STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK DALAM PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH DI RUSUNAWA DAN LPPU UNIVERSITAS DIPONEGORO Finasia Sakina Harsari*), Ika Bagus Priyambada**), Budi Prasetyo Samadikun**) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 email : finasiasakinah@gmail.com Abstrak Buangan terus mengalami peningkatan volume, namun hingga saat ini belum sejalan dengan peningkatan pengelolaan baik dari aspek teknis maupun non-teknis. Pengelolaan dilakukan tidak hanya di skala domestik, namun termasuk juga institusi ada. Limbah dari lembaga seperti institusi pendidikan memiliki volume cukup besar dari organik dari dapur kebun, limbah daur ulang seperti plastik, kertas, kaleng, non-daur ulang limbah berbahaya. Universitas Diponegoro memiliki luas jumlah mahasiswa cukup banyak tentu menghasilkan timbulan tidak sedikit. Namun realita ada menunjukkan bahwa pengelolaan masih belum efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji timbulan, komposisi, karakteristik serta merencanakan sistem pengelolaan peran di Rusunawa LPPU Undip. Dari hasil penelitian didapat timbulan Rusunawa adalah 76,114 kg/hari atau 613,710 L/hari segkan timbulan LPPU adalah 42,467 kg/hari atau 602,366 L/hari. Sampah dominan dari kedua tempat tersebut adalah sisa makanan masing-masing komposisinya sebanyak 51,4% untuk Rusunawa 30,3% untuk LPPU. Karakteristik diuji dalam penelitian ini adalah densitas, kadar air, kadar abu, kadar kalor. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pengelolaan meliputi pemilahan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan di Rusunawa LPPU selama periodee perencanaan hingga tahun 2035. Kata kunci: Timbulan, komposisi, karakteristik, aspek biaya, pengelolaan Abstract [Study of Generation, Composition and Characteristics in Technical Operations Design of Waste Management at Rusunawa and LPPU Diponegoro University]. Solid waste continues to increase in volume, but it is not balance with waste management (the technical and non-technical). Waste management is not only on the domestic scale, but also including institutions. Waste from institutions i such as educational institutions have a fairly large volume of organic waste from kitchens and gardens, waste recycling such as plastic, paper, can, non-recyclable and hazardous waste. Diponegoro University has number of students that quite a lot to produce solid waste. However, the reality shows that waste management is still not effective. The aim of this study was to assess the generation, composition and characteristics of solid waste management system planning in Rusunawa Undip and LPPU. From the result of waste sampling is known that waste generation are 76.114 kg / day or 613.710 L / day for Rusunawa and 42.467 kg / day or 602.366 L / day for LPPU. Solid waste of the Rusunawaa and LPPU are dominated by food waste that each of it have composition 51.4% for Rusunawa and 30.3% for LPPU. Characteristics of solid waste which were tested in this study are the density, moisture content, ash content and calorific content. The results of this study can be used as a reference for waste management include storing, moving, collecting, and transporting in Rusunawa and LPPU during the planning period up to 2035. Keywords: Waste generation, composition, characteristics of waste, cost, waste management 1 *) Penulis **) Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN Sampah terdiri dari semua limbah berbentuk padat dihasilkan dari aktivitas manusia hewan, dibuang karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi kehadirannya (Tchobanoglous et al, 1993). Buangan terus mengalami peningkatan volume, namun hingga saat ini belum sejalan dengan peningkatan pengelolaan baik dari aspek teknis maupun non-teknis. Padahal pengelolaan, penyimpanan, pengumpulan pembuangan limbah padat tidak benar dapat menimbulkan resiko pada kesehatan lingkungan masyarakat (World Resources Institute, 1996). Pengelolaan dilakukan tidak hanya di skala domestik, namun termasuk juga institusi ada. Limbah dari lembaga seperti institusi pendidikan memiliki volume cukup besar dari organik dari dapur kebun, limbah daur ulang seperti plastik, kertas, kaleng, non-daur ulang limbah berbahaya (Armijo et al., 2008). Di beberapa negara maju, pengelolaan limbah dalam universitas dianggap sebagai bagian dari kegiatan perkotaan ada program komprehensif untuk manajemen limbah dalam universitas (Viebahn, 2002; Savely et al., 2007). Universitas Diponegoro adalah salah satu universitas terbesar di Jawa Tengah. Rusunawa LPPU Undip merupakan fasilitas berada di Universitas Diponegoro. Timbulan dihasilkan di Rusunawa LPPU cukup banyak. Namun hal tersebut belum diimbangi dengan pengelolaan baik. Saat ini pengelolaan di Rusunawa LPPU Undip kurang memadai. Pengelolaan di Rusunawa LPPU Undip masih belum dilakukan dengan cara berwawasan lingkungan sehingga dapat menimbulkan dampak kesehatan bagi masyarakat lingkungan. Padahal menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, diwajibkannya bagi pengelola untuk mengurangi menangani dengan cara berwawasan lingkungan. Rusunawa LPPU memerlukan perencanaan pengelolaan. Dalam pengelolaan limbah padat membutuhkan data megenai komposisi prosess pembentukan limbah (Acurio, 1997). Data mengenai peran di Rusunawa LPPU meliputi timbulan, komposisi, karakteristik juga diperlukan dalam perencanaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Undip. Pembangunan TPST merupakan salah satu upaya dilakukan oleh Universitas Diponegoro dalam pengelolaann. Di TPST ini diharapkan dari kawasan Universitas Diponegoro dapat terkelola dengan baik. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil Rusunawa LPPU Undip sebagai lokasi penelitian perencanaan. Penelitian mengenai studi timbulan, komposisi, karakteristik untuk dapat mengetahui pengelolaan tepat di kedua tempat tersebut. Kemudian dapat direncanakan pengelolaan sesuai dengan lokasi perencanaan. Baik hasil data peran perencanaann pengelolaan di lokasi penelitian nantinya dapat mendukung sistem pengelolaan di Universitas Diponegoro saling terintegrasi. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana timbulan, komposisi, karakteristik di Rusunawa LPPU Undip? 2. Bagaimana rencana sistem pengelolaan peran meliputi aspek teknis: pewadahan, pemindahan, pengumpulan, serta aspek biaya di Rusunawa LPPU Undip? METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dilaksanakan Universitas Diponegoro. Pengambilan data dilaksanakan di Rusunawa LPPU Undip pada bulan Juni Juli 2014. Pengumpulan data primer, berupa jumlah timbulan dalam satuan berat volume, nilai karakteristik, komposisi, sumber, teknis operasional pengelolaan. metode 2 *) Penulis **) Dosen Pembimbing
pengambilan pengukuran timbulan komposisi didasarkan pada metode SNI 19-3964-1994. Pengujian sampel dilakukan di lapangan di laboratorium. Pengujian sampel di lapangan adalah analisis timbulan secara berat volume, komposisi, densitas. Di laboratorium untuk pengujian karakteristik yaitu kadar air, kadar abu, kadar kalor. Tahap analisis data meliputi analisis wilayah penelitian, analisis jumlah penghuni wilayah penelitian, analisis jumlah timbulan komposisi, analisis karakteristik, serta analisis perencanaan sistem pengelolaan peran di wilayah penelitian. kg/hari 613,71 L/hari. Dengan rincian gedung sebanyak 71,485 kg/hari 549,198 L/hari serta taman sebanyak 4,629 kg/hari 64,513 L/hari. Dari perhitungan, didapat timbulan Rusunawa adalah 0,11066 kg/orang/hari 0,85015 L/orang/hari. Timbulan di LPPU adalah 42,467 kg/hari 602,,366 L/hari. Timbulan tersebut terdiri dari gedung sebanyak 33,277 kg/hari 382,246 L/hari serta taman sebanyak 9,19 kg.hari 220,120 L/hari. Timbulan per orang dicari dengan membagi jumlah timbulan gedung dengan jumlah penghuni. Dari perhitungan didapat timbulan dihasilkan adalah 0,37 kg/orang/hari 4,24 L/orang/hari. 2. Komposisi Sampah Logam 1% Kaca 1% B3 4% Lain- lain Daun 6% Karet/Kuli t Kain 1% Kayu Kertas 11% Plastik 25% Sisa Makanan 51% Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Timbulan, Komposisi, Karakteristik Sampah 1. Timbulan Sampah Berdasarkan hasil pengambilan pengukuran, timbulan dihasilkan Rusunawa Undip rata-rata adalah 76,114 Gambar 2. Komposisi Sampah Satuan Berat Rusunawa Undip Sampah dihasilkan di Rusunawa Undip didominasi oleh organik sisa makanan sebesar 51%. Kemudian kedua terbanyak adalah plastik sebesar 25% Kain Logam 3% Plastik 12% Karet/Kulit Kayu Kaca B3 8% Kertas/ Karton 25% Lain- lain Daun 22% Sisa Makanan 3 3
4 Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Gambar 3. Komposisi Sampah Satuan Berat LPPU Sampah paling banyak dihasilkan di LPPU adalah sisa makanan sebesar 3. Lalu komposisi terbanyak lainnya adalah kertas atau karton sebesar 25% daun sebesar 22%. 3. Densitas Sampah Berdasarkan hasil perhitungan, densitas rata-rata Rusunawa Undip sebesar 125,6 kg/m 3, segkan LPPU sebesar 77,581 kg/m 3. Densitas tersebut tidak terlalu besar dikarenakan belum aya pemadatan di sumber. 4. Kelembaban (Kadar Air) 100 50 0 Kadar Air Uji Ke-1 (%) Uji Ke-2 (%) Uji Ke-3 (%) RUSUNAWA LPPU Gambar 4. Diagram Kadar Air Rata-Rata 2 (%) 0 Kedua sampel Rusunawa LPPU memiliki kadar air tidak jauh berbeda. Kadar air Rusunawa rata-rata adalah 70,94%, segkan kadar air LPPU adalah 72,39% %. Sampah domestik memiliki tipikal kelembaban sebesar 15-4. Sesuai dengan Tchobanoglous (1993), tipikal kadar air sisa makanan sebesar 7. Kadar air Rusunawa LPPU tinggi dikarenakan lebih banyak berupa organik sisa makanan. Tingginya kadar air menyebabkan kelembaban tinggi pula. Kelembaban berpengaruh pada proses penanganan. Sampah lebih lembab akan mempercepat proses mikroba sehingga cepat busuk. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan penanganan yaitu pemindahan pengumpulan dilakukan sesegera mungkin menghindari timbulnya bau. 5. Kadar Abu Berdasarkan analisiss kadar abu diperoleh kadar abu di Rusunawa sebesar 2,79% LPPU sebesar 2,69%. Ini berarti keseluruhan dibakar tersisa 2,79% untuk Rusunawa 2,69 untuk LPPU berupa abu. Berdasarkan Tchobanoglous (1993), kadar abu untuk domestik sebesar 10-3. Perbedaan antara literatur hasil uji kadar abu disebabkan komposisi sampel didominani oleh sisa makanan. Bahan-bahan mudah terbakar akan memiliki kadar abu lebih kecil 4 Uji Ke-1 (%) Uji Ke-2 (%) Uji Ke-3 (%) Rata-Rata (%) Gambar 5. Diagram Kadar Abu 6. Kadar Kalor 6,000 4,000 2,000 0 Uji Ke-1 (%) Kadar Abu RUSUNAWA Kadar Kalor Uji Ke-2 (%) RUSUNAWA LPPU Uji Ke-3 Rata-Rata (%) (%) LPPU Gambar 6. Diagram Kadar Kalor untuk Berdasarkan pemeriksaan di laboratorium, nilai kalori di Rusunawa LPPU tidak jauh berbeda, yaitu sebesar 3.842,46 kkal/kg 3.986,46 kkal/kg. Hal ini dikarenakan kedua tempat tersebut memiliki komposisi
didominasi oleh sisa makanan. Nilai kalor kota menurut Tchobanoglous (1993) berkisar antara 4000-6000 Btu/lb atau setara dengan 2.222.2-3.333.3 kkal/kg, segkan tipikal nilai kalor makanan yaitu 2.000 Btu/lb atau 1.111,1 kkal/kg. Hasil uji nilai kalor sampel baik di Rusunawa maupun LPPU cenderung lebih tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh pengeringan dengan menjemur sampel di bawah sinar matahari sebelum dimasukkan ke laboratorium. Pengeringan tersebut menyebabkan kadar air dalam berkurang. Perencanaan Pengelolaan Sampah Perencanaan pengelolaan meliputi aspek operasional, yaitu pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan. Tahap awal adalah pewadahan dibagi lagi menjadi pewadahan gedung serta taman jalan. Lalu dilakukan pengumpulan di masing-masing sumber. Kemudian dibawa ke tempat penampungan sementara untuk selanjutnya diangkut menuju TPS Terpadu Undip. Gambar 7. Rencana Penerapan Teknik Operasional Peran A. Aspek Teknis Operasional 1. Pewadahan Pemilahan Pewadahan di Rusunawa LPPU terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 1) gedung serta 2) taman jalan. Untuk gedung akan disediakan lima jenis wadah yaitu: 1) daur ulang, 2) B3, 3) organik, 4) kertas, 5) 5 residu. Ukuran volume untuk gedung adalah 36 L 40 L disesuaikan dengan jenis timbulan. Untuk di kantor digunakan ukuran lebih kecil yaitu 10 L, segkan untuk taman jalan digunakan wadah berukuran 40 L. Jumlah wadah setiap jenis ditentukan dari jumlah timbulan setiap jenisnya. Timbulan digunakan adalah dalam satuan volume. Dalam perencanaan, jumlah wadah akan disesuaikan dengan kondisi eksisting Rusunawa LPPU. Peletakan wadah mempertimbangkan efisiensi, efektivitas, serta kemudahan dalam membuang. Gambar 8. Rencana Pemilahan Wadah Sampah Gedung 2. Pengumpulan Sistem pengumpulan dilakukan terdiri dari dua jenis, yaitu pengumpulan langsung tidak langsung. Pola pengumpulan langsung ditujukan untuk pengambilan taman jalan. Alat angkut digunakan di Rusunawa Undip adalah motor roda tiga, segkan di LPPU digunakan gerobak. Setiap maksimal dua hari, dari tiap gedung akan dikumpulkan menggunakan alat angkut. Pengumpulan gedung baik di Rusunawa LPPU akan dilakukan pukul 08.00-11.00. Selama tiga jam pengumpulan, petugas dari masing-masing gedungg akan mengumpulkan dari tiap-tiap gedung. Pengumpulan ini dapat menggunakan plastik berwarna sesuai komposisi dihasilkan. Sampah tersebut lalu
dikumpulkan dengan menggunakan alat angkut menuju Tempat Penyimpanan Sampah. 3. Pemindahan Pemindahan dilaksanakan di Rusunawa LPPU direncanakan berupa tempat penyimpanan. Tempat penyimpanan ini berfungsi untuk menampung sementara sebelum diangkut menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Undip. Perencanaan tempat penyimpanan sementara ini hanya berupa transfer depo memiliki ruang untuk lima jenis pemilahan. Volume ruang penyimpanan akan disesuaikan dengan timbulan masing-masing jenis. Tempat penyimpanan ini dibuat dengan penutup untuk menghindari masalah estetika maupun pencemaran bau. : Transfer depo Gambar 9. Peletakan Transer Depo Rusunawa dab LPPU 4. Pengangkutan Pengangkutan dari transfer depo ke TPST Undip dilakukan dengan menggunakan motor roda tiga. Operasi pengangkutan menuju TPST dalam sehari berlangsungg selama 2 kali. Rencana pengangkutan dilakukan pada pagi hingga siang hari, yaitu pukul 08.00 15.00 WIB. Ritasi direncanakan disesuaikan dengan banyaknya timbulan 6 dihasilkan. Ritasi diperlukan untuk mengangkut Rusunawa adalah sebanyak 2 kali, segkan untuk LPPU sebanyak 1 kali. B. Pembiayaan 1. Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya diperlukan untuk pengadaan alat, baik penambahan atau penggantian. Biaya investasi dibagi menjadi dua, yaitu biaya investasi alat pokok biaya investasi alat penunjang. Di awal perencanaan sistem pengelolaan terpadu, dibutuhkan investasi pengadaan awal peralatan perlengkapan. 2. Biaya Operasional Pemeliharaan Sistem pengelolaan memerlukan biaya operasional pemeliharaan (OP) di setiap unit. Biaya ini meliputi pemeliharaan alat, upah tenaga kerja, penyediaan bahan alat 3. Biaya Reinvestasi Biaya reinvestasi diperlukan karena peralatan digunakan dalam sistem pengelolaan terpadu berbasis masyarakat memiliki umur pakai harus diperbaharui dalam jangka waktu tertentu. Biaya reinvestasi dipengaruhi oleh pertumbuhan inflasi. 4. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan merupakan biaya diperoleh akibat penyusutan harga dari peralatan dibeli. Perhitungan biaya penyusutan mengacu pada SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman. Tabel 1. Total Biaya Perencanaan Pengelolaan Sampah Biaya Investasi Reinvestasi Operasional Pemeliharaan Total Biaya Rusunawa 76.262.000 381.245.124 3.414.817.939 3.872.325.064 LPPU 42.043.000 218.329.729 4.959.108.849 5.219.481.579
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Timbulan Rusunawa Undip adalah 0,11 kg/orang/hari 0,85 L/orang/hari dengan komposisi paling banyak yaitu organik sisa makanan. Segkan timbulan LPPU adalah 0,37 kg/orang/hari 4,24 L/ /orang/hari dengan komposisi paling banyak adalah sisa makanan kertas karton. Kadar air Rusunawa rata-rata adalah 70,94%, segkan kadar air LPPU adalah 72,39%. Kadar abu di Rusunawa sebesar 2,79% LPPU sebesar 2,69%. Nilai kalori di Rusunawa LPPU sebesar 4046 kal/kg 3862,445 kal/kg. 2. Pengelolaan direncanakan adalah dari aspek teknis operasional aspek biayaa a. Aspek teknis operasional direncanakan meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan. Pewadahan disertai dengan pemilahan lima jenis yaitu daur ulang, B3, organik, kertas, residu. Sistem pengumpulann dilakukan terdiri dari pengumpulan langsung tidak langsung. Pengumpulan akan dilakukan maksimal setiap dua hari sekali. Alat pengumpulan direncanakan adalah motor tiga roda untuk Rusunawa gerobak untuk LPPU. Pemindahan dilaksanakan di Rusunawa LPPU direncanakan berupa tempat penyimpanan sebelum diangkut ke TPST Undip. Pengangkutan direncakan setiap dua hari sekali. b. Aspek biaya dalam pengelolaan di Rusunawaa LPPU mempertimbangkan biaya investasi, biaya operasional pemeliharaan, reinvestasi, serta biaya penyusutan. Biaya investasi awal diperlukan Rusunawa LPPU masing-masing adalah 76.262.000 42.043.000. Biaya operasional pemeliharaan selama periode perencanaan untuk Rusunawa LPPU masing-masing 3.414.817.939 4.959.108.849. Total biaya reinvestasi selamaa periode perencanaan untuk Rusunawa LPPU masing-masingg adalah 381.245.124 218.329.729. Saran 1. Pengambilan sampling dilakukan dalam jangka waktu dua musim agar dapat terlihat perbedaan kondisi timbulan saat musim hujan musim kemarau. Perbedaan kondisi musim dapat berpengaruh pada rencana proses pengelolaan di Undip. 2. Uji karakteristik sampel dilengkapi dengan uji lain, seperti uji rasio C/N. Hasil dari uji karakteristik lengkap akan memudahkan dalam perencanaan pengolahan tepat. 3. Pemeliharan terhadap fasilitas pengelolaan umur pakainya dapat bertahan lama. DAFTAR PUSTAKA Acurio, G. Rossin, A. Teixeira, P.F. Zepeda, F. 1997. Situation of the municipal solid waste management in Latin America and the Caribbean. BID No.ENV.97-107. 7
Panamerican Organization, Washington, DC, USA. Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakartaa : Yayasan Mutiara. Ba Standar Nasional. 1994. SK SNI 19-3694-1994 Tentang Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Jakarta : Balitbang DPU Ba Standar Nasional. 1995. SK SNI 19-3983-1995 Tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil Kota Besar di Indonesia. Jakarta : Balitbang DPU. Ba Standar Nasional. 2002. SK SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan. Jakarta : Balitbang DPU. Ba Standar Nasional. 2008. SK SNI 3242-2008 Tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman. Jakarta : Balitbang DPU. Baud, I., et al. 2001. Quality of Life and Alliances in Solid Waste Management: Contributions to Urban Sustainable Development. Cities. 18(1): p. 3-12. Biro Administrasi Perencanaan Sistem Informasi (BAPSI). 2014. Profil Universitas Diponegoro. Semarang. Damanhuri, E. & Padmi, Tri. 2010. Diktat Kuliah TL-3104: Pengelolaan Sampah. Bandung: ITB. Darmasetiawan, Martin. 2004. Sampah Sistem Pengelolaannya. Jakarta : Ekamitra Engineering. Dirjen Cipta Karya. 2008. Pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Pemukiman. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Pengembangan PLP. 2012. Materi Big Sampah I Diseminasi Dan Sosialisasi Keteknikan Big PLP, Direktorat Pengembangann PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013. Penyelenggaraan 8 Prasarana Sarana Peran dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Sampah Sejenis Rumah Tangga. Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Jakarta. Sekretariat Republik Indonesia. 2008. Ung-Ung No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sekretariat Negara. Jakarta. Sekretariat Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Sampah Sejenis Rumah Tangga. Sekretariat Negara. Jakarta. Ruslinda, Indah S. 2012. Satuan Timbulan, Komposisi, Karakteristik Sampah Non Domestik Kota Bukittinggi. Pag: Universitas Andalas. Savely, S M., Carson, A I., Delclos, G L. 2007. An environmental management system implementation model for U.S. colleges and universities. Clean Produc. 15: 660-670. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta. Tchobanoglous, George. Theisen, Hilary. Vigil, Samuel. 1993. Integrated Solid Waste Management. New York: McGraw-Hill. USAID. 2006. Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Jakarta : Environmental Services Program. Vega, Armijo de. S, Ojeda Benítez. ME, Ramírez Barreto. 2008. Solid waste characterization and recycling potential for a university campus. Waste Management, 2008. 28, Supplement 1(0). Mexico. Viebahn, P. 2002. An environmental management model for universities: from environmental guidelines to staff involvement. Clean Produc. 10: 3-12. World Resource Institute. 1996. The Urban Environment. Washington DC,USA.