PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REFERENSI WIRAUSAHA Wirausaha Menggerakan Perekonomian Masayrakat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BERITA NEGARA. KEMENKOP-UKM. Inkubator Wirausaha. Kriteria Penyelenggaraan. Prosedur. Standar. Norma. Pencabutan.

BAB II PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) lulusan yang memiliki jiwa entrepreneur untuk mencoba berwirausaha. Program Mahasiswa

PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

Stikes- Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto 2015

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari

KEGIATAN PMW DAN DISPORSENI Pada tahun 2014, UT mengelola beberapa kegiatan yang didanai oleh Dikti, antara lain:

UPT KEWIRAUSAHAAN PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

SEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2010

Festival Wirausaha Mahasiswa PTS Kopertis Wilayah III di Universitas Esa Unggul

PERSOALAN SKALA NASIONAL

PANDUAN KEGIATAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (Entrepreneur Student Program) BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOPERTIS WILAYAH V TAHUN 2009

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PROGRAM IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN DI UNS. Oleh : Yuniawan Hidayat, S.Si., M.Si ABSTRAK

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

TECHNOPRENEUR EMPOWERING PROGRAM (TEP TM ) (Pengembangan Entrepreneurship Bagi Perintis Start-up Teknologi) Iwan Iwut Tritoasmoro 1

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

MODEL PENGEMBANGAN PROGRAM WIRAUSAHA MAHASISWA INTEGRATIF DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

MENINGKATKAN MOTIVASI TECHNOPRENEURSHIP SEBAGAI POTENSI INOVASI MAHASISWA UNTUK BERBISNIS. A. Yani Ranius. Abstrak

INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, berkualitas, tangguh, berkompetensi, kreatif, inovatif,

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu

KEGIATAN KEMAHASISWAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

Program Kewirausahaan Mahasiswa. Indonesia (PKMI) 2017

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI JASA PERAWATAN DAN PENJUALAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR DI YAMAHA DAU MOTOR

UPT KEWIRAUSAHAAN PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) 2018 UNIVERSITAS SYIAH KUALA

PANDUAN Program Kewirausahaan Mahasiswa (PMW 2018) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

Pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA. (Entrepreneur Student Program)

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

Ketika.. aku harus merenung kembali

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. maupun non fisik, sumberdaya alam juga sumberdaya manusianya dapat

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

PROGRAN MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Transformasi Telkom Economic and Business School (TEBS)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

Karya Tulis INKUBATOR BISNIS. Murbanto Sinaga DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2001

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA (MAUBISA)

LAPORAN AKHIR. I b K. Tahun II. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya Malang 2011 RINGKASAN

BAB 5. SIMPULAN dan SARAN

KEMAHASISWAAN PENGEMBANGAN MUSTAFID KOPERTIS WILAYAH VI JAWA TENGAH

PENINGKATAN KAPASITAS ENTREPRENEURSHIP MELALUI PELATIHAN DAN MAGANG BAGI TENANT DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

Panduan Penyusunan Proposal

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

PROGRAM KERJA FAKULTAS

PEDOMAN PENGABDIAN MASYARAKAT INOVATIF PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN UKM (PAPIKU)

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Implementasi Program Iptek bagi Kewirausahaan di Universitas Sriwijaya Tahun 2012

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PEMAGANGAN MAHASISWA PADA DUNIA INDUSTRI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA KEMENTERIAN AGAMA RI

PENGEMBANGAN SDM BERBASIS PELATIHAN KETERAMPILAN DAN PERBERDAYAAN PEMUDA

BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI MENTOR, MOTIVASI MAHASISWA DAN MODEL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN PMW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

KERANGKA AKSI NASIONAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

Transkripsi:

PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG Ita Rifiani Permatasari Ita_djatmika@yahoo.com Suselo Utoyo, ST, MMT sslutoyo@gmail.com Ayu Sulasari, S.E., M.M ayusulasaripoltek@gmail.com POLITEKNIK NEGERI MALANG Abstrak Mahasiswa penerima Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), pada umumnya bermula dari coba-coba untuk membentuk usaha baru, sehingga tentu saja tingkat kegagalannya relatif tinggi. Untuk menekan tinggal kegagalan, maka ada seleksi dari karakteristik wirausaha yang dimiliki mahasiswa, yaitu dengan test PEC ( Personal Entrepreneurship Characteristik) dan dilakukan inkubasi inovasi. Pada usaha baru dijumpai pengalaman yang terbatas, ketrampilan manajerial yang minim, jejaring usaha yang sedikit, dan dukungan serta kepercayaan publik yang masih sangat terbatas, sehingga diperlukan inkubasi inovasi. Inkubasi inovasi adalah penerapan progran tertentu untuk mengembangkan ide/inisiatif inovasi, yang dilakukan pada periode tertentu yakni sejak munculnya gagasan atau inisiatif inovasi sampai dengan kesiapan implementasinya. Program dari inkubasi inovasi adalah Pelatihan, Magang, Pembimbingan dan Pendampingan. Program inkubasi inovasi dilakukan secara kongkrit, sistematik dan terus menerus. Pengamatan keberhasilan inkubasi inovasi dilakukan selama 3 tahun. Kata Kunci : Karakteristik Wirausaha, Inkubasi Inovasi dan Keberhasilan Usaha. 1.Pendahuluan Wirausaha mahasiswa di Polinema sudah berkembang sejak tahun 2009 hingga sekarang, dengan dukungan dana dari DIKTI melalui PMW (Program Mahasiswa Wirausaha). Tujuan dari PMW antara lain untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa, menumbuh kembangkan wirausahawirausaha baru yang berpendidikan tinggi, menciptakan unit bisnis baru yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dan membangun jejaring bisnis antar pelaku bisnis, khususnya antara wirausaha pemula dengan pengusaha yang sudah mapan. Dari hasil evaluasi dalam rentang 5 tahun, PMW telah berhasil menanamkan karakter dan semangat berwirausaha di kampus, mahasiswa sudah terbisa menjual produk buatannya di kampus, kreatifitas dalam menciptakan produk baru, dan sebagainya, tetapi karena usahanya masih bersifat coba-coba maka kegagalannya masih relatif tinggi, antara lain usaha mahasiswa yang didanai PMW hanya sekitar 10% yang dapat berkembang menjadi unit usaha baru. Dan dari hasil pengamatan penyebabnya antara lain: mahasiswa meninggalkan usahanya begitu mereka diterima bekerja di suatu

perusahaan; dan ketidakyakinan bahwa usaha yang sudah digeluti akan menjamin masa depannya. Untuk meminimalkan berbagai keterbatasan diatas, antara lain aspek keterampilan maupun tekhnologi maka dibuatlah program inkubasi. Karena tanpa adanya inkubasi, boleh jadi sebuah inisiatif atau permulaan usaha (startups) tidak akan pernah berkembang lebih maju. Ini pula yang terjadi di AS, dimana 66% bisnis pemula masih berada pada kondisi yang sama setelah 2 tahun berjalan, dan 44% masih tetap sama dan tidak tumbuh setelah 4 tahun. Menurut I Wayan Dipta (2003), beberapa alasan yang mendasari kehadiran Inkubator menjadi sangat penting karena pada umumnya usaha kecil sangat rentan terhadap kebangkrutan terutama pada fase start up. Sejumlah ahli menyatakan bahwa pada fase start-up usaha kecil diibaratkan sebagai bayi yang masih premature. Pada saat ini biasanya perlu perlakuan khusus, misalnya melalui inkubasi sehingga dapat hidup sebagaimana bayi yang lahir normal dan dapat terhindar dari risiko kematian. Sistem inkubasi inilah yang terbukti dapat diadopsi sebagai bagian dari strategi pembinaan usaha kecil di sejumlah negara. Diharapkan dengan adaya Program IbK (Iptek bagi Kewirausahaan) dari DIKTI dari tahun 2014 2015, akan mampu melahirkan wirausaha muda yang mandiri setiap tahunnya. 2. Rumusan Masalah. Perumusan masalahnya adalah bagaimana penguatan karakteristik wirausaha berbasis inkubasi inovasi dapat mendorong keberhasilan usaha mahasiswa PMW di Politeknik Negeri Malang. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Karakteristik Wirausaha Karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku, tabiat, sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan bathin. Karakteristik wirausaha menurut Leland F. Hendie dan Jacob Satzky adalah the pattern of behaviour characteristic forgiven individual. (Suryana,2004) Variabel karakteristik wirausaha menurut Zimmerer,(1996) (dalam Suryana, 2004:16) adalah sebagai berikut : No Item-item Variabel Karakteristik Wirausaha 1 Komitmen dan tekad yang bulat 2 Memiliki tanggung jawab 3 Ambisi untuk selalu mencari peluang 4 Tahan terhadap risiko ketidakpastian 5 Percaya diri 6 Berdaya cipta dan luwes 7 Memerlukan umpan balik yang segera 8 Memiliki tingkat energi yang tinggi 9 Memiliki dorongan untuk selalu unggul 10 Beorientasi pada masa yang akan datang 11 Selalu belajar dari kegagalan 12 Kemampuan dalam kepemimpinan 2. Inkubasi Inovasi. Menurut Rustam (2002),, Inkubator dirancang untuk membantu usaha baru dan sedang berkembang sehingga mapan dan mampu meraih laba dengan menyediakan informasi, konsultasi, jasa-jasa, dan dukungan yang lain. Inkubator pada hakekatnya merupakan model inovatif, yang menempatkan pengusaha atau calon pengusaha yang terseleksi, untuk dibina dalam suatu tempat yang khusus. Inkubasi inovasi adalah penerapan program tertentu untuk mengembangkan ide/inisiatif inovasi, yang dilakukan pada

periode tertentu yakni sejak munculnya gagasan atau inisiatif inovasi sampai dengan kesiapan implementasinya. Dengan demikian, waktu menjadi kata kunci pertama dalam konsep inkubasi ini. Namun, waktu saja tidak akan dapat menjadikan sesuatu menjadi matang dan sempurna, melainkan butuh upaya yang konkrit, sistematik dan terusmenerus. Menurut hasil penelitian Hewick dari Canadian Business Incubator (2006), bahwa pendirian inkubator secara umum bertujuan untuk: 1. Menciptakan lapangan pekerjaan baru. 2. Mengurangi kegagalan usaha kecil dari 80% menjadi 20%. 3.Pembinaan pemuda dalam suatu komunitas; 4.Memfasilitasi komersialisasi dan ekspor; 5.Memfasilitasi kewirausahaan dalam masa transisi ekonomi; 6. Menarik minat lulusan luar negeri untuk mengaplikasikan ilmunya. Dalam prakteknya dari inkubator (pihak yang menjalankan inkubasi), menetapkan aturan yang jelas, serta meletakkan dasar-dasar perusahaan yang kuat. Selain itu, seorang inkubator perlu memiliki mandat atau keleluasaan untuk secara aktif mencari cara-cara baru yang dibutuhkan oleh unit usahanya. Terdapat sejumlah faktor-faktor yang dapat menentukan keberhasilan sebuah inkubator: 1.Sumberdaya manusia yang ahli dalam kewirausahaan. 2.Kaitan dengan lembaga keuangan dan permodalan. 3.Bentuk bantuan keuangan. 4.Dukungan masyarakat. 5.Jaringan usaha. 6.Pendidikan kewirausahaan. 7.Penetapan keberhasilan. 8.Proses seleksi calon wirausaha/ tenant. 9.Jejaring dengan lembaga terkait. 10.Adanya kebijakan dan tatalaksana yang jelas. III. Tujuan dan Manfaat 3.1. Tujuan Kegiatan 1. Menanamkan karakter wirausaha pada mahasiswa. 2. Mengimplementasikan rencana usaha sebagai usaha mandiri., melalui inkubasi inovasi. 3. Setiap tahun mentargetkan 5 usaha mahasiswa sebagai tenant baru yang mandiri, dari 20 usaha mahasiswa yang terseleksi. 3.2. Manfaat Kegiatan 1. Mengajarkan mahasiswa sebagai Job Creator, bukan hanya sebagai Job Seeker. 2. Implementasi dari mata kuliah wirausaha di Polinema. 3. Memanfaatkan ETU (Entrepreneur Training Unit) sebagai Pusat Pengembangan Wirausaha di Polinema. IV. Materi dan Metode Pendekatan. 4.1. Khalayak Sasaran: Yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah: Mahasiswa Polinema penerima PKM tahun 2013 dan PMW tahun 2014 dan Alumni yang sudah punya usaha. 4.2. Metode Pelaksanaan a. Pola Rekruitmen 1. Pola rekrutment tenant dimulai dari proses identifikasi proposal mahasiswa yang berasal dari program PKM, PMW, dan alumni yang telah dan masih mengembangkan produk kewirausahaan. Dari hasil identifikasi tersebut diseleksi proposal dan usaha yang ada diambil 30 proposal. 2. Kemudian dilakukan seleksi Personal Entrepreneurship Characteristik (PEC) untuk melihat komitmen mahasiswa dalam mengembangkan kewirausahaan. Hasilnya terkumpul 25 proposal. 3. Selanjutnya dilakukan interview tentang kesiapan tenant berwirausaha, sehingga hasil akhir terkumpul mahasiswa yang berkeinginan berwirausaha sebanyak 20 orang/ judul proposal sebagai tenant dalam program IbK ini. 4. Ke-20 orang tersebut diberikan pendampingan berupa pelatihan, magang di UKM, dan bantuan

permodalan. Pada akhir tahun setiap tahunnya minimal harus diluluskan 5 orang untuk berkompetisi didunia bisnis yang sebenarnya sebagai wirausaha mandiri. b. Inkubasi Inovasi Pada masa inkubasi inovasi program yang disiapkan adalah. a. Pelatihan Kewirausahaan. Pada pelaksanaan program IbK, dilakukan transfer ilmu baik secara teori maupun prakteknya. Untuk meningkatkan ketrampilan baik teknik maupun ketrampilan bisnisnya, maka diberikan pelatihan sebelum mahasiswa tersebut membuka usaha mandiri. b. Magang pada Industri Mitra Bekerjasama dengan industri dan UKM sebagai tempat mengaplikasikan ketrampilan secara nyata dan melihat proses wirausaha yang sebenarnya. UKM dan industri tersebut berfungsi sebagai tempat magang mahasiswa calon wirausahawan. Pemilik tempat usaha bertugas sebagai mentor dalam praktek nyata. c. Dukungan Dana Bekerjasama dengan lembaga keuangan untuk mendapatkan pinjaman lunak yang akan digunakan sebagai modal usaha, yaitu dengan bank UMKM Jawa Timur. Sehingga hal ini dapat memberikan kemudahan dalam permodalan bagi tenant yang sudah pada tahap implementasi, dan mampu mandiri. d. Pola Pemberian Bantuan Teknologi Untuk memudahkan para tenant memperoleh modal kerja terutama dalam hal pengadaan teknologi (misalny a mesin produksi), maka ETU Polinema meminjamkan mesin yang dibutuhkan selama periode waktu tertentu sampai mereka mampu untuk membeli sendiri. Pengadaan teknologi/ mesin produksi ini juga akan dipermudah dengan cara mengangsur pembelian teknologi/mesin produksi tersebut dengan dukungan penuh dari ETU Polinema. 4.3. Evaluasi Kegiatan Evaluasi dilakukan setiap 4 bulan sekali untuk melihat perkembangan masing-masing tenant dalam bentuk laporan perkembangan bisnisnya. Pada tiap-tiap akhir tahun dilakukan evaluasi secara menyeluruh untuk menilai jalannya program dan keberhasilan tenant, sehingga bisa dilakukan perbaikan secara menyeluruh. V. Pembahasan Pada pendampingan program IbK Polinema ini dilaksanakan dengan memberikan pelatihan kepada tenant baik secara teori maupun secara prakteknya. Setelah materi diberikan, maka dilakukan inkubasi inovasi sebagai treatment dalam mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan. Pada masa inkubasi ini pula dilakukan seleksi untuk melihat kesiapan secara mental dari tenant untuk diterjunkan ke lapangan dalam bentuk magang kerja. Pengenalan industri dan UKM perlu dilakukan dengan memberikan kesempatan tenant untuk magang, sehingga mereka bisa memiliki pengalaman secara langsung di dunia usaha baik dalam hal strategi maupun pengelolaan keuangan dan manajemen. Setelah tenant selesai magang maka diberikan bantuan permodalan untuk mencoba mempraktekkan ilmu dan pengalaman yang sudah dimiliki. Pengawasan tetap dilakukan mulai dari tahap awal sampai akhir, sehingga masingmasing tenant memiliki progress penilaian perkembangannya. Tujuan akhir dari Inkubator Bisnis adalah untuk menyiapkan usaha baru agar mampu eksis dan berkembang di dunia usaha. Upaya penyiapan ini hendaknya dalam kerangka kegiatan yang jelas dan terukur sehingga Inkubator Bisnis dapat menetapkan kriteria bagi

tenant kapan harus lulus/meninggalkan inkubator. Kriteria yang digunakan dalam penetapan kelulusan tenant antara lain jangka waktu pendampingan Inkubator Bisnis (24 bulan ) atau berdasarkan pertumbuhan volume/skala usaha tenant. Setelah dirasa cukup mandiri maka mahasiswa dilepas untuk melakukan usaha mandiri. Selama satu tahun tetap dilakukan pengawasan dan pendampingan berupa konsultasi terhadap tenant yang sudah mandiri. VI. Kesimpulan Dan Saran 6.1. Kesimpulan 1. Untuk menjadikan mahasiswa sebagai wirausaha, bukan pekerjaan yang mudah, karena mindset mahasiswa pada saat masuk perguruan tinggi adalah sebagai Job seeker bukan sebagai Job creator. 2. Padatnya jadwal kuliah dan kegiatan mahasiswa, merupakan faktor penghambat bagi mahasiswa untuk berkonsentrasi mewujudkan keinginannya menjadi wirausaha. 3. Usaha mahasiswa yang mampu mandiri sebanyak 5 tenant, akan dilakukan pendampingan secara berkesinampungan, agar bisnis mereka siap bersaing. 2. Menumbuhkan karakter berwirausaha pada mahasiswa, haruslah dilakukan secara berkesinambungan, melalui pembelajaran kewirausahaan, pelatihan, magang, pinjaman modal, bisnis startup, dan pendampingan. DAFTAR PUSTAKA Anonymous, Inkubasi Inovasi, http://triwidodowutomo.blogspot.com/201 4/04/apa-itu-inkubasi-inovasi.html, diakses pada 15 Mei 2015 Dipta, I Wayan, 2003. Inkubator Bisnis dan Teknologi Sebagai Wahana Pengembangan Usaha Kecil Memasuki Era Global, INFOKOP, Jakarta. Hewick, Laurence, 2006. Canadian Business Incubator, paper on seminar International Best Practices For Increasing Incubator Efficiencies, Jakarta. Lalkaka, Rustam, 2002, Business Incubation and Technology Innovation: Rapid Growth of Business Incubation in China, Lessons for Developing and Restructuring Countries. Suryana, P. ( 2004). Pendidikkan dan Kewirausahaan. Diakses pada 15April2013darihttp://2013.blogspot.com/ 2013_01_01_archive.html. 4. IbK menjadi stimulator terwujudnya usaha mandiri mahasiswa. 7.2. Saran 1. Program PMW dan PKM masih diperlukan sebagai bagian pembelajaran kewirausahaan bagi mahasiswa, yang lebih dititik beratkan adalah pendampingan atas keberlanjutan dalam mengimplementasikan bisnis mereka, yang pada akhirnya akan terbentuk karakter wirausaha yang tangguh.