I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI PENDUDUK USIA MUDA YANG BEKERJA PADA SEKTOR NON PERTANIAN DI DESA TEGAL REJO KECAMATAN BELITANG I

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. strategis dan didukung dengan sarana trasportasi yang lancar memberikan dampak yang

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I PENDAHULUAN. Petani merupakan pekerjaan yang telah berlangsung secara turun-temurun bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

I. PENDAHULUAN. lingkungan strategis, baik nasional maupun global. Pendidikan harus dibangun

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Profil Desa. Survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

I. PENDAHULUAN. pangan dan papan. Selaju dengan perkembangan pembangunan dan pemenuhan manusia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Buana Sakti terletak di Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur,

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Pabundu Tika (2005:4) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

FAKTOR PENYEBAB SISWA SMA ASAL KECAMATAN RAMAN UTARA MEMILIH BERSEKOLAH NGLAJU KE KECAMATAN PURBOLINGGO. Risa Agustina, Budiyono, Yarmaidi

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manusia. Meskipun

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

I. PENDAHULUAN. dengan wilayah yang lain (Differensiation of Area). Perpindahan penduduk dikenal

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam hal kuantitas dan kualitas penduduknya. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang mengakibatkan banyaknya jumlah penduduk termasuk penduduk usia produktif yang akan memasuki dunia kerja terutama di kalangan tenaga kerja muda yaitu usia 15 24 tahun. Seperti yang diungkapkan Sony Sumarsono (2003:08), kelompok umur angkatan kerja dibedakan menjadi: muda (15-24 tahun), prima (25-60 tahun), tua (60 tahun ke atas). Lapangan kerja dapat berupa sektor pertanian dan sektor non-pertanian, mayoritas lapangan pekerjaan di desa adalah pada sektor pertanian sedangkan di kota mayoritas lapangan pekerjaan bertumpu pada sektor non-pertanian. Menurut Lewis (1954) (dalam Michael P. Todaro, 2006:221), perekonomian di desa merupakan representasi dari sektor tradisional, sedangkan perekonomian di kota adalah representasi dari sektor modern. Seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Sukanto (2009:136) bahwa

2 ciri-ciri masyarakat desa, sebagai masyarakat di mana warganya mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam, sistem kehidupannya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia terutama di pedesaan. Hal ini sependapat dengan ungkapan Soehartono (1984) dalam (Almasdi dkk 2012:28) yang menyatakan bahwa prioritas pembangunan masyarakat di pedesaan difokuskan pada sektor ekonomi pertanian. Hal ini disebabkan bahwa masyarakat Indonesia rata-rata sumber penghasilan utamanya berasal dari sektor pertanian, namun pada kenyataannya saat ini sektor pertanian tidaklah menjadi sumber pendapatan utama bagi penduduk desa. Angka pertambahan penduduk yang tinggi yang menyebabkan berlimpahnya tenaga kerja, terutama tenaga kerja muda sehingga sektor pertanian tidak mampu menampung seluruh tambahan tenaga kerja. Ketidakmampuan sektor pertanian menampung tenaga kerja dikarenakan semakin berkurangnya lahan pertanian sebagai akibat banyaknya lahan-lahan pertanian yang dijual untuk pemukiman penduduk dan pendirian toko ataupun kios-kios. Luas lahan pertanian yang semakin sempit membuat hasil pertanian tidak mencukupi, sehingga banyak penduduk usia muda yang bekerja pada sektor non-pertanian untuk menambah pengasilan keluarga. Demikian halnya di Desa Tegal Rejo, luas Desa Tegal Rejo 4,1 km 2 yang terdiri dari 3 dusun dan 13 RT. Jumlah penduduk Desa Tegal Rejo 2667 jiwa dengan kepadatan penduduk 650 jiwa/km 2, penggunaan lahan di Desa Tegal Rejo sebesar 1,78 km 2

3 berupa pemukiman dan sarana umum, serta sebesar 2,2 km 2 berupa areal persawahan. Sebanyak 363 keluarga di Desa Tegal Rejo berprofesi sebagai petani sedangkan sisanya yaitu 549 keluarga bermata pencaharian pada sektor non-pertanian yaitu sebagian besar dalam bidang wiraswasta dan jasa, (Monografi Desa Tegal Rejo Tahun 2012). Desa Tegal Rejo sebagian wilayahnya merupakan areal persawahan namun penduduk usia muda (15-24) tahun yang bermata pencaharian sebagai petani jumlahnya sedikit, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Penduduk Usia Produktif dan Lapangan Pekerjaan di Desa Tegal Rejo Tahun 2013. No Usia Pertanian Non pertanian Jumlah 1 15 19 39 96 135 2 20 24 58 129 187 3 25 29 76 99 175 4 30 34 104 73 177 5 35 39 112 42 154 6 40 44 173 16 189 7 45 49 232 27 259 8 50 54 187 18 205 9 55-59 139 8 147 10 60 64 17 4 21 Jumlah 1137 512 1649 Sumber: monografi Desa Tegal Rejo tahun 2012. Berdasarkan pada Tabel 1 di atas penduduk yang bekerja pada sektor non-pertanian sebagian besar pada usia 15-24 tahun, pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu sebanyak 97 jiwa dan pada kelompok umur 20-24 yaitu 129 jiwa, yang merupakan angkatan kerja muda yang dianggap baru memasuki dunia kerja, sedangkan yang bekerja pada sektor pertanian terbanyak adalah penduduk yang berusia 45-49 tahun. Dari Tabel 1 tersebut terlihat bahwa pekerjaan pada sektor pertanian banyak dikerjakan oleh

4 kelompok umur prima dan dan tua, sedangkan penduduk usia mudanya lebih banyak memilih bekerja pada sektor non-pertanian. Dari keadaan tersebut maka dalam penelitian ini dibatasi pada penduduk dengan kelompok umur 15-24 tahun Desa Tegal Rejo yang berjumlah 225 jiwa, yang bekerja sebagai pegawai, pedagang dan buruh. Penduduk usia muda yaitu penduduk yang berumur 15-24 tahun di Desa Tegal Rejo mereka lebih banyak bekerja pada sektor non-pertanian karena pada umumnya penduduk usia muda tidak menyukai pekerjaan sebagai seorang petani. Herlina Tarigan (2002) dari hasil penelitiannya menyatakan orientasi nilai kerja pemuda terhadap pekerjaan di sektor pertanian adalah kurang baik. Pemuda desa mengganggap pekerjaan di sektor pertanian adalah pekerjaan yang melelahkan dan kotor. Selain itu Hasil Survei Struktur Ongkos Usaha Tani Tanaman Pangan (BPS:2011) menunjukkan 47,6% petani yang memiliki produksi terbesar berumur lebih dari 50 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa profesi petani bukan sesuatu yang diinginkan para generasi muda. Desa Tegal Rejo sebagai desa yang berbatasan langsung dengan ibukota kecamatan banyak mendapat pengaruh dari ibukota kecamatannya yaitu Desa Gumawang, sebagai pusat kecamatan di Desa Gumawang banyak terdapat toko dan kios serta sarana ekonomi lainnya seperti bank, koperasi, dan jasa sehingga memberikan kesempatan bagi penduduk usia muda Desa Tegal Rejo untuk bekerja di sana, selain itu kemajuan dalam bidang perekonomian/perdagangan di Desa Tegal Rejo sendiri antara lain dapat diamati dengan bertambahnya jumlah toko/kios yang menjual beraneka ragam kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan primer maupun sekunder.

5 Dalam bidang keuangan di Desa Tegal Rejo terdapat satu Bank BRI, dua buah koperasi, serta terdapat beberapa rumah makan. Pada bidang pendidikan Desa Tegal Rejo didukung dengan adanya SD, SMP, dan SMA serta SMK, sedangkan pada bidang kesehatan Desa Tegal Rejo memiliki satu buah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Charitas Belitang (Monografi Desa Tegal Rejo tahun 2012 ). Selain itu di Desa Tegal Rejo Juga terdapat Industri Pembuatan Batu Bata, hal ini tentunya akan membuka peluang bagi penduduk Desa Tegal Rejo untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi non-pertanian. Interaksi antara Desa Tegal Rejo dengan desa sekitarnya didukung oleh aksesbilitas yang baik, menurut Bintarto R (1979:117). Aksesbilitas menunjukkan kemudahan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu wilayah, aksesibilitas ini dengan jarak. Aksesbilitas yang baik ini berupa transportasi dari Desa Tegal Rejo menuju desa lain yang tergolong lancar karena didukung dengan kondisi jalan yang baik, yaitu jalan aspal yang tidak berlubang yang menghubungkan Desa Tegal Rejo dengan dengan desa lain termasuk dengan ibukota kecamatan yaitu Desa Gumawang, untuk menuju ibukota kecamatan hanya membutuhkan waktu 5 menit menggunakan sepeda motor. Kelancaran transportasi dan kondisi jalan yang baik inilah yang mendukung banyaknya penduduk usia muda yang bekerja keluar dari Desa Tegal Rejo, kebanyakan dari mereka bekerja di ibukota kecamatan yaitu Desa Gumawang yang berbatasan langsung dengan Desa Tegal Rejo hal ini dikarenakan penduduk usia muda Desa Tegal Rejo menginginkan untuk memperoleh pekerjaan di sektor nonpertanian, namun tidak setiap wilayah mampu sepenuhnya menyediakan pekerjaan

6 sesuai dengan harapan yang dibutuhkan, hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya gerak keluar daerah menuju daerah lain, untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan yang lebih, sehingga terjadi mobilitas sirkuler/ulang alik bagi sebagian penduduk usia muda Desa Tegal Rejo untuk bekerja di sektor nonpertanian di luar Desa Tegal Rejo. Steele (1983) dalam Mantra (2003:173) mengungkapkan bahwa mobilitas penduduk nonpermanen yaitu suatu gerak penduduk dari suatu wilayah menuju ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Mobilitas yang dimaksud ditunjukan adanya perpindahan penduduk usia muda dari Desa Tegal Rejo menuju Desa Gumawang untuk mendapatkan pekerjaan pada sektor non-pertanian dengan tidak menetap di desa tujuan. Hal tersebut sesuai dengan Konsep Geografi yang dikenal dengan diferensiasi areal (Areal Defferentation) yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dari wilayah yang lain. Adanya kesempatan kerja pada sektor non-pertanian tentunya memberikan peluang bagi penduduk untuk berpartisipasi di dalamnya, terutama bagi penduduk usia muda Desa Tegal Rejo, sehingga penduduk usia muda Desa Tegal Rejo banyak yang berpartisipasi pada sektor non-pertanian dibanding pada sektor pertanian. Untuk lebih jelasnya mengenai mata pencaharian penduduk usia muda Desa Tegal Rejo pada sektor non-pertaniandapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:

7 Tabel 2. Jenis Mata Pencaharian Penduduk Usia Muda Pada Sektor Non-Pertanian Desa Tegal Rejo tahun 2013. No Mata Pencaharian Jumlah (dalam jiwa) % 1 Pedagang 50 22,22 2 Pegawai 130 57,78 3 Buruh 45 20,00 Jumlah total 225 100 Sumber: Monografi Desa Tegal Rejo 2012. Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat sebagian besar penduduk usia muda Desa Tegal Rejo bermata pencaharian pada sektor non-pertanian, yaitu sebagai pedagang sebanyak 50 orang yang pekerjaannya berupa pedagang yang menjual beraneka macam kebutuhan, dan sebagai pegawai sebanyak 130 orang yang pekerjaannya berupa PNS, guru honor, pegawai bank, pegawai koperasi, tenaga medis, pegawai dealer, pelayan toko dan rumah makan. Sebesar 45 sebagai buruh yaitu bekerja sebagai buruh bangunan dan buruh pembuatan batu bata dan genteng. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa keinginan penduduk usia muda Desa Tegal Rejo untuk bekerja pada sektor pertanian sangat kurang. Banyaknya penduduk usia muda Desa Tegal Rejo yang bekerja pada sektor nonpertanian tentunya tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk usia muda tersebut, karena tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang dalam memilih lapangan kerja, khususnya pada sektor non-pertanian, karena semakin tinggi pendidikan seseorang semakin besar pula kesempatan memperoleh pekerjaan yang layak. Seperti yang diungkapkan oleh Sony Sumarsono (2003:10) pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan dianggap dapat mewakili kualitas tenaga kerja. Latar belakang

8 pendidikan seseorang akan menentukan lapangan kerja dan jenis pekerjaan yang diperolehnya. Mereka yang berbekal pendidikan yang cukup, memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Tingkat pendidikan penduduk usia muda Desa Tegal Rejo berdasarkan hasil prasurvei sangat bervariasi, mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi, dengan pendidikan yang dimiliki penduduk akan bekerja sesuai kemampuannya, atau sesuai keahliannya misalnya lulusan STM mungkin dia akan lebih memilih bekerja di bengkel karena merasa mempunyai keahlian dalam bidang tersebut, oleh karena itu banyak penduduk usia produktif golongan muda umur 15-24 tahun Desa Tegal Rejo yang bekerja pada sektor non-pertanian. Tujuan penduduk usia muda bekerja pada sektor non-pertanian adalah untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan untuk menambah pendapatan keluarga maupun untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Tentunya penduduk usia muda Desa Tegal Rejo yang bekerja pada sektor non-pertanian menginginkan pendapatan yang tinggi. Pendapatan tersebut diperoleh dari bekerja pada sektor non-pertanian yaitu sebagai pegawai, pedagang dan buruh, dari ketiga jenis pekerjaan tersebut tentunya pendapatan yang diperoleh berbeda-beda. Penduduk usia muda yang bekerja sebagai pegawai dan buruh tentunya pendapatannya mengacu pada UMR yang berlaku di Kabupaten OKU Timur, sedangkan yang bekerja sebagai pedagang pendapatan yang diperoleh berdasarkan keuntungan dari jenis barang yang diperdagangkan.

9 Bagi penduduk usia muda yang berpendidikan tinggi tentunya mereka lebih memilih pekerjaan pada sektor non-pertanian karena bekal pendidikan yang dimilikinya. Kebanyakan dari mereka cenderung memilih bekerja sebagai pegawai, namun bagi penduduk usia muda yang berpendidikan dasar atau rendah mereka ikut berpartisipasi pada pekerjaan sektor non-pertanian karena semakin sempitnya lahan pertanian yang mengakibatkan tidak adanya kesempatan kerja pada sektor pertanian sehingga banyak penduduk usia muda Desa Tegal Rejo mencari alternatif lain yaitu dengan bekerja pada sektor non-pertanian yang tidak terlalu mengutamakan tingkat pendidikan yaitu pekerjaan sebagai buruh. Keterbatasan kepemilikan lahan pertanian orang tua mempengaruhi penduduk usia muda Desa Tegal Rejo tidak memilih menjadi seorang petani, sempitnya lahan pertanian ini disebabkan oleh budaya sistem pewarisan lahan masyarakat Indonesia yang menyebabkan pemecahan lahan (land division). Pengolahan lahan yang sempit sangat tidak efisien dan memberikan hasil yang sangat kecil pada pemiliknya, sehingga mungkin karena hal ini penduduk usia muda Desa Tegal Rejo lebih memilih bekerja pada sektor non-pertanian dibandingkan pada sektor pertanian. Dari keadaan tersebut peneliti tertarik untuk mendeskripsikan tingkat pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan lahan pertanian orang tua penduduk usia muda yang bekerja pada sektor non-pertanian di Desa Tegal Rejo Kecamatan Belitang I Kabupaten OKU Timur.

10 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan penduduk usia muda 2. Pendapatan penduduk usia muda pada sektor non-pertanian 3. Luas lahan pertanian orang tua penduduk usia muda. C. Rumusan Masalah Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat pendidikan penduduk usia muda yang bekerja pada sektor non-pertanian? 2. Berapakah pendapatan penduduk usia muda yang bekerja pada sektor nonpertanian? 3. Berapakah luas lahan pertanian orang tua penduduk usia muda yang bekerja pada sektor non-pertanian? D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang ditamatkan, pendapatan pada sektor nonpertanian dan luas lahan pertanian orang tua penduduk usia muda Desa Tegal Rejo Kecamatan Belitang I Kabupaten OKU Timur tahun 2013.

11 E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Sebagai aplikasi ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah, khususnya Geografi Ekonomi mengenai aktivitas ekonomi penduduk dalam memilih lapangan kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 3. Sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Kondisi Geografis dan Penduduk dan sub pokok bahasan Keadaan Penduduk Ditinjau dari Kegiatan Ekonomi dan Budaya Untuk SMP kelas VII semester Genap. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup objek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pendidikan yang ditamatkan penduduk usia muda, pendapatan pada sektor non pertanian, luas lahan pertanian orang tua. 2. Ruang lingkup subjek Subjek dalam penelitian ini adalah penduduk usia mudatahun yang bekerja pada sektor non-pertanian di Desa Tegal Rejo Kecamatan Belitang 1 OKU Timur. 3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian, yaitu Desa Tegal Rejo tahun 2013. 4. Ruang lingkup ilmu yaitu Geografi Ekonomi.

12 Dalam penelitian ini akan menitik beratkan pada aktivitas ekonomi penduduk dalam suatu wilayah, hal ini sesuai dengan pendapat Nursid Sumaatmadja (1988:54), Geografi Ekonomi adalah: Cabang dari Geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industriperdagangan-komunikasi-transportasi dan lain sebagainya. Alasan ruang lingkup geografi ekonomi adalah dalam penelitian ini meneliti tentang aktivitas ekonomi penduduk dalam memilih lapangan kerja pada sektor non-pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.