BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akhir yang telah dilakukan, juga mampu memberi kebijakan dan kebijaksanaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. ini ketika penulis berproses untuk menciptakan tokoh Pria dengan Baju Kembang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai apresiator. Proses perancangan tokoh Nunung dalam naskah Tiga Dara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui beberapa pembahasan di bagian terdahulu, maka sekarang kita

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perjalanan proses teater pada kali ini, menggunakan naskah Jeblog karya

BAB I PENDAHULUAN. The House of Bernarda Alba (La Casa De Bernarda Alba) karya Federico

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan selama ini. Pementasan naskah lakon Cupak Gerantang yang

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

PENCIPTAAN TOKOH LELAKI DALAM NASKAH KURA-KURA DAN BEKICOT KARYA EUGENE IONESCO SADURAN DHARNOTO. Oleh Firdaus A. Dg Parani.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah

PENCIPTAAN TOKOH GENDUT DALAM NASKAH TERDAMPAR

MENGELOLA TEATER KAMPUS. (Berbagai pemikiran tentang keberadaan Teater Kampus dan strategi menghadapi kendala) 1. Oleh: Dra Yudiaryani M.

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

PENCIPTAAN TOKOH SEDANG DALAM NASKAH TERDAMPAR KARYA TERJEMAHAN A. KASIM AHMAD (JUDUL ASLI : NA PELNYM MORZU KARYA SLAWOMIR MROZEK)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. Proses penciptaan tata busana naskah lakon Spectacle Zero A Visual

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, A. Kasim Seni Teater. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

dan kepribadian bangsa. Terutama kesenian daerah yang

ABSTRAK ANALISIS TEKNIK PELATIHAN AKTOR VIA NEGATIVA JERZY GROTOWSKI PADA NASKAH ALJABAR KARYA ZAK SORGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO. Welly Suryandoko

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

BAB IV PENUTUP. disatukan dengan konsep awal yang akan dikerjakan, yakni glow in the dark.

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

BAB V PENUTUP. perawan tua dan divisualisasikan melalui gerak ketubuhannya menurut apa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Surabaya, Arif Hidajad, S. Sn., M. Pd.

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mendeskripsikan Perilaku Manusia Melalui

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

Pembelajaran Teater yang Aneh Tapi Nyata

PENCIPTAAN TOKOH LELAKI DALAM NASKAH KURA-KURA DAN BEKICOT KARYA EUGENE IONESCO SADURAN DHARNOTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

PENYUTRADARAAN NASKAH JEBLOG KARYA NAZARUDIN AZHAR

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Zenith

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGEKSPRESIKAN DIALOG TOKOH YANG TERSINKRON KOMPETENSI JURUSAN DALAM PEMENTASAN DRAMA BERMETODE SOSIODRAMA

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB V PENUTUP. sudah siap untuk dijadikan sebagai acuan dalam berkarya. informasi secara online. Dewasa ini banyak dijumpai masyarakat yang

PERTEMUAN SEPINTAS ARIFIN C NOER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta. Publikasi Ilmiah. Penciptaan Tokoh Nina Dalam Naskah Merak Legam Saduran dari Naskah Black Swan Karya Andres Heinz

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERANAN TOKOH JANE DALAM NASKAH SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN KARYA UMAR KAYAM SADURAN YUSSAK ANUGERAH

PEMERANAN TOKOH MARNO PADA NASKAH SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN ADAPTASI CERPEN UMAR KAYAM OLEH YUSSAK ANUGRAH

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB II KAJIAN TEORI. dapai dipakai apabila konsep-konsep aktivitas dan ketentuan-ketentuan serta prinsip-prinsip

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 9

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Opera Batak merupakan pertunjukan teater rakyat yang dimiliki

VIII. SENI BUDAYA. : VII (tujuh) Kompetensi Inti

Teater Ketjil Wadah Penggemblengan Aktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB IV KESAN MASYARAKAT TERHADAP PEMENTASAN DRAMA LAUTAN JILBAB

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil eksplorasi rancangan tokoh Lelaki Tua sebagai bahan ujian tugas akhir yang telah dilakukan, juga mampu memberi kebijakan dan kebijaksanaan dalam menyikapi setiap permasalahan. Pemahaman teori alienasi Brecht dmenyadarkan kembali bahwa teater adalah ruang dimana tempat bertemunya aktor dan penonton dalam menciptakan ruang sebagai dialektika. Selain itu dengan mempelajari teori absurditas Ionesco mampu menambah pengetahuan bahwa tidak selamanya pertunjukan menjadi tukang pos yang senantiasa menyampaikan pesan secara gambling tetapi pertunjukan adalah ruang untuk menyajikan peristiwa. Di sebuah menara sepi, di sebuah pulau ada dua orang tua yang hidup ratusan tahun, lelaki tua bekerja sebagai pengurus apartemen, pasangan suami itu lelaki tua dan bu tua menunggu kedatangan sekelompok orang terhormat yang sudah diundang untuk mendengarkan pesan bahwa pada akhir hidupnya, lelaki tua itu ingin memberikan warisan kepada anak cucunya sebuah pengalaman hidup yang panjang, karena lelaki tua ini bukanlah seorang orator yang bagus, maka dia menugaskan seorang ahli pidato untuk menyampaikan semua pesan nya. Para tamu undangan pun datang, mereka tidak terlihat maupun tidak terdengar, para tamu undangan ini merupak sosok imajiner, tamu pertama 91

datang yang merupakan sosok ibu, tamu berikutnya seorang kolonel, dan seorang primadona beserta suaminya, percakapan pun terjadi cukup hangat dan sopan, lalu berdatangan para tamu yang lainnya dan lebih banyak lagi para tamu mulai berdatangan, kedua orang tua ini menambah banyak kursi di panggung untuk tempat duduk tamu undangan dan terjadi pula percakapan. Peristiwa di atas hadir sebagai simbol seorang tua yang telah lelah dengan hidupnya. Masa muda yang dilewati dengan penuh perjuangan hingga pada akhirnya hanya menjadi bentuk untuk melanggengkan kekuasaan. Seolah kehidupan hanyalah kehidupan yang sia-sia. Kehampaan dan kesia-siaan ini pada akhirnya membawa pada kesadaran akan kejanggalan kehidupan. Mencoba mempertanyakan kegelisahan yang hadir dalam kehidupan. Pada akhirnya sang baginda datang yang merupakan sosok penguasa atau pun sosok tuhan, lelaki tua dan ibu tua pun mengadu kepada sri baginda tentang keluh kesah nya terhadap kehidupan di dunia, ketika itu si ahli pidato datang seorang tokoh yang sudang lama dinantikan kedatangannya, ditunggu untuk menyampaikan pesan yang akan di sampaikan si ahli pidato, setelah puas dengan pesan yang disampaikan, lelaki tua, yang kemudian diikuti istrinya, mereka mengakhiri hidup mereka dengan cara menceburkan diri ke laut. Si ahli pidato ini merupakan sosok nyata bukan sosok imajiner, tapi dia tuli dan bisu sehingga hanya bersuara yang tidak jelas. Lalu dia menulis sesuatu di papan tulis ternyata hanya deretan huruf yang tak jelas maknanya. Namun di akhir waktu sebelum mereka menghadiri kematian, salah seorang tokoh mengatakan bahwa kita harus bekerja selagi masih bisa bekerja. Di 92

sini, banyak hal yang bisa diambil dari peristiwa yang dihadirkan oleh Ionesco. Walaupun teater absurditas adalah bentuk teater yang kontekstual akan tetapi masih ada nilai-nilai yang bisa relevan dengan masa saat ini. Lantas sebuah pertanyaan besar kemudian muncul menanyakan tentang apa makna kehidupan. Tidak lain kemudian jawaban itu beruntun datang seolah tidak pernah ada maknanya jika mengacu pada cara pandang absurditas. Maupun cara pandang dalam mite sisifus. Hidup seolah hanyalah bentuk kesia-sian bentuk dari penantian sesuatu yang kosong dan hampa. Akan tetapi, cerita-cerita ini menajdi baik untuk kita pahami dan kita saksikan sebab di saat inilah kita menambah khasanah keilmuan kita. Naskah tersebut dengan lantang kemudian menanyakan apa tujuan kita diciptakan. Selain itu kembali lagi pada akhirnya kita membuka ingatan kita tentang gerakan eksistensialisme yang lahir di pasca perang dunia I dan perang dunia II. Naskah ini menjadi bentuk kritik besar pada kekuasaan saat itu. Sebab pada intinya bahwa kekuasaan mampu menjadikan manusia kehilangan kendali untuk menggunakan bahasa kebaikan dan kebijaksanaan. Manusia yang berpendidikan tentunya butuh suatu rumusan metode sebagai ide untuk menyikapi dan menyingkap persoalan tersebut agar gejolak ego yang meresap di dalam diri manusia itu sendiri mampu direda. Hal-hal lain yang dapat diungkapkan dalam menyimpulkan hasil dari proses perancangan tokoh Lelaki Tua ini yaitu; adanya proses penyadaran bahwa untuk menjadi manusia kita harus sadar tentang identitas diri dan jati diri manusia. 93

Perancangan tokoh Lelaki Tua pada intinya juga mengarahkan perancangan kembali mencari potensi yang terdapat di dalam diri aktor dalam menyikapi sebuah persoalan, untuk di pertanggungjawabkan. Teori menjadi acuan studi banding dalam penyikapan persoalan. Bila diruntut dari awal proses penggarapan tugas akhir ini, ada rasa syukur dan sangat beruntung, karena penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi sampai akhir ini. Contoh yang bisa penulis jabarkan adalah seperti menyederhanakan kembali struktur berfikir untuk tidak gegabah dalam perwujudtan sebuah gagasan. Hal yang penulis dapat juga sebagai bagian dari kesimpulan yaitu; dapat membuat struktur penulisan skripsi yang selama ini tidak pernah diketahui, akhirnya penulis menjadi mengerti bagaimana cara menuliskanya. Begitu juga dalam penulisan kalimat yang harus sesuai dengan EYD, S,P,O,K. Dari merancang tokoh dan memainkannya di atas panggung sebagai ruang persentasi, mengalami penemuan dari berbagai sisi persoalan individu, khususnya pada bagian berfikir dan melatih jasmani dan rohani untuk mengendalikan ego. Tokoh Lelaki Tua mengingatkan kembali pada kepenatan dan kehampaan yang pernah dialami aktor dalam dunia nyata. Namun kepenatan dan kehampaan itu tidak menarik diri aktor justru untuk bunuh diri akan tetapi justru member semangat kepada aktor untuk lebih giat bekerja dan berkarya. sebab sebagai seorang mahasiswa yang notabene lulusan kampus seni harus mampu menjadi bagian dari manusia yang berguna dalam membangun peradaban melalui kebudayaan dan kesenian. 94

Proses perancangan tokoh Lelaki Tua tentu saja memberikan ruang chatarsis sendiri, sebagai contoh, jika Lelaki Tua menjadi seseorang yang sangat hampa karena merasa mengalami ketidak adilan oleh lembaga dan hidup berabad-abad di sebuah apartemen sebagai bentuk pengasingan. Tetapi seasing apapun manusia kita masih mempunyai bekal kata-kata dan puisi. Begitu juga Bertold Eugine Brecht mengatakan berdasarkan filosofi ditemukan bahwa jadikanlah puisi sebagai bagaian dari hidup, dan bernyanyilah ketika emosi sedang melanda jiwa, lakukanlah pengasingan terhadap diri untuk melihat kembali apa yang telah dan akan dilakukan, sehingga terjadi ruang dialektika antara manusia dengan jati dirinya. Alienasi adalah proses dialektika terhadap diri sendiri sebelum memutuskan kesimpulan terhadap yang akan dan telah dilakukan untuk dikomunikasikan dengan lingkungan kehidupan, tanggapan dan komentar tentu saja sebagai ruang pencerahan dalam kecerdasan agar redanya naluri hewani yang terdapat didalam diri manusia. Latihan dalam proses penggarapan adalah penempaan terhadap diri agar mampu menjadi manusia kreatif dan berani mengambil keputusan. Proses mencari dan menciptakan karakter tentu saja bukanlah proses yang mudah karena penulis harus menemukan kecendrungan yang terdapat didalam diri penulis untuk diasingkan, kemudian mencoba menemukan karakter tokoh dan kemudian mengasingkannya dihadapan penonton agar terjadi dialektika antara penyaji dan penonton. 95

Selain itu pertemuan dengan naskah Kursi-Kursi juga membuat pertemuan dengan Ionèsco. Ionèsco juga pernah menjadi seorang aktor, ia menerima tawaran sutradara La Cantratrice Chauve, Nicolas Bataile dan Akakia Viala akademisi sekaligus sutradara teater terkenal, untuk memerankan Stepan Trofomovich, dalam pementasan naskah The possessed karya Dostoyevski yang diadaptasi oleh Bataile dan Akakia Viala. Pertunjukan The Possesed di Theatre Noctambules, yang memmberikan wawasan seni peran pada Ionesco. Berakhir pada tanggal 15 Februari 1915. Dua hari kemudian, naskah keduanya, yang ditulis pada bulan juni 1950, di pentaskan malam pertamanya di gedung teater kecil, Theatre Poche. Naskah itu berjudul La Lecon ( The Lesson; pelajaran ). Ternyata isi naskah Pelajaran itu seluruhnya merupakan reproduksi Pelajaran selama satu jam, seorang professor lanjut usia memberikan pelajaran privat kepada seorang gadis yang antusias tapi bodoh, pelajaran geografi, penambahan, perkalian, linguistic dan bidang- bidang yang lain, berbeda dengan proses naskah Bidunita Botak dimana dalam naskah Biduanita Botak tidak terdapat seorang Biduanitanya dan tidak ada seorang pun yang Botak. Dalam naskahnya Ionèsco selalu membicarakan kematian, namun dalam hidup Ionesco tidak pernah membungkan kesadaran hidupnya dengan kematian dan menyerah. B. Saran-saran Sebagai suatu hasil dari sebuah eksplorasi baik itu penelitian, pengkajian, observasi dan aplikasi tentu saja sebagai manusia yang terus belajar tidak akan 96

pernah menemukan kesempurnaan, akan tetapi usaha ingin menjadi sempurna akan memberikan effect kebaikan dalam pencapaiannya. Saran-saran yang tentunya akan dijadikan pertimbangan oleh penulis yaitu sebagai berikut: 1. Menyadari bahwa membiasakan diri dalam menuliskan hasil sebuah proses yang telah dilakukan sangatlah penting. 2. Menyadari bahwa pentingnya belajar terhadap segala hal yang ada dalam kehidupan. 3. Memahami setiap perasaaan terhadap diri sendiri sebelum melakukan penilaian terhadap orang lain. 4. Bekerja keras dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terdapat dalam perjalanan kehidupan. 5. Tidak mudah menyerah dalam melakukan latihan, maupun mengarahkan fikiran untuk merumuskan metode demi pengendalian gejala kehidupan. Atas kritik dan saran serta dukungannya penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, dan mohon maaf apabila banyak kesalahan serta kekurangan baik itu dalam proses belajar sebagai mahasiswa, maupun berproses sebagai seniman. Semoga setiap amal dan ibadah yang diniatkan atas kebaikan dan ketulusan selalu mendapat syafaat dari Allah SWT, amin ya robbal alamin. Wassalam. Hormat Penulis 97

KEPUSTAKAAN Abdillah, Pius dan Syarifuddin, Anwar. Kamus Saku Bahasa Indonesia. Arkola Surabaya, 2008. Anirun, Suyatna. Menjadi Aktor, pengantar kepada seni peran untuk pentas dan sinema. Studi Klub Teater Bandung, Taman Budaya Jawa Barat, PT. Rekamedia Multiprakarsa, 1998. Anwar, Chairul. Drama Bentuk Gaya dan Aliran. Yogjakarta: Elkaphi, 2005. Camus, Albert. Mite Sisifus, pergulatan dengan absurditas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999. Darmawan Hendro. Kamus Ilmiah Populer. Bintang Cemerlang. Yogyakarta. Esslin, Martin. The Theater of Absurd. Teater Absurd, Pustaka Banyumili Kota Mojokerto, 2008 Harymawan. RMA. Dramaturgi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993. Kernoddle, George R. 1996. Invitation To The Theater, Terjemahan. Yudiaryani, M.A. UPT Tahun: 2005, 2007, 2008. Perpustakaan ISI Yogyakarta. Mitter, Shomit. Sisitem Pelatihan Stanislavsky, Brecht, Grotowski dan Brook. Penerjemah Yudiaryani, M.A. Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 1999. M, Djoddy. Mengenal Permainan Seni Drama. Arena Ilmu Jakarta Surabaya. Padmodarmoyo, Pramana. Pola Pembina Dasar Seorang Pemeran Dalam Pertemuan Teater. Jakarta. 1980 Partanto, Pius A, dan Al Barry M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 2001 Schacht, Richard. Alienasi. Yogyakarta: Jalasutra, 2005. Sitorus, Eka The Art Of Acting Seni Peran untuk Film, teater dan TV. Jakarta: Gramedia, 2003. Soemanto, Bakdi. Jagat Teater. Yogyakarta : Media Pressindo, 2001. Stanislavski, Konstantin.Persiapan Seorang Aktor. Diterjemahkan oleh Asrul Sani. Jakarta: Pustaka Jaya, 1980. 98

Sudrajat dan Farida. Kamus Lengkap 400 Milyar, Ingris-Indonesia dan Indonesia- Ingris. Semarang: Bintang Jaya, 2006. Tambayong, Yapi. Seni Akting, Catatan-catatan Dasar Seni Kreatif Seorang Aktor. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Yudiaryani, M.A. Panggung Teater Dunia, perkembangan dan perubahan Konvensi. Yogyakarta: Pustaka gondho suli, 2000. 99