Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II STUDI PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PERILAKU STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT LIMA MENGGUNAKAN KOLOM PENDEK AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Berlantai 4: Studi Kasus Gedung Baru Kampus I Universitas Teknologi Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

Peraturan Gempa Indonesia SNI

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK

STUDI PERBANDINGAN RESPONS DINAMIK BANGUNAN BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI TATA LETAK DINDING GESER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

BAB 3 METODE PENELITIAN

*Koresponndensi penulis: Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penggunaan bahan konstruksi dan sistem strukturnya. Pada perencanaan tersebut

Perbandingan perencanaan struktur berdasarkan SNI dan SNI 1726:2012 (Studi Kasus : Apartemen Malioboro City Yogyakarta) 1

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

ABSTRAK. Kata kunci: perkuatan, struktur rangka beton bertulang, dinding geser, bracing, pembesaran dimensi, perilaku. iii

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri adalah beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang. yang tak terpisahkan dari gedung.

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

ANALISIS PENGARUH BENTUK SHEAR WALL TERHADAP PERILAKU GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ABSTRAK

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Spektrum respons percepatan RSNI X untuk Kota Yogyakarta

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HOTEL IBIS PADANG MENGGUNAKAN FLAT SLAB BERDASARKAN SNI

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

HARUN AL RASJID NRP Dosen Pembimbing BAMBANG PISCESA, ST, MT Ir. FAIMUN, M.Sc., Ph.D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat)

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

3. BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PERBANDINGAN ANALISA STRUKTUR MODEL PORTAL OPEN FRAME, BRESING DAN DINDING GESER PADA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG TERHADAP BEBAN GEMPA Agus*, Reynold Gushendra ** * Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Prencanaan Institut Teknologi Padang ** Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Prencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Secara umum, sistem struktur dalam suatu konstruksi terdiri dari sistem struktur penahan beban gravitasi dan sistem penahan beban lateral.untukmengetahui sejauh mana perbandingan analisa struktur model portal open frame, bresing dan dinding geser pada struktur gedung beton bertulang terhadap beban gempa.. Perbandingan analisa struktur dilakukan pada gedung (tujuh) lantai yang berfungsi sebagai gedung perkantoran di Padang berdasarkan SNI 03-12-2012, danbeban gempa dihitung secara analisis statik ekivalen. Pemodelan struktur dalam 3D dianalisadengan programsap2000 Versi 14. Dari hasil analisis struktur didapatkan rasio simpangan antar lantai pada masing- masing model struktur masih dalam batas izin, dengan perpindahan (displacement) dan gaya dalam struktur open frame lebih besar dari model struktur portal yang menggunakan bresing dan dinding geser. Selanjutnya dilakukan pemodelan ulang dengan memperkecil dimensi elemen struktur kolom dan balok, didapatkan rasio simpangan antar lantai pada model struktur open frame lebih besar dari batas izin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model struktur menggunakan bresing dan dinding geser merupakan model struktur yang efektif, karena displacement dan gaya dalam elemen struktur yang lebih kecil dibandingkan model struktur open frame dalam menahan beban gempa. Kata kunci : Gempa, Gedung Beton Bertulang, Open Frame, Bresing, Dinding Geser Abstract In general, the structure of a construction system consists of a system of load-bearing structure of gravity and lateral load resisting system. To determine the extent of comparative analysis of the open portal frame structure models, bresing and shear walls in reinforced concrete building structures against earthquake loads.. Comparative analysis carried out on the building structure (seven) floor that serves as an office building in Padang based SNI 03-12- 2012, and earthquake loads calculated equivalent static analysis. 3D modeling of the structure was analyzed with the program SAP2000 Version 14. From the analysis of the structure obtained in the story drift ratio between each model structure is still in the permit limits, with displacement and style in an open frame structure is greater than models that use the portal structure bresing and shear walls. Further remodeling by reducing the dimensions of the column and beam structural elements, obtained drift ratio between floors in the open frame structure model is greater than the limit permits. The results showed that the model structure using bresing and shear wall structure is a model of effective, because displacement and force in structural elements smaller than the open frame structure model in resist earthquake loads. Keywords : Earthquake, Reinforced ConcreteBuilding, Open Frame, Bracing, Shear Walls 1. Pendahuluan Ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi dalam bidang pembangunan konstruksi teknik sipil mengalami perkembangan yang pesat, membuat kita dituntut untuk lebih produktif, kreatif dan inovatif, terutama dalam hal perancangan struktur. Salah satu kriteria dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat adalah kekuatan serta perilaku bangunan tinggi. Secara umum, sistem struktur dalam suatu konstruksi terdiri dari sistem struktur penahan beban gravitasi dan sistem penahan beban lateral. Sistem struktur penahan beban gravitasi terdiri dari sistem moment resisting frame (portal penahan momen dengan hubungan balok kolom), sistem braced frame (pengaku diagonal), shear wall (dinding geser). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perbandingan analisa struktur model portal open frame, bresing dan dinding geser pada struktur gedung beton bertulang terhadap beban gempa, dan menentukan struktur beton bertulang yang efektif terhadap beban gempa, model portal open frame, bresing atau dinding geser.

Mengingat luasnya permasalahan dan dengan keterbatasan waktu, maka perlu pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Struktur bangunan yang akan dianalisa adalah struktur bagian atas dan terdiri dari (tujuh) lantai. Berupa gedung perkantoran di padang dengan kondisi tanah sedang. Hanya membandingkan struktur beton bertulang model open frame, penambahan bresing beton bertulang dan dinding geser. Pemodelan struktur portal 3Ddengan analisis menggunakan software SAP2000 Versi 14. Beban gempa yang dihitung adalah beban gempa statik ekivalen. 2. Tinjauan Pustaka a. Kajian Teori Sifat khusus dari struktur yang berhubungan dengan tingkat layannan bangunan akibat gempa adalah : - Kekakuan (Stiffness) - Kekuatan (Strength), diantaranya : Kekuatan Perlu, Kekuatan Ideal, Probable Strength, Kekuatan Lebih. Sistem struktur dasar penahan beban lateral secara umum dapat dibedakan atas : 1) Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) - Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) - Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) - Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) 2) Sistem Dinding Struktural (SDS) - Sistem Dinding Struktural Biasa (SDSB) - Sistem Dinding Struktural Khusus (SDSK) 3) Sistem Ganda (gabungan SRPM dan SDS) Dalam memilih jenis struktur yang tepat, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya tinggi bangunan, arsitektural, dan fungsi bangunan. Dengan mendesain bangunan sesuai dengan berbagai ketentuan yang ada di SNI diharapkan struktur bangunan tersebut tidak mengalami keruntuhan pada saat terjadi gempa. 1) Struktur Open Frame Struktur portal open frame terdiri dari kolom dan balok yang digabungkan dengan sambungan tahan momen. Kekakuan lateral dari portal kaku cenderung tergantung dari kekakuan lentur dari kolom, balok dan sambungannya. 2) Struktur Portal Bresing (Braced Frame) Bresing adalah suatu sistem kantilever truss vertical yang memikul beban lateral melalui kekakuan aksial portal. Interaksi bresing dan portal Ketika menerima beban lateral, bresing berdeformasi layaknya sebuah kantilever, sedangkan portal kaku berdeformasi geser..menurut Agus (2002), dari keempat struktur yang telah dianalisis, ternyata struktur dengan penambahan bracing diagonal pada sudut denah struktur sangat efektif mengurangi pergeseran dan simpangan pada struktur kerangka terbuka. 3) Dinding Geser Dinding geser pada umumnya dihubungkan dengan portal- portal, dan tidak seperti dinding bertingkat satu, pengaruh sambungan (pengaruh perbatasan/ boundary) antara dinding geser dan portal sangat besar dan kelakuannya (behavior) jauh dari dinding geser yang berdiri sendiri. Dalam struktur bertingkat dinding geser sangat penting, karena selain untuk mencegah kegagalan dinding eksterior dinding geser juga mendukung beberapa lantai gedung dan memastikan bahwa struktur tidak runtuh akibat gerakan lateral dalam gempa bumi. Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh Gempa Rencana dapat ditinjau sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen, sehingga analisisnya dapat dilakukan berdasarkan analisis statik ekuivalen. Sedangkan untuk struktur gedung tidak beraturan, pengaruh Gempa Rencana harus ditinjau sebagai pengaruh pembebanan gempa dinamik, sehingga analisisnya harus dilakukan berdasarkan analisis respons dinamik.di dalam SNI 03-12-2012 dijelaskan mengenai ketentuan- ketentuan pengelompokan gedung beraturan dan tidak beraturan, daktilitas struktur, pembehanan gempa nominal, wilayah gempa Indonesia beserta respons spektrum gempa untuk masing-masing wilayah. kinerja struktur gedung, dan lain-lain. b. Kerangka Konseptual Tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk mencegah terjadinya kegagalanstruktur dan kehilangan korban jiwa, dengan tiga kriteria standar sebagai berikut: 1) Gempa ringan, Bangunan tidak boleh rusak secara struktural dan arsitektural (komponen arsitektural diperbolehkan terjadi kerusakan seminimum mungkin).

2) Gempa sedang, Komponen struktural (balok dan kolom) tidak diperbolehkan rusak sama sekali tetapi komponen arsiektural diperbolehkan terjadi kerusakan (seperti : kaca). 3) Gempa Berat, Boleh terjadi kerusakan pada komponen struktural tetapi tidak menyebabkan keruntuhan bangunan. Pembebanan Komponen Struktur : Beban yang dipikul oleh bangunan tinggi dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu beban gravitasi, beban lateral dan beban khusus. Beban gravitasi terdiri dari beban mati dan beban hidup, beban lateral sendiri terdiri dari beban gempa dan angin. 1) Beban Gravitasi Beban mati Menurut Pedoman Perencanaan dan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPuRdG), beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang terpisah dari gedung. Apabila beban mati memberikan pengaruh yang menguntungkan terhadap kekuatan struktur maka beban mati tersebut harus dikalikan dengan koefisien 0,9. Beban hidup Menurut Pedoman Perencanaan dan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung PPPuRdG), beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut. 2) Beban Gempa Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPPuRdG), beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam peraturan bangunan tahan gempa Indonesia, analisa statik ekivalen ini, digunakan untuk persyaratan sebagai berikut : - Gedung dengan tinggi maksimum kecil dari 40 m. - Bentuk dari bangunan gedung beraturan. - Gedung dengan kekakuan tiap tingkat rata. - Untuk gedung yang mempunyai loncatan bidang muka, dimana ukuran denah dari bagian yang menjulang dan masing- masing arah adalah paling sedikit 5%. Struktur- struktur lainnya yang tidak begitu mudah diperkirakan perilakunya terhadap gempa harus direncanakan dengan cara analisis dinamis. Beban gempa pada gedung di Indonesia diatur sepenuhnya pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-12-2012. Tahap perhitungan beban gempa secara statik ekivalen sebagai berikut : Menghitung berat total bangunan (W) Berat total bangunan terdiri dari berat bangunan tiap lantai, antara lain : - Beban Mati - Beban Hidup Menentukan faktor keutamaan (Ie) berdasarkan Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Struktur Lainnya untuk Beban Gempa. Menentukan S DS, parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentangperioda pendek. Menentukan R berdasarkan system struktur bangunan yang digunakan. Menghitung gaya geser dasar (V) V = CsW Koefisien respons seismik, Cs, harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut. Menghitung distribusi gaya geser (Fx) Fx = C vx. V... Dimana Menentukan nilai T (Periode Fundamental Struktur) Ta = C t. h n x c. Kombinasi Pembebanan Sesuai dengan kombinasi : - U = 1,4 D - U = 1,2 D + 1, L - U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 EQx ± 0.3EQy - U = 1,2 D + 1,0 L ± 0.3 EQx ± 1.0EQy 8

- U = 0.9 D ± 1.0 EQx ± 0.3 EQy - U = 0.9 D ± 0.3 EQx ± 1.0 EQy Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang ditinjau seperti gambar 3.2. Defleksi pusat massa di tingkat x (δx) harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut: δx = Simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin (Δa) seperti didapatkan dari tabel untuk semua tingkat. b. Deskripsi Struktur Bangunan Denah Bangunan. 3. Metodologi a. Standart Analisis yang digunakan : Pedoman Perencanaan dan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPuRdG) 198 SNI 03-12-2012 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. SNI 03-284-2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Peta Hazard Gempa Indonesia 2010, Departemen Pekerjaan Umum. Gambar 1 : Denah bangunan 4. Analisis Dan Pembahasan a. Preliminary Design Dimensi Kolom persegi (K) : 00x00 mm Dimensi Balok bentang m (B1) : 400x00 mm Dimensi Balok bentang 4 m (B2) : 300x500 mm Tebal pelat lantai : 120 mm Dimensi Bresing : 250x400 mm Tebal Dinding Geser : 300 mm Data Umum Bangunan a. Jumlah lantai bangunan : Lantai b. Tinggi tiap lantai : 4 M c. Tinggi total bangunan : 28 M d. Jenis Struktur : Portal beton bertulang e. Fungsi Gedung : Perkantoran f. Lokasi Bangunan : Padang g. Kondisi tanah : Sedang Material Propertis a. Berat Jenis Beton (Wc) : 2400 kg/m³ b. Mutu Beton, fc : 25 MPa ~ 300 Kg/cm² c. Mutu Baja tulangan, fy : 400 MPa b. Pemodelan struktur dalam 3D dianalisa dengan program SAP2000 Versi 14 9

a. Open Frame a. Bresing c. Dinding Geser c. Hasil Analisis Displacement Gambar 2 : Pemodelan struktur 5 5 Lantai 4 3 Open F rame Bresing Lantai 4 3 Open Frame Bresing 2 Dinding Geser 2 Dinding Geser 1 1 0 0 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 0.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 0.00 Displacement (mm) Displacement (mm) a. Arah X b. Arah Y Gambar 3 :Displacement model struktur Drift Ratio 5 5 Lantai 4 3 Open Frame Bresing Dinding Geser Drift R asio Izin Lantai 4 3 Open Frame Bresing Dinding Geser Drift Rasio Izin 2 2 1 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 Drift Rasio (%) 1 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 Drift Rasio (%) a. Arah X b. Arah Y Gambar 4 : Simpangan atar lantai Gaya Dalam Gaya dalam ditinjau dari portal 1 untuk arah X dan portal A untuk arah Y 1) Diagram Momen a. Open Frame Arah X b. Bresing Arah X c. Dinding Geser Arah X 10

d. Open Frame Arah Y e. Bresing Arah Y f. Dinding Geser Arah Y 2) Diagram Geser Gambar 5 : Diagram momen model struktur a. Open Frame Arah X b. Bresing Arah X c. Dinding Geser Arah X d. Open Frame Arah Y e. Bresing Arah Y Gambar : Diagram gaya geser model struktur f. Dinding Geser Arah Y Sesuai dengan analisis pemodelan struktur yang telah dilakukan, selanjutnyamelakukan analisis pemodelan ulang pada semua model struktur dengan memperkecil elemen struktur. Untuk kolom dari dimensi awal ukuran 00x00 mm menjadi 500x500 mm, untuk balok B1 dari dimensi awal ukuran 400x00 mm menjadi 350x500 mm, untuk Balok B2 dari dimensi awal ukuran 350x500 mm menjadi 250x450 mm. d. Pembahasan Dari hasil analisis struktur beton bertulang untuk model portal Open frame, bresing dan dinding Geser pada bangunan gedung (tujuh) lantai, didapatkan perbandingan displacement, simpangan antar lantai dan gaya dalam sebagai berikut : 11

Perpindahan (Displacement) Dari analisis struktur pada pemodelan awal dan pemodelan ulang dapat diketahui bahwa displacement arah X dan Y pada model struktur open frame lebih besar dibandingkan model struktur portal yang menggunakan bresing dan dinding geser. Rasio Simpangan Antar Lantai (Drift Ratio) Pada pemodelan awal didapatkan rasio simpangan antar lantai semua model struktur masih dalam batas izin, sedangkan pada pemodelan ulang dengan memperkecil dimensi kolom dan balok, rasio simpangan antar lantai pada model struktur open frame melebihi rasio batas izin. Gaya Dalam Dari hasil analisis gaya dalam dari struktur yang didapatkan pada pemodelan awal dan pemodelan ulang sebagai berikut : 1) Perbandingan nilai momen dan gaya geser pada struktur ditinjau dari portal 1 untuk arah X, dan portal A untuk arah Y. 2) Nilai momen dan gaya geser model struktur open frame lebih besar dari model struktur menggunakan bresing dan dinding geser. 3) Momen dan gaya geser kolom jauh lebih kecil pada struktur menggunakan dinding geser dan bresing dibandingkan model struktur open frame. 4) Nilai momen dan gaya geser balok pada struktur menggunakan dinding geser akan semakin besar pada tingkat atas dikarenakan struktur menggunakan dinding geser berperilaku layaknya kantilever, yang mana simpangan pada puncaknya akan sangat besar, namun secara keseluruhan tetap lebih kecil dibandingkan struktur model open frame. 5. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis perbandingan struktur beton bertulang model open frame, bresing dan dinding geser terhadap beban gempa, dapat disimpulkan hal- hal sebagai berikut : 1. Model struktur menggunakan bresing dan dinding geser merupakan model struktur yang efektif, karena displacement dan gaya dalam elemen struktur yang lebih kecil dibandingkan model struktur open frame dalam menahan beban gempa. 2. Struktur gedung beton bertulang yang menggunakan bresing atau dinding geser menghasilkan Gaya dalam, diantaranya momen dan gaya geser lebih kecil dibandingkan model struktur open frame. Dengan momen dan gaya geser elemen struktur yang lebih kecil, akan mengurangi jumlah pemakaian tulangan pokok dan tulangan geser. 3. Dengan pemakaian bresing atau dinding geser pada struktur gedung beton bertulang dapat menggunakan dimensi kolom dan balok yang lebih kecil dari model struktur open frame. b. Saran Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan ini, saran- saran yang perlu disampaikan antara lain : 1. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan menggunakan objek bangunan tinggi dengan bentuk dan karateristik yang berbeda. Seperti menggunakan objek bangunan tinggi fungsi hunian (apartemen) yang mana memiliki karateristik berbeda dibandingkan pada fungsi perkantoran yang cenderung berbentuk persegi. 2. Untuk bangunan bertingkat diwilayah yang memiliki potensi gempa tinggi harus memilih model struktur yang efektif untuk menahan beban gempa. 3. Penelitian dapat dilanjutkan untuk mendapatkan perbandingan yang lebih detail dari model struktur open frame bresing atau dinding geser terhadap beban gempa. Daftar Pustaka Agus. 2002. Rekayasa Gempa- Untuk Teknik Sipil. Padang : ITP Press. Agus. Wardi.S. 2013. Rekayasa Gempa- Perencanaan Struktur Gedung Berdasarkan Peraturan Gempa 12

Indonesi Terbaru ( SNI-03-12-2012). Yogyakarta: Penerbit Andi Badan Standarisasi Nasional 2002,Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-284-2002. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 03-12-2012. Pedoman Perencanaan dan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPuRdG). 198. Putri, Prima Yane. 200. Analisis dan Desain Struktur Rangka dengan SAP2000 Versi Student. Padang : UNP Press. Wahana Komputer. 2010. Panduan Praktis Analisis Struktur Bangunan dan Gedung dengan SAP2000 Versi 14. Yogyakarta: Penerbit Andi Wahyudi, L. Rahim. Syahril.A. 199. Struktur Beton Bertulang Standar Baru SNI T-151991-03. Jakarta: Penerbit Gramedia. 13 8