PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Selanjutnya data yang terkumpul diuraikan melalui analisa deskriptif. Yaitu analisa

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

Widodo Utomo 14. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, hasil Belajar IPA. 14 Guru kelas IV SDN Klatakan 02 Tanggul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Kamilah SDN Sukaoneng Tambak Gresik

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENERAPKAN MODEL BELAJAR INQUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN I JATI TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Metode Kooperatif Model TAPPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hayati Dwiguna, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

I. PENDAHULUAN Permasalahan dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya usaha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Selatan ini menggunakan konsep model Kemmis dan McTaggart

BAB II PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA DAN PRESTASI BELAJAR. secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta,

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Ratna Juita

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

Suyono 20. Kata kunci : Media Pembelajaran, Media Gambar, IPA, Hasil Belajar. Guru SDN 3 Tlogosari Situbondo

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM TATA SURYA MELALUI INKUIRI ILMIAH SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 04 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

Transkripsi:

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR Desminiarti Aprita Indah Ayu SD Negeri I Kaur Selatan Kabupaten Kaur Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pembelajaran IPA pada siswa di kelas VI SD negeri I Kaur selatan Kabupaten Kaur. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan tindakan metode penemuan. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan pembelajaran, pengamatan pembelajaran, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan observasi. Teknik analisis menggunakan analisis kuantitatif untuk hasil tes pada akhir siklus dan kualitatif untuk proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (77,78%), dan siklus III (88,89%). Penerapan metode penemuan konsep meningkatkan motivasi belajar siswa dan kualitas pembelajaran yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran penemuan konsep sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Kata Kunci: metode penemuan, prestasi belajar IPA. Usaha pemerintah untuk mening-katkan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan. Hal ini ditunjukkan dengan pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kuikulum tersebut memberi peluang dan kesempatan pada setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya berdasarkan kemampuan sekolah yang berpedoman pada standar isi dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) (BSNP, 2006). Pemberlakuan KTSP di sekolah bukan tanpa hambatan. Salah satu hambatan yang banyak ditemukan di berbagai sekolah adalah pelaksanaan pembelajaran yang masih didominasi guru ((teacher centered learning) (Suderajat, 2003:4). Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan pembelajaran berlangsung secara pasif, monoton, membosankan, dan menjadikan siswa kurang kreatif, sehingga potensi yang dimiliki siswa tidak bisa tergali dengan baik. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA diperlukan dalam kehidupan seharihari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2006:484). Berdasarkan pengalaman peneliti menjadi guru di SD Negeri 1 Kaur Selatan 54

Desminiarti, Aprita Indah Ayu, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Metode Penemuan, 55 Kabupaten Kaur, pembelajaran IPA di kelas VI sering mengalami kendala. Prestasi belajar IPA siswa tidak memenuhi tujuan yang ditetapkan. Nilai ulangan sehari-hari sering di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. Setelah melalui refleksi terhadap pembelajaran IPA yang selama ini dilakukan, peneliti menduga bahwa rendahnya prestasi belajar IPA dapat disebabkan beberapa hal, yaitu pembelajaran yang dilakukan selama ini menggunakan ceramah, pembelajaran berlangsung secara pasif, monoton, membosankan, dan menjadikan siswa kurang kreatif. Berdasarkan hasil renungan awal tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran yang dapat mengaktifkan belajar siswa. Pembelajaran yang dipilih untuk diterapkan adalah pembelajaran dengan metode penemuan. Belajar penemuan merupakan sa-lah satu proses belajar yang mendukung pengembangan potensi siswa karena siswa berperan sebagai pemecah masalah yang berinteraksi dengan lingkungan, menguji hipotesis, dan mengembangakan generalisasi. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas, dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah (Bruner, dalam Handayanto, 2003:34). Pembelajaran penemuan konsep ini didasarkan pada Piaget (Nasution, 2005:7). Pembelajaran penemuan didefinisikan suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa segala tingkatan umur mempelajari konsepkonsep dan keterampilan berfikir yang analitis praktis (Widoko, 2001). Metode penemuan konsep dan suatu metode pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir induktif. Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep. Pada pengajaran diawali dengan pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan kesimpulan yang diberikan siswa. Pembelajaran penemuan konsep merupakan metode yang menggunakan contohcontoh positif dan contoh negatif untuk menggambarkan konsep-konsep tersebut lebih mudah (Klaus Meier, Tennyson dan Cochareila dalam Widoko, 2001). Pembelajaran penemuan konsep merupakan salah satu pembelajaran yang didasarkan pada hakikat IPA. IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA. Secara rinci hakikat IPA adalah sebagai berikut. 1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka. 2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya. 3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat. 4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuanpenemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya. 5. Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran. 6. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum. Proses pembentukan konsep dalam diri individu dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu cara asimilasi dan cara akomodasi. Cara asimilasi adalah informasi yang masuk ke otak akan diubah sehingga cocok dengan struktur yang ada dalam otak. Cara akomodasi adalah penyesuaian struktur oleh otak terhadap pengamatan (Piaget, dalam Nasution, 2005:79). Dalam IPA, secara umum pembentukan konsep merupakan produk eksperimental. Oleh karena itu pembentukan konsep IPA tidak begitu saja dibentuk me-

56, J-TEQIP, edisi Tahun III, Nomor 1, Mei 2012 lalui informasi atau penjelesasan. Konsep tidak dapat begitu saja dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Cara yang paling efektif untuk membentuk konsep IPA adalah melalui pengamatan secara langsung terhadap objeknya. Oleh karena itu, melalui penerapan metode penemuan diharapkan siswa menguasai konsep-konsep IPA dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penerapan metode penemuan dalam pembelajaran dilakukan dalam kegiatan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pembelajaran IPA siswa di kelas VI SD Negeri 1 Kaur Selatan Kabupaten Kaur. METODE Penelitian ini merupakan peneli-tian tindakan kelas (classroom action research) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa siklus yang diadopsi dari metode Kemmis & McTaggart. Tiap siklus terdiri dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi (Kunandar, 2008). Alur penelitian tindakan kelas yang digunakan disajikan pada Gambar 1. yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas Permasalahan Perencanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I Siklus I Refleksi tindakan I Pengumpulan data tindakan I Siklus II Perencanaan tindakan II Refleksi tindakan II Pelaksanaan tindakan II Pengumpulan data tindakan II Dilanjutkan ke siklus berikutnya Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus secara berkelanjutan. Tindakan penelitian dilaksanakan dengan pembelajaran metode penemuan. Tindakan yang diberikan pada setiap siklus tidak berubah tetapi mengalami perbaikan sesuai hasil refleksi pada setiap siklusnya. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SD Negeri Kaur Selatan Kabupaten Kaur. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Nopember 2010 pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011. Materi IPA yang digunakan dalam pembelajaran adalah Cara Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan Instrumen penelitian yang diguna-kan meliputi instrumen pembelajaran dan instrumen pengukuran penelitian. Instrumen pelaksanaan pembelajaran mencakup silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Silabus merupakan pemetaan

Desminiarti, Aprita Indah Ayu, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Metode Penemuan, 57 perencanaan pembelajaran IPA selama satu semester. RPP merupakan rencana pembelajaran ter-tulis yang dirancang guru untuk beberapa pertemuan. LKS merupakan panduan ke-giatan siswa selama pembelajaran. Instru-men pengukuran penelitian mencakup lembar observasi pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode penemuan, lembar observasi aktivitas belajar siswa, dan butir soal tes dalam bentuk soal pilihan ganda Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan observasi pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode penemuan, observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, dan tes di akhir siklus. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Penelitian akan dihentikan jika hasil analisis data sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian ditetapkan, yaitu jika ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 85% atau lebih. HASIL DAN PEMBAHASAN Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan pembelajaran penemuan konsep yang digunakan untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran penemuan konsep dalam meningkatkan prestasi dan kualitas belajar IPA Materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan media pembelajaran yang diperlukan. b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2010 di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kaur Selatan dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. c. Tahap Refleksi Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Data hasil penelitian pada siklus I disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 69,25 18 66,67 Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang ter-diri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2010 di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1Kaur Selatan dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan

58, J-TEQIP, edisi Tahun III, Nomor 1, Mei 2012 (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. c. Tahap Reflleksi Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 75,56 21 77,78 Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2010 di kelas VI dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau ke-kurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. c. Tahap Refleksi Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III disajikan pada Tabel3. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III No Uraian Hasil Siklus III 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 78,15 24 88,89 Pada tahap refleksi juga dikaji kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi, ada beberapa kegiatan yang sudah baik dan yang masih kurang baik dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan konsep. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut. a. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. b. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. c. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. d. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

Desminiarti, Aprita Indah Ayu, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Metode Penemuan, 59 Guru telah menerapkan metode pembelajaran penemuan konsep dengan baik. Berdasarkan data yang diperoleh, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran IPA berjalan dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan untuk pembelajaran selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya menerapkan metode pembelajaran penemuan konsep dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran penemuan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 66,67%, 77,78%, dan 88,89%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran penemuan konsep dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA pada pokok bahasan Cara Perkembangbiakan Tumbuhan dengan metode pembelajaran penemuan konsep yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktvitas siswa dapat dikategorikan aktif. Aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah pembelajaran penemuan konsep dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/ evaluasi/tanya jawab dimana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar. SIMPULAN Pembelajaran dengan penemuan konsep meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%). Penerapan metode pembelajaran penemuan konsep meningkatkan motivasi belajar siswa dan kualitas pembelajaran yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bah-wa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran penemuan konsep sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, jika pelaksanaan metode penemuan konsep direncanakan secara memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode penemuan konsep dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai macam kegiatan praktikum walaupun praktikum yang sederhana, sehingga siswa dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. DAFTAR RUJUKAN BSNP, 2006. Pengembangan KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas, 2006. Permendiknas 2006: Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

60, J-TEQIP, edisi Tahun III, Nomor 1, Mei 2012 Handayanto, 2003. Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang; JICA. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nasution, 2006. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rineka Cipta. Suderajat, H. 2003. Pendidikan Berbasis Luas (BBE) yang Berorientasi pada Kecakapan Hidup (Life Skills). Bandung: CV. Cipta Cekas Grafika. Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Penemuan Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.