BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bukan merupakan segmen bisnis yang populer. menerbitkan edisi Bandung-nya, seperti Kompas, Republika, SINDO, Koran Tempo,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah pemeran utama dalam setiap perusahaan.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. signifikan (F=7,595 dan p<0,01) dengan sumbangan efektif secara bersamasama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat meningkatkan kecakapan dan kemampuan yang diyakini dapat

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMA NEGERI I KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BABI PENDAHULUAN. Peran kepemimpinan di berbagai lembaga, institusi, dan organisasi bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. strategi organisasi yaitu pada saat membuat perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuan yang hendak dicapai individu dalam mendukung tujuan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam keunggulan bersaing. Artinya, bahwa

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu usaha, baik yang bergerak di bidang jasa maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

SIKAP DAN PANDANGAN GURU MATEMATIKA TERHADAP EFEKTIVITAS PENINGKATAN KOMPETENSINYA MELALUI PENDIDIKAN LATIHAN PROFESI GUR U (PLPG)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kepuasaan kerja

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan untuk mewujudkan visi dan misinya sangat tergantung dari peran

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. Mutu guru memegang peranan yang sangat penting di antara komponen

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pendidikan senantiasa menjadi bagian yang strategis dalam pencapaian kemajuan suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan bangsa ini. Maka dari itu indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan. Bagi negara Indonesia, pendidikan merupakan aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Karena pendidikan menunjukkan kunci keberhasilan suatu negara untuk mampu bersaing dan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian, seluruh sumber daya manusia harus mampu mengembangkan dirinya lebih lanjut untuk memaksimalkan kualitas diri dan potensi yang dimilikinya. Mutu pendidikan dan prestasi belajar siswa merupakan hasil dari interkasi yang baik antara guru dan siswa. Guru merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang baik. Sehingga kualitas mengajar guru harus ditingkatkan supaya guru memiliki motivasi yang tinggi dan tercapai kinerja individu yang baik, kinerja mengajar guru yang baik akan menghasilkan lulusan peserta didik yang berkualitas. Rini Rizki Setiawati, 2013 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 Kinerja guru yang berorientasi kepada proses menekankan kepada serangkaian aktifitas yang terdiri dari kegiatan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Kinerja guru yang baik serta situasi dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan mampu mendorong motivasi dan minat siswa untuk belajar lebih baik lagi, sehingga akan meningkatkan prestasi siswa. Hal ini berarti, pendidikan yang baik dan unggul tetap akan bergantung pada kondisi mutu guru. Mutu pendidikan akan tercapai apabila komponen yang terdapat dalam meningkatkan mutu pendidikan memenuhi syarat tertentu. Komponen yang berperan dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah tenaga pendidik yang bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan cepat dan bertanggung jawab. Tenaga pendidik mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik, karena itu tenaga pendidik yang profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga menghasilkan siswa yang lebih bermutu. Proses belajar mengajar diharapkan memberikan keberhasilan yang memuaskan baik bagi sistem pengajaran, guru dan terutama peserta didik. Namun, dalam kenyataan di lapangan proses belajar mengajar belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik. Terdapat banyak hambatan dan halangan yang ditemukan dalam kegiatan belajar mengajar yang mengakibatkan prestasi belajar siswa yang diinginkan belum dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya prestasi belajar siswa ini diindikasikan dari kinerja mengajar guru yang kurang baik, sehingga prestasi belajar siswa pun belum sesuai dengan yang diharapkan.

3 Seperti yang terjadi pada 27 SMA Negeri di Kota Bandung, setelah dirata-ratakan, banyak SMA Negeri di Kota Bandung yang nilai ujiannya dibawah rata-rata. Berikut ini nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) mata pelajaran ekonomi pada SMA Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2010/2011: Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 Nama Sekolah Tahun Ajaran Sekolah dengan Nilai 2010/2011 UAN dibawah Ratarata SMAN 1 Bandung 7,91 SMAN 1 Bandung SMAN 2 Bandung 7,95 SMAN 3 Bandung SMAN 3 Bandung 7,62 SMAN 5 Bandung SMAN 4 Bandung 7,99 SMAN 10 Bandung SMAN 5 Bandung 7,89 SMAN 14 Bandung SMAN 6 Bandung 8,53 SMAN 16 Bandung SMAN 7 Bandung 8,06 SMAN 17 Bandung SMAN 8 Bandung 8,42 SMAN 18 Bandung SMAN 9 Bandung 8,04 SMAN 19 Bandung SMAN 10 Bandung 7,91 SMAN 20 Bandung SMAN 11 Bandung 7,97 SMAN 21 Bandung SMAN 12 Bandung 8,04 SMAN 22 Bandung SMAN 13 Bandung 8,11 SMAN 25 Bandung SMAN 14 Bandung 7,83 SMAN 15 Bandung 8,09 SMAN 16 Bandung 7,13 SMAN 17 Bandung 7,85 SMAN 18 Bandung 7,88 SMAN 19 Bandung 7,66 SMAN 20 Bandung 7,83 SMAN 21 Bandung 7,75 SMAN 22 Bandung 7,88 SMAN 23 Bandung 7,96 SMAN 24 Bandung 8,51 SMAN 25 Bandung 7,73 SMAN 26 Bandung 8,00 SMAN 27 Bandung 7,97 Rata-rata 7,94 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung Berdasarkan tabel 1.1 tersebut memperlihatkan bahwa rata-rata nilai ujian SMA Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2010/2011 adalah sebesar 7,94.

4 Secara keseluruhan ada 13 sekolah atau dapat dikatakan setengah dari jumlah SMA Negeri yang ada di Kota Bandung yang nilai ujiannya dibawah rata-rata. Jumlah sekolah dengan nilai ujian dibawah rata-rata ini tergolong masih banyak, hal ini diindikasikan dari kinerja guru yang masih kurang optimal dalam mengajar, yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Guru perlu mengembangkan diri dan menggali potensi yang dimilikinya. Salah satu ciri keberhasilan sekolah dengan paradigma masyarakat adalah prestasi yang dicapai peserta didik setiap tahunnya. Sekolah yang dinilai baik dan dianggap berkualitas bila mampu menghasilkan siswa yang berprestasi yang tinggi dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Kualitas keberhasilan pendidikan dan lulusan seringkali dipandang tergantung kepada peran dan mutu guru dalam pengelolaan komponen-komponen pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu perencanaan kegiatan pembelajaran yang matang, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang komunikatif dan kegiatan penilaian yang mampu mengukur tingkat pemahaman siswa. Dengan komponen-komponen yang terstruktur demikian maka akan meningkatkan kemampuan dan meningkatkan potensi peserta didik. Mengingat pentingnya peranan guru, maka kinerja guru harus selalu diawasi dan ditingkatkan. Pengawasan ini datangnya dari kepala sekolah dan pengawas yang ditunjuk untuk mengawasi jalannya realitas kinerja guru. Namun sayangnya, guru berusaha menampakkan kinerja mengajar terbaiknya pada saat kunjungan pengawas saja, sedangkan dalam realitas kesehariannya dengan siswa,

5 guru mengajar seadanya, tanpa persiapan yang matang, tanpa pelaksanaan pembelajaran yang mampu memotivasi siswa dan tanpa bersemangat tinggi. Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai faktor penentu keberhasilan mutu pendidikan, karena guru langsung bersinggungan dengan peserta didik dalam memberikan bimbingan. Untuk itu kinerja guru harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi, mengadakan supervisi, memberikan insentif, memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karir, meningkatkan kemampuan, gaya kepemimpinan yang baik dan upaya-upaya lainnya yang relevan. Kinerja guru yang baik tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemicu peningkatan kompetensi, motivasi, dan kinerja guru itu sendiri. Sekolah yang efektif ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah yang efektif pula yang handal dalam memimpin sekolahnya. Efektivitas mengajar guru akan optimal, jika kepala sekolah dapat mengatur dan membimbing guru-guru secara baik sehingga para guru dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab, memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan bawahannya sehingga tidak ada keluhan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari, harus menunjukkan kewibawaannya sehari-hari, sehingga dapat diteladani dan dipatuhi oleh para guru maupun siswa. Menetapkan dan sekaligus melaksanakan peraturan-peraturan yang logis dan sistematis, dan dapat diterima oleh semua pihak yang terkait dalam peningkatan efektifitas mengajar guru.

6 Kemampuan seorang kepala sekolah dalam memimpin akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Menurut Yukl dalam (Caswa, 2008:31) mengatakan bahwa kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya diharapkan memiliki kemampuan untuk menggerakkan, memberi motivasi, dan mempengaruhi orang-orang (para guru) agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. Tinggi rendahnya motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dapat dicapai oleh seorang guru. Seorang guru dikatakan memiliki motivasi kerja yang tinggi apabila merasa puas terhadap pekerjaannya, memiliki motivasi dan rasa tanggung jawab dan disiplin sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan mudah dan dapat tercapai apa yang menjadi tujuannya. Untuk mampu mendorong siswa belajar lebih aktif, sehingga mampu menciptakan visi dan misi sekolah, serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai tujuan yang telah ditetapkan, maka motivasi kerja guru perlu ditingkatkan. Guru yang mempunyai tingkat motivasi yang rendah mereka tidak dapat menyelesaikan tugas pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan hasil yang baik, sehingga keadaan ini akan menimbulkan hambatan dalam pencapaian hasil pekerjaan atau akan mempengaruhi efektivitas kerja guru. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh kinerja gurunya. Hal ini tercermin dari loyalitas guru dalam menjalankan tugasnya, seperti mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melakukan proses belajar, mengajar dan mendidik siswa, mempertimbangkan metodologi yang akan digunakan, termasuk

7 alat media yang digunakan dan mempersiapkan alat apa yang akan digunakan untuk proses evaluasi belajar. Setiap guru pada dasarnya memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kemampuan yang dimiliki setiap guru berbeda, tingkat motivasinya, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi. Dari hal tersebut diatas mengindikasikan bahwa kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik masih belum terlalu tinggi, kualitas diri yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja, pembelajaran, atau peningkatan diri, dinilai belum terlalu tinggi. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan, maupun anak didik. Salah satu faktor yang berpengaruh pada kinerja guru, yaitu perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah merupakan suatu proses kerja dimana kepala sekolah harus dapat membantu dalam peningkatan mutu guru, membantu guru dalam mengahadapi permasalahan dan dapat menempatkan posisi yang tepat agar guru merasa senang sehingga potensinya dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan sekolah yang ditetapkan. Menurut Siagian (2002:64) keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diberikan tugas memimpin organisasi itu. Pendapat itu mencerminkan betapa besar peran kepemimpinan dalam suatu organisasi,

8 sehingga seorang pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan untuk memotivasi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, begitu pula dengan organisasi sekolah, kepala sekolah selaku pemimpin harus dapat memotivasi guru supaya kinerja guru menjadi lebih baik, dan tujuan pendidikan akan tercapai. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengakaji lebih lanjut permasalahan ini dalam bentuk penelitian dan mengambil judul. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian merupakan pokok yang menjadi inti dalam penelitian dan suatu usaha merumuskan pokok-pokok dan batas-batas permasalahan yang dijadikan fokus dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung? 2. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung?

9 3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung? 4. Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung? 5. Bagaimana gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Dengan berpijak pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Gambaran gaya kepemimpinan kepala sekolah motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung. 2. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung. 3. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung. 4. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung. 5. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-kota Bandung.

10 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat secara teoritis a. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pemberian motivasi kerja serta kinerja mengajar guru produktif. b. Untuk mengembangkan wawasan mengenai pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi serta pengaruhnya terhadap kinerja mengajar guru produktif pada jenjang pendidikan menengah yaitu SMA. 1.3.2.2 Manfaat secara praktis a. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut sekitar penelitian sejenis dan sebagai bahan pertimbangan penelitian sejenis. b. Menambah wawasan mengenai ilmu kependidikan dan memberikan pengalaman dengan terjun secara langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian tentang model kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru serta kinerja mengajar guru. c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi pihak kepala sekolah dan guru mata pelajaran ekonomi khususnya dalam rangka meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.