IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 yaitu : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Makna

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka diperoleh kesimpulan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam esensi pendidikan sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memutar roda organisasi tersebut. Artinya, peran sentral dalam organisasi tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

Transkripsi:

IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti Abstrak Peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru memberikan pengaruh cukup baik. Indikator dalam mengukur peran kepala madrasah sebagai manajer yaitu pengembangan program jangka panjang, baik program akademis maupun non-akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu lebih dari lima tahun; kurun waktu tiga sampai lima tahun; pengembangan program jangka pendek, baik program akademis maupun non-akademis yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan kinerja guru juga dapat dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan materi, kemampuan mengelola kelas, penilaian dan evaluasi serta penguasaan metode dan strategi mengajar yang dilakukan oleh para guru semua sudah dilaksanakan. Kata kunci : Kepemimpinan, Kepala Madrasah, Kinerja Guru A. Pendahuluan Kepala madrasah sebagai seorang pemimpin di satuan pendidikan merupakan pemimpin formal (formally designated leader) oleh organisasi yang bersangkutan atau organisasi yang menjadi atasannya. Sedangkan guru (pendidik), menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI pasal 39 behwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 1 Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi selain tenaga kependidikan lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan output yang diharapkan. Untuk itu, kinerja guru harus ditingkatkan dan dikembangkan sebagai upaya control ketat terhadap manajemen Sumber Daya Manusia dalam pendidikan. 2 Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi, mengadakan supervise, memberikan insentif, memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karier, meningkatkan kemampuan, dan gaya kepemimpinan yang baik. Sementara kinerja guru dapat ditingkatkan apabila yang bersangkutan merasa senang dan cocok dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala madrasah. Artinya, kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru sangat erat kaitannya dalam menentukan tujuan pendidikan yang menjadi target utama proses pendidikan. Dalam hal ini, kinerja guru madrasah ini sangat menentukan gerak dari alur organisasi Madrasah Aliyah. Artinya, gerak organisasi madrasah dalam mencapai tujuan pendidikan ditentukan oleh profesionalitaas kinerja guru yang ada dalam madrasah ini. Dengan demikian, kepemimpinan kepala MAU IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015 1023

madrasah menjadi tumpuan utama atau pijakan pada alur kerja dalam proses pendidikan di madrasah ini. Kinerja guru atau prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsure-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pengajaran, kerja sama dengan semua warga madrasah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu, tugas kepala madrasah selaku pemimpin adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat evaluasi kepemimpinan bagi kepala madrasah. B. Pembahasan 1. Kepemimpinan Kepala Madrasah Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan adalah bentuk konkret dari jiwa pemimpin. 3 Beberapa sifat yang harus dimiliki pemimpin dan berguna dalam menjalankan organisasi yaitu : keinginan untuk menerima tanggung jawab, kemampuan untuk perceptive (mengamati lingkungan organisasi), kemampuan untuk bersikap objektif, kemampuan untuk menentukan prioritas, dan kemampuan untuk berkomunikasi. 4 Dalam sebuah lembaga pendidikan, seorang pemimpin yaitu kepala sekolah berkewajiban : menjabarkan visi dalam misi target mutu, merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai, menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, kelemahan sekolah, membuat rencana kerja strategis, bertanggung jawab dalam membuat keputusan, melibatkan guru dalam pengambilan keputusan, menjaga dan memotivasi kerja tenaga pendidik, bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif, melaksanakan dan merumuskan program supervisi, meningkatkan mutu, memberi telada dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan, membantu dan membina lingkungan sekolah, menjalin kerjasama yang baik, dan mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada wakil sesuai dengan bidangnya. 5 Kepala madrasah adalah pemimpin pada satu lembaga satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepala madrasah, proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepala madrasah adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Mulyono, kepala madrasah harus memiliki beberapa persyaratan untuk menciptakan madrasah yang mereka pimpin menjadi madrasah efektif, antara lain: 6 a. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai MAU IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015 1024

c. Bersemangat d. Cakap didalam memberi bimbingan e. Jujur f. Cerdas g. Cakap didalam hal mengajar dan menaruh perhatian kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya. 7 Faktor yang mempengaruhi perilaku seorang pemimpin adalah keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, jenis pekerjaan atau lembaga tempat bekerja, sikap kepribadian pemimpin, sikap kepribadian pengikut, dan sangsi yang ada di tangan pemimpin. 8 Selain beberapa persyaratan tersebut, kepala madrasah sebagai seorang manajer dilembaga pendidikan juga harus memiliki tiga kecerdasan pokok, yaitu kecerdasan professional, kecerdasan personal, dan kecerdasan manajereial agar dapat bekerja sama dan mengerjakan sesuatu dengan orang lain. Dede Rosyada dalam hal ini mengklasifikasikan kemampuan manajerial yang harus dipertimbangkan sebagai langkah awal mengerjakan berbagai tugas manajerial sebagai berikut. 9 a. Kemampuan mencipta, yang meliputi: selalu mempunyai ide-ide bagus, selalu memperoleh solusi-solusi untuk berbagai problem yang biasa dihadapi, mampu mengantisipasi berbagai konsekuensi dari pelaksanaan berbagai keputusan dan mampu mempergunakan kemampuan berfikir imajinatif (lateral thinking) untuk menghubungkan sesuatu dengan yang lainnya yang tidak bisa muncul dari analisis dan pemikiran-pemikiran empiric. b. Kemampuan membuat perencanaan, yang meliputi: mampu menghubungkan kenyataan sekarang dan hari esok, mampu mengenali apaapa yang penting saat itu dan apa-apa yang benar-benar mendesak, mampu mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan mendatang, dan mampu melakukan analisis. c. Kemampuan organisasi, yang meliputi: mampu mendistribusikan tugas dan tanggung jawab yang adil, mampu mempuat putusan secara tepat, selalu bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan, mampu mengenali pekerjaan itu sudah selesai dan sempurnakan. d. Kemampuan berkomunikasi, yang meliputi: mampu memahami orang lain, mampu dan mau mendengarkan orang lain, mampu menjelaskan sesuatu pada orang lain, mampu berkomunikasi melalui tulisan, mampu membuat orang lain berbicara, mampu mengucapkan terima kasih pada orang lain, selalu mendorong orang lain untuk maju dan selalu mengikuti dan memanfaatkan teknologi informasi. e. Kemampuan memberi motivasi, yang meliputi: mampu member inspirasi pada orang lain, menyampaikan tantangan yang realistis, membantu orang lain untuk mencapai tujuan dan target, membantu orang laim untuk menilai kontribusi dan mencapainya sendiri. f. Kemampuan melakukan evaluasi, yang meliputi: mampu membandingkan antara hasil yang dicapai dengan tujuan, mampu melakukan evaluasi diri, MAU IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015 1025

mampu melakukan evaluasi terhadap pekerjaan orang lain dan mampu melakukan tindakan pembenaran saat diperlukan. 2. Kinerja Guru a. Konsep Kinerja Guru Setiap individu yang diberi wewenang, tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja (performance) yang memuaskan dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Artinya, limpahan hak yang diberikan kepada individu merupakan kewajiban yang menjadi bagian dari tugasnya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Dalam pemaparan ini, Nanang Fattah menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi 10 dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Sedangkan Wahjosumidjo, mendefenisikan kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja. 11 Selain itu, Abdullah Munir mendefenisikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga. 12 b. Indikator Kinerja Guru Menilai kualitas kinerja guru dapat ditinjau dari beberapa indicator yang meliputi: (1) unjuk kerja, (2) penguasaan materi, (3) penguasaan professional keguruan dan pendidikan, (4) penguasaan cara-cara penyesuaian diri, dan (5) kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Kelima indicator tersebut merupakan input bagi seorang penilai dalam melakukan evaluasi kinerja guru. Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas professional. Artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Dari deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa indicator kinerja guru meliputi antara lain : 1) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar 2) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa 3) Penguasaan metode dan strategi mengajar 4) Pemberian tugas-tugas kepada siswa 5) Kemampuan mengelola kelas 6) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi 3. Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Penyusunan Program Pembelajaran Pada lembaga pendidikan madrasah, guru yang mampu mengaplikasikan program pembelajaran secara professional mulai dari perencanaan tahunan, perencanaan semester, sampai dengan bentuk rencana pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dengan hasil dokumentasi program pembelajaran seperti: dokumentasi dari penyusunan silabus, program tahunan dan program semester, dan pembuatan rencana pembelajaran. Pada aspek ini, kompetensi guru di madrasah ini sudah cukup bagus. Dengan demikian, kemampuan seorang guru MAU IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015 1026

dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan secara tanggung jawab dan layak dapat terukur. Salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja guru, kepala madrasah banyak mengintroduksi program pembelajaran seperti penyususnan silabus. Pada ranah ini, silabus yang merupakan penjabaran dari standar kompetensi, dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian, kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindak lanjuti oleh masing-masing guru mata pelajaran. Peranan kepemimpinan kepala madrasah sangat besar dalam meningkatkan kemampuan guru, dapat dikatakan kepemimpinan kepala madrasah merupakan faktor kunci yang menentukan terhadap peningkatan kemampuan, semangat kerja, dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas. Dengan demikian, guru bisa berkembang dengan kepala madrasah yang mampu menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan guru bisa berkembang dengan baik. Guru madrasah juga bisa memiliki semangat kerja yang baik, dengan kepemimpinan kepala madrasah yang mampu menciptakan iklim kerja kondusif. Meningkatnya kemampuan dan semangat kerja guru yang berkelanjutan tersebut merupakan kunci tercapainya profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas. Dengan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas, akan menjadi sarana tercapainya keefektifan kerja organisasi madrasah, yang secara langsung akan menjadi sarana utama tercapainya tujuan penyelenggaraan pendidikan dimadrasah secara optimal. 4. Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Pengelolaan Kelas Pada aspek kegiatan belajar mengajar, seorang guru atau tenaga pengajarnya harus mampu memposisikan diri sebagai fasilitor yang menjembatani antara materi dan peserta didik. Dengan demikian, pola proses belajar mengajar terjadi sangat bersifat bottom-up. Sehingga siswa dapat belajar dengan baik sesuai dengan strategi yang digunakan, yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran dari pola pembelajaran Contextual Learning and Teaching dan siswa mampu mengaktualisasikan dirinya. Beberapa hal yang dapat diambil dari situasi pembelajaran tersebut yaitu: 1) Apa yang dipelajarai siswa sangat bermanfaat dan bersifat praktis (useble). 2) Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup. 3) Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa. 4) Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. 5) Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran. MAU IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015 1027

Guru dalam kajian pembelajaran umum maupun agama, setiap langkah pembelajarannya harus mampu membangun peluang interaksi saling pengertian antara tenaga pengajarnya dengan peserta didik. Apalagi banyak peluang untuk guru dalam membangun pembelajaran yang interaktif dan peluang ini tercipta dengan adanya keinginan kepala madrasah yang menekankan pada proses daripada output pendidikan. Kepala madrasah memberikan peluang kepada dewan guru untuk melakukan inovasi pembelajaran dalam pengelolaan kelas dengan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi madrasah khususnya dengan kondisi siswa. Inovasi pembelajaran memberikan penyegaran berupa metode, materi, maupun media yang digunakan oleh seorang guru ketika melaksanakan proses pembelajaran. Wewenang yang telah diberikan oleh kepala madrasah menjadikan guru lebih kreatif untuk mengelola kelas. Bahkan dalam pengelolaan kelas, kepala madrasah yang baik akan menyarankan kepada dewan guru untuk waktu-waktu tertentu, guru yang ada didalam kelas dipantau dengan melibatkan pihak komite karena hal ini dianggap penting. Jika tidak, kadang guru tidak bisa mengelola kelas, pelibatan pada pengelolaan kelas ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengelola kelas secara variatif, meskipun guru memiliki keterampilan dalam mengelola kelas. Namun, tidak berarti guru harus dilepas begitu saja. 5. Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Pengelolaan Media/Sumber Belajar Dalam kegiatan belar mengajar, media, dan alat pembelajaran memegang peran yang sangat urgen. Sebab, tanpa alat dan media pembelajaran yang representative maka ide tenaga pengajar, materi pembelajaran, dan nilai moral yang terkandung dalam pelajaran akan sulit untuk disampaikan kepada peserta didik. Artinya, profesionalisme guru dalam menerjemahkan materi pelajaran tidak ada sampai pada peserta didik tanpa ada peran dari media pembelajaran. Mengenai hal tersebut, alat dan media pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar karena tanpa alat dan media pembelajaran maka kegiatan tersebut tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, dibutuhkan alat dan media pembelajaran yang ada cukup representative dan layak untuk peningkatan efektifitas pembelajaran, alat dan media pembelajaran yang bersifat teknologi harus representative, bahkan media pembelajarannya berikut perkembangan teknologi. Pada aspek ini dapat dikatakan bahwa pengelolaan media/sumber pembelajaran yang dilakukan dewan guru mata pelajaran sangat efektif dan tepat guna untuk peningkatan proses belajar mengajar. Keadaan ini tidak lepas dari peran kepala madrasah yang banyak melakukan upaya-upaya konstruktif seperti mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dewan guru dalam penggunakan media pembelajaran. Implikasinya adalah pada sisi peningkatan prestasi belajar peserta didik sendiri karena peran dari guru dalam mengefektifkan media pembelajaran. Guru telah mampu untuk mendisainnya sehingga kegiatan pembelajaran berjalan sangat efektif dan efisien serta MAU IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015 1028

menyenangkan bagi peserta didik. Implikasinya adalah peningkatan prestasi belajar siswa pada madrasah yang signifikan setiap tahunnya. C. PENUTUP Implikasi kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru pada penyusunan program pembelajaran di madrasah sangat efektif. Hal ini diindikasikan dengan kinerja guru yang mampu mengaplikasikan program pembelajaran secara professional mulai dari perencanaan tahunan, perencanaan semester, samapai dengan bentuk rencana pembelajaran. Implikasi kepemimpinan kepala madrasah dalam kinerja guru pada pengelolaan kelas di madrasah sangat positif. Keadaan ini dapat dilihat dari pola interaksi guru dan siswa disesuaikan dengan kadar kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan guru dalam konteks ini sebagai fasilitator. Dengan demikian, sifat guru dalam pembelajaran demokratis, fasilitatif, inovatif, dan edukatif. Implikasi kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru pada penggunaan media/sumber belajar di madrasah sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari suasana kegiatan pembelajaran pada aspek pengelolaan media pembelajaran terlihat nuansa kreasi dari dewan guru masing-masing mata pelajaran untuk terus meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya tenaga pengajar atau guru telah menyiapkan bahan atau materi pembelajaran yang disesuaikan dengan teknik yang digunakan dengan tujuan efektifitas waktu. Sebab, dalam penerapan strategi pembelajaran cukup banyak menyita waktu sehingga akan mengalami ketidak tuntasan kompetensi dasar (KD) atau indicator pembelajaran yang telah direncanakan.tenaga pengajar atau guru hendaknya benar-benar terlibat secara langsung terhadap jalannya pembelajaran. Sebab, dikhawatirkan peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran tidak bersungguh-sungguh dengan tugasnya dan juga ada kemungkinan siswa membahas tema yang keluar dari topic pembelajaran yang telah ditentukan. MAU IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015 1029

Dede Rosyada. 2004. DAFTAR PUSTAKA Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Prenada Media. Dedi Mulyasana. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2012. Hikmat. Manajemen Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. 2009. James J. Jones dan Donald L. Walters. Human Resources Management in Education: Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan. Yokyakarta: Q Media. 2008. Jaap Scheerens, Pendidikan Sekolah Efektif, Terjemahan. Abas Al-Jauhari. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. 2003. Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008. Sadili Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia. 2006. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Beserta Penjelasannya. Bandung: Fokus Media. 2003. 1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung; Fokus Media; 2003), Hal. 25 2 James J. Jones dan Donald L. Walters, Human Resources Management in Education: Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan, (Yokyakarta; Q Media; 2008) Hal. 28 3 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), hal. 249. 4 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : Pustaka Setia, 2006), hal. 293. 5 Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 117-118 6 Jaap Scheerens, Pendidikan Sekolah Efektif, Terjemahan. Abas Al-Jauhari, (Jakarta; PT. Logos Wacana Ilmu; 2003) 7 Op. Cit., Mulyono, Hal. 149 8 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 59-60. 9 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta; Prenada Media; 2004), Hal. 240-242 10 Op. Cit., Nanang Fattah, Hal. 39 11 Op. Cit., Wahjosumidjo, Hal. 430 12 Op. Cit., Abdulah Munir, Hal. 30 MAU IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015 1030