BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik analisa regresi ganda ( multiple regresion) yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasinya (Azwar, 200 4). Penelitian ini menghubungkan tiga variabel yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Ivonesti, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu Motif Berfiliasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi),

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. korelasional. Penelitian ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. utama dalam penelitian dan menentukan fungsinya masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

Transkripsi:

31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda ( multiple regresion). Penelitian ini akan mengukur hubungan antara pengalaman spiritual (X1), dan kesejahteraan psikologis (X2) dengan kontrol diri (Y), model penelitian digambarkan sebagai berikut: Pengalaman Spiritual (X1) Kontrol Diri (Y) Kesejahteraan Psikologis (X2) Gambar 3.1 B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X) : a. Pengalaman Spiritual (X1) 2. Variabel Tergantung (Y) : Kontrol Diri b. Kesejahteraan Psikologis (X2)

32 C. Definisi Operasional Dalam penelitian ini, definisi operasional variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku, kemampuan untuk menekan impuls-impuls negatif atau tingkah laku impulsif. Rendahnya kontrol diri akan menyebabkan individu berperilaku impulsif, tidak peka, suka mengambil resiko, memiliki kecenderungan yang cukup besar dan pemarah. Untuk mengukur kontrol diri penelitian ini menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Grasmick dkk (dalam Vazsonyi dkk, 2001) yaitu low of Self control scale namun diadaptasi kedalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti. Skala ini berdasarkan dengan aspek-aspek rendahnya kontrol diri yaitu: impulsif ( impulsiveness), tugas sederhana ( simple task), mencari resiko (risk seeking), aktifitas fisik (physical activity), mementingkan diri sendiri (self centerendness), pemarah (temper). 2. Pengalaman Spiritual Pengalaman spiritual dapat diartikan sebagai persepsi tentang adanya suatu yang bersifat transenden dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi tentang keterlibatan dengan peristiwa-peristiwa transenden yang terjadi dalam hidupnya. Untuk mengukur pengalaman spiritual, dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Underwood & dan Teresi (2002) yaitu daily spiritual experience scale (DSES) yang diadaptasi kedalam bahasa Indonesia

33 dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. dengan indikator sebagai berikut: persepsi tentang adanya sesuatu yang bersifat transenden, persepsi tentang peristiwa transenden. 3. Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan psikologis adalah suatu kondisi dimana seorang individu mampu menerima keadaan dirinya dengan apa adanya atau lapang dada, mampu untuk berhubungan baik dengan orang lain, mandiri atau tidak bergantung dengan orang lain, dan memiliki tujuan dalam hidupnya. Untuk mengukur kesejahteraan psikologis dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Ryff dan Singer (dalam Azani, 2012) yaitu psychological well-being scale yang diadaptasi kedalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti dengan dimensi sebagai berikut: penerimaan diri (self-acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup ( purpose in life), pertumbuhan pribadi (personal growth). D. Subjek Penelitian 1. Populasi Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generaliasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto (2010) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

34 Populasi dalam penelitian ini adalah narapidana yang berjenis kelamin laki-laki, barusia dewasa dan tinggal dilembaga pemasyarakatn klas II A kota pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 jumlah narapidana lembaga pemasyarakatan klas II A kota pekanbaru per tanggal 31 Desember 2014. Jenis Pidana Jumlah Narkoba 500 Korupsi 55 Ilegal Logging 6 Pidana Umum 439 Jumlah 1000 Sumber; Tata Usaha Lembaga Pemasyarakatan Klas II A kota pekanbaru per tanggal 31 Desember 2014. 2. Sampel Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006) penelitian ini mempunyai populasi sebanyak 1000 orang. Maka peneliti mengambil sampel sebanyak 10% dari populasi yakni sebanyak 100 orang narapidana Lembaga Pemasyarakatan. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Teknik pengambilan sampel

35 ini diambil dari bagian probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2013). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala psikologi, yaitu menggunakan skala kontrol diri, skala pengalaman spiritual dan skala kesejahteraan psikologis menggunakan model skala likert. 1. Alat Ukur Adapun alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah skala psikologi. Skala adalah suatu metode penyelidikan yang bersifat konstruk yang menggambarkan aspek kepribadian individu dengan menggunakan daftar pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh individu yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga skala. Pertama, skala kontrol diri Kedua, skala pengalaman spiritual dan yang ketiga adalah skala kesejahteraan psikologis. a. Skala Kontrol Diri Skala kontrol diri dalam penelitian ini menggunakan alat ukur low of self control scale yang dikembangkan oleh Grasmick yang terdiri dari 24 item. skala tersebut menggunakan model skala likert. Skala diukur berdasarkan 6 kriteria: sangat tidak sesuai, tidak sesuai, netral, sesuai, sangat sesuai, sangat sesuai sekali (Delisi, Hochstetles, Murphy, 2003). Berdasarkan pengujian dilakukan oleh

36 Vazsonyi dkk (2001) reabilitas coefficient untuk low self control diperoleh alpha =0,50 sampai alpha=0,79. Kemudian skala dimodifikasi dan dibuat dalam empat alternative jawaban dengan menghilangkan jawaban netral untuk menghindari jawaban subjek yang mengelompok sehingga dikhawatirkan akan kehilangan banyak data. Penilaian berkisar antara 1 (satu) hingga 4 (empat). Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favorable dan unfavorable, diberi nilai sebagai berikut: favorable: Sangat Setuju (SS) 4, Setuju (S) 3, Tidak Setuju (TS) 2, Sangat Tidak Setuju (STS) 1. Unfavorable: Sangat Setuju (SS) 1, Setuju (S) 2, Tidak Setuju (TS) 3, Dan Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Pernyataan dalam skala dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Pernyataan pilihan favorable dan unfavorable dalam skala No Respon Skor Favorable Unfavorable 1 Sangat Setuju 4 1 2 Setuju 3 2 3 Tidak Setuju 2 3 4 Sangat Tidak Setuju 1 4 di bawah ini: Adapun rincian blue print skala variabel kontrol diri dijelaskan pada tabel Tabel 3.3 Blue print skala low of self control No Indikator Fav Unfav Jumlah 1 Impulsif 1,9,13,20 4 2 Tugas-Tugas Sederhana 5,7,15,19 4 3 Mencari Resiko 3,4,6,11 4 4 Aktifitas Fisik 8,10,16,18 4 5 Mementingkan Diri Sendiri 2,12,14,17 4 6 Pemarah 21,22,23,24 4 Jumlah 24

37 b. Skala Pengalaman Spiritual Untuk mengukur pengalaman spiritual, penelitian ini menggunakan alat ukur Daily Spiritual Experience Scale atau skala pengalaman spiritual yang dikembangkan oleh Underwood, L.G. dan Teresi, J. (2002). Skala ini terdiri dari 16 aitem yang digunakan untuk mengukur pengalaman spiritual. Skala diukur dengan 6 kriteria: berkali-kali sehari, setiap hari, hampir setiap hari, beberapa hari, sekali-kali,dan tidak pernah. Berdasarkan pengujian reabilitas yang dilakukan oleh Underwood & teressi (2002) diperoleh konsistensi internal sebesar alpha= 0,92 Kemudian skala tersebut dimodifikasi dan dibuat dalam empat alternatif jawaban dengan menghilangkan jawaban netral untuk menghindari jawaban subjek yang mengelompok, sehingga dikhawatirkan akan kehilangan banyak data. Penilaian berkisar antara 1 (satu) hingga 4 (empat). Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favorable dan unfavorable, diberi nilai sebagai berikut: favorable: Sangat Setuju (SS) 4, Setuju (S) 3, Tidak Setuju (TS) 2, Sangat Tidak Setuju (STS) 1. Unfavorable: Sangat Setuju (SS) 1, Setuju (S) 2, Tidak Setuju (TS) 3, Dan Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Pernyataan dalam skala dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.4 Pernyataan pilihan favorable dan unfavorable dalam skala No Respon Skor Favorable Unfavorable 1 Sangat Setuju 4 1 2 Setuju 3 2 3 Tidak Setuju 2 3 4 Sangat Tidak Setuju 1 4

38 Adapun rincian blue print skala variabel pengalaman spiritual dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.5 Blue print skala pengalaman spiritual No Indikator Fav Unfav Jumlah 1 persepsi tentang adanya sesuatu 1,3,7,8,9,12 8 yang bersifat transendens 15,16 2 persepsi tentang peristiwa 2,4,5,6,10,11 8 Transendens 13,14 Jumlah 16 c. Alat ukur penelitian Kesejahteraan Psikologis Psychological well-being scale digunakan untuk mengukur kesejahteraan psikologis yang diadaptasi dari Ryff (dalam Liwarti 2013). PWBS terdiri dari 42 item dengan model skala likert dengan 6 variasi: sangat tidak sesuai, tidak sesuai, netral, sesuai, sangat sesuai, sangat sesuai sekali. Berdasarkan pengujian reabilitas yang dulakikan oleh Ryff & Keyes (1995) memiliki konsistensi internal sebesar 0,33 hingga 0,56. Kemudian skala tersebut dimodifikasi dan dibuat dalam empat alternatif jawaban dengan menghilangkan jawaban netral untuk menghindari jawaban subjek yang mengelompok sehingga dikhawatirkan akan kehilangan banyak data. Penilaian berkisar antara 1 (satu) hingga 4 (empat). Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favorable dan unfavorable, diberi nilai sebagai berikut: favorable: Sangat Setuju (SS) 4, Setuju (S) 3, Tidak Setuju (TS) 2, Sangat Tidak Setuju (STS) 1. Unfavorable: Sangat Setuju (SS) 1, Setuju (S) 2, Tidak Setuju (TS) 3, Dan Sang at Tidak Setuju (STS) 4. Pernyataan dalam skala dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

39 Tabel 3.6 Pernyataan pilihan favorable dan unfavorable dalam skala No Respon Skor Favorable Unfavorable 1 Sangat Setuju 4 1 2 Setuju 3 2 3 Tidak Setuju 2 3 4 Sangat Tidak Setuju 1 4 Adapun rincian blue print skala variabel kesejahteraan psikologis dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.7 Blue print skala Kesejahteraan Psikologis No Indikator Fav Unfav Jumlah 1 Penerimaan Diri 6,12,24,42 18,30,36 7 2 Hubungan Positif 4,22,28,40 10,16,34 7 3 Penguasaan Lingkungan 2,8,20,38 14,26,32 7 4 Otonomi 1,7,25,37 13,19,31 7 5 Tujuan Hidup 11,29,35 5,17,23,41 7 6 Pertumbuhan Diri (Pribadi) 9,2,33 3,15,27,39 7 Jumlah 22 20 42 F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas atau valid berate instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). Sedangkan menurut Azwar (2001) validitas dalam pengertiannya yang paling umum adalah ketetapan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Artinya, sejauh mana skala itu mampu mengukur atribut yang dirancang untuk mengukurnya. Jenis validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu merupakan validitas yang merupakan validitas yang diestiminasi lewat pengukuran terhadap

40 isi tes dengan analisis rasional atau professional judgment (Azwar, 2001) professional judgment dalam mengkaji validitas isi dalam skala penelitian ini adalah pembimbing skripsi. 2. Daya Diskriminasi Item Sebelum instrumen penelitian (alat ukur) ini di gunakan dalam penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu peneliti melakukan try out (uji coba) kepada 20 narapidana di lembaga permasyarakatan klas II A kota pekanbaru. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas alat ukur sehingga item-itemnya layak untuk di gunakan sebagai alat ukur. Jika keseluruhan data uji coba telah di skor, maka langkah selanjutnya adalah pengujian validitas dan reabilitas dengan bantuan program statistical product dan service solution (SPSS) 17 for windows. Penentuan keriteria pemilihan item di kalakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang berupa koefisien korelasi item dengan batasan rix 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Dengan demikian item yang koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur dan item yang 0,30 di anggap valid, namun apabila item yang lolos tidak mencukupi jumlah yang di inginkan, dapat dipertimbangkan untuk menurunkan angka menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang di inginkan dapat tercapai (Azwar, 2012).

41 Tabel 3.8 Blue print skala kontrol diri hasil try out No Indikator Item Valid Item gugur Fav Unfav Fav Unfav jumlah 1 Impulsif - 1,20-9,13 4 2 Tugas-tugas sederhana - 5,7-15,19 4 3 Mencari resiko - 3,4,6,11 - - 4 4 Aktifitas fisik - 8,16,18-10 4 5 Mementingkan diri sendiri - 2,14-12,17 4 6 Pemarah - 21,22,23,24 - - 4 Jumlah - 17-7 24 Hasil uji terhadap 24 item skala kontrol diri menunjukan terdapat 17 item yang valid dan 7 item yang gugur dengan koefisien korelasi berkisar -0,251 0,759. Namun, setalah dilakukan bimbingan pembimbing menyarankan agar menggunakan seluruh item dengan catatan setelah dilakukan penelitian dilakukan lagi uji reabilitas dan pengguguran item jika skor tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan karena jumlah subjek dapat mempengaruhi validitas item. Blue print skala kontrol diri setelah penelitian dan pengguguran item dapat dilihat pada tabel dapat dilihat pada tabel 3.9 Tabel 3.9 Blue print skala kontrol diri penelitian dan pengguguran item No Indikator Item Valid Item Gugur Fav Unfav Fav Unfav Jumlah 1 Impulsif - 13,20-1,9 4 2 Tugas-tugas sederhana - 15,19-5,7 4 3 Mencari resiko - 4-3,6,11 4 4 Aktifitas fisik - 16,18-8,10 4 5 Mementingkan diri sendiri - 12,14,17-2 4 6 Pemarah - 21,22,23,24 - - 4 Jumlah - 14-10 24

42 Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap 24 item skala kontrol diri menunjukkan terdapat 14 item valid dan 10 item yang gugur dengan koefisien korelasi berkisar 0,045 0,508. Gambaran skala kontrol diri setelah pengguguran item dapat dilihat pada tabel 3.10 Tabel 3.10 Blue print skala kontrol diri penelitian No Indikator Favorable Unfavorable Jumlah 1 Impulsif - 3,10 2 2 Tugas-tugas sederhana - 5,9 2 3 Mencari resiko - 1 1 4 Aktifitas fisik - 6,8 2 5 Mementingkan diri sendiri - 2,4,7 3 6 Pemarah - 11,12,13,14 4 Jumlah 14 14 Tabel 3.11 Blue print skala Pengalaman Spiritual hasil try out Item Valid Item Gugur No Indikator Fav Unfav Fav Unfav 1 2 Persepsi tentang adanya sesuatu yang bersifat transenden Persepsi tentang peristiwa transenden 1,3,7,8,9, 15,16 4,14 - Jumlah - 12-8 2,6,10,11, 13-8 Jumlah 10-6 - 16 Hasil uji terhadap 16 item skala pengalaman spiritual menunjukan terdapat 10 item yang valid dan 6 item yang gugur dengan koefisien korelasi berkisar - 0,037 0,725. Namun, setalah dilakukan bimbingan pembimbing menyarankan agar menggunakan seluruh item dengan catatan setelah dilakukan penelitian dilakukan lagi uji reabilitas dan pengguguran item jika skor tidak memenuhi

43 standar yang telah di tentukan. Hal ini dilakukan karena jumlah subjek dapat mempengaruhi validitas item. Gambaran umum setelah penelitian dan pengguguran item dapat dilihat pada tabel 3.12 Tabel 3.12 Blue print skala Pengalaman Spiritual dan pengguguran item No Indikator Item Valid Item Gugur Fav Unfav Fav Unfav Jumlah Persepsi tentang 1 adanya sesuatu 1,3,7,8,9,12, yang bersifat 15-16 - 8 transenden Persepsi tentang 2 peristiwa 4,5,6,11,13-2,10,14-8 transenden Jumlah 12-4 - 16 Hasil uji terhadap 16 item skala pengalaman spiritual menunjukan terdapat 12 item yang valid dan 4 item yang gugur dengan koefisien korelasi berkisar -0,184 0,558. gambaran umum skala pengalaman spiritual untuk penelitian dapat di lihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13 Blue print skala pengalaman spiritual penelitian No Indikator Fav Unfav Jumlah 1 persepsi tentang adanya sesuatu 1,2,6,7,8,10,12 7 yang bersifat transendens 2 persepsi tentang peristiwa 3,4,5,9,11 5 Transendens Jumlah 12

44 Tabel 3.14 Blue print skala kesejahteraan psikologis hasil try out No Indikator Item Valid Item Gugur Fav Unfav Fav Unfav Jumlah 1 Penerimaan diri 6,12,24,42 30,36-18 7 2 Hubungan positif 4,22,28 10,16,34 40-7 3 penguasaan lingkungan 20,38 26,32 8,21 14 7 4 Otonomi 25 19 1,7,37 13,31 7 5 Tujuan hidup 11,29,35 5,17,23-41 7 6 Pertumbuhan diri (pribadi) - 3,15,39 9,2,33 27 7 Jumlah 13 14 9 6 42 Hasil uji terhadap 42 item skala kesejahteraan psikologis menunjukan 27 item yang valid dan 15 item yang gugur dengan koefisien korelasi berkisar -0,029 0,741. Namun, setalah dilakukan bimbingan pembimbing menyarankan agar menggunakan seluruh item dengan catatan setelah dilakukan penelitian dilakukan lagi uji reabilitas dan pengguguran item jika skor tidak memenuhi standar yang telah di tentukan. Hal ini dilakukan karena jumlah subjek dapat mempengaruhi validitas item. Gambaran umum setelah penelitian dan pengguguran item dapat dilihat pada tabel 3.15.

45 Tabel 3.15 Blue print skala kesejahteraan psikologis setelah penelitian dan pengguguran item No Indikator Item Valid Item Gugur Fav Unfav Fav Unfav Jumlah 1 Penerimaan diri 12,24,42 18,36 6 30 7 2 Hubungan positif 22,28,40 34 4 10,16 7 3 penguasaan lingkungan 2,20,38 26,32 8 14 7 4 Otonomi 37 13,31 1,7,25 19 7 5 Tujuan hidup 11,29 17 35 5,23,41 7 6 Pertumbuhan diri (pribadi) 9,21-33 3,15,27,39 7 Jumlah 15 7 7 13 42 Hasil uji terhadap 42 item skala kesejahteraan psikologis menunjukan 22 item yang valid dan 20 item yang gugur dengan koefisien korelasi berkisar - 0,086 0,397. Gambaran umum hasil try out dan item untuk penelitian dapat di lihat pada tabel 3.16 Tabel 3.16 Blue print skala kesejahteraan psikologis penelitian No Indikator Fav Unfav Jumlah 1 Penerimaan diri 4,11,22 7,18 5 2 Hubungan positif 10,13,21 17 4 3 penguasaan lingkungan 1,8,20 12,16 5 4 Otonomi 19 5,15 3 5 Tujuan hidup 3,14 6 3 6 Pertumbuhan diri (pribadi) 2,9-2 Jumlah 15 7 22

46 3. Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata reability, pengukuran yang mempunyai reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliable. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai macam nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, kestabilan, keajegan, konsisten dan sebagainya, namun dalam konsep reabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (azwar, 2013). Dalam aplikasinya, reabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 1,00. Semakin tinggi nilai koefisien reabilitas yang mendekati angka 1,00, maka semakin baik pula reabilitasnya sebaliknya, semakin rendah nilai koefisien reabilitasnya mendekati nol, berarti semakin rendah pula reabilitasnya (Azwar, 2009). Analisis statistik menggunakan statistical product dan service solution (SPSS) 17 for windows. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa skala kontrol diri memiliki reabilitas sebesar 0,781. Skala pengalaman spiritual memiliki reabilitas sebesar 0,701 dan skala kesejahteraan psikologis memiliki reliabilitas sebesar 0,773. G. Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis statistik parametrik dengan menggunakan teknik multiple regresion yang merupakan teknik statistik untuk menganalisis antara variabel bebas dan variabel terikat Hair, dkk (dalam Ivan 2013). Analisis data menggunakan bantuan program statistical product dan service solution (SPSS) 17 for windows.

47 H. Jadwal penelitian Penelitian ini dilakukan di lembaga permasyarakatan Klas II A kota pekanbaru yang dilaksanakan pada tanggal 16 april 2015. Adapun rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.14 Jadwal penelitian No Kegiatan Masa Pelaksanaan 1 Persiapan 1) Penerimaan Sinopsis 2) Penyusunan Proposal 3) ACC Proposal Penelitian 4) Seminar Proposal 5) Perbaikan Proposal 2 1) Pengajuan Izin Penelitian Dari Fakultas 2) Pengajuan Izin Penelitian Dari Kemenkum 3) Pelaksanaan Penelitian 3 Maret 2014 5 April 2014 29 januari 2015 12 Februari 2015 2 Maret 2015 5 Maret 2015 18s/d 31 Maret 2015 16 April 2015 3 Pengolahan Data Penelitian 25 April s/d 7 Mei 2015 4 ACC Hasil 31 Agustus 2015 5 Seminar Hasil 11 November 2015 6 Munaqasyah 30 Desember 2015