BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas XI SMK Negeri

dokumen-dokumen yang mirip
MOHAMAD RINALDY DUKALANG

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP 1 TAPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dedi Asmajaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BULUTANGKIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus tindakan

BAB IV DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditemukan rendahnya ketrampilan siswa dalam melakukan pukulan forehand top

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada Siswa Kelas V SDN 5 Suwawa

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

SURVEI HASIL BELAJAR FOREHAND, BACKHAND DAN SMASH TENIS MEJA PESERTA DIDIK SMK NEGERI 3

III. METODELOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan

MENINGKATKAN POLA GERAK DASAR DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI LEMPAR BOLA PADA SISWA KELAS V MI. ROUDLOTUT THOLABAH KRANDING MOJO KEDIRI

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SDN 48 Hulonthalangi Kota

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

BAB I PENDAHULUAN. Service adalah menyebrangkan bola/shuttle cock. permainan bulutangkis, Service merupakan modal awal untuk bisa memenangkan

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester : IX / 1 (Ganjil ) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

PENINGKATAN TEKNIK DASAR FOREHAND TENIS MEJA MENGGUNAKAN MEDIA BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS VIII

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

PENERAPAN PEMBELAJARAN SERVIS ATAS BOLAVOLI MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS X DI SMK GRAFIKA PGRI- PAKIS IGIT AGUS SARA & MASHUD

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindak kelas ( PTK )karena

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Bulango Selatan Kabupaten Bone

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. permainan kucing bola dalam lingkaran dapat meningkatkan kemampuan passing

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 45

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. akan membahas hasil penelitian di lapangan antara lain: a. keadaan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bilato

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konsentrasikan pada siswa kelas XI Analisis Kimia 2 dengan jumlah peserta didik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan pada bulan mei 2013 sampai. a. Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langsung pada materi servis panjang pada permainan bulutangkis. Kelas yang

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

III. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengidentifikasi masalah-masalah dan upaya perbaikan proses pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

PENINGKATAN TEKNIK DASAR FOREHAND TENIS MEJA MENGGUNAKAN MODIFIKASI MEJA PADA KELAS X A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan menggairahkan. Tidak ada batasan umur, laki-laki ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan ( Action Ressearch ) yang


BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini telah berlangsung dalam dua siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk

PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH

BAB I PENDAHULUAN. Permainan tenis meja adalah salah satu cabang olahraga yang banyak. di masyarakat luas,terutama di sekolah. Hal ini bukan hanya di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut.

MENINGKATAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TAPA EDI BUSONO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

I. METODOLOGI PENELITIAN. meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan

Transkripsi:

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas XI SMK Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Peneliti dalam kegiatan penelitian didampingi oleh guru penjas dan Kepala Sekolah. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap pelaksanaan siklus dilakukan analisis dan refleksi terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi ditetapkan langkah kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan hasil penelitian. 4.1.2 Deskripsi Hasil Tindakan 4.1.2.1 Observasi Awal Kegiatan obervasi awal dilaksanakan tanggal 8 Maret 2013. Kegiatan ini difokuskan pada meningkatkan kemampuan smash back hand pada permainan tenis meja. Kegiatan yang telah dilaksanakan selama observasi awal di paparkan sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1) Persiapan 2) Presensi 3) Straching 40

2 4) Pemanasan a. Kegiatan Inti 1) Melatih siswa melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja b. Kegiatan Penutup 1) Pelemasan 2) Menyimpulkan cara melakukan smash back hand pada permainan tenis meja Berdasarkan hasil observasi awal ditemukan hasil belajar siswa baik dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja disajikan sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Observasi Awal Kemampuan Siswa Melakukan Smash Back Hand Aspek Yang Diamati No Nama Anak Posisi Kaki Posisi Badan Posisi Lengan Jumlah Skor 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Nilai Kategori 1 Arkam Udoki 6 50 KB 2 Arman Jufri 3 25 TB 3 Abd Rahman 4 33.33 TB 4 Cuplis Taingo 4 33.33 TB 5 David Dango 5 41.67 KB 6 Dahlan Lasihi 3 25 TB 7 Firman Djano 3 25 TB 8 Frangky Ahmad 6 50 KB 9 Moh. Taufiq 3 25 TB 10 Rizki Palada 3 25 TB 11 Anggraini Ham 5 41.67 KB 12 Delavika Abuka 5 41.67 KB 13 Hasna Gani 3 25 TB 14 Larasati Lestari 3 25 TB 15 Meylan Samani 5 41.67 KB

3 16 Novianti Diko 4 33.33 TB 17 Susanti Utiarah 3 25 TB 18 Virawati Hamal 3 25 TB 19 Yulandasari Asd 4 33.33 TB 20 Yulifanasari Igiri 4 33.33 TB Keterangan: Jumlah Skor x 100 = Jumlah Nilai 12 1. Nilai 76 100. kategori Baik ( B ). 2. Nilai 56 75. kategori Cukup ( C ). 3. Nilai 40 55. kategori Kurang Baik ( KB ). 4. Nilai < dari 40. kategori Tidak Baik ( TB ). Hasil observasi awal menunjukkan bahwa terdapat 30% siswa atau 6 siswa yang memiliki kategori kurang dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja, dan sisanya 70% siswa atau 14 siswa yang memiliki kategori tidak baik dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Hasil observasi awal ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2 Hasil Observasi Awal No Rentang Nilai Kriteria Aspek Aspek Penilaian Jumlah Persentase 1 Baik 76 100 0 0 2 Cukup 56 75 0 0 3 Kurang 40 55 6 30 4 Tidak Baik < dari 40 14 70 Jumlah - 20 100 Hasil observasi awal yang dilakukan tersebut jelas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang ada di Kelas XI SMK 1 Negeri Suwawa belum memiliki

4 kemampuan yang baik dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Tingkat capaian rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja sangat rendah. Dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut berada pada angka yang kurang memuaskan. Indikator tersebut adalah a) posisi kaki: kaki kanan di depan kaki kiri di belakang, b) posisi badan: badan miring ke kiri hingga pundak kanan menghadap meja, dan c) posisi lengan: Lengan bawah di tarik ke kiri ke belakang lebih tinggi dari meja. Setelah bola mental mencapai titik teratas, lengan bawah diayun ke depan arah kanan memukul bola. Pada saat itu pergelangan tangan membantu menekan bola dan mengatur arah, berat badan pindah dari kaki kiri ke kaki kanan. Dari tiga indikator tersebut menunjukkan bahwa ketiga indikator itu berada pada posisi yang kurang optimal. Terkait dengan hal ini maka dilakukan kegiatan pembelajaran melalui siklus I untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan anak dalam smash back hand pada permainan tenis meja. Dari kegiatan refleksi yang dilakukan secara bersama-sama pada observasi awal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja.

5 b. Siswa belum dapat memahami teknik gerakan smash back hand pada permainan tenis meja yang dilatihkan guru. c. Siswa kurang memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan smash. Dalam konteks ini posisi kaki kanan dan kaki kiri kurang sesuai dengan yang diharapkan d. Siswa kurang memiliki pemahaman yang memadai tentang cara melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja. e. Penempatan posisi badan siswa salah, dalam konteks ini posisi badan tidak miring ke kiri sehingga poisis pundak kanan tidak menghadap meja secara utuh. f. Posisi lengan siswa juga kurang tepat sehingga ketika melakukan pukulan smash back hand tidak dapat dilakukan dengan tepat. Hasil analisis yang diperoleh pada observasi awal tersebut menjadi bahan masukan untuk dilaksanakan pada siklus I. 4.1.2.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar A. Siklus I Kegiatan siklus I dilaksanakan tanggal 20 April 2013. Kegiatan siklus I dilaksanakan secara bersama-sama oleh peneliti, guru mitra dan kepala sekolah. Kegiatan siklus I ini dilakukan mengacu pada langkah-langkah yang ada pada Rencana Peksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan siklus I dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

6 a. Kegiatan Awal 1) Persiapan 2) Presensi 3) Straching 4) Pemanasan b. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan teknik dasar smash backhand 2) Siswa memperhatikan materi yang di jelaskan oleh guru 3) Guru mempraktekkan teknik dasar smash backhand 4) Siswa memperhatikan gerakan yang di praktekkan oleh guru 5) Guru memerintahkan siswa melakukan gerakan yang di praktekkan guru 6) Siswa melakukan gerakan teknik dasar smash backhand 7) Guru mengadakan evaluasi c. Kegiatan Penutup 1) Pelemasan 2) Menyimpulkan cara melakukan smash back hand pada permainan tenis meja Dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut:

7 No Nama Anak Tabel 3 Hasil Pengamatan Siklus I Kemampuan Siswa Melakukan Smash Back Hand Aspek Yang Diamati Posisi Kaki Posisi Badan Posisi Lengan Jumlah Skor Nilai Kategori 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Arkam Udoki 9 75 C 2 Arman Jufri 5 41.67 KB 3 Abd Rahman 8 66.67 C 4 Cuplis Taingo 8 66.67 C 5 David Dango 8 66.67 C 6 Dahlan Lasihi 9 75 C 7 Firman Djano 5 41.67 KB 8 Frangky Ahmad 9 75 C 9 Moh. Taufiq 5 41.67 KB 10 Rizki Palada 5 41.67 KB 11 Anggraini Hami 9 75 C 12 Delavika Abuka 9 75 C 13 Hasna Gani 5 41.67 KB 14 Larasati Lestari 5 41.67 KB 15 Meylan Samani 9 75 C 16 Novianti Diko 8 66.67 C 17 Susanti Utiarah 5 41.67 KB 18 Virawati Hamal 8 66.67 C 19 Yulandasari Asd 8 66.67 C 20 Yulifanasari Igiri 8 66.67 C Keterangan: Jumlah Skor x 100 = Jumlah Nilai 12 1. Nilai 76 100. kategori Baik ( B ). 2. Nilai 56 75. kategori Cukup ( C ). 3. Nilai 40 55. kategori Kurang Baik ( KB ). 4. Nilai < dari 40. kategori Tidak Baik ( TB Hasil rekapan terkait capaian hasil belajar siswa pada siklus I ditampilkan sebagai berikut:

8 Tabel 4 Hasil Siklus I No Rentang Nilai Kriteria Aspek Aspek Penilaian Jumlah Persentase 1 Baik 76 100 0 0 2 Cukup 56 75 13 65 3 Kurang 40 55 7 35 4 Tidak Baik < dari 40 0 0 Jumlah - 20 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 13 siswa (65%) yang telah dapat melakukan smash back hand pada permainan tenis meja dengan kategori cukup dan terdapat 7 siswa atau 35% yang dapat melakukan smash back hand pada permainan tenis meja dengan kategori kurang. Realitas ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari kemampuan siswa untuk melakukan smash back hand pada permainan tenis meja setelah dikenai tindakan dengan menggunakan metode discovery. Dalam konteks ini tidak terdapat lagi siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Namun demikian tingkat kemampuan siswa lebih didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan cukup sedangkan hanya sebagian kecil siswa yang memiliki kemampuan baik. Dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan secara bersama-sama pada siklus I dapat disimpulkan sebagai berikut :

9 a. Sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja. b. Siswa mulai dapat memahami teknik gerakan smash back hand pada permainan tenis meja yang dilatihkan guru. c. Siswa mulai memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan smash. Dalam konteks ini posisi kaki kanan dan kaki kiri kurang sesuai dengan yang diharapkan d. Siswa mulai memiliki pemahaman yang memadai tentang cara melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja. e. Penempatan posisi badan mulai dipahami siswa sehingga memberikan, dalam konteks ini posisi badan tidak miring ke kiri sehingga poisis pundak kanan tidak menghadap meja secara utuh. f. Posisi lengan siswa mulai berada pada posisi yang tepat sehingga ketika melakukan pukulan smash back hand tidak dapat dilakukan dengan tepat. Berdasarkan hasil analisis dan refeleksi yang dilakukan pada siklus I maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian akan dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II berbagai kelemahan siswa dalam memahami serta mengaktualisasikan kemampuan untuk gerakan smash back hand pada permainan tenis meja akan diperbaiki atau dituntaskan.

10 B. Siklus II Kegiatan siklus II dilaksanakan tanggal 02 Mei 2013. Sebagaimana pelaksanaan Kegiatan siklus I, kegiatan pada siklus II ini dilaksanakan secara bersama-sama oleh tim peneliti yang terdiri dari peneliti, kepala sekolah dan guru Kelas XI. Tahapan kegiatan yang dilakukan pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan berbagai kelemahan dalam pelaksanaan siklus I serta mengacu pada langkah-langkah yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang sebelumnya. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1) Persiapan 2) Presensi 3) Straching 4) Pemanasan b. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan teknik dasar smash backhand 2) Siswa memperhatikan materi yang di jelaskan oleh guru 3) Guru mempraktekkan teknik dasar smash backhand 4) Siswa memperhatikan gerakan yang di praktekkan oleh guru 5) Guru memerintahkan siswa melakukan gerakan yang di praktekkan guru 6) Siswa melakukan gerakan teknik dasar smash backhand

11 7) Guru mengadakan evaluasi c. Kegiatan Penutup 1) Pelemasan 2) Menyimpulkan cara smash back hand pada permainan tenis meja Dari langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II tersebut telah memberikan hasil yang sangat memuaskan. Dalam konteks ini terjadi perubahan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Deskripsi tentang perubahan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja ditampilkan pada tabel berikut: No Nama Anak Tabel 5 Hasil Pengamatan Siklus II Kemampuan Siswa Melakukan Smash Back Hand Aspek Yang Diamati Posisi Kaki Posisi Badan Posisi Lengan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jumlah Skor Nilai Kategori 1 Arkam Udoki 12 100 B 2 Arman Jufri 10 83.33 B 3 Abd Rahman 11 91,67 B 4 Cuplis Taingo 10 83.33 B 5 David Dango 12 100 B 6 Dahlan Lasihi 10 83.33 B 7 Firman Djano 11 91,67 B 8 Frangky Ahmad 10 83.33 B 9 Moh. Taufiq 12 100 B 10 Rizki Palada 10 83.33 B 11 Anggraini Ham 9 75 C 12 Delavika Abuka 9 75 C 13 Hasna Gani 12 100 B 14 Larasati Lestari 9 75 C 15 Meylan Samani 12 100 B 16 Novianti Diko 11 91,67 B 17 Susanti Utiarah 9 75 C

12 18 Virawati Hamal 12 100 B 19 Yulandasari Asd 10 83.33 B 20 Yulifanasari Igiri 12 100 B Keterangan: Jumlah Skor x 100 = Jumlah Nilai 12 1. Nilai 76 100. kategori Baik ( B ). 2. Nilai 56 75. kategori Cukup ( C ). 3. Nilai 40 55. kategori Kurang Baik ( KB ). 4. Nilai < dari 40. kategori Tidak Baik ( TB) Hasil rekapan siklus II ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 6 Hasil Siklus 2 No Rentang Nilai Kriteria Aspek Aspek Penilaian Jumlah Persentase 1 Baik 76 100 16 80 2 Cukup 56 75 4 20 3 Kurang 40 55 0 0 4 Tidak Baik < dari 40 0 0 Jumlah - 20 100 Analisis yang ditunjukkan Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini ditunjukkan dari tingkat capaian kemampuan siswa untuk melakukan smash back hand pada permainan tenis meja yang berada pada kategori baik sebanyak 80% atau 16 siswa, sedangkan 4 siswa 20% siswa yang memiliki kemampuan cukup dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Hal ini menunjukkan bahwa siswa pada umumnya telah

13 memiliki kemampuan yang optimal dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja setelah dikenai tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode discovery. Dalam konteks ini tidak terdapat lagi siswa yang memiliki kemampuan kurang dan tidak baik dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja ini karena adanya upaya sistematis yang dilakukan guru untuk mengoptimalkan kemampuan siswa melalui penggunaan metode discovery. Dalam penggunaan metode ini guru, secara proaktif membimbing siswa untuk melakukan gerakan smash dengan memperhatikan posisi kaki dimana posisi kaki kanan di depan kaki kiri di belakang. Demikian juga posisi badan juga di atur badan miring ke kiri hingga pundak kanan menghadap meja, dan c) posisi lengan: Lengan bawah di tarik ke kiri ke belakang lebih tinggi dari meja. Setelah bola mental mencapai titik teratas, lengan bawah diayun ke depan arah kanan memukul bola. Pada saat itu pergelangan tangan membantu menekan bola dan mengatur arah, berat badan pindah dari kaki kiri ke kaki kanan Pada siklus II ini pula setiap tahapan kegiatan yang dilakukan guru memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ditunjukkan siswa. Mengacu pada kelemahan yang ditunjukkan siswa tersebut guru melakukan pendampingan serta memberikan bimbingan yang optimal, sehingga semua siswa memahami teknik dasar dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Jika semua siswa

14 sudah menguasainya maka tahap selanjutnya guru melanjutkan dengan teknik lainnya yaitu smash back hand pada permainan tenis meja. Prosedur yang sama juga dilakukan dalam membimbing siswa untuk melaukan smash back hand pada permainan tenis meja. Teknik ini pun pada siklus ke II ternyata mampu meningkatkan kemampuan siswa, sehingga secara optimal semua siswa dapat melakukan smash back hand dengan optimal. Dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan secara bersama-sama pada siklus II dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sebagian besar siswa yang sudah mampu melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja dengan kategori baik dan sangat baik 2. Siswa pada umumnya sangat memahami teknik gerakan smash back hand pada permainan tenis meja yang dilatihkan guru. 3. Siswa telah mampu memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan smash. Dalam konteks ini posisi kaki kanan dan kaki kiri sangatsesuai dengan yang diharapkan 4. Siswa pada umumnya memiliki pemahaman yang memadai tentang cara melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja. 5. Penempatan posisi badan mulai dipahami siswa sehingga memberikan kelenturan badan untuk melakukan smash, dalam konteks ini posisi badan

15 tidak miring ke kiri sehingga poisis pundak kanan tidak menghadap meja secara utuh. 6. Posisi lengan siswa pada umumnya berada pada posisi yang tepat sehingga ketika melakukan pukulan smash back hand dapat dilakukan dengan tepat. Berdasarkan hasil analisis dan refeleksi yang dilakukan pada siklus II maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III, karena secara umum siswa telah mampu melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. 4.2 Pembahasan Smash back hand pada permainan tenis meja merupakan salah satu teknik yang sangat diperlukan dalam permainan tenis meja.untuk memberikan pemahaman yang memadai tentang Smash back handdapat dilakukan dengan menggunaan metode discovery. Penggunaan metode discovery didasaran pada pertimbangan bahwa metode discovery sangat efektif dilakukan, ketika siswa diperhadapkan dengan melakukan atau memperaktekkan teknik-teknik dasar yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi, sehingga dengan penerapan metode ini siswa dapat dengan mudah memahami strategi smash back hand pada permainan tenis meja serta mempraktekkannya dengan baik. Dalam konteks yang bersamaan metode discovery merupakan salah satu cara yang tepat untuk diterapkan, karena siswa lebih dapat berkonsentrasi pada suatu aspek (teknik) terlebih pada teknik dasar yang mempunyai

16 tingkat kesulitan yang tinggi seperti untuk melakukan smash back hand pada permainan tenis meja Dalam implementasinya penggunaan metode discovery dilakukan dengan memberikan tugas-tugas belajar secara sistematis yang terdiri dari seperangkat tindakan guru, penyediaan kondisi belajar yang efektif serta bimbingan yang difokuskan pada penguasaan isi dari pengalaman belajar yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui strategi ini maka siswa akan memiliki pemahaman yang memadai tentang cara melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja setelah dikenai tindakan dengan menggunakan teknik metode discovery. Dari kegiatan observasi awal jelas menunjukkan bahwa dari 20 siswa di Kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa hanya 6 siswa (30%) yang kurang dapat melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Sedangkan 14 siswa lainnya (70%) siswa yang tidak baik melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Hasil observasi awal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja sangat rendah. Dari hasil refleksi jelas ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Hal tersebut dapat dilihat dari posisi badan siswa yang

17 cenderung sangat kaku dan smash back hand pada permainan tenis meja yang belum optimal. Pada siklus I terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Realitas pada siklus I menunjukkan bahwa 13 siswa (65%) telah dapat melakukan smash back hand pada permainan tenis meja dengan kategori cukup, bahkan 7 siswa lainnya (35%) telah melakukan smash back hand pada permainan tenis meja dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu melakukan smash back hand pada permainan tenis meja setelah dikenai tindakan dengan menggunakan metode discovery. Namun demikian hasil yang dicapai dalam siklus I ini belum optimal karena tingkat capaian kemampuan siswa dalam kategori baik belum mencapai standar atau indikator kinerja yang diharapkan. Oleh karenanya penelitian dilanjutkan ke siklus II Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Kondisi yang ada menunjukkan bahwa tingkat capaian kemampuan siswa untuk melakukan smash back hand pada permainan tenis meja yang berada pada kategori baik sebanyak 16 siswa atau 80%, bahkan terdapat 20% atau 4 siswa yang memiliki kemampuan cukup dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja setelah dikenai

18 tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode discovery telah meningkat secara optimal. Indikator kinerja yang telah ditetapkanpun telah tercapai. Hasil penelitian ini sekaligus menunjukkan bahwa metode discovery sangat tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Terkait dengan temuan ini maka metode discovery dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan metode karena secara empiris mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajar terutama dalam permainan tenis meja.