' lndonesia Nomor 4438);

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA PENGURUSAN DAN PENGAWASANNYA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 9 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNAGI TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 7

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2OOO TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERIN-TAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR: 8 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 13 TAHUN 2001 T E N T A N G SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 9 TAHUN 2O15 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 13 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

Undang (Lembaran Negara Republik

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 14/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG BAGI HASIL PAJAK KABUPATEN KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO. PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR +ld TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DI WILAYAH KABUPATEN CIAMIS

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO,

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR T@ TAHUN 2006 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 72 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Sumber Pendapatan Desa; 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan PropinsiJawa Tengah ; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia tahun 2004 Nomor 53, tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan berlakunya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara "Ferribrintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik.lndofiesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik ' lndonesia Nomor 4438); 5. 'peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2000 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak penghasilan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomar 218, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4034) ; 6. peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4138); T. peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Repubtik lndonesia Nomor 4139);

B. Peraturan Pemerintah tlomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa (Lembamn Negara Republik.lndonesia Tahun 2005 nomor 158, tambahan lembaran 'Negara Republik lndonesia nomor a587); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO dan BUPATIWONOSOBO M E M U T U S KA N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA. o o BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : '1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden Republik lndonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik lndonesia sebagaimana dimaksud Undang-undang Dasar Negara Republik lndonesia; 2. pemerintah Provinsi adalah Gubemur atau perangkat daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintahan daerah 3. Daerah adalah Kabupaten Wonosobo 4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik lndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik lndonesia tahun 1945; 6. Bupati adalah BuPatiWonosobo; 7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah dalam wilayah Kabupaten Wonosobo; B. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesia; g. Badan Pennusyawaratan Desa yang selaniutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa di Kabupaten Wonosobo; 10. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan RePublik lndonesia; ll.pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan desa; 12. Peratur:an Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dengan persetujuan bersama Badan Permusyawaratan Desa;

0 e 13. Sumber Pendapatan Dcsa adalah semua penerimaan kas desa dalam,periode tahun anggaran tertentu yang meniadi hak desa; 14. pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan per undang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiyayai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah; 15. Retribusi Daerah yang selanjunya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadiatau badan; 16. ApBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonosobo; 17. ApB Desa adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa. BAB II SUMBER PENDAPATAN DESA Bagian Pertama Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa Pasal 2 (1) Sumber Pendapatan Desa terdiri atas : a. pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah; b. bagi hasil pajak daerah kabupaten paling sedikit 10 o/o (sepuluh perseratus) untuk desa dan dari retribusi kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa yang merupakan pembagian untuk setiap desa secara proposional; c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten untuk desa paling sedikit 1A o/o (sepuluh per seratus) yang pembagiannya untuk setiap desa secara proposional yang merupakan Alokasi Dana Desa; d. bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah dalam r:angka pelaksanaan urusan pemerintah; e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. (2) Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsidan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) huruf d disalurkan melalui kas desa; (3) Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh Desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah. Pasal 3 Kekayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayal (1) huruf a terdiri dari: a. tanah kas Desa; b. pasar Desa yang dikelola oleh Desa; c. pasar Hewan yang dikelola oleh Desa; d. bangunan Desa yang dikelola oleh Desa; e. obyek rekreasiyang dikelola oleh Desa; f. pemandian umum yang dikelola oleh Desa; g. tempat pemancingan yang dikelola oleh Desa; h. lain-lain kekayaan milik Desa.

Pasal 4 (1) Sumber Pendapatan daerah yang berada di desa baik berupa pajak.maupun retribusi yang sudah dipungut oleh prcvinsildaerah, tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh pemerintah desa; (2) Pungutan lain diluar retribusi dan pajak yang telah dipungut oleh desa tidak dibenarkan dipungut atau diambil alih oleh Provinsi dan Pemerintah Daerah; (3) Sumber pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberikan kepada Desa yang bersangkutan dengan pembagian secara proposional dan adil sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 5 (1) Pemberian hibah dan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e tidak mengurangi kewajiban-kewajiban pihak penyumbang kepada desa; (2) Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang bergerak maupun tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan oleh desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (3) Sumbangan yang berbentuk uang dicantumkan dalam APB Desa. Bagian kedua Pengurusan dan Pengelolaan Pasal 6 Pengurusan dan pengelolaan Sumber Pendapatan Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa dan hasilnya menjadi pendapatan Desa yang harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Pasal 7 l" l I (1) Besamya pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dan huruf e ditetapkan dengan Peraturan Desa; (2) Besamya pendapatan yang diperoleh dari Sumber-sumber Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b dan huruf c diatur tersendiri dengan peraturan dan/atau Keputusan Bupati. Pasal 8 i I i (1) (2) Perencanaan penggunaan pendapatan dari sumber-sumber Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 ditetapkan dalam APB Desa; Ketentuan-ketentuan mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur tersendiri dengan Peraturan Desa yang berpedoman pada Peraturan Bupati. Bagian Ketiga Pengembangan Potensi Desa

Pasal 9 Pengembangan potensi desa untuk meningkatkan pendapatan desa.dilakukan dengan pendirian Badan usaha milik Desa, kerjasama dengan pihak ketiga, dan kerjasama antar desa, diatur tersendiri dengan Peraturan Daerah. Bagian Keempat Pembinaan dan Pengawasan Pasal 10 Pembinaan dan pengawasan terhadap pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan oleh BPD, Camat dan Bupati. Pasal 11 L (1) Kekayaan desa berupa tanah kas desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dilarang untuk dilimpahkan atau diserahkan kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan umum dan proyek-proyek pembangunan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. (2) Peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Desa yang bersangkutan setelah memperoleh : a. ganti tanah yang senilai atau lebih dengan tanah yang dilepas, atau penggantian berupa uang yang digunakan untuk membeli tanah lain yang senilaiatau lebih; b. izin tertulis dari Bupati. (3) Kekayaan Desa yang lain sebagaimana dimaksud dalam pasal3 huruf c, d, e, f, g, dan h dilarang untuk dilimpahkan atau diserahkan kepada pihak lain, kecuali dengan Peraturan Desa dan telah mendapatkan ganti yang senilai atau lebih serta mendapat izin tertulis dari Bupati. BAB III,T* DESA YANG BERUBAH STATUS MENJADI KELURAHAN Pasal 12 Desa yang berubah statusnya menjadi kelurahan, kekayaan Desanya diatur tersendiri dengan Peraturan Daerah. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 (1) Sumber Pendapatan Desa yang ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah yang diurus dan dikelola sebagai sumber pendapatan bagi Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah wajib memberikan sebagian pendapatan dimaksud kepada Pemerintah Desa yang besamya ditentukan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. (2) Sumber pendapatan desa yang ada sebelum berlakunya undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diurus dan dikelola oleh Pemerintah Desa sebagai Sumber Pendapatan Desa, Pemerintah Daerah berkewajiban untuk membantu mengembangkan agar dapat memberikan hasil yang sebesar-besamya.

6 I Pasal 14 Tanah desa yang berupa bengkok darlatau yang sejenis yang selama ini dikelola oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai penghasilan langsung, dengan peraturan Daerah ini ditetapkan sebagai sumber pendapatan Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 pada saat mulai bedakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 4 Tahun 2000 tentang Sumber Pendapatan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 9 Tahun 2000 ) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 0) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut Bupati Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah inidengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo' Ditetapkan diwonosobo Pada tanggal 12 Agustus 2006 (.) Diundangkan di Pada tanggal SEKRETARI f,gustuo aoos KABUPATEN WONOSOBO DJOKO PURNOMO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2006 NoMOR 11 SERI. E NOMOR 8

7. PENJFI.ASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABU PATEN WONOSOBO NoMoR....Q... rahun 2ooo TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA PENJELASAN UMUM. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, maka peraturan pedoman umum pengaturan mengenai desa harus disesuaikan dengan Undang-undang prinsip dasar Nomor 32 Tahun 2OA4. Walaupun terjadi pergantian undang-undang namun sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai desa tetap, yaitu (1) keanekaragaman yang memiliki makna bahwa istilah desa dapat disesuaikan dengan asal-usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, (2\ partisipasi yang memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga desa, (3) otonomi asli yang memiliki makna bahwa kewenangan pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam perspektif jaman, (4) administrasi pemerintahan negara yang selalu mengikuti perkembangan pelaksanaan demokratisasiyang memilikimakna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi dan pemerintah desa, diagregasi melalui Bamusdes dan lembaga kemasyarakatan sebagaimitra (S) pemberdayaan masyarakat yang memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor 92 Tahun 2OA4 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihonnati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan RePublik lndonesia. Untuk menyelenggarakan kepentingan masyarakat setempat berupa kegiatan pemerintahan dan pembangunan desa memiliki sumber pendapatan berupa pendapatan asli desa, bantuan Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten, bantuan yang sah, sumbangan pihak ketiga dan pinjaman desa. Pengaturan mengenai sumber pendapatan desa dimaksud untuk mengarahkan agar Pemerintahan Desa lebih berdaya guna dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa serta upaya pelestarian sumber pendapatan desa dan pengembangannya Hal ini penting untuk jalannya diperhatikan karena pembiayaan merupakan bagian tak terpisahkan dengan pemerintahan dan pembangunan Desa. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 ayat (2 ) huruf b : : Cukup jelas Dari bagi hasil pajak daerah kabupaten paling sedikit 10 7o (sepuluh persen) diberikan langsung kepada desa' Dari retribusi kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa yang dialokasikan secara proporsional.

o ayat(2)hurufc ayat(2)hurufd ayat(2)hurufe Yang dimaksud dengan "bagian dari dana perimbangan pusat dan daerah" adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam ditambah dana ilokasi umum setelah dikurangi belanja pegawai. Dana dari kabupaten diberikan langsung kepada desa untuk dikelola pemerintah desa, dengan ketentuan 30 o/o (tiga puluh perseratus) digunakan untuk biaya operasional Pemerintah Desa dan BPD dan 70 7o (tujuh puluh per seratus) digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Bantuan dari pemerintah diutamakan untuk tunjangan penghasilan kepala desa dan perangkat desa. Bantuan dari kabupaten digunakan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan desa. Yang dimaksud dengan "sumbangan dari pihak ketiga dapat berbentuk hadiah, donasi, wakaf dan atau lain-lain sumbangan serta pemberian sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang. Yang dimaksud dengan '\nrakaf' dalam ketentuan ini adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut syariah. e, Pasal 3 huruf a Pasal 3 huruf h Pasal 4 ayatq) Pasal 5 Pasa! 6 Yang dimaksud dengan tanah kas desa adalah semua tanah yang dikuasai oleh dan merupakan kekayaan desa, yang sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini disebut bengkok, titisara, pangonan, pituwas dan lainlain yang sejenis. Yang dimaksud dengan lain-lain kekayaan milik Desa adalah segala sesuatu yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Desa diluar huruf a, b, c, d, e dan f. Yang dimaksud dengan "pungutan lain di luar retribusi dan pajak' adalah pungutan di luar retribusi dan pajak yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Desa, antara lain Pologoro. : Cukup jelas. : Yang dimaksud dengan "pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan desa" adalah pengaturan perencanaan dan penggunaan penghasilan dari sumber pendapatan desa baik operasional pelaksanaan maupun administrasinya dilakukan oleh Pemerintah l'lcca r rnfr tk nenvalrrnnrrarean nrrmcrinfahan

q desa untuk penyelenggarcan pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan desa secara berdaya guna dan berhasilguna. Pasal 7 ayat (1) Setiap tahun anggaran sebelum menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Pemerintah Desa terlebih dahulu menetapkan Peraturan Desa mengenai besamya pendapatan desa yang diperoleh dari sumber pendapatan sah desa, sumbangan dari pihak ketiga dan pinjaman desa. ayat(2) Yang dimaksud ayat ini adalah besamya bagian dari hasil perolehan pajak dan retilbusitertentu serta bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten Wonosobo yang diberikan kepada Desa ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo. Pasal 8 s/d Pasa! 9 Pasal 10 : Cukup jelas Yang dimaksud dengan pengawasan oleh Bupatidalam pasal ini adalah pengawasan yang dilakukan oleh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk terhadap pengurusan dan pengelolaan sumber pendapatan desa dalam rangka pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa yang berdaya guna dan berhasilguna. Pasal 11 ayat (3) Pada prinsipnya kekayaan desa dilarang untuk dilimpahkan atau diserahkan kepada pihak lain. Dan apabila dilakukan pelimpahan atau penyerahan kekayaan desa maka harus ditetapkan dengan Peraturan Desa dan telah mendapatkan ganti yang senilaiatau lebih. Dalam hal desa melaksanakan penyerahan atau pelimpahan kekayaannya, maka dasar pertimbangannya merujuk pada usaha pelestarian pengembangan dan keuntungan untuk pembangunan desa. Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 : Cukup jelas : Cukup jelas Tanah bengkok kepala desa dan perangkat desa sebagaimana dimaksud Pasal 13, dapat diubah status pemanfaatanya melalui Peraturan Desa. Pasal 15 s/d Pasal 17 : Gukup jelas