TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

ARAHAN PENGATURAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN SETYABUDI RAYA POTROSARI SEBAGAI DAMPAK MUNCULNYA PUSAT PERBELANJAAN ADA, BANYUMANIK SEMARANG

PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI PRIMER KAWASAN PASAR UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR

KINERJA RUAS JALAN KORIDOR JALAN TJILIK RIWUT AKIBAT TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KORIDOR BERDASARKAN KONTRIBUSI VOLUME LALU LINTAS

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PADA GUNA LAHAN KOMERSIAL TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN DI PUSAT KOTA WONOGIRI TUGAS AKHIR

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAKSI... v. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

EVALUASI RUTE ANGKUTAN UMUM PUSAT KOTA DALAM MENGURANGI BEBAN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya. kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR. Oleh : TRI AJI PEFRIDIYONO L2D

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tingkat pelayanan pada ruas jalan berdasarkan hasil

Oleh: QOMARUDIN SHOLEH Dosen Pembimbing MACHSUS, ST. MT NIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

SIMULASI MANAJEMEN LALU LINTAS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JARINGAN JALAN RAYA JEMURSARI DAN JALAN MARGOREJO INDAH

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Sementara menurut Papacostas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

EVALUASI ALTERNATIF LOKASI PASAR INDUK SAYUR DI KOTA SURABAYA TUGAS AKHIR. Oleh: YANUAR RISTANTYO L2D

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI SUATU WILAYAH (STUDI KASUS DI JALAN LENTENG AGUNG)

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Umum. Sebagai Negara yang baru di bangun dengan sarana dan prasarana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (

KARAKTERISTIK BANGKITAN DAN SEBARAN PERGERAKAN PENDUDUK PADA JALUR PERENCANAAN KERETA KOMUTER LAWANG-KEPANJEN DI MALANG RAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL RUTE ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) (Studi Kasus: Kota Semarang) TUGAS AKHIR

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Pengelompokkan Kategori Berdasarkan Karakteristik Ruas Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

Transkripsi:

KONTRIBUSI TAMAN BERMAIN WONDERIA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SRIWIJAYA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D 301 321 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 i

ABSTRAKSI Jalan Sriwijaya merupakan kawasan yang dikembangkan sebagai kawasan pengembangan pusat kegiatan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kota yang didukung oleh tingkat aksesibilitas yang cukup tinggi dan kemudahan pencapaian menuju kawasan. Penggal ruas Jalan Sriwijaya termasuk dalam wilayah administrasi Semarang Selatan. Kebijakan tata ruang Kota Semarang, Ruas Jalan Sriwijaya berfungsi sebagai jalan kolektor dan merupakan salah satu jalan utama dalam kota yang menghubungkan bagian-bagian wilayah kota serta merupakan bagian dari sistem jaringan pelayanan transportasi Kota Semarang. Perubahan penggunaan lahan perkotaan dari penggunaan yang bersifat non komersial ke penggunaan untuk kepentingan komersial sebagai akibat dari perkembangan aktivitas penduduk merupakan suatu fenomena tumbuh kembang kota. Permintaan (demand) akan fasilitas pemenuhan kebutuhan penduduk kota pada kenyataannya masih belum diimbangi dengan penyediaan (supply) akan sarana prasarana yang memadai. Akibat kemudian adalah munculnya berbagai permasalahan kota seperti kesulitan penataan ruang aktivitas kota maupun masalah transportasi pada ruas-ruas jalan utama. Permasalahan tersebut juga terjadi pada ruas jalan Sriwijaya. Pada ruas jalan tersebut terdapat perubahan tata guna lahan dimana terjadi perubahan aktivitas perkantoran menjadi sarana rekreasi. Berdirinya Taman Wonderia merupakan perubahan penggunaan lahan perkotaan dari penggunaan yang bersifat non komersial ke penggunaan untuk kepentingan komersial sebagai akibat dari perkembangan aktivitas penduduk yang merupakan suatu fenomena tumbuh kembang kota yang merupakan bentuk perkembangan aktivitas kawasan.pada penggal ruas jalan Sriwijaya telah terjadi permasalahan lalu lintas terutama pada daerah keramaian seperti di simpang Taman Wonderia. Penyebab-penyebab masalah lalu lintas berupa perlambatan dan kemacetan lalu lintas dipilah menjadi beberapa faktor. Sedangkan faktor kedua yaitu besarnya hambatan samping akibat dampak aktivitas guna lahan di koridor penggal ruas Jalan Sriwijaya. Atas dasar permasalahan tersebut maka dirasa perlu untuk mengetahui dan menghitung seberapa besar kontribusi keberadaan Taman Wonderia terhadap kemacetan lalu lintas di penggal ruas Jalan Sriwijaya saat ini berdasarkan besarnya volume pergerakan lalu lintas dan hambatan samping. Proses penghitungan ini menggunakan alat analisis berupa arus lalu lintas dan tingkat pelayanan jalan. Analisis arus lalu lintas untuk menghitung volume pergerakan lalu lintas dan hambatan samping akibat aktivitas Taman Wonderia sedangkan analisis tingkat pelayanan jalan untuk mengetahui tingkat pelayanan penggal ruas Jalan Sriwijaya akibat adanya aktivitas tersebut.berdasarkan analisis arus lalu lintas diketahui bahwa kontribusi Taman Wonderia terhadap Kontribusi Taman Wonderia berupa volume lalu lintas sebesar 422,6 smp / jam (27,01 %) dan hambatan samping sebesar 287,8 peristiwa berbobot (41,9 %) Kontribusi pergerakan lalu lintas Taman Wonderia pada hari dan jam puncak Taman Wonderia relatif tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan total pergerakan kendaraan yang melintas di penggal ruas Jalan Sriwijaya. Sedangkan kontribusi hambatan samping oleh Taman Wonderia terhadap penggal ruas jalan Sriwijaya pada hari dan jam puncak penggal ruas Jalan Sriwijaya adalah sebesar 39,78 %,. Bahwa kapasitas penggal ruas Jalan Sriwijaya pada jam puncak Taman Wonderia Kota Semarang adalah : 3341,96 Artinya jumlah kendaraan maksimum yang masih dapat ditampung oleh penggal ruas jalan Sriwijaya pada waktu bersamaan adalah 3341,96 smp/jam. Sedangkan kapasitas penggal ruas Jalan Sriwijaya Kota Semarang pada waktu jam puncak Taman Wonderia tanpa menyertakan hambatan samping adalah: 3575,12 smp/jam artinya jumlah kendaraan maksimum yang masih dapat ditampung oleh penggal ruas jalan Sriwijaya pada waktu bersamaan adalah 3575,12 smp/jam. Dapat disimpulkan bahwa kontribusi Taman Wonderia terhadap kemacetan lalu lintas di penggal ruas Jalan Sriwijaya disebabkan oleh volume lalu lintas yang tinggi pada waktu jam puncak dan lebih dominan disebabkan oleh faktor hambatan samping yang merupakan dampak dari aktivitas guna lahan. Dari temuan studi di atas maka ada beberapa hal yang dapt direkomendasikan dari faktor hambatan samping yang teridentifikasi sebagai penyebab dominan kemacetan lalu lintas di penggal ruas jalan Sriwijaya.. Rekomendasi perlunya pemberian lampu lalu lintas, pelarangan parkir dan berhenti pada saat jam-jam puncak, pelarangan menyeberang jalan yang bukan pada tempatnya serta dapat ditinjau kemungkinan pengalihan rute pada jam puncak yaitu penataan lalu lintas di tempat itu. Kendaraan yang akan masuk ke taman rekreasi harus dari arah timur, perempatan Metro. Kendaraan yang akan keluar dari dalam Wonderia harus belok ke kiri ke Jalan Pahlawan. Kendaraan tidak boleh menyeberang ke kanan, arah perempatan Metro. Kendaraan dari Jalan Singosari juga harus belok ke kiri, arah perempatan Metro. Kendaraan dari jalan ini tak boleh menyeberang ke kanan Jalan Pahlawan. Ini dilakukan dengan tujuan mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi di penggal ruas Jalan Sriwijaya Kata kunci : kontribusi, aktivitas, kemacetan iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan penggunaan lahan perkotaan dari penggunaan bersifat non komersial ke penggunaan untuk kepentingan komersial sebagai akibat dari perkembangan aktivitas penduduk merupakan suatu fenomena tumbuh kembang kota. Permintaan (demand) fasilitas pemenuhan kebutuhan penduduk kota pada kenyataannya masih belum diimbangi dengan penyediaan (supply) sarana prasarana yang memadai, akibatnya kemudian adalah munculnya berbagai permasalahan kota seperti kesulitan penataan ruang aktivitas kota maupun masalah transportasi pada ruas-ruas jalan utama kota (Miro, 1997:92). Suatu aktivitas tidak akan terlepas dari kebutuhan akan transportasi, baik sarana maupun prasarana. Demikian pula halnya suatu kota yang didalamnya berlangsung berbagai aktivitas, baik tidaknya transportasi suatu kota akan sangat mempengaruhi kelangsungan aktivitas kota itu sendiri. Melihat kondisi semacam itu, maka dalam merencanakan suatu wilayah atau kota perlu juga merencanakan sistem transportasinya. Masalah-masalah yang berkaitan dengan transportasi memiliki arti penting dalam suatu perencanaan wilayah kota, karena menyangkut hubungan antar daerah perencanaan yang satu sama lain memiliki keterkaitan dan saling mendukung. Sehingga agar kegiatan memindahkan sesuatu transportasi dari satu daerah lain berjalan dengan baik, maka harus benar-benar direncanakan. Ada lima unsur pokok dalam transportasi yaitu, pertama adalah manusia yang membutuhkan, kedua adalah barang yang dibutuhkan, ketiga adalah alat angkut, keempat adalah jalan sebagai prasarana angkutan, kelima adalah organisasi sebagai pengelola angkutan. Aktivitas transportasi sangat dipengaruhi oleh tingginya permintaan akan perpindahan penduduk maupun barang dan jasa. Peningkatan aktivitas penduduk perkotaan yang berbanding lurus dengan peningkatan pergerakan penduduk akan menimbulkan adanya kegiatan perangkutan. Kegiatan perangkutan terjadi karena adanya perpindahan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain ( Morlok, 1991: 5 ).

2 Dengan demikian, transportasi akan berkembang seiring dengan perkembangan aktivitas, semakin tinggi intensitas suatu aktivitas maka akan semakin tinggi pula kebutuhan transportasi yang harus dipenuhi. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas transportasi dari dan ke pusat-pusat aktivitas mempunyai intensitas relatif tinggi. Semakin luas cakupan wilayah yang dilayani oleh pusat aktivitas tersebut maka akan semakin tinggi pula pergerakan dari dan ke pusat aktivitas tersebut. Pusat aktivitas yang cakupan pelayanannya luas merupakan tempat berinteraksi penduduk dengan kepentingan yang biasanya sesuai dengan jenis pusat aktivitas tersebut. Tingginya pergerakan menuju pusat aktivitas pada ruas jalan tertentu akan menimbulkan perlambatan (delay) dan atau kemacetan terutama bila terjadi pencampuran antara arus transportasi lokal, regional, dan arus menerus ( through traffic ). Kemacetan biasanya terjadi pada ruas jalan dengan intensitas aktivitas yang tinggi mengingat pergerakan dari dan ke lokasi aktivitas ini relatif tinggi, sehingga peningkatan volume lalu lintas tersebut tidak dapat diimbangi oleh peningkatan kapasitas jalan. Bila kapasitas jalan tetap sedangkan jumlah pemakai jalan meningkat maka waktu tempuh yang dibutuhkan meningkat dan akan menimbulkan kemacetan ( Wohl, et al, 1980 : 285, dalam Nurvita, 1999 ). Kebijakan tata ruang sangat erat kaitannya dengan kebijakan transportasi. Ruang merupakan kegiatan yang berada pada lahan kota, sedangkan transportasi merupakan sistem jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu ruang kegiatan dengan ruang kegiatan lainnya. Apabila akses transportasi ke suatu ruang kegiatan diperbaiki, ruang tersebut akan menjadi lebih berkembang. Dengan berkembangnya ruang kegiatan tersebut meningkat pula kebutuhan transportasi (Tamin, 1997 :360). Perubahan penggunaan lahan perkotaan dari penggunaan yang bersifat non komersial ke penggunaan untuk kepentingan komersial sebagai akibat dari perkembangan aktivitas penduduk merupakan suatu fenomena tumbuh kembang kota. Tuntutan (demand) akan fasilitas pemenuhan kebutuhan penduduk kota pada kenyataannya masih belum diimbangi dengan penyediaan (supply) akan sarana prasarana yang memadai. Akibat kemudian adalah munculnya berbagai permasalahan kota seperti kesulitan penataan ruang aktivitas kota maupun masalah transportasi pada ruas-ruas jalan utama. Dalam kebijaksanaan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang tahun 2000-2010, wilayah studi penggal ruas Jalan Sriwijaya mempunyai peran sebagai aktivitas perdagangan dan jasa dengan skala lokal dan regional. Aktivitas

3 perdagangan dan jasa tersebut merupakan aktivitas utama karena nilai strategis dan ekonomis kawasan memberi nilai lebih untuk perkembangan aktivitas tersebut. Konsep fungsi dan pengembangan jaringan jalan secara umum mengacu kepada kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang, fungsi jalan Sriwijaya merupakan jalan kolektor. Untuk mendukung terbentuknya struktur ruang perlu adanya kebijaksanaan pengembangan manajemen transportasi. Fungsi BWK I sebagai pusat kota dan sebagai pusat sistem transportasi kota dan regional, maka pengembangan kawasan transportasi diarahkan untuk mengurangi volume lalu lintas dengan mengoptimalkan sistem transportasi pada jenjang layanan tingkat kota dan regional. Konteks aktivitas perdagangan dan jasa tidak lepas dari struktur tata ruang wilayah. Dimana harus dapat mewadahi kepentingan fungsi kawasan tersebut yaitu dengan mengembangkan sistem infrastruktur yang mampu mendukung fungsi kegiatan masing-masing. Dengan mengembangkan struktur jaringan jalan dan sarana transportasi untuk mendukung fungsi BWK sebagai pusat pengembangan I dengan kegiatan perdagangan dan jasa. Fungsi yang diemban oleh BWK I dan BWK II meliputi fungsi pelayanan kota yang bervariasi, baik yang bersifat komersial maupun non komersial. Khusus untuk aktivitas pada penggal Jalan Sriwijaya diarahkan untuk pengembangan aktivitas perdagangan dan jasa, mengingat besarnya potensi aktivitas ini dengan skala pelayanan yang relatif besar (lokal dan regional) Permasalahan tersebut juga terjadi pada ruas jalan Sriwijaya. Pada ruas jalan tersebut terdapat perubahan tata guna lahan dimana terjadi perubahan aktivitas perkantoran menjadi sarana rekreasi. Berdirinya Taman Wonderia merupakan perubahan penggunaan lahan perkotaan dari penggunaan yang bersifat non komersial ke penggunaan untuk kepentingan komersial sebagai akibat dari perkembangan aktivitas penduduk yang merupakan suatu fenomena tumbuh kembang kota yang merupakan bentuk perkembangan aktivitas kawasan. Taman Wonderia sebagai salah satu taman bermain yang masih relatif baru, besar, dan modern di Semarang tidak luput dari permasalahan transportasi yang disadari atau tidak permasalahan tersebut merupakan dampak dari perkembangan aktivitas di kawasan tersebut. Namun yang menjadi permasalahan adalah lokasi taman bermain tersebut berada pada ruas jalan padat yang menghubungkan ke pusat kota dan dilalui oleh lalu lintas lokal. Tarikan pergerakan dan