor yang sangat penting

BAB III PENUTUP. Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan

BAB V PENUTUP. kualitatif penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DAFTAR PUSTAKA. , 2002, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diberikan kesimpulannya sebagai berikut. Khusus yakni : Perdasus Nomor 18 Tahun 2008 tentang Perekonomian

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG.

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan pendaftaran hak milik adat (Letter C) secara sporadik dalam

BAB II PENGATURAN TANAH TERLANTAR MENURUT HUKUM AGRARIA. tidak terpelihara, tidak terawat, dan tidak terurus.

BAB III PENUTUP. masyarakat adat Marga Keret Makmini Gelekofok terhadap tanah. transmigran tetapi gugatan tersebut ditujukan kepada Pemerintah

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi, 2006, Kekuatan Hukum Berlakunya Sertifikat Sebagai Tanda Bukti Hak Atas Tanah, BP. Cipta Jaya, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Edisi Revisi, CitraAditya Bakti, Bandung, 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Absentee. Pemilikan tanah absentee adalah pemilikan tanah pertanian yang dimiliki

BAB V PENUTUP. 1. Kriteria tanah yang dapat diidentifikasi tanah terlantar adalah pemegang

/diusahakan sendiri oleh pemilik secara aktif.

BAB II. Tinjauan Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Tanah merupakan faktor penting bagi keberlangsungan kehidupan

RESUME PROSEDUR PEMECAHAN TANAH PERTANIAN DAN CARA-CARA KEPEMILIKAN TANAH ABSENTEE DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN JOMBANG

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Kepentingan umum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 adalah

JURNAL. Diajukan oleh : SUSIMARGARETA NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah di Kabupaten Sukoharjo

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

Djojodirdjo, M.A. Moegni, 1979, Perbuatan Melawan Hukum : Tanggung Gugat(Aansprakelijkheid) Untuk Kerugian, Yang Disebabkan Karena Perbuatan Melawan

PERTEMUAN MINGGU KE-10 LANDREFORM DI INDONESIA. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Badrulzaman, Darus Mariam, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung

BAB IV. mengusai suatu tanah, di masa lalu haruslah membuka hutan terlebih dahulu,

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Rozali Hukum Kepegawaian. Jakarta: CV Rajawali. Albrow, Martin Birokrasi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kabupaten Kepulauan Aru dengan masyarakat hukum adat Desa Wangel

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung. Adrian Sutedi, 2003, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta.

BAB III PENUTUP. 1. Peralihan Hak Guna Bangunan (karena jual beli) untuk rumah tinggal telah

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung

PERALIHAN HAK TANAH ABSENTE BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN CATUR TERTIB PERTANAHAN DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI. Disusun Oleh :

DAFTAR PUSTAKA. Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pelaksanaan Penetapan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan dalam penulisan ini sesuai dengan rumusan masalah, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan salah satu faktor penting yang sangat erat

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa :

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Abrar Saleng Hukum Pertambangan. Yogyakarta: UII Press.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Manan Hukum Acara Perdata Indonesia.Bandung.Bina Cipta. Abdurrahman.1983.BeberapaAspekHukumAgraria, Bandung.Alumni.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Muslan, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press.

Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan. dapat disimpulkan sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Amini, Aisyah, Pasang Surut Peran DPR-MPR , Yayasan Pancur Siwah, Jakarta: 2004, Hlm. 36

DAFTAR PUSTAKA. Buku:

DAFTAR PUSTAKA JURNAL : Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan. perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelaksanaan kepemilikan rumah panggung sebagai rumah tinggal di

BAB IV HAMBATAN PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH OBYEK LANDREFORM DAN UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN DI KECAMATAN TALANG EMPAT KABUPATEN BENGKULU TENGAH

dikeluarkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 1. Perlu adanya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

DAFTAR PUSTAKA. Adiwinata,S, Perkembangan Hukum Perdata / Adat Sejak tahun 1960, Bandung, Alumni, 1970

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peralihan hak atas tanah Kalakeran di Minahasa dapat dikatakan sah,

DAFTAR PUSTAKA. Abdillah Pius, Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Arkola, Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA. Arumanadi, Bambang dan Sunarto, Konsepsi Negara Hukum Menurut UUD 1945, IKIP Semarang Press, Semarang, 1990.

THE JUDICIAL REVIEW PROPERTY RIGHTS CITIZENS WHO MARRY FOREIGNERS IN INDONESIA BASED ON LAW NUMBER 5 OF 1960 ON THE BASIC REGULATION OF AGRARIAN

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uraian dan analisa yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan dari pemasalahan yang ada, yaitu : 1. Pengaturan Pengecualian Larangan Pemilikan Tanah Pertanian Secara Absentee Bagi Pegawai Negeri Sipil sudah sesuai atau sudah sinkron dengan Prinsip Kesamaan Hak Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960. Karena pada dasarnya Pegawai Negeri Sipil tidak dapat menentukan dimana mereka tinggal. Pengecualian Larangan Pemilikan Tanah Pertanian Secara Absentee terdiri dari : 1) Mereka yang menjalankan tugas Negara 2) Mereka yang sedang menunaikan kewajiban agama 3) Mereka yang mempunyai alasan khusus yang dapat diterima oleh Menteri Agraria. 4) Pensiunan Pegawai Negeri 5) Janda pegawai negeri dan janda pensiunan pegawai negeri selama tidak menikah lagi dengan seorang bukan pegawai negeri atau pensiunan pegawai negeri 107

108 2. Pengaturan Pengecualian Larangan Pemilikan Tanah Pertanian Secara Absentee Bagi Pegawai Negeri Sipil Dalam Mewujudkan Tujuan Hukum yaitu Kepastian Hukum, Kemanfaatan dan Keadilan. a. Kepastian Hukum Dalam rangka untuk memperoleh kepastian hukum dibidang pertanahan oleh pemerintah, maka tanah dapat dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sehingga penguasaan dan pemilikan tanah oleh Pegawai Negeri Sipil atas peralihan hak atas tanah tersebut maka pegawai negeri sipil harus melakukan pendaftaran tanah yang bertujuan salah satunya adalah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum secara yuridis fisik kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah tersebut yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak atas tanah tersebut. b. Kemanfaatan Hukum Hubungan antara kemanfaatan hukum dengan adanya peraturan Landreform mengingat ketentuan Pasal 10 ayat (1) UUPA sesuai prinsipnya yaitu tanah untuk pertanian dan tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif dan efektif oleh pemiliknya sendiri dengan mencegah cara-cara pemerasan. Sebagaimana mestinya harus sesuai dengan tujuan kemanfaatan hukum. Mengerjakan tanah

109 oleh pemiliknya sendiri untuk mendapatkan hasil dan manfaat sebaikbaiknya. Tanah pertanian masih tetap dijadikan obyek spekulasi yang mengakibatkan luas tanah pertanian semakin berkurang karena dialih fungsikan. Sehingga secara yuridis, permasalahan ini terletak pada efektivitas peraturan perundang-undangan yang mengatur program Landreform itu sendiri, yang salah satu asasnya adalah larangan pemilikan tanah secara absentee/guntai. Namun dalam pengecualian pemilikan tanah absentee bagi Pegawai Negeri Sipil dapat memberikan kesejahteraan sebagai jaminan hari tua kepada para pensiunan Pegawai Negeri Sipil Tersebut. c. Keadilan Hukum Dalam konsideran Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1977 tentang Pengecualian Pemilikan tanah pertanian secara absentee bagi pegawai negeri sipil bertujuan untuk melidungi hak-hak mereka yang sedang menjalankan tugas yang diberikan oleh negara dan agama yang menyebabkan mereka tidak dapat mengusahakan dan mengerjakan sendiri secara aktif sesuatu hak atas tanah pertanian yang dimilikinya. Sedangkan, bagi Pegawai Negeri Sipil yang 2 tahun menjelang pensiun diijinkan untuk memiliki tanah pertanian secara guntai (absentee), yang bertujuan agar Pegawai Negeri tersebut setelah pensiun masih memiliki sumber penghasilan yang dapat digunakan

110 untuk penghidupannya dan keluarganya. Dan ini juga didasarkan atas perimbangan apabila Pegawai Negeri Sipil yang sudah pensiun, umurnya tidak muda lagi sehingga jika ingin mencari pekerjaan lain cenderung sulit. Selain itu juga, merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada Pegawai Negeri karena dapat dikatakan abdi Negara. Sedangkan tujuan diberikan pengecualian bagi janda Pegawai Negeri untuk memiliki tanah pertanian secara guntai (absentee) karena janda tersebut dianggap setelah sepeninggalan suaminya, ia tidak ada yang memberi nafkah sehingga ia diperbolehkan untuk memiliki tanah pertanian secara guntai (absentee) yang dapat digunakannya untuk menopang kehidupannya dan keluarganya. Dalam kaitannya, peraturan pertanahan khususnya peraturan landreform harus dapat memenuhi ketiga unsur tujuan hukum tersebut. Keseluruhan kaedah hukum yang timbuh dan berkembang didalam pergaulan hidup antar sesama manusia sangat berhubungan erat dengan pemanfaatan sekaligus menghindarkan perselisihan dan pemanfaatan tanah sebaik baiknya. Hal inilah yang diatur di dalam hukum tanah. Dari ketentuan ketentuan hukum tanah ini akan timbul hak dan kewajiban yang berkaitan erat dengan hak hak atas tanah tersebut. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang diberikan adalah

111 1. Kepada pemerintah supaya lebih meninjau kembali mengenai peraturan pelaksanaan larangan pemilikan tanah pertanian secara absentee mengenai letak batas tanah kecamatan yang berbatasan dengan kecamatan yang lain agar lebih dipertegas jaraknya. 2. Kepala Kantor Pertanahan agar melakukan penyuluhan tentang pemilikan tanah secara absentee kepada masyarakat pada umumnya karena sebagian besar masyarakat pada umumnya belum mengetahui mengenai peraturan larangan pemilikan tanah pertanian secara absentee. 3. Ketentuan-ketentuan larangan pemilikan tanah absentee/guntai yang ada pada saat ini masih perlu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat saat ini. Bagi masyarakat secara umum dalam hal ini, khuhsusnya mengenai tanah untuk pertanian dan tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif dan efektif oleh pemiliknya sendiri dengan mencegah cara-cara pemerasan. Sebagaimana mestinya harus sesuai dengan tujuan kemanfaatan hukum. Mengerjakan tanah oleh pemiliknya sendiri untuk mendapatkan hasil dan manfaat sebaik-baiknya dan jarak antara domisili pemilik tanah dan letak tanah mengingat kemajuan di bidang teknologi transportasi, jarak antar kecamatan sudah tidak menjadikan suatu hambatan terhadap efektifitas dan produktivitas secara optimal tanah pertanian untuk dapat diolah.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Achmad Sodiki, 2008, Mensejahterakan Rakyat Lewat Landreform, Pengabdian Seorang Guru Pejuang Petani, Gajah Hidup, Jakarta. Anshari Siregar, 2005, Mempertahankan Hak Atas Tanah, Multi Grafik, Medan. A.W.Widjaja, Administraasi Kepegawaian. Rajawali, 2006, hal.113. Bambang Waluyo, 1991, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h. 31 Bernhard Limbong, 2012, Konflik Pertanahan, Margaretha Pustaka, Jakarta. Boedi Harsono, 2008, Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta., 2008 Hukum Agrarian Indonesia, ( Jakarta:djambatan,) Chadidjah Dalimunthe, 2005, Pelaksanaan Landreform di Indonesia dan Permasalahannya, USU. Darmodiharjo, Darmono, 2006, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dewa Gede, I, Atmadja, 19996, Penafsiran Konstitusi Dalam Rangka Sosialisasi Hukum: Sisi Pelaksanaan UUD 1945 Secara Murni dan Konsekwen, Pidato Pengenalan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana Effendi Perangin, 1986, Hukum Agraria di Indonesia, Suatu Telaah Dari Sudut Pandang Praktisi Hukum, CV. Rajawali, Jakarta. 112

Fahmi, SH.MH, Kepastian Hukum, hal 21, mengutip Satjipto Rahardjo dengan judul: Membedah Hukum Progresif, Harian Kompas, Media Oktober 2006, hal 17 Manan, Bagir, 2008 Peranan Peraturan Perundang-undangan Dalam Pembinaan hukum Mahmud Marzuki, Peter, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group). Nasional, Armico, Bandung. Marbun, SF, 1997, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi di Indonesia, Liberty, Yogyakarta. Muchsin, F, Imam Koeswahyono dan Soimin, 2007, Hukum Agraria Indonesia Dalam Perspektif Sejarah, Refika Aditama, Bandung. Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998, Dasar-dasar dan Pembentukannya, Kanisius, Yogyakarta., 2001, Puspita Serangkum: Aneka Masalah Hukum Agraria, Andi Offset, Yogyakarta, 2001, Transitional Justice atas Hak Sumber Daya Alam, dalam Komisi Nasional Hak Asasi Manusia:Keadilan dalam Masa Transisi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta., 2001, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi Dan Implementasi, Kompas, Jakarta. Parlindungan, 1987, Landreform di Indonesia Suatu Studi Perbandingan,( medan: anggota IKAPI)123 Peter Mahmud Marzuki, 2006, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Philipus M. Hadjon., 1997/1998, Penataan Hukum Administrasi, Tentang Wewenang, Fakultas Hukum Unair, Surabaya. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Alumni, Cet. ke 3, 1991) 113

Soeprapto, R, 1986, Undang-Undang Pokok Agraria dalam Praktek, Badan Peratanahan Nasional, Yogyakarta Soerjono, Soekanto 1980, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta, CV Rajawali,,1986, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta., 1986 Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press,) Sudargo Gautama, 1989, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni, Bandung. Sudikno Mertokusumo, tentang kemafaatan hukum, hal 161. Suhariningsih, 2009, Tanah Terlantar, Asas dan Pembaharuan konsep Menuju Penertiban, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta. Supriadi, 2007, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta. Tim Penyusun Kamus-Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Wayan P. Windia dan Ketut Sudantra, 2006, Pengantar Hukum Adat Bali, Lembaga Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar. Yuswanda A. Tumenggung, 2008, Reformasi Agraria Nasional (Land Reform Plus) Kebijakan Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, Fakultas Hukum Unibraw, Malang. B. Internet http://yancearizona.wordpress.com/2008/04/13/apa-itu-kepastian-hukum/, tanggal 20 Oktober 2014, jam 20.00 wib. http://anggimartika.blogspot.com/2012/03/kepastian-sebagai-tujuanhukum.html?m=1, tanggal 20 Oktober 2014, jam 20.15 wib. (www.penataanruang.net,lapan. Prosedur Penyusunan Sinkronisasi, 2007: 1) 114

C. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5117) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 280, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2702) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1964 tentang Perubahan dan Tambahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2702) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1977 Tentang Pemilikan Tanah Pertanian Secara Guntai (absentee) Bagi Para Pensiunan Pegawai Negeri Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil 115