VARIASI JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU INGIN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA JAM ROSELLA (Hibiscus sabdariffa)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

KADAR VITAMIN C, MUTU FISIK, ph DAN MUTU ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa, L) BERDASARKAN CARA EKSTRAKSI

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (Durio zibethinus murr.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

TOTAL BAKTERI DAN SIFAT ORGANOLEPTIK MINUMAN SARI TEMPE DENGAN VARIASI WAKTU PENYIMPANAN

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Astawan (2008), jambu biji merupakan buah yang sangat

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

9/13/2012. penyimpanan maupun pengolahan, maka diharapkan dapat meminimalkan penurunan mutu terutama mutu gizi pada bahan makanan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. bawang putih, dan asam jawa. Masing-masing produsen bumbu rujak ada yang

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.)

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

BAB I PENDAHULUAN. manis, aroma harum dan nilai gizi tinggi sehingga digemari masyarakat banyak.

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU MANISAN KULIT SEMANGKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK MANISAN NANGKA KERING DENGAN PERENDAMAN GULA BERTINGKAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menghasilkan bau, sebagai zat harus bersifat menguap. Dua zat atau. atau saling menutupi (Setyaningsih, dkk., 2010).

PENGARUH PERBANDINGAN SARI BUAH NENAS DENGAN MELON SERTA KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU PERMEN JAHE (Hard Candy)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada masa pemulihan dari sakit. Kerena yoghurt mengandung

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI BUNGA KEMBANG SEPATU

Kata kunci: Sorbet, terong belanda, buah bit, carboxy methyl cellulose, antioksidan.

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

Seperti tinggrnya langit dari bumi. demikianlah tingginya ialank~( dari jalanmu. dan rancangank~i dari rancanganmu f Yesaya

TEKNOLOGI PRODUKSI JAM MANGGA (Mangifera indica) [Mango(Mangifera indica) Jam Production Technology] ABSTRAK

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

KADAR GLUKOSA DAN KALSIUM ES KRIM KENTANG HITAM DENGAN DAUN CINCAU SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN :

I PENDAHULUAN. halaman tempat tinggal (Purwaningsih, 2007).

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

PENETAPAN KADAR VITAMIN C DALAM SIRUP BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) DENGAN VARIASI WAKTU PENYIMPANAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

Transkripsi:

VARIASI JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU INGIN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA JAM ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) Variation of Packaging and Time of Storage toward Vitamin C and Hedonic Value on Rosella (Hibiscus sabdariffa) Jelly Dewi Kumalasari dan Nurhidajah Program studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang Penulis korespondensi: inung.bkj@gmail.com Abstracts As a perishable commodity Rosella flower require treatment to extend the shelf life time, which is the processing, packaging and storage. Rosella processing became Jam can extend the shelf life time and add a variety of diversification rosella and value added of economic. The results do not affect the type of packaging toward vitamin C (P value.74), whereas storage can effect on vitamin C because p- value <.5 (.). The longer of storage time Rosella Jam result in the vitamin C concentration will decrease. Vitamin C concentration ranged between 6.6-8. mg%. Organoleptic test results: - day storage the preference panelists still high when compared to the 5 days of storage. Key words: Rosella Jam s, Vitamin C, Packaging, Storage PENDAHULUAN Tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa) termasuk salah satu anggota famili Malvaceae (tanaman penghasil serat). Rosella dapat dimanfaatkan sebagai bahan salad, saus, sup, minuman, sari buah, asinan, jam, pudding, sirup dan jeli. Umumnya tanaman ini tersedia dan dipasarkan dalam bentuk kering, tetapi penyediaan yang terbaik adalah dalam bentuk segar (Maryani dan Kristiana, 5). Kelopak bunga rosella yang dikeringkan kandungan gizinya akan berkurang karena tidak semua zat gizi stabil dalam pemanasan, terutama vitamin C. Hidayat (8) menyebutkan bahwa kelopak bunga rosella banyak mengandung vitamin C yaitu antara 6 sampai 8 mg/ g. Keunggulan lain dari kelopak bunga rosella adalah dapat digunakan sebagai pengobatan seperti menurunkan darah tinggi (hipertensi), penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium dan fosfor dalam urin (Maryani dan Kristiana, 5). Rosella merupakan komoditi yang mudah rusak sehingga memerlukan pengemasan dan penyimpanan. Bahan pangan agar lebih tahan lama maka dilakukan proses pengemasan. Pengemasan dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan bahan pangan dan menambah umur simpan. Pada pengemasan 55

gelas jam dan cup plastik terdapat perbedaan antara permukaan bahan sehingga mempengaruhi tingkat oksidasi vitamin C. Jam merupakan produk yang banyak digemari konsumen dan mudah dalam pengolahannya, sehingga memilih analisa jam dari pada produk lain. Jam rosella merupakan produk baru dan merupakan produk yang tidak sekali pakai sehingga memerlukan penyimpanan. Pada proses penyimpanan akan mempengaruhi sifat organoleptik dari bahan seperti rasa, aroma, warna dan tekstur. Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui lama penyimpanan suhu dingin yang optimum. Uji organoleptik dilakukan pada tiap tahapan penyimpanan agar diketahui daya terima masyarakat terhadap daya simpan jam rosella. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variasi kemasan dan lama penyimpanan pada suhu dingin terhadap kadar vitamin C dan daya terima jam rosella. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yan g disusun secara faktorial dan terdiri dari faktor perlakuan. Masingmasing perlakuan diulang sebanyak kali. Dua faktor perlakuan tersebut adalah:. yaitu hari sebagai kontrol, 5 hari, hari dan 5 hari.. Jenis kemasan yaitu gelas jam dan cup plastik. Penelitian ini akan dilakukan analisa bahan baku untuk mengetahui kandungan gizi bahan baku yang digunakan pada pembuatan jam rosella. Setelah analisa bahan baku maka dilakukan uji kadar vitamin C dan daya terima jam rosella. Jam akan disimpan pada suhu dingin dengan dua perlakuan kemasan yaitu gelas jam dan cup plastik yang akan disimpan dengan variasi lama penyimpanan hari sebagai control, 5 hari, hari dan 5 hari. Analisa bahan baku bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi bahan baku yang digunakan (kelopak bunga rosella) sehingga dapat diketahui ada tidaknya perbedaan kandungan gizi setelah mengalami perlakuan, meliputi uji p H, kadar vitamin C, dan kadar air. Pembuatan Jam Rosella Kelopak bunga rosella dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (sortasi). Selanjutnya dicuci dan diblander (dihancurkan) dengan penambahan air persen. Kemudian dimasak dan ditambahkan gula :. Masak dengan api kecil sambil diaduk pelan - pelan hingga mengental, ukur kadar gulanya ( 65 68 %) dengan menggunakan refraktometer, ph 56

, jika phnya belum asam maka dapat ditambahkan asam sitrat sebagai pengasam. Prosedur Pengemasan Gelas jam dan cup plastik disterilisasi dengan direbus dalam dandang sarangan (prinsip penguapan) selama kurang lebih satu jam kemudian setelah produk jam jadi dan siap dikemas maka gelas jam dan cup plastik diambil dan siap untuk melakukan pengemasan. Jam yang dikemas pada kemasan gelas jam dan cup plastik disimpan pada suhu dingin antara C selama 5 hari, hari, 5 hari dan hari sebagai kontrol. Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui daya terima masyarakat terhadap jam rosella dengan variasi kemasan dan lama penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi daya terima terhadap suatu produk adalah rangsangan cita rasa diantaranya adalah cita rasa yang meliputi rasa, aroma, warna dan tekstur. Uji organoleptik yang digunakan melibatkan panelis dan digunakan lima tingkat kesukaan dengan skor 5 secara berturut turut yaitu tidak suka, agak tidak suka, agak suka, suka dan sangat suka. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Bahan Baku Analisa bahan baku meliputi tiga uji yaitu uji kadar air, uji kadar vitamin C dan uji ph. Uji kadar air didapatkan hasil 7% sedangkan uji kadar vitamin C didapatkan hasil 77,57 mg% dan uji ph didapat hasil. ph pada rosella memang rendah sehingga bersifat asam, sedangkan rasa masam pada kelopak bunga rosella karena kelopak bunga rosella memiliki dua komponen kimia yaitu asam sitrat dan asam malat (Mardiah, 9). Kadar vitamin C pada kelopak bunga rosella sangat tinggi yaitu menurut Hidayat (8) didalam g bahan mengandung 6 8 mg% vitamin C, sedangkan hasil analisa bahan baku didapatkan hasil lebih rendah yaitu 77,57 mg%, hal ini karena dipengaruhi oleh umur panen, kondisi tanah dan kesegaran kelopak bunga rosella waktu dianalisa. Kadar air pada kelopak bunga termasuk sangat tinggi yaitu hasil analisa bahan baku didapat hasil 7% sedangkan menurut Maryani dan Kristiana (5) kadar air pada kelopak segar rosella dalam g bahan adalah 86,%. Analisa Kadar Vitamin C Analisa dilakukan terhadap kadar vitamin C dengan variasi kemasan dan lama penyimpanan yang dilakukan secara duplo dengan tiga kali ulangan menggunakan metode oksidimetri. Perhitungan analisa vitamin C dapat dilihat pada lampiran 5. Hasil analisa bahan baku kelopak bunga rosella didapatkan 57

nilai kadar vitamin C lebih tinggi jika dibandingkan kandungan vitamin C pada jam kelopak bunga rosella. Menurut Apriantono (984), kandungan vitamin C pada proses pencucian, pemasakan dan penyimpanan yang terlalu lama akan mengalami penurunan hingga 5%. Menurut Winarno (4) Penyimpanan suatu produk akan mengalami penurunan nilai gizi khususnya vitamin C karena sifatnya mudah rusak. Produk-produk yang mengandung kadar vitamin C tinggi selama penyimpanan akan mengalami penurunan kadar vitamin C yang disebabkan karena terjadinya proses oksidasi vitamin C. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa lama penyimpanan ada pengaruh terhadap kadar vitamin C karena p-value kurang dari,5 (,), sedangkan pada analisa statistik jenis kemasan tidak ada pengaruh terhadap kadar vitamin C karena P value >,5 yaitu,74. Pada analisa statistik antara lama penyimpanan dengan jenis kemasan didapat hasil tidak ada pengaruh karena p-value lebih besar dari,5 (,67). Hasil analisa kadar vitamin C jam rosella pada kemasan gelas (gambar ) dan pada kemasan plastik (ga mbar ) terhadap lama penyimpanan dapat dilihat bahwa pada penyimpanan 5 hari kadar vitamin C-nya lebih rendah dari pada penyimpanan hari, 5 hari dan hari, hal ini disebabkan oleh sifat vitamin C yang labil dan mudah rusak pada penyimpanan suhu dingin (Almatsier, ). Hasil statistik lama penyimpanan ada pengaruh terhadap kadar vitamin C yang didapatkan hasil ada beda nyata ( P value <,5) antara penyimpanan hari dengan 5. Analisa Uji Organoleptik Rasa Hasil uji organoleptik terhadap rasa kemasan gelas jam rosella yang terlihat pada gambar menunjukkan bahwa rata rata skor penilaian kesukaan terhadap jam rosella berkisar antara,75 sampai 4,5 dengan kriteria penilaian agak tidak suka sampai dengan suka dan skor tertinggi pada lama penyimpanan hari. Sedangkan pada kemasan plastik terlihat pada gambar dengan rata rata skor antara,5 sampai 4, dengan kriteria penilaian agak tidak suka sampai dengan suka dan skor tertinggi juga pada lama penyimpanan hari. Hal ini dipengaruhi oleh hilangnya komponen asam asam organik yang ada pada jam rosella akibat lama penyimpanan sehingga tingkat kesukaan panelis terhadap rasa menurun. Uji statistik Friedman didapatkan P value <, yaitu, pada kemasan gelas dan, pada kemasan plastik sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh sangat nyata lama penyimpanan terhadap rasa jam rosella. 58

Aroma Hasil uji organoleptik terhadap aroma kemasan gelas jam rosella yang terlihat pada gambar 5 menunjukkan bahwa rata rata skor penilaian kesukaan terhadap aroma jam rosella berkisar antara,8 sampai,45 dengan kriteria penilaian agak tidak suka sampai dengan agak suka dan skor tertinggi pada lama penyimpanan hari. Sedangkan pada kemasan plastik terlihat pada gambar 6 dengan rata rata skor antara,6 sampai,5 dengan kriteria penilaian agak tidak suka sampai dengan agak suka. Tingkat kesukaan panelis menurun karena lama penyimpanan mengakibatkan hilangnya komponen komponen volatil yang ada pada jam rosella. Uji statistik Friedman didapatkan P value <, yaitu,8 pada kemasan gelas dan, pada kemasan plastik sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh sangat nyata lama penyimpanan terhadap aroma jam rosella. Warna Warna merah pada kelopak bunga rosella adalah disebabkan adanya pigmen antosianin (Maryani dan Kristiani, 5). Menurut Muchtadi (99), lama penyimpanan akan mengakibatkan warna beberapa jenis pigmen hilang dan timbul warna merah kecoklatan yang akhirnya berubah menjadi coklat. Bila penyimpanan dilakukan pada suhu C, antosianin tidak akan berubah selama 6 bulan. Tetapi bila disimpan pada suhu antara 8 C warna akan berubah dan perubahan tersebut akan semakin nyata bila disimpan pada suhu 8 C. Penyimpangan dari warna normal bahan pangan sering diartikan sebagai tanda kerusakan. Beberapa jenis pigmen dapat mengalami perubahan warna, misalnya klorofil dan antosianin yang disebabkan oleh perubahan ph (Winarno, 99). Hasil uji organoleptik terhadap warna kemasan gelas jam rosella yang terlihat pada gambar 7 menunjukkan bahwa rata rata skor penilaian kesukaan terhadap warna jam rosella berkisar antara,7 sampai 4, dengan kriteria penilaian agak tidak suka sampai dengan suka. Sedangkan pada kemasan plastik terlihat pada gambar 8 dengan rata rata skor antara,95 sampai 4, dengan kriteria penilaian agak tidak suka sampai dengan suka dan skor tertinggi pada lama penyimpanan hari. Uji statistik friedman didapatkan P value <,5 yaitu, pada kemasan gelas dan,4 pada kemasan plastik sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh sangat nyata lama penyimpanan terhadap warna jam rosella. Tekstur Tekstur jam dipengaruhi oleh kadar gula yang tinggi biasanya dalam kisaran padatan terlarut antara 65 68%. Jika padatan terlarut 59

kurang dari 65 % maka tekstur jam belum terbentuk dan belum memiliki daya simpan yang baik karena kadar gula dalam jam juga bersifat sebagai pengawet. Namun jika kadar gula lebih dari 68% maka tekstur jam mengeras sehingga tidak dapat dioles. Hal ini disebabkan karena suhu pemasakan tinggi sehingga terjadi reaksi pencoklatan non enzimatis yang disebabkan oleh reaksi maillard dan karamelisasi gula (Buckle, 987). Hasil uji organoleptik terhadap tekstur kemasan gelas jam rosella yang terlihat pada gambar 9 menunjukkan bahwa rata rata skor penilaian kesukaan terhadap tekstur jam rosella pada kemasan gelas berkisar antara,95 sampai dengan kriteria penilaian agak tidak suka sampai dengan agak suka dan skor tertinggi pada lama penyimpanan hari. Sedangkan pada kemasan plastik terlihat pada gambar dengan rata rata skor antara,4 sampai,9 dengan kriteria penilaian agak tidak suka sampai dengan agak suka dan skor tertinggi pada lama penyimpanan hari. Uji statistik friedman didapatkan P value <,5 yaitu, pada kemasan gelas dan,4 pada kemasan plastik sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh lama penyimpanan terhadap tekstur jam rosella. Hasil rekapitulasi menunjukkan bahwa semakin lama jam rosella disimpan maka kadar vitamin C-nya menurun, begitu pula dengan daya terima panelis juga semakin menurun, hal ini dikarenakan vitamin C rusak oleh adanya oksigen bebas diudara sehingga terjadi reaksi oksidasi yang akhirnya menyebabkan penurunan kadar vitamin C (Almatsier, ). Pada uji organoleptik tingkat kesukaan panelis menurun karena pada jam yang telah disimpan mengalami perubahan rasa, aroma, warna dan tekstur yang disebabkan oleh komponen yang ada pada jam mengalami penguapan seperti asam asam organik dan komponen volatil yang menyebabkan perusahan rasa dan aroma (Lies, 5). Pada warna dan tekstur terjadi perubahan karena adanya reaksi non enzimatik dan kadar gula yang tinggi sehingga terjadi reaksi karamelisasi (Syarief, 988). Hasil rekapitulasi variasi kemasan dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C dan sifat organoleptik dapat dilihat pada tabel 6 dibawah. kandungan vitamin C antara kemasan gelas dengan kemasan plastik hanya selisih sedikit dan analisa statistik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variasi kemasan terhadap kadar vitamin C. Hal ini karena antara kemasan gelas dan kemasan plastik memiliki kesamaan. Menurut Winarno (99), pengemasan bahan pangan terdapat dua macam yaitu wadah utama dan wadah kedua. Wadah pertama adalah wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan wadah 6

kedua adalah wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan. Contoh wadah utama adalah kaleng, gelas, plastik atau kertas. Sedangkan contoh wadah kedua adalah kotak kayu atau kotak karton. Kerana kemasan gelas dan kemasan plastik sama sama kemasan utama dan sama sama bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavor dan perubahan perubahan lainnya sehingga menyebabkan tidak ada pengaruh antara variasi kemasan terhadap lama penyimpanan dan kadar vitamin C. Hasil uji statistik didapat bahwa antara jenis kemasan tidak ada pengaruh terhadap kadar vitamin C begitu pula hubungan antara lama penyimpanan dan jenis kemasan juga tidak ada pengaruh terhadap kadar vitamin C karena alfa lebih besar dari,5. Jadi hasil analisa statistik yang ada pengaruh hanya antara lama penyimpanan dan kadar vitamin C hal ini karena alfa kurang dari,5. Faktor yang menyebabkan adanya pengaruh antara lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C karena vitamin C mudah rusak oleh penyimpanan yaitu terjadinya reaksi oksidasi (Buckle, 987). KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini, hasil analisa kadar vitamin C jam rosella pada kemasan gelas jam didapatkan kadar vitamin C tertinggi pada penyimpanan hari (48,79 mg%) dan kadar vitamin C terendah pada penyimpanan 5 hari (68, mg%), sedangkan pada kemasan cup plastik didapatkan kadar vitamin C tertinggi pada penyimpanan hari (6,54 mg%) dan kadar vitamin C terendah pada penyimpanan 5 hari (6,55 mg%). Jam rosella masih memiliki mutu organoleptik yang masih dapat diterima pada penyimpanan hari, sedangkan pada penyimpanan lima belas hari tingkat kesukaan konsumen menurun karena dari segi rasa, aroma, warna dan tekstur sudah mengalami perubahan yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S.. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Andarwulan, N dan Koswara. 99. Kimia Vitamin. Cv Rajawali. Bogor Anton, A. 89. Petunjuk Laboratorium Analisa Pangan. IPB Press. Bogor Apriantono, A. 984. Penggolongan Tempe, Tauco, Oncom, Asinan, Manisan (Buah, Jam, Jelly) Teknologi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor Astawan M dan Andreas L. K. 8. Khasiat Warna-Warni Makanan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Buckle, K.A. 987. Ilmu Pangan. Di terjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia (UI - PRESS). Jakarta Desroiser. 8. Teknologi Pengawetan Pangan. Universitas Indonesia (UI - PRESS). Jakarta 6

Hidayat, S. 8. Khasiat Herbal Berdasarkan Warna, Bentuk, Rasa, Aroma dan Sifat. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Mardiah. 9. Budi Daya dan Pengolahan Rosella si Merah Segudang Manfaat. PT.AgroMedia Pustaka. Jakarta Maryani, H dan Lusi K. 5. Khasiat dan Manfaat Rosella. Agramedia Pustaka. Surabaya Muchtadi, D. 99. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah buahan. IPB. Bogor Muchtadi T.R dan Sugiyono. 99. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. IPB. Bogor Rahayu, W.998. Penuntun Praktikum Organoleptik. Institut Pertanian. Bogor Rahman A dan Sumantri. 7. Analisa Makanan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Cet.I Roberts, H dan E. Karmas. 989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan. Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung Rukmana, R.. Aneka Limbah Tanaman Pisang, Jambu Mete, Rosella. Kanisius. Yogyakarta Soekarto, T. Soewarno. 985. Penilaian Organoleptik. Bhratara Karya Angkasa. Jakarta Soekarto, T. Soewarno. 99. Dasar-Dasar Pengawasan Pangan dan Standarisasi Mutu Pangan. ITB. Bandung Sudarmadji, S dan B. Suhardi.. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta Suprapti, M. 5. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Kanisius. Yogyakarta Suyitno dan Kamarijami. 996. Dasar Dasar Pengemasan. Rineka Cipta. Jakarta Syarief, R dan Anis I. 988. Pengetahuan Bahan untuk industri Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta Winarno, Srikandi F dan Dedi F. 98. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia. Jakarta Winarno, F.G. 4. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Winarno, F.G.99. PANGAN Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Syafutri dan Merynda I. 6. Sifat Fisik dan Kimia Buah Mangga (Mangifera indica L.) Selama Penyimpanan dengan Berbagai Metode Pengemasan. Vol.XVII No. Th.6 6

Kadar Vitamin C (mg%) 6 4 8 6 4 48,79 7,69 5,8 68, Gambar. Hasil Analisa Kadar Vitamin C Jam Rosella pada Kemasan Gelas Kadar Vitamin C (mg%) 8 6 4 8 6 4 6,54 9,64 95,44 6,55 Gambar. Hasil Analisa Kadar Vitamin C Jam Rosella pada Kemasan Plastik. 4,5 4,5,5 4,5 4,,65,75 Gambar. Hasil Organoleptik Rasa Jam Rosella pada Kemasan Gelas 6

4,5 4,5,5 4, 4,,,5 Gambar 4. Hasil Organoleptik Rasa Jam Rosella pada Kemasan Plastik,45,45,,8,5,5 Gambar 5. Hasil Organoleptik Aroma Jam Rosella pada Kemasan Gelas,5,5,,6,5 Gambar 6. Hasil Organoleptik Aroma Jam Rosella pada Kemasan Plastik 64

4,5 4,5,5 4, 4,,9,7 Gambar 7. Hasil Organoleptik Warna Jam Rosella pada Kemasan Gelas 4,5 4,5,5 4, 4,75,95 Gambar 8. Hasil Organoleptik Warna Jam Rosella pada Kemasan Plastik,4,,,,9,8,7,6,5,5,95 Gambar 9. Hasil Organoleptik Tekstur Jam Rosella pada Kemasan Gelas 65

4,5,5,9 5,5,4 Gambar. Hasil Organoleptik Tekstur Jam Rosella pada Kemasan Plastik 66