ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN MULTIKULTUR BERBASIS BUDAYA LOKAL PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAJAWA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN TINGKAT KECINTAAN GENERASI MUDA SUKU NGADA PADA PESTA ADAT REBA di ERA GLOBALISASI (Simbolisme dan Pergulatan Adat Istiadat)

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI KECAMATAN BAJAWA KABUPATEN NGADA

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

HUBUNGAN PERANAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA (JURNAL) Oleh DEDI SUPARMAN ROCHMIYATI SUGIYANTO

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

ABSTRAK. sistem pengendalian internal, efektivitas dan efisiensi, siklus persediaan.

PLURALISME-MULTIKULTURALISME DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM PENCEGAHAN NYERI SENDI Di Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Oleh: ENDAH AYU PRATIWI NIM:

KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar

PENDAHULUAN. Andri Irawan

ABSTRACT. Keywords: Performance Audit, Performance Accountability

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP SE- KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Agus Kuntoro NIM: Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ABSTRACT. Key Words : Direct local election, determinant factor of the triumph of candidate, personality factor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata-kata kunci: audit internal dan good corprate governance

ABSTRAK. Kata kunci : Logo, citra perusahaan, identitas merek, manajemen merek.

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SIRKUMSISI PADA ANAK LAKI-LAKI. Di Dukuh Sambi Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI

BAB I PENDAHULUAN. Kanada merupakan salah satu negara multikultur yang memiliki lebih

KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH. Di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

2 Eksternal a. Faktor Keluarga 77,62% Tinggi b. Faktor Sekolah 78,45% Tinggi c. Faktor Masyarakat 78,01% Tinggi Rata-rata 78,03% Tinggi

BAYU ADHY TAMA K

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA MELALUI VARIABEL INTERVENING KEPERCAYAAN MEREK ( Studi Kasus Pada JNE Cabang Semarang)

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

Key words: reading interest, motivation to choose Study Program. Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

IMPLEMENTASI PROGRAM BAURAN PEMASARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI MAHASISWA STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA TESIS

PEMAHAMAN GURU TERHADAP MUATAN LOKAL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Deskriptif pada SMP di Kabupaten OKU Timur)

PENGEMBANGAN MEDIA FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS BUSUR MANUAL DI SMK N 1 PUNDONG BANTUL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN ARTIKEL JURNAL

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN GUNUNG TUJUH KERINCI ARTIKEL ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU ORANG TUA DALAM MENCEGAH KEKERASAN PADA ANAK. Di Dusun Pondok Desa Sendang Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: promotion, word of mouth, purchasing decisions.

ISSN: Vol. 3, No. 1, MARET 2016

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

Oleh: MUHAMMAD DZIKRI ZUFRIANSYAH A

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

Abstrak. Kata kunci : dukungan sosial, pensiunan pria, dewasa akhir. Universitas Kristen Maranatha

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

III. METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu

ANALISIS MINAT KONSUMEN DALAM MEMILIH RUMAH TYPE 54 PAUS FLOWER RESIDENCE DI PT EKAREDI MITRA NUSA PEKANBARU Oleh :

Pengaruh Kinerja dan Kreativitas Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA se-kabupaten Bulukumba

PERSEPSI GURU TENTANG PENGAWASAN PELAKSANAAN TUGAS GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KECAMATAN LUBUK BASUNG

KINERJA INFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS PADA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH KECAMATAN MAIWA KABUPATEN ENREKANG

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG

II. KAJIAN PUSTAKA. al (dalam Karuru, 2005), pembelajaran kooperatif turut menambah unsurunsur

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

ISSN: Vol 1, No 1

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pembentukan karakter

Transkripsi:

ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN MULTIKULTUR BERBASIS BUDAYA LOKAL PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAJAWA Dimas Qondias Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Citra Bakti Ngada-NTT dimasqondias@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat guru tentang perlunya pengembangan pendidikan multikultur berbasis budaya lokal di sekolah dasar kecamatan bajawa. Penelitian ini melihat apakah pembelajaran disekolah dasar perlu adanya pengembangan pendidikan multikultur berbasis budaya lokal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling untuk menentukan sekolah yang memiliki siswa multikultur dan simple random sampling untuk menentukan subyek yang akan diberikan pendapat tentang pendidikan multikultur berbasis budaya lokal. Besarnya anggota sampel penelitian ini adalah 73 orang yang ditentukan dengan menggunakan table Krejcie dan Morgan. Untuk mengukur besaran kesetujuan pengembangan pendidikan multikultur berbasis budaya lokal digunakan kuesioner pendidikan multikultur berbasis budaya lokal. Data dianalisis secara deskriptif dengan mengacu pada skala teoretik. Hasil penelitian yang diperoleh dari 73 responden menunjukan pada rata-rata 122 (sangat setuju), ini berarti bahwa pendidikan multikultur berbasis budaya lokal sangat setuju dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Kata-kata kunci: analisis kebutuhan, pendidikan multikultur, berbasis budaya lokal JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN 15

THE NEED ANALYSIS OF LOCAL CULTURE-BASED MULTI-CULTURE EDUCATION IN ELEMENTARY SCHOOLS IN BEJAWA SUB-DISTRICT Abstract This study aims at investigating the teachers opinions about the necessaries of developing local culture-based multi-culture education in elementary schools in Bejawa subdistrict. This study also investigates whether instructions in elementary schools need a development of local culture-based multi-culture education or not. This study belonged to descriptive qualitative study. The sampling technique used was purposive random sampling technique to determine the schools which students were having multi-culture. Simple random sampling was used to determine the subject who would be asked the opinion about local culture-based multi-culture education. The amount of the sample was 73 respondents which were chosen by using Krejcie and Morgan table. To determine the agreement of the development of local culture-based multi-culture education, questionnaires about local culture-based multi-culture education were used. The data was analyzed descriptively which the purpose were about theoretic scale. The results gathered from 73 respondents show that the mean score is 122 (Strongly Agree), it means that the respondents agree with the development of local culture-based multi-culture education in the instructions in elementary schools. Keywords: need analysis, multi-culture education, local culture-based PENDAHULUAN Globalisasi membawa kemajuan zaman yang begitu pesat dan memicu masyarakat untuk bersaing di segi ekonomi, untuk meningkatkan taraf hidup manusia dewasa ini manusia melakukan perpindahan yang dimana sering disebut imigrasi. Fenomena tersebut sudah lumrah kita jumpai di kota-kota besar yang dimana memberikan kesempatan setiap manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya. Hal tersebut tidak lepas peran pendidikan seorang manusia yang harus meningkatkan taraf hidupnya. Pendidikan di gadang-gadang sebagai masalah pemicu utama meningkatkan kehidupan manusia Tanpa kita sadari perkembangan pendidikan tidak terlepas dari adanya globalisasi di bidang IPTEK dan ekonomi yang membawa determinasi yang cukup besar. Pada umumnya tujuan dari pendidikan adalah untuk meningkatkan kehidupan manusia. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tantangan pendidikan di Indonesia sangat kompleks bersifat makro dan mikro. Apabila kita lihat bahwa guru banyak mengalami masalah terutama dalam mengelola kelas dan menghadapi siswa yang heterogen. Keberagaman siswa tidak terlepas dari meledaknya penduduk yang disuatu daerah. Di pertengahan tahun 1997 kekisruhan etnik terjadi di banyak tempat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dimana bangsa Indonesia pada saat itu menghadapii krisis multi dimensi. Kekisruhan etnik tersebut telah menggugah kesadaran baru diantara JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN 16

komponen bangsa Indonesia bahwa kebanggaan akan kehidupan berbangsa satu di atas kebhinekaan adalah sebuah angan-angan belaka. Ini membuktikan bahwa kekokohan bangunan supra-struktur Negara kebangsaan sangat rapuh. Apabila kita menelisik system pendidikan nasional dimasa lalu, pendidikan lebih cenderung berseragam budaya nasional yang berdiri di atas puncak-puncak budaya daerah. Dapat dikatakan pendidikan diselenggarakan secara monokultur yang dimana rentan terhadap konflik SARA. SARA merupakan konflik yang berlatar belakang suku, agama,ras (Purwasito 2002). Prasangka dan diskriminasi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Apabila kita lihat bahwa prasangka ini dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Menurut Soelaeman (2000) bahwa prasangka dapat diartikan sebagai suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi. Prasangka itu akan muncul apabila karena minimnya pendidikan seseorang, sehingga kurangnya pengetahuan, fakta dari kejadian dan dominasi kepentingan golongan maupun kelompok. Keadaan seperti inilah yang sering menyebabkan kesenjangan dan menghasilkan suatu konflik, karena kurangnya pemahaman kelompok masyarakat terhadap budaya yang berbeda di suatu daerah. Menurut Mulyana 2003, budaya merupakan gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya merupakan suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi-generasi melalui usaha individu atau kelompok (Mulyana dan rakhmat,2003). Menurut Rian (2013) Budaya memiliki banyak arti, budaya berarti budi atau akal budi atau pikiran. Kebudayaan berasal dari kata budayah yang dapat kita artikan sebagai hasil rasa, cipta, dan karsa manusia. Untuk lebih optimalkan pendidikan yang menekankan keberagaman budaya diperlukan pendidikan multikultur yang diiringi dengan budaya local disuatu daerah sebagai salah satu alat untuk menekan dan meminimalisir potensi konflik antar etnik, agama dan ras. Intinya, pada dasarnya peran dari orang tua, sekolah, organisasi keagamaan dan sebagainya, bertanggung jawab menjadikan anak-anak untuk memahami multikultur, akan tetapi peran yang paling penting untuk mengajarkan pendidikan multikultur ini adalah dari pihak sekolah. Oleh karena itu melalui program pendidikan multikultur yang di konsepsi dengan baik dan dilaksanakan secara berkesinambungan agar terbentuk sebuah masyarakat terhadap keragaman budaya yang dibutuhkan bagi masa kini dan masa depan bangsa Indonesia dan dunia. Menurut Hafizh (2012) Pendidikan multikultur adalah sebuah tawaran model pendidikan yang mengusung ideologi yang memahami, menghormati, dan menghargai harkat dan martabat manusia di manapun dia berada dan dari manapun datangnya (secara JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN 17

ekonomi, sosial, budaya, etnis, bahasa, keyakinan, atau agama, dan negara). Pendidikan multikultural secara inhern merupakan dambaan semua orang, lantaran keniscayaannya konsep memanusiakan manusia. Pasti manusia yang menyadari kemanusiaanya dia akan sangat membutuhkan pendidikan model pendidikan multikultural ini. Sedangkan Menurut (Tilaar dalam Hafizh 2012) pendidikan multikultural sebagai merupakan suatu wacana lintas batas yang mengupas permasalahan mengenai keadilan sosial, musyawarah, dan hak asasi manusia, isu-isu politik, moral, edukasional dan agama. Pendidikan multikultural adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat plural (Anzis 2013). Menurut Suparlan (2006), berbagai konsep yang relevan dengan multikulturalisme adalah demokratis, keadilan dan hukum, nilai-nilai budaya dan etos, kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat, suku bangsa, keyakinan, keagaman ungkapan-ungkapan budaya, domain privat dan publik, HAM, hak budaya komunitas dan konsep lainnya. Pendidikan berbasis budaya lokal merupakan upaya untuk mengintegrasikan budaya lokal dalam proses pendidikan yang mana proses pendidikan tidak hanya fokus terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi melainkan juga dengan mempelajari budaya lokal. Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda. Keunggulan dari potensi daerah itu sangatlah beragam. Dengan kebergaman potensi daerah ini pengembangan potensi dan keunggulan daerah perlu diperhatikan sehingga pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa tidak asing dengan daerahnya sendiri dan memahami potensi dan nilai-nilai serta budaya daerahnya sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah diatas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah pendidikan multikultur berbasis budaya lokal perlu dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah dasar? Dengan tujuan untuk mengetahui pendapat guru tentang perlunya pengembangan pendidikan multikultur berbasis budaya lokal di sekolah dasar. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuatitatif deskriptif. Pendekatan ini digunakan untuk mengungkap yang menjadi masalah dalam penelitian ini. Sugiyono 2012 menyatakan penelitian kuantitatif digunakan pada realitas/gejala/fenomena yang dapat teramati dan terukur. Penelitian yang dilakukan ini ingin mengungkap fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan yang terkait dengan usaha dalam rangka terpenuhinya kebutuhan pendidikan multikultur berbasis budaya lokal. Penelitian ini dilakukan di kecamatan bajawa kabupaten ngada yang dimana di kecamatan bajawa ini terdapat banyak keragaman etnik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SD di kecamatan Bajawa yang ada sebanyak 27 sekolah dasar di kecamatan Bajawa. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive random sampling untuk mencari sekolah yang memiliki siswa multikultur. dari 27 sekolah dasar yang ada di bajawa di ambil 7 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN 18

sekolah yang memiliki keragaman etnis. Setelah di tentukan sekolah dasar yang dimana siswanya memiliki multikultur dilanjutkan dengan pengambilan sampel dengan simple random sampling untuk menentukan subjek yang akan di berikan pendapat tentang pendidikan multikultur berbasis budaya lokal. Tabel 1 Data Sekolah Dasar di Kecamatan Bajawa. No Nama Sekolah Jumlah Guru Penentuan Subjek 1 SDI Bobou 12 11 2 SDI Bajawa 15 11 3 SDI Lebijaga 16 11 4 SDK Regina Pacis 13 10 5 SDK Tanalodu 11 10 6 SDK Ngedukelu 10 10 7 SDK Kisanata 11 10 88 73 Sumber : Dinas Pendidikan dan kebudayaan kab Ngada Setelah ditentukan subjek dalam penelitian ini akan dilanjutkan dengan pemberian kuisioner yang telah disediakan dengan menggunakan model skala likert yang telah ditetapkan. Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan skala 5 teoritik, untuk menetukan kesetujuan atau kesesuaian pendidikan multikultur berbasis budaya lokal disekolah dasar dapat ditentukan sebagai berikut: Tabel 2 Skala Penilaian atau kategori/ Klasifikasi pada skala lima Teoritis RENTANG SKOR KLASIFIKASI 120-150 Sangat Setuju 100-119 Setuju 80-99 Ragu-Ragu 60-79 Tidak Setuju 30-59 Sangat Tidak Setuju HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tanggapan dari 73 responden dari 7 sekolah yang berada di kabupaten ngada diperoleh rata-rata 122, hal ini menjawab bahwa pendidikan multikultur berbasis budaya lokal setuju untuk dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Bila dilihat secara terperinci dari 73 responden, bahwa terdapat 49 responden atau sebesar 67% yang menyatakan sangat setuju apabila pembelajaran disekolah dasar dikembangkan pendidikan multikultur berbasis budaya lokal. Terdapat 24 responden atau sebesar 34% yang menyatakan setuju apabila pembelajaran disekolah dasar dikembangkan pendidikan multikultur. Hasil ini menjawab bahwa pendidikan multikultur berbasis budaya lokal di sekolah dasar sangat perlu diberikan oleh siswa SD di JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN 19

kecamatan bajawa, perlunya pengembangan ini di karenakan di kecamatan bajawa ini banyak memiliki ragam budaya/ etnik. Selain penduduk asli kecamatan bajawa banyak juga pendatang dari jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Bali yang menetap di Bajawa, oleh karena itu ragam budaya di daerah bajawa ini sangat banyak dan tidak tertutup kemungkinan akan terjadi gesekan-gesekan yang menimbulkan kekisruhan diantara etnik yang berbeda. SIMPULAN DAN SARAN Pendidikan multikultur dapat ditekankan pada tema multikultur dan di integrasikan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Terlihat bahwa dari 73 responden guru sekolah dasar dibajawa menyatakan kata sepakat bahwa pendidikan multikultur berbasis budaya lokal sangat perlu di kembangkan kedalam pembelajaran di sekolah dasar. Hal ini dipertegas dengan rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan sebesar 122 (sangat setuju). Berdasarkan hasil temuan penelitian dianjurkan saran atau rekomendasi sebagai berikut. 1) dalam kegiatan belajar mengajar disekolah, guru sebagai orang yang paling dekat dengan siswa disarankan untuk mempelajari dan memahami unsur-unsur pendidikan multikultur berbasis budaya lokal, sehingga nantinya dapat bersikap dan berprilaku yang mencerminkan nilai-nilai multikulturalisme, yang dimana adanya pengakuan perbedaan siswa, adil dalam memberikan penilaian. 2) Kepada pengambil kebijakan dalam pendidikan disarankan untuk menjalankan program pendidikan multikultur berbasis budaya lokal ini hendaknya disediakan kebijakan paying hukum dalam pelaksanaannya sehingga guru tidak bimbang dalam mengimplementasikannya. 3) Dengan adanya penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan waktu dan peneliti oleh sebab itu peneliti berharap akan ada penelitian lain yang mengambil wilayah yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Anzis. 2013. Pendidikan Multikultur. http://anzisarna.blogspot.com. Diakses 10 Juli 2013 Purwasito. 2003. Komunikasi multikultur. Surakarta Muhamadiyah Universiti: Press. Soelaeman, M. 2000. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT Refika Aditama Mulyana, D. 2003. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hafizh, M. 2012. Pengertian multikultur. http://www.referensi makalah.com/pengertianpendidikan-multikultural. Diakses pada 10 Juli 2013. Suparlan. 2006. Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultur. http://www.sercpps.ohion.edu/news/ciud/artikel. Diakses 10 juli 2013. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Koyan, 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Undiksha JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN 20