MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU : FILSAFAT PENDIDIKAN : PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN YATI HARDIYANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebagian dari kehidupan masyarakat dan juga sebagi dinamisator masyarakat itu sendiri. Memang kita semua mengetahui betapa sektor pendidikan selalu terbelakang dalam berbagai sektor pembangunan lainnya, bukan saja karena sektor itu lebih dilihat sebagi sektor konsumtif, juga karena by definition pendidikan adalah penjaga status quo masyarakat itu sendiri. Bayangkan betapa runyamnya kehidupan ini apabila tidak ada dasar pijakan dan tidak ada bintang penunjuk jalan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan yang berarti education adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya. Sedangkan pengetahuan adalah objek dari pada manusia melakukan proses pendidikan itu sendiri. Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1) pendidikan sebagai praktik dan (2) pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain (baca: peserta didik) agar memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenunganperenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan
dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan. Diantara keduanya memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain, sehingga tidak dapat dipisahkan. Pemahaman terhadap keduanya perlu diberikan garis bawah dimana antara teori dan praktek merupakan satu kesatuan yang termakhtub dalam ilmu pendidikan. Sehingga pada makalah ini akan membahas tentang pendidikan sebagai ilmu dan pendidikan sebagai sistem. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas lebih jauh, antara lain: 1. Apa saja yang menjadi persyaratan pendidikan sebagai ilmu? 2. Apa saja metode-metode dalam ilmu pendidikan? 3. Bagaimana sifat-sifat ilmu pendidikan? 4. Bagaimana pendidikan disebut sebagai sistem? C. Tujuan Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persyaratan pendidikan sebagai ilmu 2. Untuk mengetahui metode-metode dalam ilmu pendidikan 3. Untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat ilmu pendidikan 4. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan disebut sebagai sistem
D. Manfaat Makalah ini ditulis dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran umum kepada masyarakat luas tentang macam-macam ilmu pendidikan, sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Selain itu juga diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang pendidikan
BAB II PEMBAHASAN A. Pendidikan Sebagai Ilmu Menurut George F.Kneller kata teori mempunyai 2 makna sentral yaitu (1) teori dapat menunjuk suatu hipotesis yang telah diverifikasi dengan observasi atau eksperimen, memandang teori dalam artian ini teori pendidikan pengembangan. (2) teori dapat merupakan sinonim umum untuk pemikiran sistematik, memandang teori ini pendidikan telah menghasilkan banyak teori. Menurut Ernest E.Bayles teori pendidikan tidak hanya berkenan dengan apa yang ada tapi juga apa yang seharusnya ada. D.H Hirst berpendapat bahwa fungsi utama dari teori pendidikan adalah untuk membimbing praktek pendidikan. 1. Persyaratan pendidikan sebagai ilmu. Suatu kawasan studi dapat tampil sebagai disiplin ilmu, bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Memiliki objek studi (formal dan material) Memiliki sistematika Memiliki metode 2. Sistematika ilmu pendidikan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: a. Pendidikan sebagai gejala manusiawi, dapat dianalisis yaitu adanya komponen pendidikan yang saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan untuk mencapai tujuan. Komponen pendidikan itu adalah : (a) tujuan pendidikan, (b) peserta didik, (c) pendidik, (d) isi pendidikan, (e) metode pendidikan, (f) alat pendidikan, (g) lingkungan pendidikan. b. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Menurut Noeng Muhadjir sistematika ini bertolak dari fungsi pendidikan, yaitu : (a) menumbuhkan kreatifitas peserta didik, (b) menjaga lestarinya nilai insani dan nilai ilahi, (c) menyiapkan tenaga produktif. c. Pendidikan sebagai gejala manusiawi. Menurut Mochtar Buchori ilmu pendidikan mempunyai 3 dimensi : (1) dimensi lingkungan pendidikan, (2) dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan, (3) dimensi waktu dan ruang.
B. Metode-Metode dalam Ilmu Pendidikan 1. Metode normative, berkenaan dengan konsep manusiawi yang diidealkan yang ingin dicapai. 2. Metode eksplanatori, berkenaan dengan pertanyaan kondisi, dan kekauatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. 3. Metode teknologis, berkenaan dengan bagaimana melakukannya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Metode deskriptif, fenomenologis mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan lalu mengklasifikasikannya. 5. Metode hermeneutis, untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dan kegiatan pendidikan. 6. Metode analisis kritis, menganalisis secara kritis tentang istilah, pernyataan, konsep, dan teori yang ada dalam pendidikan. C. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan 1.Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman. 2.Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan pesrta didik kepada keadaan alamnya. 3.Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk. 4.Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu. 5.Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Pengembangan Pendidikan Menurut Van Cleve Morris, fondasi pendidikan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : Ø Fondasi histories dan filosofis tentang pendidikan, sejarawan ingin mengetahui bagaimana kita sampai disini. Filsuf pendidikan ingin mengetahui bagaimana manusia memikirkan kehidupan secara keseluruhan akhirnya sejarawan dan filsuf pendidikan berpendapat bahwa tidak ada guru yang mengetahui apa yang sedang ia perbuat jika ia tidak dapat melihat pekerjaan profesionalnya dalam konteks suatu lingkungan masa sekarang mengenal ideologi pendidikan yang berkompetisi. Ø Fondasi sosiologis dan psikologis. Ahli sosilogi pendidikan ingin mengetahui bagaimana dampak masyarakat pada pertumbuhan anak. Ahli psikologi pendidikan ingin mengetahui apa yang terjadi apabila belajar terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk menjadikan belajar terjadi setiap hari. Akhirnya ahli sosiologi dan psikologi pendidikan berpendapat bahwa tidak ada guru yang mengetahui apa yang sedang ia perbuat jika ia tidak dapat mengenal seberapa banyak anak belajar dan orang lain selain guru, dan memahami teori-teori belajar yang pokok dimana pengajaran modern didasarkan. D. Pendidikan Sebagai Sistem 1. Pengertian sistem Sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dan komponen-komponen yang salin berinteraksi atau interdependensi dalam mencapai tujuan. Suatu system mengandung halhal sebagai berikut : Adanya suatu kesatuan organis Adanya komponen yang membentuk kesatuan organis Adanya hubungan keterkaitan antara komponen satu dengan yang lain Adanya gerak dan dinamika Adanya tujuan yang ingin dicapai Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis, kontekstual dan untuk itu suatu system pendidikan haruslah terbuka terhadap tuntutan kualitas dan relevansi. 2. Komponen-komponen upaya pendidikan Upaya pendidikan merupakan aktifitas yang kompleks yang melibatkan sejumlah komponen pendidikan yang saling berinteraksi atau interdependensi satu sama lain. Komponen sentral
dalam upaya pendidikan adalah peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan. Dalam interaksi pendidikan dapat mencakup apa yang dilakukan oleh pendidik dan apa yang dipakai dalam interaksi, suatu tempat dimana terjadi proses pendidikan. 3. Saling hubungan antar komponen Proses pendidikan terjadi apabila antar komponen pendidikan yang ada di dalam upaya pendidikan itu saling berhubungan secara fungsional dalam satu kesatuan yang terpadu. Dalam suatu proses pendidikan, pendidik memiliki tujuan pendidikan yang hendak dicapai kepentingan peserta didik. Untuk mencapai tujuan ini disamping ada berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik untuk memperkaya isi pendidikan, pendidik juga menggunakan metode dan alat pendidikan. 4. Pencapaian tujuan yang di inginkan Untuk mencapai tujuan pendidikan perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem, penyelenggaraan pendidikan yang baik. Berbagai komponen dalam sistem perlu dikenali, dipahami dan dikembngkan secara seksama, sehingga kelemahan masing-masing komponen dapat diketahui. Apabila suatu upaya pendidikan dirasa kurang berhasil maka pendekatan sistem menasihatkan untuk mengkaji komponen yang perlu diperbaiki. Apabila sebagian besar komponen ternyata tidak mungkin lagi berfungsi secara baik maka perlu diadakan pembaharuan keseluruhan komponen. Berdasar uraian diatas pendekatan sistem terhadap upaya pendidikan dapat menghasilkan kebijakan yang berupa pembaharuan sebagian atau menyeluruh. 5. Sistem pendidikan dalam kerangka yang lebih luas 6. Tantangan sistem pendidikan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang spektakuler memaksa setiap bangsa senantiasa berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilkinya lebih dinamis dan lebih responsive terhadap perubahan-perubahan sstem pendidikan dituntut memiliki 3 komponen, yaitu : 1. Kemampuan untuk mengetahui pola perubahan dan kecenderungan yang sedang berjalan. 2. Kemampuan untuk menyusun gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecenderungan yang sedang berjalan. 3. Kemampuan untuk menyusun program-program penyesuaian diri
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan antara lain : 1. Persyaratan dikatakan pendidikan sebagai ilmu ketika memiliki objek studi (formal dan material), memiliki sistematika dan memiliki metode 2. Metode-metode dalam ilmu pendidikan yaitu; Metode Normative, Metode Eksplanatori, Metode Teknologis, Metode Analisis Kritis, Metode Hermeneutis dan Metode Deskriptif 3. Sifat-sifat ilmu pendidikan yaitu empiris, rokhaniah, normatif, historis dan praktis 4. Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis, kontekstual dan untuk itu suatu system pendidikan haruslah terbuka terhadap tuntutan kualitas dan relevansi. B. Saran Dengan mengetahui macam-macam ilmu pendidikan diharapkan seorang calon guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan landasan dan arah, sehingga tujuan untuk menumbuhkembangkan potensi kemanusiaan dapat dilakukan dengan tepat dan benar serta dapat membedakan pendidikan sebagai ilmu dan pendidikan sebagai sistem
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2010. Pendidikan Sebagai Ilmu dan Pendidikan Sebagai Sistem: http.www.wikipedia Pendidikan com.,diakses pada tanggal 08 April 2011 hari Jumat pukul 12.00 Wita Karpika, I Putu. 2005. Pengantar Pendidikan. IKIP PGRI BALI. Denpasar.