I. PENDAHULUAN. Dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai kemerdekaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

DATA DAN ANALISA. - Muljana, Slamet Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Yogyakarta : LKiS

I.PENDAHULUAN. Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293-

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

1. Menurut pendapat kamu teori atau pendapat mana yang paling kuat terkait dengan

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

Pendidikan Pancasila. Pancasiala Dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Pada Era Pra Kemerdekaan dan Era Proklamasi. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si.

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

PENDIDIKAN PANCASILA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada

PERANCANGAN PERMAINAN DIGITAL KRONIK MAJAPAHIT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH SUMPAH PALAPA UNTUK REMAJA

1.2 Tujuan Umum Menambah pengetahuan mengenai Bhinneka Tunggal Ika serta menerapkannya di kehidupan berbangsa dan bernegara baik bagi si pembaca

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Kidung Sunda Pride, Sacrifice, Greed and Love

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Historis. Menurut H. Roeslan Abdulgani yang dikutip oleh Hugiono dan P.K.

KULIAH BUNG KARNO UNTUK KEBANGSAAN DAN TEHNOLOGI TAHUN

MENGANGKAT NILAI-NILAI PLURALISME DALAM NEGARAKERTAGAMA DI SITUS TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO

VISUALISASI CERITA SEJARAH SUMPAH PALAPA MELALUI MEDIA KOMIK

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan luar akan menetapkan pilihan nilai untuk dirinya dan ini berarti

Menelusuri Rancang Bangun Perahu Pada Masa Kerajaan Majapahit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

Sejarah Kerajaan Majapahit

I. PENDAHULUAN. kerajaan Jawa dipegang oleh raja baru dari Kerajaan Majapahit. Majapahit merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Oleh Evy Astuti NIM

Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar. Menurut berita-berita Cina, pulau Bali dikenal dengan nama P oli.

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

PERJUANGAN GAJAH MADA DALAM PERLUASAN WILAYAH KEKUASAAN MAJAPAHIT DI NUSANTARA TAHUN ABSTRACT

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 5. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIALATIHAN SOAL BAB 5. 1, 2 dan 3. 1, 2 dan 4. 1, 2 dan 5.

sira gajahmada ambekel ing

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

PURUSADA SANTHA (BABAK I)

BUKU PANDUAN LOMBA CERDAS CERMAT SEJARAH HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP)

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul INDONESIAN MARITIME MUSEUM DI YOGYAKARTA. Pendekatan pada teori teori proporsi pada arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. dengan individu. Manusia sejak ia bangun sampai ia memejamkan mata, selalu

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha.

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN SMA ISLAM AL AZHAR BSD

MEMISAHKAN PANCASILA DARI SUKARNO

Wujud Garapan pakeliran Jaya Tiga Sakti Kiriman I Gusti Ngurah Nyoman Wagista, Mahasiswa PS. Seni Pedalangan ISI Denpasar. Wujud garapan pakeliran

HUBUNGAN BALI DENGAN JAWA TIMUR ( SINGOSARI MAJAPAHIT )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PRAKTIKUM.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB VI KESIMPULAN. Berakhirnya Kerajaan Majapahit pada awal abad ke 16, rupanya tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA. Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan,

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

: Restu Gunawan, Sardiman AM, Amurwani Dwi L., Mestika Zed, Wahdini Purba, Wasino, dan Agus Mulyana.

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TIMUR PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-66 TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan

Tatanan Politik di Nusantara Masa Kedatangan Islam

L2B Ahmad Farid R Museum Armada TNI AngkatanLaut Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI ORATORIUM MERAH PUTIH JAMBRUT KHATULISTIWA (BABAK I)

BAHAGIAN A. 1. Siapakah yang mengasaskan Kesultanan Melayu Melaka? 3. Parameswara melarikan diri ke Muar setelah di serang oleh Kerajaan di Temasik.

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Fungsi agama dalam pemerintahan pada masa kejayaan majapahit (abad ke-14 masehi) HB. Hery Santosa

BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA

Latihan Ulangan Semester 1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai kemerdekaan sejumlah tokoh besar menjadi pahlawan bangsa karena dedikasi dan perjuangan yang tak kenal henti untuk Bangsa Indonesia. Sebut saja dua tokoh besar perjuangan bangsa yaitu Ir. Sukarno dan Mohh. Hatta yang dikenal sebagai pahlawan proklamator. Namun dalam mencapai kemerdekaan bangsa ini, tentu masih banyak orang-orang lain yang memiliki jiwa dan rasa nasionalisme yang begitu besar sehingga rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk bangsa ini. Jauh sebelum perjuangan Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya, negeri ini pernah menikmati masa-masa kejayaan ketika masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Banyak ahli yang berpendapat bahwa Indonesia saat ini adalah Indonesia ke tiga setelah masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Di dalam sejarah Indonesia ada dua buah kerajaan kuno yang selalu disebut-sebut sebagai kerajaan-kerajaan yang megah dan jaya, yang melambangkan kemegahan dan kejayaan bangsa Indonesia di zaman purba. Kedua kerajaan itu adalah Sriwijaya dan Majapahit. 1 1 I Wayan Badrika, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum jilid I.(Jakarta:Erlangga.2000) Halaman 140

2 Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan besar yang mampu menguasai beberapa wilayah seperti, Semenanjung Malaya, Jawa, Sumatra, Kalimantan, hingga Indonesia timur dan beberapa wilayah dikawasan Asia Tenggara. Seperti telah dijelaskan diatas, bahwa Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaan ketika di perintah oleh Raja Hayam Wuruk pada 1350 hingga 1389. Namun kejayaan dan kebesaran Majapahit kala itu juga tidak dapat dilepaskan dari tangan dingin kepemimpinan Mahapatih Majapahit kala itu yaitu Patih Hamangkubhumi Gajah Mada. Gajah Mada adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya. 2 Sorotan terhadap kesuksesan Gajah Mada dalam mengantarkan masa kejayaan untuk Kerajaan Majapahit begitu tajam dikarenakan Gajah Mada hanya merupakan seorang Patih atau dapat dikatakan hanya membantu raja saat itu. Perannya sebagai seorang Patih yang merupakan orang kepercayaan raja dijalankan dengan begitu baik dan begitu membanggakan. Wajar kiranya bila nama Gajah Mada tidak pernah bisa dipisahkan dari masa jaya Kerajaan 2 http//.wikipedia.org/wiki/gajah mada. 1-8-2010

3 Majapahit dan keharuman namanya setara dengan raja dan pembesar-pembesar Kerajaan Majapahit lainnya. Dalam menjalankan pemerintahannya Hayam Wuruk didampingi oleh Gajah Mada yang menduduki jabatan Patih Hamangkubhumi. Jabatan ini sebenarnya sudah diperoleh ketika ia mengabdi kepada raja Tribhuwanottunggadewi, yaitu setelah ia berhasil menumpas pemberontakan Rakuti di Sadeng. Dengan bantuan Patih Hamangkubhumi Gajah Mada raja Hayam Wuruk berhasil membawa kerajaan Majapahit ke puncak kebesarannya. 3 Semasa mengabdi pada Majapahit, Gajah Mada mempunyai gagasan politik perluasan cakrawala mandala yang meliputi seluruh dwipantara. Gajah Mada ingin melaksanakan pula gagasan politik nusantaranya yang telah diikrarkan ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1336 M). Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut. Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa bila dialih-bahasakan mempunyai arti : Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan 3 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia II. ( Jakarta: Balai Pustaka.1993) Halaman 435-436

4 Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa. 4 Sumpah Palapa telah begitu merasuk kedalam jiwa dan gaya kepemimpinannya Gajah Mada. Sumpah Palapa berhasil diwujudkan oleh Gajah Mada dengan dikuasainya berbagai wilayah di Nusantara : Setelah Sumpah Palapa diikrarkan Gajah Mada berhasil menguasai Bedahulu (Bali), Lombok (1343), Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra), Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tiren, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano. 5 Pembacaan Sumpah Palapa tersebut memiliki motivasi untuk menyatukan seluruh Nusantara, walaupun dengan cara menaklukan semua kerajaan di wilayah Nusantara agar patuh terhadap perintah sang raja. Itulah sebabnya, istilah Nusantara seolah-olah menjadi tameng untuk mewujudkan satu impian yang sangat didamba oleh Gajah Mada, yaitu bagaimana wilayah Nusantara ini bisa bersatu. Ketika Sumpah Palapa diikrarkan, sejumlah tantangan datang dari orang-orang disekitar Gajah Mada. Seperti dikutip dari teks Serat Pararaton (Brandes, 1897:36): Sira sang mantra samalungguh ring panangkilan pepek. Sira kembar apameleh, sing sira Gajah Mada, annuli ingumanuman, sira Banyak kang amuluhi milu apameleh, sira Jabung Terewes, sira Lembu Peteng 4 Ki J. Padmapuspita. Pararaton:Teks Bahasa Kawi Terjemanahan Bahasa Indonesia. (Yogyakarta:Taman Siswa,1966) Halaman 84 5 Ageng Pangestu Rama, dalam M. Takdir Ilahi. Gelegar Sumpah Gajah Mada, Sang Proklamator Nusantara. ( Yogyakarta: Garailmu.2009) Halaman 71

5 gumuyu. Timurun sira Gajah Mada matur ing talampakan bhatara ring Koripan, runtik sira katadahan kabuluhan denira arya Tadah. Akweh dosanira Kembar, sira Warak ingilangaken, tan ucapen sira Kembar, sami mati. Terjemahannya dari kalimat di atas adalah, Mereka para menteri duduk di paseban lengkap. Ia kembar, mengemukakan hal-hal tidak baik kepada Gajah Mada, kemudian ia (Gajah Mada) dimaki-maki, Banyak yang menjadi penengah (malah ikut) menyampaikan hal-hal yang tidak baik, Jabung Tarewes mengomel, sedang Lembu Peteng tertawa. Turunlah Gajah Mada dan menghaturkan kata-kata di telapak bathara Koripan, dia marah karena mendapatkan celaan dari Arya Tadah. Banyak dosa Kembar, Warak dilenyapkan, demikian pula Kembar, mereka semua mati. 6 Diantara orang yang mengejek Gajah mada itu adalah Ra Kembar dan Ra Banyak. Ia menuding bahwa Gajah Mada adalah, keturunan Sudra yang dinilai terlalu jauh untuk mengucapkan sumpah semacam itu. Dalam buku Kebudayaan jawa, Ageng Pangestu Rama (2007), menggambarkan bahwa kedua orang tersebut mengibaratkan ucapan Gajah Mada, seperti melempar bintang dengan sepotong kayu, sangat tidak mungkin dan pasti gagal. 7 Ketika itu pula, Gajah Mada marah besar dan berhasil menumpas keduanya yang berani membangkang terhadap sumpah Gajah Mada. Ketika Gajah Mada berhasil menumpas Ra Kembar dan Ra Banyak, maka Sri Ratu Tribuwana Tunggadewi merestui sumpah Gajah Mada. Dan saat itu pula, Gajah Mada mendapatkan kepercayaan penuh untuk mengendalikan dan menjalankan roda pemerintahan Majapahit. Keyakinan bahwa sumpah yang diucapkan Gajah Mada, tidak lepas dari kesadaran untuk mempersatukan seluruh 6 Brandes, dalam M. Takdir Ilahi. Ibid. Halaman 73 7 Ageng Pangestu Rama, dalam M. Takdir Ilahi. Op Cit. Halaman 73

6 wilayah Nusantara. Berkat jasanya itu, Gajah Mada menjadi tokoh yang fenomenal di kalangan Kerajaan Jawa, bahkan sampai ke wilayah bagian Timur Asia. Terlepas dari hal itu, bila ingin memahami betul isi Sumpah Palapa, maka perlu membaca kitab Pararaton yang ditulis pada tahun 1613 M. Kitab Pararaton adalah, referensi utama yang dapat dijadikan sebagai pegangan dalam memahami latar belakang pembacaan Sumpah Palapa oleh Gajah Mada. Begitu pula, tentang makna substansial yang ada dalam kandungan sumpah itu, apakah memiliki motivasi terselubung atau memang benar-benar sebagai penguat untuk mempersatukan Nusantara. Sumpah Palapa yang merupakan pernyataan suci dari Gajah Mada jelas memiliki makna yang begitu dalam dan penting dalam usaha Gajah Mada untuk mempersatukan Nusantara. Melihat cukup substansial makna yang ada dalam kandungan Sumpah Palapa dan adanya perbedaan persefsi tentang makna Sumpah Palapa yang diikrarkan Gajah Mada maka penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap makna Sumpah Palapa Gajah Mada dalam Perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara.

7 B. Analisis Masalah B.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah yang dapat di ambil yaitu : 1) Makna Simbolik Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara. 2) Makna Fundamental Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara. 3) Makna Eksplisit Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara. 4) Makna Implisit Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara. 5) Makna Konseptual Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara. B.2. Batasan Masalah Agar penelitian ini memiliki obyek yang jelas maka di perlukan adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini pembahasan penulis terbatas pada Makna Implisit dan Makna Konseptual Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara.

8 B.3. Rumusan Masalah Untuk memperjelas kembali inti permasalahan yang akan diteliti maka diperlukan suatu rumusan masalah. Melalui rumusan masalah ini diharapkan akan lebih mudah dalam memahami dan menyusun penelitian kepada tahap-tahap selanjutnya. Berangkat dari deskripsi latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah makna Implisit dan makna Konseptual Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara? C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian C.1. Tujuan Penelitian Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka setiap penelitian tentunya harus memiliki tujuan, yakni hasil akhir yang hendak dicapai dari suatu penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui tentang sejarah Kerajaan Majapahit terutama pada saat masa kejayaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. 2) Untuk mengkaji mengenai latar belakang Sumpah Palapa Gajah Mada 3) Mencari informasi, mengkaji dan menelaah lebih lanjut makna implisit dan makna konseptual dari Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan majapahit mempersatukan Nusantara.

9 C.2 Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Dapat memberikan pengetahuan serta wawasan khususnya dalam bidang kesejarahan yakni mengenai sejarah Kerajaan Majapahit dan mengenai Sumpah Palapa. 2. Dapat memberikan gambaran mengenai Makna Sumpah Palapa Gajah Mada dalam perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara. 3. Sebagai suplemen materi pada mata kuliah Sejarah Nasional Indonesia sampai Abad 15, yaitu pembahasan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia. 4. Sebagai suplemen materi Sejarah Nasional kelas X semester ganjil pada materi perkembangan pengaruh Hindu Budha di Indonesia dengan sub bab perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. 5. Sumbangan pemikiran dalam mencari solusi terhadap masalahmasalah yang sama (misalnya: Perjuangan Sukarno dalam mewujudkan kemerdekaan di Indonesia). C.3. Ruang Lingkup Penelitian 1) Tipe Penelitian : Analisis kualitatif 2) Metode Penelitian : Metode Deskriptif dengan pendekatan Historis 3) Subjek Penelitian : Perjuangan Gajah Mada

10 4) Objek Penelitian : Makna Implisit dan Konseptual yang terkandung didalam Sumpah Palapa Gajah Mada 5) Tempat Penelitian : 1. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah 2. Perpustakaan Universitas Lampung 3. Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung 4. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 5. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) 6. Perpustakaan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) 6) Waktu Penelitian : Juli- November 2010 7) Bidang Ilmu : Sejarah Sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kehidupannya dimasa lampau, beserta segala kejadiankejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk bias dijadikan pedoman bagi pemahaman masa kini dan arah kehidupan masa depan. 8 8 H. Roeslan abdulgani, dalam Hugiono dan P.K Poerwantana, Pengantar Ilmu Sejarah. (Jakarata:Rineka Cipta:1992) Halaman 4