BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi serta pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan dalam menapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung dituntut agar selalu

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I INTRODUKSI. laba.kerugian demi kerugian terus dialami oleh KAI hingga tahun 2008,

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi di dunia usaha akhir akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/perusahaan. Maka dari itu perusahaan mencari SDM yang. berkualitas dan profesional untuk mendukung sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan tentang adanya masalah loyalitas kerja karyawan dialami pula

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dari potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) salah satu badan usaha milik negara yang menyediakan layanan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. menggalakkan pembangunan moda transportasi berbasis rel ini untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

BAB I PENDAHULUAN. baru serta keterbukaan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan terbaru memandang sumber daya manusia bukan hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sebagai salah satu unsur dari suatu organisasi, manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa, dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. PIDO BUSANA merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas kinerjanya agar terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, pesaing dan lain sebagainya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. berbagai fungsi serta kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. di kepulauan ini. Transportasi merupakan tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat, selain karena untuk kebutuhan mobilitas jarak dekat,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tajam, sehingga sumber daya manusia (SDM) dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya dan berkembangnya tekhnologi di era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya dunia usaha dan ketatnya persaingan baik di sektor pemerintah maupun swasta, maka sangat dirasakan adanya kebutuhan akan karyawan atau tenaga kerja yang dapat mempertahankan jalannya suatu perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat penting bagi suatu perusahaan yang dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan perusahaan serta memberikan kepastian bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi dilaksanakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi, maupun masyarakat. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan perusahaan yang baik adalah mengenai produktivitas kerja karyawan. Kemampuan karyawan sebagai sumber daya manusia dalam suatu perusahaan sangatlah penting keberadaannya yaitu bagi peningkatan produktivitas kerja di lingkungan organisasi. Betapapun modern sarana dan prasarana yang digunakan atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan profesional atau tanpa sumber daya manusia yang berkualitas semuanya menjadi tidak memiliki makna dan dapat diperkirakan suatu perusahaan tersebut sulit untuk maju dan berkembang. Pengembangan kualitas sumber daya manusia pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan sehingga dapat dicapai produktivitas kerja yang

lebih tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu mengatasi segala tantangan serta diharapkan mampu memanfaatkan segala peluang demi tercapainya produktivitas kerja. Dengan demikian, aspek produktivitas kerja karyawan merupakan aspek yang sangat penting yang harus dikembangkan demi terciptanya organisasi yang baik. Semakin tinggi tingkat produktivitas kerja karyawan maka kesuksesan atau keberhasilan sebuah perusahaan juga akan semakin tinggi. Tetapi kenyataannya pada saat ini adalah karyawan semakin kurang produktif dalam menyelesaikan pekerjaanya. Rendahnya produktivitas kerja karyawan menjadi suatu permasalahan yang sering dihadapi di Indonesia baik itu oleh instansi pemerintah maupun swasta. Belum optimalnya produktivitas kerja karyawan suatu organisasi atau perusahaan dapat menghambat tercapainya tujuan atau target yang hendak dicapai. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap karyawan dalam rangka mengembangkan produktivitas kerja. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa khususnya transportasi kereta api. Berkembangnya teknologi transportasi menyebabkan angkutan kereta api menjadi tulang punggung pergerakan orang di banyak negara maju. Banyak aktivitas masyarakat yang tergantung pada jasa angkutan transportasi ini. Seperti di negara-negara maju yaitu Singapura, Jepang, Korea, dan negara-negara lain di Benua Eropa, sarana transportasi kereta api sangatlah diminati oleh masyarakat. Di Indonesia sarana transportasi kereta api memiliki banyak pengguna sebab harga transportasi kereta api yang ditawarkan dapat terjangkau oleh masyarakat. Dari hasil observasi yang

dilakukan menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang menggantungkan pelaksanaan aktivitas pada transportasi ini. Hal ini diperkuat oleh banyaknya masyarakat yang rela antri sampai menginap di depan loket kereta api untuk mendapat tiket kereta tujuannya, terutama pada hari-hari tertentu. Berkaitan dengan tugas karyawan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat diupayakan dan dituntut agar karyawan dapat menampilkan produktivitas kerja yang tinggi. Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi, PT.Kereta Api Indonesia (Persero) harus memilih orang-orang atau karyawan yang tepat dengan pekerjaannya disertai dengan kondisi yang memungkinkan mereka untuk menampilkan produktivitas kerja yang tinggi. S.P Hasibuan (2012:12) mengatakan bahwa Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai. Tetapi bila kita cermati, tingginya tingkat kebutuhan masyarakat akan transportasi kereta api yang disediakan oleh PT. Kereta Api (Persero) tidaklah sebanding dengan kualitas kerja karyawan sehingga belum dapat menampilkan produktivitas kerja karyawan yang tinggi. Hal terserbut dapat dilihat dari munculnya masalah-masalah pelayanan, keselamatan, ketepatan waktu, maupun kenyamanan sarana dan prasarana yang dinilai masih kurang baik. Berikut adalah data yang menunjukkan kinerja operasi PT. Kereta Api dilihat dari ketepatan jadwal perjalanan kereta api :

Tabel 1.1 Pencapaian Kinerja Dalam Hal Kelambatan dan Ketepatan Jadwal Perjalan Kereta Api No Uraian 2010 2011 1 Rata-rata kelambatan (menit) a. KA Penumpang - Berangkat 6,00 5,00 - Datang 51,00 39,00 b. KA Barang - Berangkat 86,00 88,00 - Datang 79,00 85,00 2 Rata-rata ketepatan (%) a. KA Penumpang - Berangkat 77,00 82,00 - Tiba 24,00 25,00 b. KA Barang - Berangkat 28,00 26,00 - Tiba 30,00 28,00 Sumber : Data PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Data di atas menunjukkan kinerja PT.Kereta Api Indonesia (Persero) dalam hal keterlamabatan dan ketepatan perjalanan. Dari data 2010 dan 2011 menunjukkan bahwa kualitas kerja (kinerja) PT.Kereta Api Indonesia masih tidak sesuai dengan harapan dimana perjalanan kereta api baik itu kereta api penumpang maupun barang masih mengalami keterlambatan waktu keberangkatan dan datang terutama kereta api barang dimana waktu keterlambatan keberangkatan dan datangnya sedang tinggi. Begitu juga dengan ketepatan perjalanan kereta api yang persentasi ketepatannya masih dianggap kurang. Hasil kinerja PT.Kereta Api Indonesia (Persero) di atas merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas kerja PT.Kereta Api Indonesia (Persero)

dimana rendahnya produktivitas kerja suatu perusahaan tidak lepas dari rendahnya produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan data Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mencatat penyebab kecelakaan kereta api sepanjang 2009-2011 di luar faktor eksternal didominasi oleh human error operator dengan persentase 24% disusul faktor sarana 21% dan prasarana 10%. Dari data tersebut menunjukkan penyebab kecelakaan terbesar disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja hal ini menunjukkan masih kurang kompetennya karyawan dalam menjalankan tugasnya di lapangan yang mengakibabkan kecelakaan. Robotham (1996;27) dalam Imam Solihim (2008;71) menjelaskan bahwa, Kompetensi yang dimiliki seseorang dapat diperoleh dengan baik melalui pendidikan formal dan pengalaman kerja. Maka untuk melilhat kompetensi karyawan PT. Kereta Api Indonesia DAOP II Bandung berdasarkan pendidikan formal dan pengalaman kerjanya. Berikut adalah komposisi karyawan berdasarkan pendidikan formal: Tabel 1.2 Tingkat Pedidikan Karyawan PT. Kereta Api Indonesia DAOP II Bandung Tahun 2011& 2012 Uraian Tahun 2011 Tahun 2012 a. SD 350 223 b. SMP 276 233 c. SMA 1431 1408 d. D3 3 10 e. S1 14 34 f. S2 2 1 g. S3 - - JUMLAH 2076 1909 Sumber : Data Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung

Selanjutnya ditinjau dari komposisi usia karyawan secara keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 1.3 Usia Karyawan PT. Kereta Api Indonesia DAOP II Bandung Tahun 2011 & 2012 Uraian Tahun 2011 Tahun 2012 a. 18-30 tahun 583 564 b. > 30-40 tahun 759 737 c. > 40-50 tahun 387 388 d. > 50-53 tahun 132 108 e. > 53-55 tahun 206 107 f. > 55-56 tahun 9 5 JUMLAH 2076 1909 Sumber : Data Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung Berdarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan PT. KAI (Persero) DAOP II Bandung mayoritas berlatarbelakang pendidikan setingkat SMA kemudian disusul oleh karyawan yang berpendidikan SMP & SD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. KAI (Persero) DAOP II Bandung masih memiliki jumlah karyawan yang berpendidikan rendah dalam jumlah yang besar. Sedangkan berdasarkan komposisi usia, karyawan PT. KAI (Persero) DAOP II Bandung mayoritas 30-40 tahun yaitu tergolong usia produktif. Masih rendahnya produktivitas kerja karyawan dapat diidentifikasi dari tingkat kehadiran karyawan. Berikut adalah data ketidakhadiran karyawan bagian Sumber Daya Manusia dan Umum serta bagian Keuangan PT.Kereta Api DAOP II Bandung selama bulan Juli-Desember tahun 2012 :

13,0% 12,5% 12,0% 11,5% 11,0% 10,5% Ket : Sakit = 11,0 % Ijin = 12,5 % Mangkir = 11,5 % 10,0% Sakit Ijin Mangkir Sumber : Hasil Pengolahan Data dari Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung, 2012 Gambar 1.1 Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan Bagian Sumber Daya Manusia Serta Bagian Keuangan PT. Kereta Api DAOP II Bandung Juli-Desember 2012 Berdasarkan grafik rekapitulasi tingkat ketidakhadiran karyawan di atas menunjukkan jumlah karyawan yang tidak hadir (sakit, izin, dan mangkir) masih tidak sesuai harapan. Masih kurangnya kedisilipnan karyawan dalam bekerja dapat dilihat dari tingkat ketidakhadiran dalam bekerja terutama masih tingginya persentasi tingkat kemangkiran atau ketidakhadiran tanpa keterangan. Kurang disiplinnya karyawan dapat mengakibatkan produktivitas kerja menurun. Selain itu juga kedisiplinan karyawan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung dapat dilihat dari data keterlambatan karyawan bagian Sumber daya Manusia dan Umum serta bagian Keuangan pada bulan Desember 2012 yaitu sebagai berikut :

25,0% 20,0% 15,0% 10,0% Minggu I : 12,5% Minggu II : 10,6% Minggu III : 20,2% Minggu IV : 18,3% 5,0% 0,0% Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Sumber : Hasil Pengolahan Data dari Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung, 2012 Gambar 1.2 Tingkat Keterlambatan Karyawan Bagian Sumber Daya Manusia Serta Bagian Keuangan PT. Kereta Api DAOP II Bandung Desember 2012 Data pada gambar di atas menunjukkan tingkat keterlambatan yang masih tinggi, tingkat keterlambatan tertinggi ditunjukan pada Minggu III bulan Desember 2012 yaitu sebesar 20,2 %. Hal ini menunjukkan karyawan kurang menaati peraturan-peraturan yang berlaku. Keterlambatan karyawan merupakan pemanfaatan waktu kerja yang tidak efektif yang mengakibatkan karyawan kurang produktif dalam bekerja sehingga dapat memberikan pengaruh yang negatif bagi perusahaan dan dapat mengganggu kelangsungan pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan wawancara awal penelitian dengan kepala bagian Sumber daya Manusia dan Umum PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung yaitu Bapak Usman, pada tanggal 05 Februari 2013 terdapat beberapa fenomena yang menunjukkan produktivitas kerja karyawan PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung masih rendah yaitu :

1. Tingkat absensi dan kedisiplinan karyawan masih tidak sesuai harapan perusahaan. Dilihat dari banyaknya karyawan yang tidak hadir dan juga mangkir dari pekerjaanya sehingga menggangu kelangsungkan pencapaian kerja yang ingin dicapai. 2. Masih banyaknya jumlah karyawan yang datang tidak sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan atau terlambat datang kerja. Sehingga adanya pemanfaatan waktu kerja yang kurang tepat. 3. Adanya karyawan yang menunda-nunda pekerjaanya dan lalai dalam bekerja. 4. Kualitas SDM yang masih rendah, baik dari aspek mental (disiplin rendah, tingginya resistensi terhadap perubahaan yang baik dan kurangnya koordinasi). 5. Belum ditempatkannya karyawan sesuai dengan kompetensinya dan ketidaksesuaian pendidikan dangan uraian tugas yang dibebankan yang mengakibatkan kegelisahaan karyawan dalam bekerja serta masih adanya karyawan yang berkeluh kesah dalam melakukan pekerjaan yang diberikan. 6. Adanya pembagian kerja kepada karyawan tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga pengerjaan tugas tersebut menjadi tidak efektif dan efesien. Menilik fenomena-fenomena di atas bahwa masih rendahnya produktivitas kerja karyawan dapat menghambat tercapainya tujuan atau target yang hendak dicapai. Sedarmayanti (2009;71) mengatakan bahwa Banyak faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap karyawan dalam rangka menaikkan tingkat produktivitas kerja karyawan. Pendekatan yang penting dalam menaikkan produktivitas kerja karyawan, berdasarkan pemaparan di atas diperlukan adanya kemampuan serta keahlihan karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya serta adanya sikap mental yang mendorong karyawan untuk dapat menciptakan produktivitas kerja yang tinggi. Pendekatan yang dianggap penting dan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja yaitu kompetensi dan disiplin. Berdasarkan pemaparan tersebut, dan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah rendahnya produktivitas kerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung, maka perlu dan penting dilakukan penelitian mengenai rendahnya produktivitas yang tertuang dalam judul Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Kereta Api. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Fokus kajian dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya tingkat produktivitas kerja karyawan, khususnya pengaruh tingkat kompetensi dan tingkat disiplin pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung. Produktvitas kerja karyawan merupakan salah satu aspek yang menjadi dasar terciptanya

kualitas kerja. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang melekat di dalam diri individu/ karyawan itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh J. RaviantoPutra (1986:12) : Produktivitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan orang itu maupun faktor-faktor diluar dirinya, seperti pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, gaji dan kesehatan, teknologi, manajemen dan kesempatan berprestasi. Berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah masalah kompetensi dan disiplin. Oleh karena itu masalah rendahnya tingkat produktivitas kerja akan dikaji dalam kaitannya dengan tingkat kompetensi dan tingkat disiplin kerja. Karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung memiliki masalah yang perlu untuk diatasi guna menciptakan produktivitas kerja karyawan yang optimal. Kurangnya kompetensi dan disiplin karyawan diasumsikan menjadi suatu masalah yang menyebabkan rendahnya produktivitas kerja karyawan. Kondisi seperti harus segera ditanggulangi mengingat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan perusahaan jasa transportasi yang dimana banyak masyarakat menggantungkan aktivitas mereka dengan menggunakan jasa transportasi perusahaan ini, bila tidak maka kepercayaan masyarakat akan berkurang dan besar kemungkinan akan berahli ke jasa transportasi lainnya. Berdasarkan pernyataan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung? 2. Bagaimana gambaran tingkat disiplin karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung? 3. Bagaimana gambaran tingkat produktivitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung? 4. Adakah pengaruh tingkat kompetensi terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung? 5. Adakah pengaruh tingkat disiplin terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan serta melakukan penelitian tentang kompetensi dan disiplin pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung yaitu yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan dalam penyedian jasa angkutan transportasi kereta api. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan gambaran tingkat kompetensi karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung. 2. Memberikan gambaran tingkat disiplin karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung.

3. Memberikan gambaran dari tingkat produktivitas kerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung. 4. Mengukur pengaruh tingkat kompetensi terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung. 5. Mengukur pengaruh tingkat disiplin terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP II Bandung. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Setelah tujuan penelitian yang dipaparkan di atas dapat tercapai, maka dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi yang membutuhkannya dan tertarik dengan kajian ini. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu berupa kegunaan secara teoritis dan secara praktis. 1. Kegunaan Teoretik Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan disiplin ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Serta diharapkan dapat memperluasan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh kompetensi, disiplin terhadap produktivitas kerja karyawan.

2. Kegunaan Praktis Bagi instansi atau organisasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan melalui variabel yang mempengaruhinya yaitu pengaruh dari kompetensi dan disiplin karyawan. Bagi peneliti dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.