BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma post-positivism.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya, akan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (1986) dalam buku karangan Lexy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hakikatnya merupakan upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. objeknya, menjelajah, menemukan wawasan baru sepanjang pnelitian. 1 Fokusnya

BAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

konstruktifis (seperti makna jamak) dari pengalaman individual, makna

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pradigma tertanam kuat dalam sosialisai penganut dan praktisinya. Pradigma

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun studi empiris dari penelitian yang berjudul Analisis Standard

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. ditinjau dari beberapa aspek, seperti tujuan penelitian, pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai dunia alam ataupun dunia sosial. memprioritaskan pada gambaran kejadian-kejadian yang berlangsung pada

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma pada penelitian ini menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relative, karenanya, paradigma konstruktivisme adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruktivisme ini sering sekali disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna. Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya. Realitas sosial itu memiliki makna manakala realitas sosial tersebut dikonstruksikan dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain, sehingga memantapkan realitas itu secara objektif 41. Paradigma kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa ditransfer kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa ditransfer 41 Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Persada Media Group, 2010, Hal. 50 42

43 dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya 42. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru. Paradigma konstruktivisme juga mempunyai pemahaman yang lebih menekankan pada proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berpikir seseorang. Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan, siswa mengkonstruksi atau membangun pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui dengan menggunakan pengalaman, struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki 3.2 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah tipe deskriptif, maksudnya adalah menelliti yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian 43. Pada tipe penelitian desktriptif ini, data yang dikumpulkan berupa kata kata, gambar gambar dan laporan penelitian akan berisi kutipan kutipan data untuk memberikan pemaparan, gambaran serta analisa hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi atau catatan atau memo serta dokumen resmi lainnya yang peneliti dapatkan mengenai efektivitas Blackberry Messenger Group (BBM Grup) pada PT BPRS Harta Insan Karimah Bekasi. 42 Jalaludin Rakmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, 2002, Jakarta, Hal. 98 43 Ibid, Hal. 103

44 Tipe penelitian deskriptif ini hanya terbatas pada bahasan untuk mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa secara objektif, dimana hasil penelitian tersebut menekankan pada pemberian gambaran secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Menurut Furchan, deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala penelitian, lebih lanjut dijelaskan, bahwa dalam penelitian ini tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesisnya sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen 44. Penelitian deskriptif bertujuan untuk 45 : 1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada 2. Mengidentifikasikan masalah masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Dalam penelitian deskriptif diperlukan peneliti yang bertindak sebagai pengamat yang hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi. Peneliti akan bertindak sebagai pengamat dan 44 Jalaluddin, Op.Cit, Hal 22 45 Jalaluddin, Op.Cit, Hal 25

45 terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan mewawancarai pihak pihak yang terkait. 3.3 Metode Penelitian Metode pada penelitian ini adalah Metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan penelitian, teknik penelitian, kriteria dan teknik pemeriksaan data dan analisis dan penafsiran data. Menurut Rahmat metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena atau melukiskan fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang-bidang tertentu secara sistematis, factual dan cermat 46. Menurut Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode kualitatif deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat 47. Penelitian deskriptif mempelajari masalah masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi situasi tertentu, termasuk tentang hubungan hubungan, kegiatan kegiatan, sikap sikap, pandangan pandangan, serta proses proses yang sedang berlangsung dan pengaruh pengaruh dari suatu fenomena. 46 Lexy, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, Hal 14 47 Ruslan, Rosadi, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Raja Grafindo, Jakarta, 2004, Hal 212

46 Bogdan dan Taylor menegaskan bahwa metodologi penelitian kualitatif deskriptif adalah Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan, menurut Denzim dan Lincoln, bahwa penelitian kualitatif adalahpenelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada 48. Menurut pendapat ahli lain, Lofland yang dikutip dari buku metodologi penelitian kualitatif bahwa penelitian kualitatif adalah 49 : penelitian yang ditandai dengan jenis jenis pertanyaan seperti apakah yang berlangsung disini? Bagaimana bentuk dari fenomena ini? Variasi apa yang dapat kita temukan dalam fenomena ini? Dan kemudian menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut Maka, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian untuk menjelaskan, menggambarkan, menelaah dan mendeskripsikan tentang suatu hal, keadaan atau suatu kejadian tertentu. Dalam melakukan penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti harus mampu mengetahui kedudukannya pada saat melakukan pengumpulan data di lapangan. Kedudukan peneliti dalam melakukan penelitian deskriptif kualitiatif ini merupakan alat pengumpul data utama. Peneliti harus bertindak sebagai alat pengumpul dan penafsir data. Menurut Nasution, kedudukan peneliti pada penelitian deskriptif kualitatif ini berfungsi sebagai key instrument, karena hanya manusia sebagai instrument yang dapat memahami gerak muka, menyelami 48 Lexy, Op.Cit, Hal 4-5 49 Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung, 2004 Hal 149

47 perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden 50. Dan subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya akan tetapi sebagai manusia yang setaraf. 3.4 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah korensponden di PT BPRS Harta Insan Karimah Bekasi. 3.4.1 Key Informan Key Informan atau koresponden kunci yang dikemukakan oleh orang utama adalah kunci yang diharapkan akan menjadi narasumber informasi atau informan kunci dalam suatu peneletian. Dalam penelitian ini, key Informan yang diperoleh peneliti adalah : Direktur PT BPRS Harta Insan Karimah Bekasi, yaitu Bapak H. O.P Yepri, dengan kedudukan beliau sebagai direktur, beliau memegang peranan penting dalam berkomunikasi dengan para staffnya, dalam komunikasi langsung maupun komunikasi tidak langsung dalam komunikasi informal dengan media Blackberry Messenger Group (BBM Group). Pada komunikasi informal melalui media Blackberry Messenger Group (BBM Group) ini beliau memiliki peran sebagai pemberi instruksi kepada para karyawannya, pemberi arahan, pemutus pendapat saat diperlukan keputusan secara mendadak yang nantinya akan tetap dibahas lebih lanjut saat tatap muka 50 Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2006, Hal. 9

48 3.4.2 Informan Sedangkan pengertian informan yang dijelaskan oleh Moleong adalah Pihak yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi latar penelitian. Peneliti ini dimulai dengan mewawancarai orang yang sudah dikenal dan dari sana peneliti kembali meminta rujukan mengenai siapa lagi yang mempunyai pengalaman atau karakteristik semula. Dalam penelitian ini, informan yang diperoleh peneliti adalah : 1. Kepala Kantor Cabang Jakarta Pusat, Bapak Widodo Ratno Prasetyo, karena beliau menggunakan Blackberry Messenger Group (BBM Group) untuk mendapatkan informasi pada grup manajemen pimpinan PT BPRS Harta Insan Karimah Bekasi maupun grup kantor Cabang Jakarta Pusat. Peneliti memilih untuk mewawancarai beliau dikarenakan beliau merupakan penentu kebijakan pada lingkungan kantor Cabang Jakarta Pusat. Dan dapat memberikan saran saran di grup manajemen mengenai keputusan yang harus diambil dewan direksi. 2. Kepala Bagian Remedial dan Collection, Bapak Matruzih, karena beliau menggunakan Blackberry Messenger Group (BBM Group) untuk berkomunikasi secara tidak langsung pada grup manajemen maupun grup remedial dan Collection. Komunikasi pada Blackberry Messenger Group (BBM Group) ini pada grup Remedial dan Collection membantu komunikasi dalam permasalahan nasabah nasabah yang bermasalah. Dan beliau memegang peranan penting dalam memberikan informasi pada grup manajemen tentang kondisi nasabah serta bertanggungjawab

49 terhadap kebijakan penyelesaian nasabah nasabah bermasalah pada PT BPRS Harta Insan Karimah Bekasi. 3. Kepala Team Bagian Marketing, Bapak Nurharyanto, karena beliau juga menggunakan media Blackberry Messenger Group (BBM Group) untuk berkomunikasi pada grup Marketing menyangkut beberapa permasalahan dengan anggota teamnya, misal saat ingin mengetahui kondisi keuangan dan jaminan pada calon nasabah. Dan grup manajemen untuk berkomunikasi dengan para pimpinan PT BPRS Harta Insan Karimah Bekasi, dan di grup marketing itu juga beliau bertanggungjawab terhadap pencapaian target penyaluran dana serta kelayakan nasabah yang akan dipertanggunjawabkan kepada dewan direksi. 4. Kepala Legal Officer, Bapak Himawan Kartono, karena beliau juga memanfaatkan media Blackberry Messenger Group (BBM Group) untuk grup manajemen guna untuk mengetahui informasi pada pihak manajemen dan juga grup legal yang terdiri dari legal seluruh kantor untuk mendapatkan informasi tentang jaminan, taksasi dan apapun yang berkaitan dengan tugas legal saat sedang tidak bertatap muka secara langsung 5. Staff Bagian Remedial dan Collection, Bapak Lutfi, karena beliau juga menggunakan Blackberry Messenger Group (BBM Group) untuk grup remedial dan collection, dan beliau merupakan staff yang paling mengetahui kondisi nasabah dilapangan terutama nasabah nasabah yang bermasalah serta memudahkan untuk meminta pendapat saat sedang tidak

50 bertatap muka dalam membahas tentang nasabah nasabah bermasalah, dan media Blackberry Messenger Group (BBM Grup) merupakan media yang paling efektif untuk menyampaikan informasi tersebut pada kepala bagiannya. 6. Staff Bagian Marketing, Ibu Wida Nurmalia, karena karena beliau juga menggunakan Blackberry Messenger Group (BBM Group) untuk grup funding. Dengan Blackberry Messenger Group (BBM Group) tersebut memudahkan untuk mendapat informasi misal pada saat akhir bulan setelah tutup buku, mengetahui rate deposito setiap bulannya, informasi via media Blackberry Messenger Group (BBM Group) ini akan lebih cepat dan simple. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono, yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah langkah langkah paling strategis dalam penelitian karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan 51. Dalam penelitian ini sumber data yang dipakai oleh penulis adalah sumber data primer dan sekunder. 3.5.1 Data Primer Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lofland 51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D, CV Alfabeta, Bandung, 2009, hal. 208

51 adalah sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata dan tindakan 52. Sumber data primer pada penelitian ini yaitu : a. Wawancara Data primer adalah informasi yang konkret yang diperoleh langsung oleh peneliti. Data ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara. Peneliti melakukan wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapat data lengkap dan mendalam. Selanjutnya dibedakan antara responden dengan informan, karena itu disebut juga wawancara intensif. Biasanya menjadi alat utama pada riset kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipan 53. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relative tidak mempunyai control atas respons informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Karena itu periset mempunyai tugas berat agar informan bersedia memberikan jawabn jawaban yang lengkap dan mendalam. b. Dokumentasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi guna untuk mendukung agar hasil penelitian lebih valid. Dokumentasi adalah pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan dan sebagainya 54. 52 Kriyantono, Rachmat, Teknik praktis riset komunikasi : disertai contoh praktis riset media, public relations, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran, Kencana prenada media group, Jakarta, 2008, Hal. 107 53 Ibid, Hal. 98 54 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006, Hal. 158

52 Dokumentasi itu selain dipergunakan untuk kepentingan tertentu, pemeliharaan dan penyimpanan dokumentasi seperti halnya barang barang inventaris dan arsip hendaknya disusun rapi dan teratur dalam map map dan tempat tempat tertentu dengan pengelompokan menurut kebutuhan. 3.5.2 Data Sekunder Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada key Informan maupun Informan yang telah ditunjuk oleh peneliti. Sumber data sekunder berasal dari sumber tertulis yang digunakan untuk membantu analisis obyek penelitian dalam lingkungan internal PT BPRS Harta Insan Karimah Bekasi seperti Studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini adalah meliputi pengindentifikasian secara sistematis, penemuan dan analisis dokumen dokumen yang memuat informasi yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun fungsi studi kasus kepustakaan itu sendiri adalah : 1. Menyediakan kerangka konsep atau kerangka teori untuk penelitian yang direncanakan 2. Menyediakan informasi penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. 3. Memberikan rasa percaya diri pada diri peneliti karena melalui kajian pustaka semua konstruksi dan konsep yang berhubungan dengan penelitian yang telah tersedia 4. Memberikan informasi tentang metodologi penelitian

53 5. Menyediakan temuan temuan dan kesimpulan kesimpulan penelitian yang dapat dihubungkan dengan kesimpulan kita Dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori teori atau konsep konsep dari sejumlah literature baik buku, jurnal, majalah dan lainnya yang relevan dengan topic, focus atau variable penelitian. Data yang diperoleh peneliti biasanya berasal dari company profile, struktur organisasi, kepustakaan, media massa yang berkaitan dan menginformasikan tentang organisasi atau perusahaan. Sehingga suatu saat jika diperlukan dalam penelitian data dokumentasi inilah yang dapat menjadi sebuah bukti perusahaan 3.6 Teknik Analisis Data Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab 55. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang bertumpuktumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami dengan mudah. Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Data yang diperoleh melalui wawancara dan pencatatan di lapangan, selanjutnya diolah, lalu 55 Suharsimi, Op.Cit, Hal. 110

54 diinterpretasikan dengan memfokuskan penajaman makna yang seringkali banyak dilukiskan dengan kata kata daripada angka dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Oleh karena itu, penelitian kualitatif ini menggunakan langkah langkah 56 : a. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal hal yang pokok, memfokuskan pada hal hal yang penting, dicari tema dan polanya b. Display data, yaitu penyajian data, sehingga data yang diperoleh terorganisasikan dan mudah dipahami c. Penarikan kesimpulan, yaitu menafsirkan (interpreting) data kedalam bentuk bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi ilmiah yang akhirnya sampai pada kesimpulan final 3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada metode kualitatif ini, peneliti menggunakan teknik keabsahan data Triangulasi, karena pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data yang pada dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbedabeda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi 56 Sugiyono, Loc.cit

55 sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data 57. Teknik traingulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data. Menurut Patton, tringulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dengan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat atau pemikiran. Yang terpenting adalah alasan mengetahui terjadinya perbedaan perbedaan tersebut. Cara ini dilakukan dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian metode kualitatif yang dilakukan dengan metode wawancara mendalam kepada narasumber dan observasi. Peneliti bisa menggunakan dokumen tertulis, arsip, dokumen, catatan resmi maupun tulisan. Untuk mendapat kepercayaan tersebut, akan ditempuh dengan 58 : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi c. Membandingkan apa yang dikatakan orang orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu 57 Sugiyono, Loc.cit 58 Sugiyono, Loc.cit

56 d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Melihat dari definisi mengenai triangulasi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa triangulasi digunakan untuk melihat sebuah kasus atau permasalahan dari segala sisi, tidak hanya dilihat melalui hasil interview tetapi juga dapat dilihat dari hasil observasi, melihat langsung keadaan dilapangan, sehingga hasil yang didapatkan pun bisa menjadi lebih akurat dan supaya data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian dapat dipenuhi