Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

128 Universitas Indonesia

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB I PENDAHULUAN. bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

I. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

Prosedur Penanggulangan Darurat Kebakaran dan Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tempat penyimpanan barang yang cukup rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya.

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta merupakan kota wisata dan kota pendidikan, d oleh sebab

BAB II LANDASAN TEORI

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bencana alam adalah kombinasi dari konsekuensi suatu resiko alami

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN PADA PENGHUNI MESS PT. SANGO INDONESIA SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

KERENTANAN (VULNERABILITY)

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency. Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN DINAS PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. untuk mendirikan bangunan sehingga sangat banyak bangunan yang di padati oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pemahaman terhadap resiko-resiko yang dapat terjadi pada bangunan

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA

BUPATI BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Walikota Tasikmalaya

PENDAHULUAN ISTILAH 10/15/14

SKRIPSI Sebagian Persyaratan. Oleh FAKULTAS YOGYAKARTA 20111

Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia

gedung bioskop berbeda tingkat kerawanannya dibandingkan dengan perumahan. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

MITIGASI BENCANA BENCANA :

PERANCANGAN SOSIALISASI RUANG TANGGAP DARURAT KOTA BANDUNG MELALUI NOMOR DARURAT 113

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana kebakaran yang dapat terjadi setiap saat. yang terlambat ( tahun 2010)

Definisi Bencana (2) (ISDR, 2004)

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

1. Anda saat ini sedang berada dilantai 2 puskesmas Bogor Timur 2. Di gedung ini ada beberapa pintu, pintu keluar adalah disebelah kiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecepatan perubahan skala dan perkembangan industri, pembangunan gedunggedung bertingkat, sarana-sarana umum serta pemukiman penduduk yang pesat telah mengakibatkan tingginya resiko yang akan dihadapi manusia. Salah satu bentuk resiko khususnya pada pusat-pusat perbelanjaan adalah terjadinya kebakaran, ancaman bom, bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan kerusuhan yang dapat mengakibatkan berbagai macam kerugian antara lain, korban manusia, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan dan berbagai bentuk kerugian lainnya. Fenomena dari dinamika dan resikonya tampak jelas sekali ditemukan khususnya kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, dimana berdasarkan pada harian Kompas 20 November 2002, bahwa DKI Jakarta tercatat 653 kasus kebakaran, korban 29 lukaluka, 13 tewas dengan ditaksir kerugian mencapai ratusan milyar rupiah. Tingginya tingkat kebakaran di Jakarta tak lepas dari pengaruh beberapa faktor, diantaranya seperti padatnya pemukiman penduduk, hunian kumuh yang rentan sekali terhadap api, bangunan-bangunan bertingkat yang tidak memenuhi syarat keselamatan. Menurut dinas DKI Jakarta, diperkirakan sekitar 40% dari semua bangunan bertingkat di Jakarta tidak memiliki fasilitas untuk mengatasi kebakaran. Data tersebut menunjukkan bahwa setiap 52

gedung yang dibangun setelah tahun 1980 mempunyai sitem proteksi kebakaran namun tidak dirawat baik sehingga tidak lagi layak. Namun bukan hanya kejadian kebakaran saja yang menjadi penyebab utama terjadinya suatu kondisi darurat, tetapi bencana alam seperti gempa bumi juga rawan terjadi digedung-gedung bertingkat dan beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta. Semua gedung di Jakarta tidak mempunyai instalasi anti gempa. Disamping belum adanya Peraturan Daerah (PERDA) DKI Jakarta yang mengatur hal-hal mengenai bangunan bertingkat dan kaitannya dengan bencana gempa bumi serta banyaknya ahli bangunan belum memikirkan instalasi anti gempa. Ternyata tidak hanya kebakaran dan gempa bumi saja yang menjadi faktor resiko adanya kondisi darurat, tetapi ancaman ledakan bom juga di yakini sebagai salah satu faktor penting dalam meningkatnya resiko adanya kondisi darurat. Diantaranya peledakan yang terjadi di gedung Bursa Efek Jakarta, Hotel J.W Marriot, dan Kedutaan Besar Australia. Dari kejadian diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan darurat, bencana alam, insiden apapun dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan atau tanpa peringatan. Mengingat karena keselamatan adalah kepentingan setiap orang. Keselamatan pribadi dari setiap karyawan sangat tergantung dari sejauh mana pengetahuan dari karyawan itu sendiri dalam menghadapi keadaan darurat tersebut. Untuk itu dalam rangka mencegah bencana atau insiden yang menimbulkan kondisi darurat sangat diperlukan peningkatan keaktifan petugas untuk memberikan pelatihan dan pembinaan, guna untuk mempersiapkan pengetahuan tenaga kerja agar dalam upaya pencegahan dan 53

penanggulangan kondisi darurat dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tapi tidaklah cukup apabila manajemennya hanya melakukan perencanaan untuk keadaan normal saja, melainkan harus membuat persiapan keadaan darurat. Tujuan persiapan kondisi darurat tersebut adalah suatu tindakan untuk melaksanakan upaya penanggulangan dan pencegahan terhadap kondisi darurat sehingga kerugian baik berupa meterial maupun korban manusia serta lingkungan sekitar, jika terjadi suatu keadaan darurat. Untuk menghadapi adanya potensi kondisi darurat, karyawan merupakan bagian dari pelaksanaan upaya tersebut, sehingga sebagai karyawan harus memiliki pengetahuan terhadap bahaya kondisi darurat yang dapat mengancam jiwanya. Selain itu, karyawan juga harus tegas dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya kondisi darurat yang dapat menimbulkan banyak korban. Selain itu juga dibutuhkan suatu kerja sama antara petugas dan karyawan atau orang lain, guna untuk membantu mempercepat dalam penanggulangannya. Oleh karena itu pengetahuan yang baik sangat mempengaruhi terhadap pelaksanaan upaya tersebut sehingga dibutuhkan adanya program pelatihan dan pembinaan tentang emergency response plan secara rutin atau berkala kepada karyawan. Dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan dan pencegahan keadaan darurat, maka dibutuhkannya suatu informasi yang berkaitan dengan kondisi darurat kepada karyawan, karena karyawan tersebut adalah salah satu sumber daya manusia yang berpengaruh terhadap potensi bahaya kondisi darurat, oleh karena itu untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan kondisi darurat, peran dan fungsi 54

karyawan harus mampu untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan mempersiapkan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat. 1.2 Rumusan Masalah Maraknya kasus kebakaran, teror bom hingga peledakan, yang pernah terjadi dibeberapa tempat di Jakarta, sehingga perlu diteliti gambaran pengetahuan karyawan tentang emergency response plan sehubungan dengan upaya pencegahan dan penanggulangan kondisi darurat khususnya di pusat komputer dan elektronik mangga dua. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui informasi tentang gambaran pengetahuan karyawan pusat komputer dan elektronik mangga dua mengenai emergency response plan tahun 2008. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Diketahuinya gambaran pengetahuan karyawan pusat komputer dan elektronik mangga dua mengenai penggunaan alat pemadam tahun 2008. 2. Diketahuinya gambaran pengetahuan karyawan pusat komputer dan elektronik mangga dua mengenai alarm kebakaran tahun 2008. 55

3. Diketahuinya gambaran pengetahuan karyawan pusat komputer dan elektronik mangga dua mengenai jalur evakuasi dan tempat berkumpul (assembly point) tahun 2008. 4. Diketahuinya gambaran pengetahuan karyawan pusat komputer dan elektronik mangga dua mengenai nomor telepon darurat tahun 2008. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Fakultas Sebagai sarana untuk membina kerjasama dengan institusi lain di bidang K3 serta sebagai sarana pemantapan keilmuan dan bahan masukan bagi peneliti lebih lanjut. 1.4.2 Bagi Masyarakat Dengan diketahuinya gambaran pengetahuan karyawan pusat komputer dan elektronik mangga dua mengenai emergency response plan, maka dapat digunakan sebagai masukan bagi upaya peningkatan dan pengembangan karyawan pusat elektronik lainnya. 1.4.3 Bagi Mahasiswa Dapat mengenal secara dekat dan nyata karakteristik dan kondisi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pemerintah daerah, pengelola pusat elektronik, maupun pengunjung dalam hal penerapan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 56

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah melihat gambaran pengetahuan karyawan pusat komputer dan elektronik mangga dua mengenai emergency response plan pada tahun 2008. Faktor lain yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Sampel diambil secara acak sebanyak 107 karyawan tetap dan tidak tetap (kontrak). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian 2.1.1 Pengetahuan Definisi mengenai pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Kemudian pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan formal seperti sekolah, termasuk didalamnya adalah pendidikan yang diperoleh dari intra maupun ekstra kurikuler. Selain itu juga pengetahuan dari orang lain melalui pendengaran atau informasi, melihat dan meraba baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai alat media cetak maupun elektronik (Soekidjo 57