PENGARUH CAR, LDR, DAN BANK SIZE TERHADAP NPL PADA LEMBAGA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN JUMLAH PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA

Putu Agustina Indrayani, Fridayana Yudiaatmaja, I Wayan Suwendra. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN

PENGARUH PERTUMBUHAN TABUNGAN DAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

Made Dwi Anggriani, Wayan Cipta, Ni NyomanYulianthini. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Ni Made Anik Nasa Suryawati, Wayan Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Pengaruh LDR, LAR, DER dan CR Terhadap ROA

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS DAN TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA LPD

Kadek Sri Suarni, I Ketut Kirya, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

PENGARUH AKTIVA PRODUKTIF DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KINERJA OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

PENGARUH NON PERFORMING LOAN CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. melemahnya aktivitas bisnis secara umum yang disebabkan Global Financial

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA dan NIM secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB V PENUTUP. CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan bahwa antara kelompok bank. pemerintah dengan bank umum swasta nasional mempunyai CAR (Capital

Made Niteriasihani, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan

PENGARUH CAR, NPL DAN LDR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksadana, instrument derivative, maupun instrumen

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

I Putu Eka Suputra, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB V PEMBAHASAN. Dimana uji tersebut menggunakan uji-t yang dilakukan untuk membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang memiliki peran penting. Menurut Kasmir (2012:27), bank

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

Luh Swandewi, Fridayana Yudiaatmaja,Wayan Cipta Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA, TBK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

Transkripsi:

PENGARUH CAR, LDR, DAN BANK SIZE TERHADAP NPL PADA LEMBAGA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Km. Suli Astrini, I Wayan Suwendra, I Ketut Suwarna Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: suli.astrini@yahoo.co.id, yc9eda@yahoo.co.id, suwarna_ketut@yahoo.com Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh secara: (1) simultan CAR, LDR dan bank size terhadap NPL, (2) parsial CAR terhadap NPL, (3) parsial LDR terhadap NPL dan (4) parsial bank size terhadap NPL Lembaga Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2011-2012. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah lembaga perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 2012 dan objeknya adalah CAR, LDR, bank size dan NPL. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi serta dianalisis dengan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) CAR, LDR, dan bank size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap NPL, (2) CAR berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap NPL, (3) LDR berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap NPL, dan (4) bank size berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap NPL Lembaga Perbankan yang Terdaftar di BEI. Kata kunci: CAR, LDR, bank size dan NPL. Abstract This research conducted to obtain the tested explanatory findings about the effect of : (1) simultaneous CAR, LDR and bank size to the NPL, (2) partial CAR against NPL, (3) partial LDR against NPL and (4) partial bank size to NPL Banking institutions are Listed on the Stock Exchange for the Period of 2011-2012. This study uses a quantitative research design. Who is the subject of this study is that banking institutions listed on the Stock Exchange of the year 2011-2012 and the object of this research is the CAR, LDR, bank size and NPL. Data was collected using the method of documentation and analyzed with multiple linear regression analysis. The results showed that (1) CAR, LDR, and bank size simultaneously significant effect on the NPL, ( 2 ) CAR significantly and negatively related partially to the NPL, ( 3 ) LDR positive and significant effect partially on the NPL and (4) bank size and a significant positive effect partially on the NPL Banking Institutions Listed on the Stock Exchange Keywords : CAR, LDR, bank size and NPL PENDAHULUAN Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Bank dalam menjalankan fungsinya membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan perbankan. Penyaluran kredit yang dilakukan sebagai salah satu sumber utama pendapatan bank, tidak semata-mata akan selalu memperoleh keuntungan. Penyaluran kredit juga tidak menutup kemungkinan akan mengalami suatu risiko kredit yang dapat merugikan pihak bank. Besarnya jumlah kredit yang diberikan, akan mengakibatkan besarnya risiko yang ditanggung oleh pihak bank

yang bersangkutan akibat dari besarnya kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Tingkat terjadinya kredit bermasalah biasanya dicerminkan oleh rasio non performing loan (NPL) yang terjadi pada bank tersebut yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengatasi risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Hal yang dilakukan untuk mengurangi tingginya tingkat non performing loan (NPL) yang terjadi akibat dari adanya masalah kredit, maka pihak bank menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank yang disebut capital adequacy ratio (CAR). Besar kecilnya dana yang dimiliki pihak bank akan dapat memberikan keuntungan maupun dapat menimbulkan risiko yang harus ditanggung pihak bank. Dana merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan operasional bank. Semakin tinggi CAR, maka semakin besar kemampuan bank dalam meminimalisir risiko kredit yang terjadi sehingga kredit bermasalah yang terjadi dalam bank akan semakin rendah dengan besarnya cadangan dana yang diperoleh dari perbandingan modal dan aktiva tertimbang menurut risiko (Ali, 2004). Soebagio (2005) melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap terjadinya non performing loan (NPL). Hal tersebut bertentangan dengan penelitian dari Chang (2006) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara capital adequacy ratio (CAR) dengan non performing loan (NPL). Semakin besar jumlah kredit yang disalurkan, maka akan memberikan konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank. Loan to deposit ratio (LDR) menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan oleh nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Besarnya LDR sebuah bank, mampu menggambarkan besar peluang munculnya risiko kredit. Artinya semakin tinggi LDR sebuah bank, maka semakin tinggi pula peluang risiko kredit bermasalah yang akan terjadi (Dendawijaya, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari (2007) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara loan deposit ratio (LDR) dengan non performing loan yang bertentangan dengan penelitian dari Wimboh (2004) yang mengemukakan bahwa LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap non performing loan. Tinggi rendahnya tingkat NPL yang terjadi diduga dapat disebabkan oleh bank size. Semakin besar aktiva atau asset yang dimiliki suatu bank maka semakin besar pula volume kredit yang dapat disalurkan oleh bank tersebut. Dendawijaya (2005) mengemukakan, semakin besar volume kredit memberikan kesempatan bagi pihak bank untuk menekan tingkat spread, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat bunga kredit sehingga bank akan lebih kompetitif dalam memberikan pelayanan kepada nasabah yang membutuhkan kredit sehingga dapat memperlancar pembayaran kredit dan menekan angka kredit bermasalah. Penelitian yang dilakukan Achyar (2012) yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara bank size dengan non performing loan. Diyanti (2012) menujukkan hal lain yaitu adanya pengaruh negatif antara bank size dengan non performing loan. Berdasarkan studi pendahuluan peneliti, ditemukan bahwa terdapat beberapa bank yang memiliki tingkat NPL melebihi batas maksimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2011-2012, seperti PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk NPL sebesar 9,25%, PT. Bank Mutiara, Tbk sebesar 6,24%, PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk sebesar 9,12%, dan PT. Bank CIMB Niaga memiliki tingkat NPL sebesar 5,10%. Sedangkan besarnya rata rata CAR, LDR, dan bank size terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 2012 dapat dilihat pada tabel 01 sebagai berikut. Table 01 Rata-rata LDR, CAR, bank size terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2012.

Tahun CAR LDR Bank NPL Size 2011 16,94% 81,93% 19,23% 2,43% 2012 16,83% 87,57% 18,92% 2,19% Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Lembaga Perbankan tercatat pada Bursa Efek Indonesia (data diolah). Dari table 01 dapat terlihat pada terjadi penurunan NPL pada tahun 2012 sebesar 0,24%, namun tidak diikuti dengan loan to deposit ratio (LDR), capital adequacy ratio (CAR) dan bank size. Terlihat pada tahun 2012, LDR mengalami kenaikan sebesar 5,64% namun NPL mengalami penurunan. Selain itu CAR mengalami penurunan sebesar 0,11% dan bank size sebesar 0,31% tetapi NPL mengalami penurunan. Hal ini berbeda dengan teori yang ada. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pokok yang dikaji adalah: (1) Apakah ada pengaruh simultan dari CAR, LDR, dan bank size terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011 2012?; (2) Apakah ada pengaruh parsial dari CAR terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011 2012?; (3) Apakah ada pengaruh parsial dari LDR terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011 2012?; dan (4) Apakah ada pengaruh parsial dari bank size terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011 2012?. Manfaat secara teoritis artikel ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang manajemen keuangan. Manfaat secara praktis artikel ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pimpinan atau manajer pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI terutama dalam mempertimbangkan CAR, LDR dan bank size untuk menjaga tingkat NPL perusahaan sehingga kontinuitas dari perusahaan tetap bisa terjaga. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (dalam Kasmir, 2012: 24) bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk yang lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hasibuan (2007: 87) menyatakan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Sedangkan menurut Suyatni, (2002: 12) memberikan definisi kredit bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontra prestasi akan diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu penyerahan atas dasar kepercayaan sejumlah uang atau barang yang dipersamakan dan wajib dikembalikan atau dibayar kembali beserta bunganya sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati bersama dengan jangka waktu yang tertentu. Pemberian kredit juga memiliki tujuan dan fungsi. Tujuan dari pemberian kredit menurut Hasibuan (2009: 88) adalah: (1) Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit; (2) Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada; (3) Melaksanakan kegiatan operasional bank; (4) Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat; (5) Memperlancar lalu lintas pembayaran; (6) Menambah modal kerja perusahaan; (7) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dan fungsi dari kredit menurut Kasmir (2012: 89) adalah: (1) Untuk meningkatkan daya guna uang; (2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang; (3) Untuk meningkatkan daya guna barang; (4) Meningkatkan peredaran barang; (5) Sebagai alat stabilitas ekonomi; (6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha; (7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan; (8) Untuk meningkatkan hubungan internasional. Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam mengembangkan usahanya dan menampung risiko kerugian (Taswan, 2006). Modal yang dimiliki oleh suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk menutupi

seluruh risiko usaha yang dihadapi oleh bank. Modal bank diwakilkan dengan rasio capital adequacy ratio (CAR). CAR memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko, yang dibiayai dari modal sendiri. Menurut Dendawijiaya (2005) mengungkapkan bahwa, CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Sedangkan Ali (2004) mengemukakan CAR adalah rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Jadi berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko yang dibiayai dari dana modal sendiri atau sumber dana yang berasal dari luar bank. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 CAR dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Kasmir (2011) menyatakan loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Taswan (2006), menyebutkan LDR adalah perbandingan antara kredit yang diberikan terhadap volume dana yang diterima atau dana pihak ketiga (Giro, Tabungan, Deposito, dan kewajiban jangka pendek lainnya). Jadi dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa LDR merupakan rasio keuangan perusahaan perbankan yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara kredit yang diberikan pada masyarakat dengan dana yang diterima bank seperti giro, tabungan, deposito dan kewajiban jangka pendek lainnya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 LDR dapat dirumuskan sebagai berikut. (2) Bank Size atau ukuran perusahaan pada dasarnya merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan dapat ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva (Ferri and Jones dalam Tri kumala, 2012: 17). Sedangkan bank size merupakan besarnya total assets yang dimiliki perusahaan. Pada neraca bank, aktiva menunjukkan posisi penggunaan dana (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Jadi dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bank size merupakan suatu skala perusahaan mengenai besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari :total aktiva, log size, nilai pasar saham, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Rasio bank size diperoleh dari total assets yang dimiliki bank yang bersangkutan jika dibandingkan dengan total assets dari bank-bank lain atau dirumuskan sebagai berikut. (Ranjan dan Dahl, 2003) (3) Perkembangan pemberian kredit yang menjadi pertimbangan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit bermasalah yang mengakibatkan besarnya risiko yang ditanggung oleh pihak bank. non performing loan (NPL) disebut juga sebagai kredit bermasalah atau risiko kredit yang merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja bank. Kredit bermasalah ialah kredit yang tidak lancar atau kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang diperjanjikan (Suhardjono, 2002). Sedangkan menurut Slamet Riyadi (2006), non performing loan merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas yang merupakan kredit

bermasalah dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP 2004, Rasio non performing loan (NPL) dapat dihitung dengan rumus. (4) METODE Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah lembaga perbankan yang di BEI tahun 2011-2012 dan objek penelitiannya adalah CAR, LDR, bank size dan NPL. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik pencatatan dokumen dan dianalisis dengan analisis regresi linear berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis regresi berganda dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 for windows maka diperoleh hasil penelitian seperti nampak pada Tabel 02. Tabel 02. Ringkasan Hasil pengolahan data menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS Parameter Koefisien p-value α = 0,05 Keputusan Simpulan Ada hubungan pengaruh simultan RyX 1X 2X 3 0,966 0,000 0.05 Menolak H o antara X 1X 2X 3 terhadap y R 2 yx 1X 2X 3 0,934 0,000 0,05 Menolak H o Ada pengaruh secara simultan antara X 1X 2X 3 terhadap y Py X 1-0,384 0,043 0,05 Menolak H o Ada hubungan pengaruh parsial antara X 1 terhadap y Py X 2 0,569 0, 002 0,05 Menolak H 0 Ada hubungan pengaruh parsial antara X 2 terhadap y Ada hubungan pengaruh parsial antara PyX 3 0,966 0,000 0,05 Menolak H 0 X 3 terhadap y - 0,036 - - - Py ε α 22,412 0,002 0,05 Signifikan Dapat digunakan untuk memprediksi β 1-0,102 0,043 0,05 Signifikan Dapat digunakan untuk memprediksi β 2 0,245 0,002 0,05 Signifikan Dapat digunakan untuk memprediksi β 3 1,024 0,000 0,05 Signifikan Dapat digunakan untuk memprediksi Hasil analisis regresi pada Tabel 02 menunjukkan bahwa variabel CAR, LDR dan bank size secara simultan berpengaruh terhadap NPL lembaga perbankan yang terdaftar di BEI periode 2011 2012 karena p-value 0,000 < α (0,05). Temuan ini memberikan implikasi bahwa CAR, LDR dan bank size secara serempak berpengaruh terhadap jumlah NPL yang terjadi pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa hubungan pengaruh dari CAR, LDR, dan bank size terhadap NPL adalah 96,6% dengan besar pengaruh 93,4% CAR, LDR, dan bank size dan 6,6% dipengaruhi oleh variabel diluar CAR, LDR, dan bank size yang harus diteliti lebih lanjut lagi seperti tingkat inflasi dan GDP. Berdasarkan Tabel 02 dapat dilihat bahwa CAR memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap NPL karena p-value 0,043 < α (0,05). Hasil ini mengindikasikan hipotesis alternatif (Ha) diterima yakni terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari CAR terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012. Nilai koefisien yang diperoleh negatif menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh berlawanan terhadap NPL, maksudnya jika semakin kecil jumlah CAR maka tingkat NPL yang terjadi akan semakin besar. Berdasarkan Tabel 02 dapat dilihat bahwa LDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap NPL karena p-value 0,002 < α (0,05). Hasil ini mengindikasikan hipotesis alternatif (Ha) diterima yakni terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari LDR terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012. Nilai

koefisien yang diperoleh positif menunjukkan bahwa LDR memiliki pengaruh searah terhadap NPL, maksudnya jika semakin besar jumlah LDR maka tingkat NPL yang terjadi akan semakin besar pula. Berdasarkan Tabel 02 dapat dilihat bahwa bank size memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap NPL karena p-value 0,000 < α (0,05). Hasil ini mengindikasikan hipotesis alternatif (Ha) diterima yakni terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari bank size terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012. Nilai koefisien yang diperoleh positif menunjukkan bahwa bank size memiliki pengaruh searah terhadap NPL, maksudnya jika semakin besar jumlah bank size maka tingkat NPL yang terjadi akan semakin besar pula. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, LDR dan bank size berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL pada Lembaga Perbankan yang Terdaftar di BEI. Hal ini berarti variabel CAR, LDR dan bank size secara bersamasama berpengaruh terhadap jumlah NPL yang terjadi pada Lembaga perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini memberikan dukungan terhadap temuan empirik dari Almilia, dkk (2006) dan Achyar (2012) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa CAR, LDR dan bank size berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL yang terjadi pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa permodalan bank yang terdaftar di BEI yang diwakilkan oleh rasio CAR harus mampu menutupi seluruh risiko usaha yang dihadapi oleh bank, termasuk risiko kerugian yang terjadi akibat terjadinya kredit bermasalah. Hasil temuan penelitian ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Ali (2004) yang menjelaskan bahwa semakin tinggi CAR maka semakin besar kemampuan bank dalam meminimalisir risiko kredit yang terjadi sehingga kredit bermasalah yang terjadi dalam bank akan semakin rendah dengan besarnya cadangan dana yang diperoleh. Hasil penelitian ini memperkuat temuan empirik yang dilakukan oleh Soebagio (2005) dan Wimboh (2004) menunjukkan variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terjadinya NPL. Penelitian yang dilakukan saat ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chang (2006) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari CAR terhadap NPL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap terjadinya NPL. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi rasio LDR maka akan menyebabkan meningkatnya rasio NPL yang terjadi pada bank, sebaliknya semakin rendah rasio LDR akan menyebabkan menurunnya rasio NPL. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Dendawijaya (2005) yang mengatakan bahwa LDR secara penuh akan meningkat dan risiko terjadinya NPL pada bank tersebut semakin tinggi pula. Jadi semakin tinggi LDR sebuah bank, maka semakin tinggi pula peluang munculnya NPL. Hal ini disebabkan karena apabila bank memiliki LDR yang tinggi, maka bank akan mempunyai risiko tidak tertagihnya pinjaman yang tinggi yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah dan bank akan mengalami kerugian. Hasil penelitian ini mendukung temuan empirik dari Kurniasari (2007) yang menyimpulkan LDR berpengaruh signifikan terhadap NPL. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wimboh (2004) yang mengemukakan bahwa LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap NPL. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Wimboh, karena besarnya LDR pada penelitian ini menggunakan LDR rata-rata dari seluruh bank yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian Wimboh hanya menggunakan jumlah LDR pada satu bank. Hal ini akan memberikan pengaruh sehingga LDR tidak berpengaruh signifikan terhada NPL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank size berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL yang terjadi pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI. Hal ini

memberikan indikasi bahwa semakin tinggi bank size suatu perbankan, maka akan menyebabkan meningkatnya jumlah NPL yang terjadi, sebaliknya semakin rendah bank size menyebabkan menurunnya jumlah NPL yang terjadi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Dendawijaya (2005) yang mengungkapkan bahwa besarnya bank size akan mempengaruhi rendahnya NPL atau kredit bermasalah. Hal ini disebabkan karena, semakin besar aktiva atau asset yang dimiliki suatu bank maka volume kredit yang disalurkan oleh bank semakin besar pula. Besarnya volume kredit akan memberikan kesempatan bagi pihak bank untuk menekan tingkat spread, sehingga dapat memperlancar pembayaran kredit dan menekan angka kredit bermasalah. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Diyanti (2012) yang menyimpulkan bahwa bank size berpengaruh negatif terhadap non performing loan. Hasil penelitian ini mendukung temuan penelitian empirik dari Achyar (2012) yang menyimpulkan bahwa bank size berpengaruh positif terhadap non performing loan (NPL). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dari pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Secara simultan ada pengaruh signifikan dari CAR, LDR dan bank size terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 2012. Hal ini berarti CAR, LDR, dan bank size secara serempak berperan dalam upaya terjadinya tingkat NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di BEI periode 2011 2012; (2) Secara parsial ada pengaruh negatif dan signifikan dari CAR terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 2012; (3) Secara parsial ada pengaruh positif dan signifikan dari LDR terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 2012; (4) Secara parsial ada pengaruh positif dan signifikan dari bank size terhadap NPL pada lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia peride tahun 2011 2012. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah : (1) Bagi lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk meminimalisir terjadinya tingkat NPL, hendaknya pihak bank berfokus pada tiga hal yaitu besarnya CAR, LDR dan bank size. Jika CAR dan bank size dapat ditingkatkan dan tingkat LDR dapat diminimalisir maka lembaga perbankan yang terdaftar di BEI akan mampu mencapai tingkat NPL yang rendah; dan (2) untuk peneliti berikutnya disarankan untuk menggunakan faktor-faktor luar lain yang mempengaruhi NPL yang lebih variatif dan lebih banyak agar mendapatkan hasil yang relevan dan lebih baik seperti tingkat inflasi dan GDP. DAFTAR RUJUKAN Almilia, Luciana Spica dan Anton Wahyu. 2006. Pengaruh Capital adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Non Performing Loan (NPL) (Studi kasus pada Bank Persero, Bank BPD, Bank Umum Swasta dan Bank Asing Campuran. Skripsi Ali, Masyhud. 2004. Asset Liability Management, Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional. Jakarta : PT. Gramedia. Achyar, Atassya. 2012. Pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Non Performing Loan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bandung: Skripsi Chang, Yoonhee Tina. 2006. Role of Non Performing Loan (NPLs) and Capital Adequacy Banking Structure and Competition. ISSN 1745 9648. Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia: Jakarta. Diyanti, Anin. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Terjadinya Non Performing Loan (Studi Kasus pada Bank Umum Konvensional yang Menyediakan Layanan Kredit Kepemilikan Rumah periode 2008-2011. Jurnal of management, Volume 1, Nomor 2,

Tahun 212, Halaman 290-299. Hasibuan, H. Melayu S. P. 2007. Dasardasar Perbankan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. ---------------------------. 2009. Dasar-dasar Perbankan. Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Juliana. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Non Performing Loan (NPL) Pada Bank BUMN di Indonesia. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin, Makassar. Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad dan Suharjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori Dan Aplikasinya. Yogyakarta: BPFE Kurniasari. 2007. Analisis pengaruh efisiensi dan penyaluran kredit terhadap kredit bermasalah pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia (Rasio BOPO, LDR dan NPL). Skripsi Ranjan, Rajiv dan Sarat Chandra Dahl. 2003. Non-Performing Loan and Terms of Credit of Public Sector Banks in India : An Emperical Assessment. Reserve Bank of India Occasional Papers, Vol. 24, No. 3, h. 81-121. Riyadi, Slamet. 2004. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Soebagio, H. 2005. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Non Performing Loan (NPL) Pada Bank Umum Komersial. Universitas Dipenogoro, Semarang. Skripsi Suyatni, Thomas. 2002. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: LPFE. Taswan. 2006. Manajemen Perbankan, Yogyakarta : UPP AMP YKPN Tri Kumala Sari, Rika. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal. Bandung: Skripsi Wimboh. 2004. Pengaruh IIR, LDR, dan CAR Terhadap NPL Pada PT. Bank Mandiri ( Persero ). Skripsi.