BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis

PENGARUH PERUBAHAN INFLASI, DANA PIHAK KETIGA, DAN TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT MODAL KERJA

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. pesat, karena setiap perbankan terus berusaha eksis dalam kegiatan ekonomi dan

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN. negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi keuangan. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

BABI PENDAHULU~ Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyrakat. Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekuraangan dana. Sebagai institusi yang amat penting peranannya dalam masyarakat, bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Salah satu indikator kinerja bank dapat dilihat dari kemampuan Bank tersebut dalam menyalurkan kredit, karena penetapan tingkat suku bunga kredit yang lebih besar dari tingkat suku bunga simpanan maka keuntungan yang didapat oleh bank tergantung dari besarnya jumlah kredit yang disalurkan. Maka dapat disimpulkan semakin besar dana yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat semakin banyak pula keuntungan yang didapat maka semakin besar peluang bagi bank tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuannya.

Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah luput dari masalah kredit. Menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, memberikan kredit merupakan salah satu kegiatan usaha pada Bank Umum. Kredit merupakan aset utama dalam bank komersial, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Oleh karena itu besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Namun besarnya jumlah kredit dalam hal ini kredit modal usaha disinyalir dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berupa inflasi, pertumbuhan DPK dan tingkat suku bunga kredit. Faktor yang pertama yaitu inflasi. Inflasi merupakan suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini masih menunjukkan apresiasinya. Naiknya harga dolar terhadap rupiah menyebabkan inflasi ditanah air. Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku ekspektasi pemerintah.

Misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus bukan saja menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi, tetapi juga kepada kemamkmuran dan individu dan masyrakat. Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. inflasi dapat menyebabkan ekspor yang menurun dan diikuti oleh kegiatan impor yang bertambah akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Selain itu juga mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Inflasi juga dapat mengurangi kesempatan kerja, karena inflasi akan memicu bertambahnya tingkat pengangguran. Faktor yang kedua yaitu pertumbuhan DPK. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, setiap tahun, pertumbuhan tingkat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Umum semakin meningkat. Mengingat uang yang dihimpun lalu disalurkan lagi ke masyarakat seperti yang sering disebut dengan financial intermediary, maka salah satu faktor peningkatan jumlah kredit tersebut dapat dipengaruhi dengan peningkatan jumlah simpanan/tabungan dalam hal ini Dana Pihak Ketiga oleh masyarakat di Bank Umum. Oleh karena itu jumlah uang yang dihimpun dari masyarakat dengan bentuk tabungan, giro, dan deposito dapat mempengaruhi besarnya uang yang akan disalurkan oleh bank dalam bentuk kredit. Hal ini dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan DPK berbanding searah dengan pertumbuhan jumlah kredit.

Faktor ketiga yaitu suku bunga kredit yang merupakan bunga yang harus dibayarkan pihak debitur (masyarakat) kepada pihak kreditur (bank). Suku bunga pinjaman/kredit harus lebih tinggi dari suku bunga simpanan agar bank dapat memperoleh keuntungan. Tingginya suku bunga kredit dapat mempengaruhi peningkatan jumlah kredit. Calon debitur akan memilih bank yang menetapkan suku bunga kredit yang rendah. Semakin rendah tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan maka akan membuat jumlah kredit di Bank Umum semakin meningkat. Sebaliknya jika suku bunga kredit tinggi, maka calon debitur yang akan meminjam uang di bank semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan Loanable Fund Theory of Interest Rate, teori ini menyatakan bahwa permintaan uang oleh perusahaan, pemerintah, dan rumah tangga atau individu berhubungan dengan suku bunga. Apabila suku bunga naik, maka jumlah permintaan pinjaman akan berkurang (Fabozzi, et Al., 1999:208). Namun Secara umum jika suku bunga kredit naik maka Bank akan semkain berminat menawarkan uang. Disisi lain, tingkat suku bunga kredit (dibank konvensional) atau nisbah bagi hasil (dibank Syariah) akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam mencari fasilitas pinjaman. Konsumen yang rasional akan memilih bank yang menetapkan tingkat suku bunga kredit terendah (nresna dalam Kusumastuti, 2005). Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini masih menunjukkan apresiasinya. Naiknya harga dolar terhadap rupiah merupakan salah satu penyebab laju inflasi ditanah air. Pemerintah

dalam hal ini menerapkan beberapa kebijakan guna menyeimbangi nilai tukar rupiah dan menekan laju inflasi. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Penyebab lain inflasi dapat juga ditimbulkan karena banyaknya uang yang beredar seperti yang dinyatakan dalam Teori Kuantitas menurut Boediono (1990:160). Jumlah uang beredar ini dapat disebabkan karena pertumbuhan kredit yang sangat cepat, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat juga meningkat. Pertumbuhan kredit perbankan saat ini cenderung terlalu cepat. Kondisi itu berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi apabila tidak ditangani dengan baik. Maka pemerintah dapat mengatasi keadaan dengan mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan suku bunga simpanan. Hal ini diharapkan dapat menarik masyarakat untuk

menabung uang di bank. Kenaikan suku bunga simpanan ini dapat membuat kenaikan suku bunga pinjaman/kredit juga. Kedua suku bunga ini memiliki keterkaitan yaitu suku bunga simpanan merupakan salah satu komponen dalam penentuan suku bunga pinjaman. Akibat dari peningkatan suku bunga pinjaman karena inflasi, jumlah calon debitur yang akan meminjam uang/ kredit pun akan menurun (Alamsyah, 2012) Tabel 1.1 : Pertumbuhan Inflasi, DPK, Suku bunga KMK, dan Kredit Modal Usaha yang bermasalah periode tahun 2010-2013 Tahun Maret 2010 Desember 2010 April 2011 Maret 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 September 2013 Sumber : Bank Indonesia Inflasi (%) DPK (%) Suku Bunga KMK (%) Kredit KMK (%) -0,47-1.52 17.05 6.04 0.59 1.70 16.14 4.10 0.50 0.05 18.15 15.00 1.33 4.29 14.94 20.07-0.59-0.70 14.88 8.25 0.32 2.73 14.4 19.00 0.97-2.81 14.39 1.74-3.43 8.04 14.32 2.93 Pertumbuhan jumlah kredit dalam hal ini jumlah kredit modal usaha diduga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diatas, seperti laju inflasi pertumbuhan jumlah DPK, dan tingkat suku bunga kredit. Penulis akan melakukan penelitian pada ketiga faktor tersebut terhadap pengaruhnya dengan pertumbuhan jumlah kredit di Bank Umum. Maka Berdasarkan uraian

diatas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Perubahan Inflasi, Dana Pihak ketiga dan Tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja usaha terhadap Kredit Modal usaha 1.2 Identifikasi Masalah berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas, maka dapat di tarik beberapa permasalahan yang timbul : 1.2.1 Pertumbuhan Kredit modal usaha yang terus berfluktuasi dari tahun ke tahun dilihat dari laporan Loan Deposit Ratio pada bulan Maret 2014 dimana angka Loan Deposit Ratio mencapai sekitar 197%, yang merupakan angka LDR tertinggi se Indonesia 1.2.2 Perkembangan inflasi yang tidak stabil diduga akibat konsumsi masyarakat yang meningkat, dan juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. 1.2.3 Adanya kesenjangan antara teori dengan fenomena yang terjadi pada Bank Umum di Gorontalo pada bulan bulan yang bermasalah periode tahun 2010-2013, dimana Inflasi naik, pertumbuhan DPK relatif turun tetapi angka pertumbuhan Kredit meningkat pesat. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merumusakan permasalahan yang berkenaan dengan Posisi Kredit Modal Usaha pada Bank Umum adalah sebagai berikut :

1.3.1 Seberapa besar pengaruh perubahan tingkat inflasi, Dana Pihak Ketiga, dan Suku Bunga Kredit Modal kerja terhadap Kredit Modal Usaha Bank Umum secara simultan? 1.3.2 Seberapa besar pengaruh perubahan tingkat inflasi terhadap Kredit Modal Kerja Bank Umum secara parsial? 1.3.3 Seberapa besar pengaruh perubahan Dana pihak Ketiga terhadap Kredit Modal Usaha Bank Umum secara parsial? 1.3.4 Seberapa besar pengaruh perubahan tingkat Suku Modal Kerja Bunga Kredi terhadap Kredit Modal Kerja Bank Umum secara parsial? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1.4.1 Untuk mengetahui pengaruh Perubahan tingkat inflasi, DPK, dan Suku Bunga Kredit modal Kerja terhadap posisi kredit modal usaha pada Bank Umum secara simultan. 1.4.2 Untuk mengetahui pengaruh Perubahan tingkat inflasi terhadap posisi kredit modal usaha pada Bank Umum secara parsial. 1.4.3 Untuk mengetahui pengaruh Perubahan Dana Pihak ketiga terhadap posisi kredit modal usaha pada Bank Umum secara parsial. 1.4.4 Untuk mengetahui pengaruh Perubahan Suku Bunga Kredit modal Kerja terhadap posisi kredit modal usaha pada Bank Umum secara parsial.

1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh tingkat Inflasi, DPK, dan Suku Bunga Kredit modal Kerja Bank Umum terhadap Posisi Kredit Modal usaha di Bank Umum akan diperoleh manfaat bagi pihakpihak sebagai berikut : 1.5.1 Bagi Bank Konvensional 1) Sebagai sumber informasi untuk pengembangan bank umum konvensional ke depan. 2) Dapat dijadikan sebagai catatan atau koreksi untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja perbankan yang sudah bagus, sekaligus memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang sudah ada. 3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang baik bagi Bank Indonesia sebagai salah satu catatan dalam melihat kinerja bank dalam mempertahankan profitabilitasnya. 4) Sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memantapkan strategi yang telah digunakan oleh bank umum konvensional selama ini. 5) Sebagai bahan evaluasi atas kinerja bank umum konvensional selama ini dalam menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan nasional. 1.5.2 Bagi Universitas Negeri Gorontalo Temuan yang akan didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang teoritis maupun praktis

yang berkaitan dengan perkembangan dunia perbankan konvensional di Indonesia. 1.5.3 Bagi Peneliti 1) Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperoleh di bangku kuliah. 2) Menambah pengalaman dan sarana latihan dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat sebelum terjun dalam dunia kerja yang sebenarnya. 3) Sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti terutama yang berhubungan dengan bidang kajian yang ditekuni selama kuliah.