BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kepada konsep otonomi daerah dewasa ini, dimana daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mengemban tugas pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENERAPKAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kumpulan orang yang mempunyai sikap dan. suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. wadah, organisasi relatif bersifat statis, sedangkan sebagai suatu rangkaian

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perkembangan zaman, khususnya Negara Indonesia yang

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

KEPPRES 3/2004, SISTEM KEPEGAWAIAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Chairil Fajar Hadiansyah, 2015

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN

PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI DESA ANDAPRAJA KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS ROSE SITI BADRIAH ABSTRAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengakibatkan tingkat persaingan disektor industri semakin ketat,

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU ASPEK KEU ANGAN" (Studi Empiris pada Wilayah Eks Karesidenan Surakarta)

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ini tercermin dari penetapan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap pekerjaan dan kegiatan kantor, baik pemerintah maupun swasta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta

KEPPRES 159/2000, PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KEPEGAWAIAM DAERAH *50001 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 159 TAHUN 2000 (159/2000)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Lana Maulana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah, kendala, dan keterbatasan yang menyebabkan gagal, kurang berhasil atau

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 20 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan bersama yang diinginkan serta terlibat dengan peraturan-peraturan yang

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 02 TAHUN 2001 TENTANG KEWENANGAN DAERAH KOTA BANDUNG SEBAGAI DAERAH OTONOM

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dinyatakan tujuan nasional

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia sebagai unsur pelaksana dari sebuah organisasi juga akan semakin

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesionalisme merupakan kompetensi yang harus ada pada setiap pelaku

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI SURAKARTA. (Studi Empiris di Surakarta Tahun Anggaran )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG TUNJANGAN PENGAMANAN PERSANDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pendapatan, teknologi, dan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 109 TAHUN 2009 TENTANG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN P.T. DANLIRIS SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan hidupnya tanpa adanya lembaga sebagai tempat mencari nafkah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI DAN KABUPATEN KARANGANYAR DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan kepada konsep otonomi daerah dewasa ini, dimana daerah diberi kewenangan yang seluas-luasnya untuk mengurus daerahnya sendiri baik dilihat dari roda pemerintahan maupun menyangkut perimbangan keuangan antara pusat dan daerah sesuai dengan kemampuan, dalam urusannya mengelola sumber daya alam serta sumber daya manusia, namun kesemuanya itu tetap dalam batasan kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kesemuanya diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 (UU No. 32 Tahun 2004) dan Undang- Undang No. 33 Tahun 2004 (UU No. 33 Tahun 2004). Hal ini dilakukan dengan maksud agar daerah dapat memaksimalkan seluruh potensinya tanpa campur tangan dari pemerintah pusat secara berlebihan. Substansi UU No 32 dan UU No 33 Tahun 2004 menyatakan bahwa daerah diberikan otonomi yang seluas-luasnya dengan harapan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dan pemberdayaan peran serta masyarakat. Disamping itu, daerah juga diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten dituntut untuk senantiasa 1

2 meningkatkan kinerja serta profesionalismenya secara pro aktif dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Menyadari kenyataan diatas, Kantor Kecamatan Kasemen sebagai unsur penunjang pemerintah Kabupaten Serang dalam merumuskan kebijakan teknis dalam melaksanakan kewenangannya senantiasa berupaya untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara legal yang sesuai dengan moral maupun etika dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi. Pembinaan merupakan faktor terpenting untuk mencapai keberhasilan tujuan organisasi. Peningkatan dari suatu unit kerja tidak hanya tergantung dan terletak pada mentalitas pegawai, maka untuk mendapatkan pegawai yang memiliki keterampilan dan kecakapan serta mentalitas yang tinggi diperlukan suatu pembinaan yang tepat dan berkesinambungan. Pembinaan tersebut tidak hanya berarti harus mampu dan terampil dalam melaksanakan tugas serta kewajiban organisasi melainkan juga harus mampu mengimbangi dengan hak-hak yang diberikan kepadanya, dengan demikian pembinaan adalah upaya untuk meningkatkan keahlian, kemampuan, keterampilan, dan pengabdian serta kedisiplinan dalam melaksanakan tugas. Manfaat kinerja selain juga dimaksudkan agar semua pekerjaan yang dilakukan oleh segenap pegawai dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

3 Berdasarkan hasil penjajagan yang dilakukan, peneliti melihat bahwa kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten masih rendah, hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator kinerja antara lain : 1. Masih rendahnya hasil kerja pegawai. Contoh : Sekertaris Kecamatan ( Sekmat ) dalam membuat Daftar Kenaikan Pangkat Reguler pada periode Januari Tahun 2008, jumlah pegawai yang seharusnya naik pangkat sebanyak lima ( 5 ) orang ternyata baru tiga ( 3 ) orang pegawai yang dapat naik pangkat dan dua ( 2 ) orang pegawai lainnya ditangguhkan sampai periode Juli 2008. 2. Masih adanya pegawai yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh : Pada Seksi Pemerintahan, pada saat ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan dalam membuat Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu tiga ( 3 ) hari tapi pada kenyataannya baru dapat diselesaikan setelah satu ( 1 ) minggu Rendahnya tingkat kinerja pegawai tersebut, peneliti menduga disebabkan oleh Camat selaku Kepala Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten dalam hal melaksanakan pembinaan pegawai tidak berdasarkan kepada teknik-teknik pembinaan pegawai antara lain :

4 1. Camat selaku Kepala Kantor Kecamatan masih kurang memberikan perhatian kepada Pegawai dalam berbagai kebutuhan, misalnya kebutuhan akan penghargaan baik secara fisik maupun non fisik, istirahat, keamanan dan keselamatan kerja. 2. Camat selaku Kepala Kantor Kecamatan kurang mempunyai kemampuan dalam hal melaksanakan fungsi pengawasan yang baik terhadap hasil kerja pegawai. Contoh : Tidak adanya sanksi maupun teguran dari Camat pada pegawainya yang kurang mampu melaksanakan tugasnya dalam hal memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan suatu penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor pembinaan pegawai sebagai variabel bebas dan Kinerja sebagai variabel terikat yang dituangkan dalam bentuk skripsi, dengan judul : PEMBINAAN PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN KASEMEN KABUPATEN SERANG PROPINSI BANTEN.

5 B. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti akan membatasi dan mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti, sebagai berikut : 1. Bagaimana pembinaan pegawai yang dilaksanakan dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten? 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam melaksanakan pembinaan pegawai dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten? 3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pembinaan pegawai dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Menemukan data dan informasi mengenai pelaksanaan pembinaan pegawai dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten. b. Menetapkan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pembinaan pegawai dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten.

6 c. Mengembangkan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembinaan pegawai dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis, yaitu untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Administrasi Negara khususnya mengenai pelaksanaan fungsi pembinaan pegawai dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten. b. Kegunaan Praktis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, sumbangan pemikiran bagi semua pihak dalam pelaksanaan fungsi Pembinaan Pegawai dalam meningkatkan Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten. D. Kerangka Pemikiran Peneliti mengambil atau mengutip dari para ahli mengenai teori yang ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi yaitu tentang pembinaan pegawai dan kinerja pegawai, menurut Musanef dalam bukunya Manajemen Kepegawaian Indonesia (1992 : 22) mengemukakan sebagai berikut : Pembinaan pegawai merupakan totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan dan penggunaan pegawai sehingga menjadi pegawai yang mampu mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing agar dapat mencapai prestasi kerja yang efektif dan efisien.

7 Agar pembinaan pegawai dapat mencapai apa yang diharapkan, maka pelaksanaannya harus berdasarkan pada teknik-teknik pembinaan pegawai seperti yang dikemukakan oleh AS.Moenir dalam bukunya Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan Pegawai (1992 : 152) mengemukakan sebagai berikut : 1. Penggajian 2. Pengembangan Pegawai 3. Disiplinisasi 4. Istirahat 5. Penghargaan 6. Organisasi 7. Fasilitas 8. Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja 9. Pemberian Perangsang 10. Rekreasi 11. Pensiun Peneliti mengemukakan pengertian kinerja pegawai menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LANRI) dalam bukunya Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (1993 : 3) mengemukakan sebagai berikut : Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi. Bertitik tolak dari pengertian diatas, untuk mengukur sejauhmana Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten, maka peneliti mengemukakan indikator kinerja dari LANRI dalam bukunya Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah (2000 : 12) mengemukakan sebagai berikut :

8 E. Hipotesis 1. Indikator Masukan 2. Indikator Proses 3. Indikator Keluaran 4. Indikator Hasil 5. Indikator Manfaat 6. Indikator Dampak Bertitik tolak dari anggapan dasar tersebut maka peneliti mengemukakan hipotesis, sebagai berikut : Jika pembinaan pegawai dilaksanakan berdasarkan pada teknik-teknik Pembinaan Pegawai, maka Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten meningkat. Peneliti mengemukakan pengertian atau definisi operasional yang bertujuan untuk mempermudah dan memperjelas pembahasan dari hipotesis sebagai berikut : 1. Pembinaan pegawai pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten merupakan totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan, dan penggunaan pegawai yang dilaksanakan oleh Camat selaku Kepala Kantor Kecamatan dengan berdasarkan kepada teknikteknik pembinaan pegawai yaitu penggajian, pengembangan pegawai, disiplinisasi, istirahat, penghargaan, organisasi, fasilitas, keselamatan, keamanan, dan kesehatan kerja, pemberian perangsang, rekreasi, dan pensiun. 2. Kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau melaksanakan tugas/ program kunjungan ke desa yang dilakukan oleh Pegawai Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten

9 dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi dengan berdasarkan pada indikator pengukuran kinerja pegawai, yaitu : indikator masukan, indikator proses, indikator keluaran, indikator hasil, indikator manfaat, dan indikator dampak. 3. Meningkat adalah adanya perubahan dalam mencapai hasil kerja yang lebih baik dari sebelumnya, yaitu hasil kerja yang dicapai sesuai dengan rencana kerja dan waktu yang telah ditetapkan pada Kantor Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten.