DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary

dokumen-dokumen yang mirip
DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary

DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

BAHAN DAN METODE. Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000

Pengembangan Varietas Hibrida Jagung Tahan Penyakit Bulai (Perenosclerospora maydis L.), Umur Genjah(<90 hst), Potensi Hasil Tinggi(11 t/ha)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BALITSA & WUR the Netherlands,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAMPINGAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN GOWA

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang

BAHAN PERS RELEASE PUSLITBANG HORTIKULTURA. 1. Pengembangan Varietas Kentang Prosesing Mendukung Industri Potato Chips di Indonesia.

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

Teknologi Produksi Ubi Jalar

EVALUASI ENAM VARIETAS KENTANG DI DATARAN TINGGI KARO SUMATERA UTARA. Evaluation of Six Potato Variety Potato In Plateau of Karo - North Sumatera

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

KERJASAMA KHUSUS 1. Adaptasi perubahan iklim melalui disain model simulasi tanaman padi di lahan rawa Provinsi Jambi.

PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. mengandung karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi. Sehingga kentang. termasuk dalam komoditi diversifikasi pangan.

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

FORM D A. URAIAN KEGIATAN

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN STRAWBERRY

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

1 SET A. INDIVIDU PETANI

JUDUL KEGIATAN: KAJIAN MODEL PTT DALAM BUDIDAYA JAGUNG LOKAL DAN POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG QPM SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF

Transkripsi:

KODE JUDUL: 1.03 EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary KEMENTRIAN/LEMBAGA: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Peneliti/Perekayasa: 1. Dr. Ahsol Hasyim, MS 2. Dr. Eri Sofiari 3. Kusmana SP 4. Ir. Yenni Kusadriani. 5. Drs. Lutfi INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012 0

EXECUTIVE SUMMARY Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melepas beberapa varietas kentang unggul baru, namun adopsi dari varietas-varoietas tersebut masih sangat kecil sekali. Hal ini diantaranya terkendala oleh beberapa masalah yaitu kurangya promosi, sehingga keberadaanya kurang dikenal oleh pengguna. Kalaupun ada promosi ternyata sewaktu benihnya diminta pengguna benihnya tidak siap, karena untuk mendapatkan benih stake holder harus memesan terlebih dahulu, kemudian benih yang ditawarkan dalam keadaan planlet atau GO (benih penjenis) yang kebanyakan petani kita belum bisa mengelola kelas benih tersebut. Untuk lebih memperkenalkan varietas-varietas hasil rakitan Balitsa kepada stake holder maka salah satunya yang cukup efektif untuk mempromosikannya adalah melalui kegiatan pengenalan varietas atau demplot varietas. Dengan dilakukannya demplot maka petani dapat langsung mengamati varietas-varietas baru tersebut pada masa tanaman tumbuh sampai dengan tanaman dipanen. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa varietas kentang unggul baru yang telah dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran termasuk varietas yang toleran terhadap serangan penyakit busuk daun. Sasarannya adalah petani dapat mengadopsi dan memilih varietas yang sesuai dan cocok untuk dikembangkannya didaerah masing-masing terutama didaerah yang endemik terserang Phytophthora infestan sehingga penggunaan pestisida dapat dikurangi. Diharapkan minimal satu varietas kentang yang didesiminasikan disukai oleh petani sebagai pengguna. Lokus kegiatan dilaksanakan di Sulawesi Selatan dilaksanakan di desa Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Goa, Propinsi Sulawesi Selatan. Areal lokasi kegiatan merupakan sentra produksi sayuran dan ditanami oleh sayuran kol, kentang, bawang daun. Fokus kegiatan adalah Pertanian Tanaman Pangan. Benih sumber Generasi awal (G0) diperbanyak di Balitsa sebagai bahan untuk demplot akselerasi dan adopsi varietas baru kentang unggul hasil Balitsa. Jumlah umbi Generasi awal (G0) yang dibutuhkan untuk Demplot varietas berkisar antara 300-400 umbi per varietas. Varietas yang ditanam sebanyak 8 varietas yaitu Granola G 0, GM 08, Repita, GM 05, Merbabu 17, Margahayu, Kikondo, Cipanas, dan ditambah satu varietas Granola Generasi ke tiga. Kegitan lapang berupa demplot varietas kentang dilaksanakan dengan menanam 8 varietas kentang 1

Generasi awal (G0) ditambah 1 varietas Granola Generasi ketiga (G3) di lahan petani desa Pittapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Goa. Tahapan kegiatan meliputi konsultasi dan koordinasi dengan para pihak (petaani, kelompok tani, BPTP dan Dinas Pertanian) kemudian dilanjutkan dengan orientasi lapangan. Pelaksanaan kegiatan berupa demplot varietas dimulai dengan persiapan benih, pengolahan tanah, pembuatan guludan, pemasangan mulsa plastik hitam, penanaman kentang, pemeliharaan, panen, pengumpulan data dan pembuatan laporan. Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegitan adalah tidak adanya irigasi teknis. Pengairan dilaksanakan dengan mengambil air dari dalam tanah dengan pompa kemudian ditampung dalam bak penampungan. Namun pada saat tanaman berumur >60 hari air dalam tanah terbatas jumlahnya hal ini disebabkan karena musim kemarau yang panjang Rencana penggunaan anggaran ( RAB) telah disusun sebelumnya sesuai dengankebutuhan kegiatan penelitian serta kegiatan lainya yang mendukung penelitian ini, dan diharapkan RAB tersebut dijadikan acuan dalam rangka mencapai output yang telah ditetapkan. Perencanaan anggaran sudah disusun berdasarkan panduan insentif PKPP 2012 yang meliputi tiga tahapan pencairan (termin) yaitu Termin 1 ( 30%), termin ke dua (50%), dan termin ketiga (20%). Jumlah biaya penelitian seluruhnya adalah Rp.250.000.000,- dengan rencana alokasi untuk gaji dan upah Rp 96.560.000, perjalanan dinas Rp 87.880.000, bahan 55.460.000 dan biaya lain-lain Rp 10,100.000. Realisasi SPJ termin ke I sebanyak Rp.74.013.920, SPJ termin ke II Rp.124.841.658 dan SPJ termin ke III Rp. 51.142.422. Kendala dalam administrasi adalah jadwal kegiatan yang telah disusun matang tidak dibarengi dengan turunnya anggaran yang tepat pada waktunya. Kendala dalam administrasi adalah jadwal kegiatan yang telah disusun matang tidak dibarengi dengan turunnya anggaran yang tepat pada waktunya. Demplot penelitian akan dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan sedangkan perbanyak benihnya dilakukan di Skreen house Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Lahan untuk demplot pengujian varietas diolah secara baik dengan dicangkul, diratakan, dan kotoran atau gulma dibersihkan. Kemudian dibuatkan larikan untuk meletakan pupuk kandang, pupuk buatan dan benih kentang. Jarak tanam yang digunakan 70 x 20 cm, Pupuk kandang yang digunkan pupuk ayam yang sudah matang dengan dosis 15 ton/ha diberikan 2

seminggu sebelum tanam. Pupuk dasar diberikan NPK 16 : 16: 16 sebanyak 500 kg /ha diberikan pada saat tanam. Nematisida diberikan untuk mengendalikan nematoda dengan dosis 40 kg /ha diberikan saat tanam. Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, dilakukan seminggu dua kali apabila tidak kena hujan, pendangiran dilakukan umur 3 minggu setelah tanaman diikuti pemberian pupuk susulan dengan menggunakan NPK 16 : 16: 16 sebanyak 700 kg /ha diberikan disekitar perakaran tanaman sebelum tanaman di bumbun. Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 50 hari setelah tanam. Aplikasi pestisida dilakukan secukupnya untuk mengendalikan hama dan penyakit utama kentang. Pada saat tanaman berumur antara 50-60 hari setelah tanam direncanakan akan mengundang beberapa penangkar benih, petani, pedagang bibit, pedagang kentang konsumsi, penyuluh, konsumen rumah tangga, BPTP dan Dinas Pertanian Setempat (stakeholder). Pengujian partisipatif dilakukan pada demlot kegiatan di Sulawesi selatan responden yang diundang adalah responden yang berdomisili disektar lahan percobaan. Jumlah responden sebanyak 40 orang yang mewakili sebagai petani, penangkar benih, pedagang dan penyuluh. Tujuan mengundang stake holder adalah untuk memberikan informasi tentang beberapa varietas kentang unggul baru toleran busuk daun, diharapkan setelah diketahui oleh stakeholder mereka tertarik dengan varietas Balitsa. Dengan melihat tanaman tersebut stakeholder dapat mengamati varietas baru kentang yang ditampilkan di demplot. Dari pengamatan tipe pertumbuhan tanaman tersebut mereka dapat menilai tinggi tanamannya, pola pertumbuhannya, vigor tanamannya serta resistensinya terhadap hama dan penyakit. Responden yang diundang pada pertemuan pertama atau saat pertumbuhan akan diundang juga pada saat panen. Pada waktu panen responden dapat menilai varietas mana yang paling disukainya berdasarkan tampilan hasil umbinya maupun berdasarkan hasil tonasenya. Jumlah stakeholder yang diundang pada setiap pertemuan antara 30-40 orang. Sesui dengan metode yang dilakukan oleh Basuki et al (2001) Pada saat panen responden diberikan quisionair untuk mengevaluasi varietas yang diuji kemudian diminta untuk memilih varietas kentang yang mana yang paling disukainya. Responden akan mendapat sampel umbi bibit kentang sesuai dengan yang mereka pilih. Varietas yang diberikan ke responden dicatat, penerimanya siapa, jenis varietasnya apa dan berapa kilogram. Dengan kegiatan seperti ini kedepan kita dapat memonitoring sebaran varietas yang didistribusikan.peubah yang diamati, Tinggi tanaman umur 60 hari, Intensitas 3

serangan penyakit Phytophthora, Intensitas serangan penyakit lainnya, preferensi kesukaan petani pada saat fase vegetatif, Preferensi kesukaan petani pada saat panen (fase generatif), komponen hasil (jumlah umbi, berat umbi). Penelitian bertujuan untuk; (a) memperkenalkan keberadaan varietas unggul kentang hasil Balitsa kepada pengguna dalam hal ini petani, pedagang, penangkar benih dan konsumen, (b) Menyediakan benih untuk digunakan sebagai bahan pengkajian lebih lanjut atau sebagai bahan diseminasi untuk mendukung pengembangan kentang di kawasan hortikultura Demplot penelitian dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan sedangkan perbanyak benihnya dilakukan di Skreen house Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Lahan untuk demplot pengujian varietas diolah secara baik dengan dicangkul, diratakan, dan kotoran atau gulma dibersihkan. Kemudian dibuatkan larikan untuk meletakan pupuk kandang, pupuk buatan dan benih kentang. Jarak tanam yang digunakan 80 x 30 cm, Pupuk kandang yang digunkan pupuk ayam yang sudah matang dengan dosis 15 ton/ha diberikan seminggu sebelum tanam. Pupuk dasar diberikan NPK 16 : 16: 16 sebanyak 500 kg /ha diberikan pada saat tanam. Nematisida diberikan untuk mengendalikan nematoda dengan dosis 40 kg /ha diberikan saat tanam. Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, dilakukan seminggu dua kali apabila tidak kena hujan, pendangiran dilakukan umur 3 minggu setelah tanaman diikuti pemberian pupuk susulan dengan menggunakan NPK 16 : 16: 16 sebanyak 700 kg /ha diberikan disekitar perakaran tanaman sebelum tanaman di bumbun. Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 50 hari setelah tanam. Aplikasi pestisida dilakukan secukupnya untuk mengendalikan hama dan penyakit utama kentang. Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 100 hari dimana 10 hari sebelum panen dilakukan pemotongan batang tanaman. Pada saat tanaman berumur antara 50-60 hari setelah tanam direncanakan akan mengundang beberapa penangkar benih, petani, pedagang bibit, pedagang kentang konsumsi, penyuluh, konsumen rumah tangga, BPTP dan Dinas Pertanian Setempat (stakeholder). Pengujian partisipatif dilakukan pada demlot kegiatan di Sulawesi selatan responden yang diundang adalah responden yang berdomisili disektar lahan percobaan. Jumlah responden sebanyak 40 orang yang mewakili sebagai petani, penangkar benih, pedagang dan penyuluh. Tujuan mengundang stake holder adalah untuk memberikan informasi tentang beberapa varietas kentang 4

unggul baru toleran busuk daun, diharapkan setelah diketahui oleh stakeholder mereka tertarik dengan varietas Balitsa. Dengan melihat tanaman tersebut stakeholder dapat mengamati varietas baru kentang yang ditampilkan di demplot. Dari pengamatan tipe pertumbuhan tanaman tersebut mereka dapat menilai tinggi tanamannya, pola pertumbuhannya, vigor tanamannya serta resistensinya terhadap hama dan penyakit. Responden yang diundang pada pertemuan pertama atau saat pertumbuhan akan diundang juga pada saat panen. Pada waktu panen responden dapat menilai varietas mana yang paling disukainya berdasarkan tampilan hasil umbinya maupun berdasarkan hasil tonasenya. Jumlah stakeholder yang diundang pada setiap pertemuan antara 30-40 orang. Sesui dengan metode yang dilakukan oleh Basuki et al (2001) Pada saat panen responden diberikan quisionair untuk mengevaluasi varietas yang diuji kemudian diminta untuk memilih varietas kentang yang mana yang paling disukainya. Responden akan mendapat sampel umbi bibit kentang sesuai dengan yang mereka pilih. Varietas yang diberikan ke responden dicatat, penerimanya siapa, jenis varietasnya apa dan berapa kilogram. Dengan kegiatan seperti ini kedepan kita dapat memonitoring sebaran varietas yang didistribusikan.peubah yang diamati, Tinggi tanaman umur 60 hari, Intensitas serangan penyakit Phytophthora, Intensitas serangan penyakit lainnya, preferensi kesukaan petani pada saat fase vegetatif, Preferensi kesukaan petani pada saat panen (fase generatif), komponen hasil (jumlah umbi, berat umbi). Penggunaan varietas yang sangat terbatas yang hanya bertumpu pada varietas Granola atau varietas Atlantik saja dapat menyebabkan terjadinya erosi genetik, sehingga kalau terjadi ledakan hama atau penyakit pada kedua varietas tersebut akan berdampak sangat buruk pada mata rantai produksi kentang di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melepas beberapa varietas kentang unggul baru, namun adopsi dari varietas-varoietas tersebut masih sangat kecil sekali. Hal ini diantaranya terkendala oleh beberapa masalah yaitu kurangya promosi, sehingga keberadaanya kurang dikenal oleh pengguna. Untuk lebih memperkenalkan varietas-varietas hasil rakitan Balitsa kepada stake holder maka salah satunya yang cukup efektif untuk mempromosikannya adalah melalui kegiatan diseminasi pengenalan varietas atau demplot varietas. Dengan dilakukannya demplot maka petani dapat langsung mengamati varietas-varietas baru tersebut dari masa pertumbuhan hingga tanaman tersebut dipanen. 5

Strategi pengembangan diseminasi inovasi teknologi varietas kentang kedepan perlu dipertajam dengan pola/model SDMC (Sistem Diseminasi Multi Chanel) yang diawali dengan advokasi, pelatihan, penerbitan dan penyebarluasan media cetak serta pelaksanaan peragaan (demplot) dari inovasi teknologi varietas kentang yang disukai petani. Petani diharapkan berpartisipasi aktif mulai dari awal sampai akhir kegiatan. Kerjasama untuk benih kentang bebas patogen perlu dilanjutkan lagi dengan dengan mengirimkan planlet hasil perbanyakan laboratorium Balitsa dan kemudian akan diperbanyak oleh penangkar setempat. Lahan petani yang terinfeksi oleh penyakit tular tanah perlu diberakan atau dilakukan pergiliran tanaman dengan menanam lahan selain tanaman kentang. Koordinasi antar lembaga terkait, yaitu: BPTP Sulawesi Selatan, Balitbangda Sulawesi Selatan, perguruan Tinggi dan Dinas Pertanian perlu ditingkatkan lagi. Kerjasama untuk benih kentang bebas patogen perlu dilanjutkan lagi dengan dengan mengirimkan planlet hasil perbanyakan laboratorium Balitsa dan kemudian akan diperbanyak oleh penangkar setempat. Lahan petani yang terinfeksi oleh penyakit tular tanah perlu diberakan atau dilakukan pergiliran tanaman dengan menanam lahan selain tanaman kentang. Sedangkan anggota Kelompok Tani Hikmah Bersama yang ingin mencoba menanam varietas kentang yang telah dipanen perlu menyeleksi benih yang baik dari hasil panen yang bebas patogen. Sedangkan koordinasi antar lembaga terkait, yaitu: BPTP Sulawesi Selatan, Balitbangda Sulawesi Selatan, perguruan Tinggi dan Dinas Pertanian perlu ditingkatkan lagi. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk diseminasi varietas kentang yang telah dilepas Balitsa harus dilakukan secara masiv dengan melibatkan langsung para petani kentang melalui Kelompok Tani Hikmah Bersama dan kelompok petani lainnya, dan para penangkar benih sudah mulai terbentuk di daerah-daerah sentral produksi kentang. Diharapkan kedepan akan terbentuk kerjasama formal antar pihak terkait, yaitu: Dinas Pertanian, BPTP, Balitbangda, dan Perguruan Tinggi yang ada di daerah Propinsi Sulawesi Selatan serta terlaksananya penyebarluasan benih varietas kentang unggul Balitsa oleh petani kentang di lokasi kegiatan secara mandiri. Kelompok Tani dan BPTP Sulawesi Selatan telah bersedia dan sepakat untuk penyebarluasan varietas kentang Balitsa. Perguruan tinggi (Universitas Hasanuddin juga akan mencoba beberapa varietas kentang yang sudah dilepas 6

Balitsa dengan memperbanyak benih kentang bebas patogen melalui kegiatan aeroponik. Telah dilakukan advokasi untuk para petani kentang dan anggota kelompok tani Hikmah Bersama tentang perlunya digunakan benih sehat dan bebas patogen sehingga produksi kentang yang dihasilkan tinggi. Anggota kelompok tani yang melihat sendiri umbi kentang yang besar-besar pada saat panen tertarik untuk mencoba menanam dilahan kentang mereka masing-masing. Perguruan tinggi juga ingin memperbanyak benih kentang melalui sistem aeroponik dan akan memesan langsung planletnya ke Balitsa. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk diseminasi varietas kentang yang telah dilepas Balitsa harus dilakukan secara masiv dengan melibatkan langsung para petani kentang melalui Kelompok Tani Hikmah Bersama dan kelompok petani lainnya, dan para penangkar benih sudah mulai terbentuk di daerah-daerah sentral produksi kentang. 7