ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB BERDASARKAN KALA, JUMLAH, DAN PERSONA SKRIPSI disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Oleh: Nama : Miftahur Rohim NIM : 2111409004 Progam Studi : Sastra Indonesia Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
SARI Rohim, Miftahur. 2013. Analisis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab Berdasarkan Kala, Jumlah, dan Persona. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Suprapti, M. Pd., Pembimbing II: Imam Barhaqie, S. Pd., M. Hum. Kata Kunci: analisis kontrastif, kala, jumlah, persona. Analisis kontrastif merupakan ilmu bahasa yang digunakan untuk membandingkan dua bahasa atau lebih untuk memperoleh perbedaan atau pun persamaannya. BI dan BA mempunyai perbedaan pada ciri dan struktu menurut kaidah masing-masing bahasa. Untuk mengetahui struktur kedua bahasa dapat dibuktikan dengan cara membandingkan kedua bahasa tersebut. Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan membandingkan BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Tujuan dari penelitian ini yaitu, mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pendekatan teoretis dan metodologis. Secara teoretis penelitian ini menggunakan pendekatan sinkronis kontrastif, sedangkan secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif komparatif. Langkah-langkah penelitian ini didasarkan pada tiga tahap, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data. Hasil penelitian ini meliputi perbedaan kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Pada tataran kala dalam BI terdapat tambahan keterangan waktu sudah, telah, beberapa saat lalu, semalam, sedang, dan akan, sedangkan dalam BA keterangan waktu tersebut sudah tersimpan dalam kosakata yang digunakan, seperti [fa ala] sudah bekerja dan [żahaba] telah pergi. Pada tataran jumlah dalam BI terdapat jumlah tunggal dan jamak. Jumlah tunggal langsung ditunjukkan oleh kata bendanya, seperti meja satu meja dan rumah satu rumah, sedangkan jamak diulang atau diberi keterangan, seperti temanteman banyak teman, dua rumah dua rumah, dan para seniman banyak seniman. Jumlah dalam BA terdapat jumlah singularis, dualis, dan pluralis. Jumlah singularis menggunakan kosakata tunggalnya (mufrad), seperti [as- ṣâdiku] teman, dan [at-tiflu] anak. Jumlah dualis menggunakan kosakata tunggal (mufrad) ditambah dengan alif dan nun atau nun dan ya, seperti [kitâbâni] atau [kitâbaini] dua buku. Jumlah pluralis menggunakan kosakata jamaknya dan diberi keterangan, seperti [al-aṭfâlu] anak-anak dan [kullu an-nawâfiżi] seluruh jendela. Pada tataran persona, bentuk kosakata BI dan BA terdiri atas tiga macam, yaitu (1) orang pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang ketiga, seperti ii
kosakata saya/aku [anâ]/[tu], kosakata kami dan kita [naḥnu], kamu [anta], kalian [antum], kosakata dia [huwa/hiya], dan mereka[hum]. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona mempunyai perbedaan pada proses morfologis di masing-masing bahasa. Saran yang dapat direkomendasikan yaitu penelitian ini belum dapat menjawab secara tuntas bentuk kosakata dalam BI dan BA. Masih banyak permasalahan yang belum tergali, baik untuk jangkauan data maupun variasi-variasi yang lain, seperti aspek dan modalitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lain yang lebih mendalam dengan kajian kontrastif. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Semarang, 19 Agustus 2013 Pembimbing I, Pembimbing II, Dra. Suprapti, M. Pd. Imam Baehaqie, S. Pd., M. Hum. NIP 195007291979032001 NIP 19750217200511001 iv
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. pada hari : Senin tanggal : 19 Agustus 2013 Panitia Ujian Skipsi Ketua, Sekretaris, Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum 196008031989011001 Dr. Subiyantoro, M.Hum. 196802131992031002 Penguji I, Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M. Hum NIP 196707261993031004 Penguji II, Penguji III, Imam Baehaqie, S. Pd., M. Hum. NIP 19750217200511001 Dra. Suprapti, M. Pd. NIP 195007291979032001 v
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 19 Agustus 2013 Miftahur Rohim NIM 2111409004 vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN Moto: Percayalah pada keajaiban, tetapi jangan bergantung kepadanya (H. Jackson Brown, Jr). Kebahagiaan bergantung pada apa yang dapat Anda berikan, bukan pada apa yang Anda peroleh (Mohandas Ghandi). Hiduplah bagai pohon besar yang dapat meneduhi apa yang ada di sekelilingnya, karena apa yang ada di sekelilingmu masih membutuhkanmu. (Penulis). Segala sesuatu yang Anda kerjakan, sertailah dengan niat yang bijak. Persembahan: Bapak Ibuku dan Kang Masku tercinta, yang telah memberi dorongan lahir dan batin, serta doa yang tidak pernah kering untukku. Almamaterku. vii
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas limpahan karunia-nya, karena dengan kerja keras skripsi yang berjudul Analisis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab Berdasarkan Kala, Jumlah, dan Persona ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa melibatkan berbagai pihak yang telah mengulurkan bantuan yang sangat berharga. Terima kasih terutama disampaikan kepada Dra. Suprapti, M. Pd. dan Imam Baehaqie, S. Pd., M. Hum., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang tiada lelah telah memberikan arahan dan wawasan secara teoretis dan metodologis dalam proses penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini. Selain itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada pihak-pihak berikut 1. Rektor Universitas Negeri Semarang; 2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang; 3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang; 4. Ketua Program Studi Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang; 5. Para pengajar Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang; 6. Staf-staf perpustakaan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan perpustakaan Universitas Negeri Semarang; viii
7. Orang tuaku dan Kang masku, yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tak ada habisnya; 8. semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam lembar ini, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini; Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentu saja kekurangan dan kesilapan tersebut hanyalah disebabkan oleh kekurangan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran penulis butuhkan untuk perbaikan skripsi ini. Semarang, 19 Agustus 2013 (Penulis) ix
DAFTAR ISI SARI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN, TANDA, DAN LAMBANG... i iii iv v vi vii ix xiii xiv xv xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Manfaat... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS... 10 2.1 Kajian Pustaka... 10 2.2 Landasan Teoretis... 17 2.2.1 Kata... 17 2.2.2 Kala... 19 x
2.2.3 Jumlah... 21 2.2.4 Persona... 24 2.2.5 Analisis Kontrastif... 27 2.2.6 Bahasa Indonesia... 29 2.2.7 Bahasa Arab... 29 2.2.8 Kerangka Berpikir... 30 BAB III METODE PENELITIAN... 33 3.1 Pendekatan Penelitian... 33 3.2 Data dan Sumber Data... 35 3.3 Metode Pengumpulan Data... 35 3.4 Metode Analisis Data... 37 3.5 Penyajian Hasil Analisis Data... 37 BAB IV ANALISIS KONTRASTIF BENTUK KOSAKATA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB BERDASARKAN KALA, JUMLAH, DAN PERSONA... 39 4.1 Bentuk Kosakata BI dan BA Berdasarkan Kala... 39 4.1.1 Kala Lampau BI... 40 4.1.2 Kala Lampau BA... 43 4.1.3 Perbandingan Kala Lampau BI dan BA... 45 4.1.4 Kala Sekarang BI... 47 4.1.5 Kala Sekarang BA... 49 4.1.6 Perbandingan Kala Sekarang BI dan BA... 50 4.1.7 Kala akan Datang BI... 53 xi
4.1.8 Kala akan Datang BA... 53 4.1.9 Perbandingan Kala akan Datang BI dan BA... 54 4.2 Bentuk Kosakata BI dan BA Berdasarkan Jumlah... 57 4.2.1 Jumlah Singularis BI... 58 4.2.2 JumlahSingularis BA... 58 4.2.3 Perbandingan Jumlah Singularis dalam BI dan BA... 59 4.2.4 Jumlah Pluralis BI... 61 4.2.5 Jumlah Pluralis BA... 64 4.2.6 Perbandingan Jumlah Pluralis dalam BI dan BA... 67 4.3 Bentuk Kosakata BI dan BA Berdasarkan Persona... 72 4.3.1 Persona Pertama BI... 72 4.3.2 Persona Pertama BA... 73 4.3.3 Perbandingan Persona Pertama dalam BI dan BA... 76 4.3.4 Persona Kedua BI... 77 4.3.5 Persona Kedua BA... 78 4.3.6 Perbandingan Persona Kedua dalam BI dan BA... 79 4.3.7 Persona Ketiga BI... 80 4.3.8 Persona Ketiga BA... 81 4.3.9 Perbandingan Persona Ketiga dalam BI dan BA... 82 BAB V PENUTUP... 84 5.1 Simpulan... 84 5.2 Saran... 86 xii
DAFTAR PUSTAKA... 87 LAMPIRAN... 90 xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Contoh Kalimat Verbal dan Kalimat Nominal... 6 Tabel 2. Contoh Jumlah dalam BA... 23 Tabel 3. Pronomina Persona dalam BI... 25 Tabel 4. Macam-macam Persona dalam BA... 26 Tabel 5. Perbandingan Kala Lampau BI dan BA... 45 Tabel 6. Perbandingan Kala Sekarang BI dan BA... 50 Tabel 7. Perbandingan Kala Akan Datang BI dan BA... 55 Tabel 8. Perbandingan Kosakata Singularis BI dan BA... 60 Tabel 9. Perbandingan Kosakata Pluralis BI dan BA... 68 Tabel 10. Perbandingan Kosakata Persona Pertama BI dan BA... 76 Tabel 11. Perbandingan Kosakata Persona Kedua BI dan BA... 79 Tabel 12. Perbandingan Kosakata Persona Ketiga BI dan BA... 82 xiv
DAFTAR BAGAN Bagan 1. Temporalitas... 20 Bagan 2. Kerangka berpikir... 32 xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Transliterasi... 90 Lampiran 2. Daftar Data... 92 Lampiran 3. Daftar Data dalam BI dan BA serta Transliterasinya... 97 Lampiran 4. Kartu Data... 108 xvi
DAFTAR SINGKATAN, TANDA, DAN LAMBANG BI = Bahasa Indonesia BA = Bahasa Arab N = Nomina V = Verba D = Dasar M = mufrad (tunggal) / / = lambang morfologis [ ] = lambang grafis xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan lambang bunyi antaranggota masyarakat, berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf 2001: 1). Sebagai alat komunikasi, bahasa dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Secara umum bahasa merupakan sarana berpikir manusia yang diungkapkan dalam suatu ujaran. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari. Bahasa sebagai media penyampaian maksud karena bahasa memberikan kemungkinan yang sangat luas bila dibandingkan dengan cara-cara lain, misalnya gerak-gerik, isyarat-isyarat dengan bendera atau panji, asap, dan sebagainya. Oleh karena itu, bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem tanda atau sistem lambang yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang diujarkan dan mengandung makna. Manusia mengungkapkan isi hati, pikiran, dan perasaannya dengan suatu alat yang dinamakan bahasa melalui proses pengujaran. Hasil pengujaran disebut ujar, yaitu kalimat atau bagian kalimat yang dilisankan (Kridalaksana 1993: 22). Pengungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan melalui bahasa merupakan media yang sangat efektif untuk dapat dipahami oleh manusia. 1
2 Bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dalam prosesnya dihasilkan melalui ujaran secara lisan, dan selanjutnya diwujudkan oleh simbol atau lambang bunyi dalam bentuk bahasa tulisan. Oleh karena itu, bahasa merupakan suatu proses menyampaikan informasi yang diwujudkan dengan simbol-simbol secara arbitrari. Hal ini semakin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala bentuk kegiatan masyarakat akan lumpuh tanpa adanya bahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa baik formal maupun nonformal penting untuk ditingkatkan. Dalam era yang serba modern ini, seseorang tak mungkin berkembang tanpa kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan pikirannya dalam bentuk ujaran yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan bahasa dalam suatu peradaban mempunyai kaitan dengan fungsinya sebagai alat komunikasi. Semakin sering bahasa itu digunakan dalam komunikasi, maka semakin cepat bahasa itu berkembang. Tidak menutup kemungkinan suatu bahasa hilang karena ditinggalkan penuturnya. Hal itu juga yang memungkinkan bahasa-bahasa baru terbentuk. Bahasa merupakan sistem tanda atau sistem lambang yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi bahasa, tetapi dalam perkembangannya dikenal juga bahasa tulis sebagai bahasa sekunder. Kridalaksana (1983: 142) menyebutkan bahwa bahasa tulis atau ragam tulis merupakan variasi bahasa yang dipergunakan dengan media tulisan dan sampai kepada sasaran secara visual. Oleh
3 karena itu, sebagai bahasa sekunder bahasa tulis dapat disimpan lama sampai waktu yang tak terbatas. Kita juga dapat memperoleh informasi dari masa lalu atau dari tempat yang sangat jauh melalui bahasa tulis ini, meliputi pengetahuan dan kebudayaan nenek moyang serta kebudayaan-kebudayaan yang lain. Kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Proses penyampaian kebudayaan itu menggunakan bahasa sebagai sarana penyampaian informasi dari satu generasi ke generasi-generasi selanjutnya. Proses penyerapan ilmu pengetahuan dengan bahasa sangat efektif untuk mengetahui kebudayaankebudayaan nenek moyang pada zaman dahulu, berupa informasi yang dapat dipahami dari pengujaran kalimat-kalimat yang dilisankan. Bahasa juga dapat mempengaruhi kebudayaan suatu bangsa. Kemampuan menyampaikan informasi melalui pemakaian bahasa membuat orang mampu menggunakan pengetahuan nenek moyangnya dan menyerap pengetahuan orang lain serta kebudayaan yang lain. Misalnya, bahasa Arab yang terserap ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini merupakan bukti bahwa pada zaman dahulu banyak pedagang dari Arab yang berdagang di Indonesia, sehingga mempengaruhi terserapnya bahasa tersebut. Bahasa Arab merupakan bahasa tertua di dunia, dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi teks bahasa Arab tertua ditemukan dua abad sebelum Islam datang, yaitu yang dikenal dengan sebutan sastra jahiliah (Al-Adab al-jahiii). Penyebaran bahasa Arab ke luar jazirah Arabia
4 lebih kurang abad ke-7 masehi. Pada saat itu bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang digunakan untuk sosialisasi agama, budaya, administrasi, dan ilmu pengetahuan. (http://fajristainjusi.blogspot.com/2009/12/perkembangan-pengajaran-bahasaarab.html) Bahasa Arab merupakan salah satu dari berbagai bahasa yang ada di dunia dan merupakan salah satu bahasa mayor yang digunakan di beberapa negara. Bahasa Arab juga merupakan bahasa Alquran dan bahasa para penghuni surga. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani. Dalam firman Allah juga disebutkan bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, yaitu, Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (Q.S. Yusuf: 2). Hal ini menunjukkan bahwa Alquran berjalan sesuai dengan bahasa Arab (ditulis dengan bahasa Arab). Bahasa Arab mencakup sejumlah kosakata yang terdiri atas tiga jenis kata, yaitu (1) isim, (2) fi il, dan (3) harf. Masing-masing jenis kata tersebut memiliki ciri tersendiri. Setiap jenis kata dapat diketahui berdasarkan ciri masing-masing melalui distribusi morfologis, distribusi sintaktis, dan makna leksikal-gramatikal sesuai dengan konteksnya masing-masing. Bahasa tulis mempunyai unsur-unsur pembentuk bahasa, di antaranya fon, fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Dalam penelitian ini dikhususkan pada unsur kata dengan alasan bahwa kata mempunyai persoalan yang kompleks baik pada kajian morfologi maupun sintaksis.
5 Kata dalam sintaksis merupakan satuan terkecil dan dapat menduduki salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, dan keterangan). Dalam morfologi kata merupakan satuan terbesar, dibentuk melalui salah satu proses morfologi (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimisasi, dan konversi) (Chaer 2008: 5). Oleh karena itu, kata merupakan unsur sentral pada morfologi maupun sintaksis. Kata merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan) dalam suatu kalimat. Dalam bahasa Arab kata adalah susunan huruf yang biasanya terdiri atas tiga huruf dan mempunyai suatu pengertian. Proses pembentukan kata (proses morfologis) pada masing-masing bahasa mempunyai ciri berbeda-beda. Sama halnya dengan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Oleh karena itu, penelitian tentang perbandingan kosakata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab berdasarkan kala, jumlah, dan persona ini dirasa penting untuk dilakukan. Fi il merupakan salah satu jenis kata yang mengandung morfem rangkap dalam bahasa Arab. Letak fi il dalam kalimat dapat menentukan jenis kalimat tersebut. Apabila diletakkan di awal kalimat atau mendahului isim, maka kalimat itu dinamakan kalimat verbal (jumlah fi liyah). Sebaliknya, apabila fi il terletak sesudah isim, maka kalimat itu disebut kalimat nominal (jumlah isimiyah).
6 Tabel 1. Cantoh kalimat verbal dan kalimat nominal Kalimat Verbal (jumlah ismiyah) Qara a al-muslimu al-qurâna V S O Seorang muslim (laki-laki/telah) membaca alquran Kalimat Nominal (jumlah ismuyah) Al-muslimu qara a al-qurâna S V O Seorang muslim (laki-laki/telah) membaca alquran Perbedaan bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI) dan bahasa Arab (selanjutnya disingkat BA) berdasarkan kala, jumlah, dan persona dapat diketahui melalui kajian analisis kontrastif. Analisis kontrastif dalam kajian ilmu linguistik tentang perbandingan unsur-unsur yang dilihat dari sudut perbedaan dan persamaan pada dua bahasa atau lebih yang dijadikan objek perbandingan. Pada proses perbandingan dalam kajiannya adalah suatu hal yang memungkinkan untuk menemukan persamaan ataupun perbedaan. Kajian terhadap bahasa Arab dengan pendekatan linguistik dan mengontraskannya dengan bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mendeskripsikan segi perbedaan dan persamaan secara berkaidah antara kedua bahasa tersebut. Melalui pendekatan kontrastif ini akan diperoleh kekhasan bahasa masingmasing.
7 Usaha membandingkan BI dan BA diperlukan dengan alasan, (1) BA banyak digunakan di Indonesia dari berbagai kalangan. Misalnya, (a) untuk masyarakat muslim, BA digunakan untuk keperluan beribadah, (b) untuk masyarakat nonmuslim, BA digunakan untuk kepentingan komunikasi dan pengetahuan, dan (c) BA saat ini banyak dipelajari oleh bangsa Indonesia untuk berbagai kepentingan berkaitan dengan ilmu ekonomi, sosial, dan budaya, (2) Untuk memahami secara reseptif bahasa diperlukan pengetahuan dan pembelajaran khusus. Salah satunya dengan cara membandingkan kedua bahasa untuk mengetahui perbedaan dan persamaannya. Selain itu, usaha kajian kontrastif ini didukung kebutuhan akademis untuk pengajaran bahasa, yaitu menjembatani pembelajar BI agar lebih mudah dalam mempelajari dan memahami BA sebagai bahasa asing yang saat ini banyak dipelajari di berbagai kalangan, dan (3) Banyaknya kosakata dari BA yang terserap dalam BI ada perubahan ada pula yang tidak. Setiap bahasa memiliki ciri khusus terutama pada struktur dan maknannya. Begitu pula dalam BI dan BA. Kedua bahasa itu memiliki persamaan dan perbedaan struktur menurut kaidah masing-masing. Untuk mengetahui struktur kedua bahasa dapat dibuktikan dengan cara membandingkan kedua bahasa tersebut. Untuk itu peneliti membandingkan BI dan BA. Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan membandingkan BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Analisis berdasarkan kala, jumlah, dan persona diperlukan dengan alasan, (1) kala, jumlah, dan persona merupakan sistem-sistem yang merupakan gejala
8 tata bahasa yang universal dalam semua bahasa di dunia, dan (2) kala, jumlah, dan persona dalam BI mempunyai perbedaan dengan BA pada struktur dan maknanya. Selain itu, analisis berdasarkan kala, jumlah, dan persona dalam BI dan mengontraskannya dengan BA dilakukan untuk lebih mengetahui proses perubahan dan ciri-ciri kedua bahasa, karena tujuan analisis kontrastif adalah untuk mencari persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk yang digunakan oleh kedua bahasa. Penelitian ini dilakukan guna mengkaji perbedaan yang ditemukan pada kosakata yang sama. Perbedaan tersebut meliputi bentuk kosakata dalam BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. (1) Apa perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala? (2) Apa perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan jumlah? (3) Apa perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan persona? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala.
9 (2) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan jumlah. (3) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan persona. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini meliputi manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Secara teoretis, (1) penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan khazanah pengetahuan kosakata, khususnya kata dari BA yang terserap ke dalam BI, dan (2) penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan untuk penelitian linguistik selanjutnya, terutama pada kajian kontrastif. Secara praktis, (1) penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bentuk kosakata BI yang bersumber dari BA, dan (2) penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona.
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS Bab ini berisi tentang kajian pustaka dan landasan teoretis. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, supaya orisinalitas penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Landasan teoretis berisi tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka digunakan untuk mengetahui relevansi penelitian yang sudah pernah dilakukan berkaitan dengan analisis kontrastif dengan penelitian yang akan dilakukan. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Steffensen dkk. (1999), Kusdiyana (2002), Shalihat (2002), Evianty (2004), Suhardi dan Suyata (2010), Sitanggang (2011), dan Franciscar dan Phylis (2012). Steffensen dkk. (1999) dalam artikel jurnal internasional dengan judul A Cross-Linguistic Perspective on Imagery and Affect in Reading: Dual Coding in Chinese and English. Dalam penelitian ini dideskripsikan perbandingan tiga penelitian atas tanggapan pembaca multibahasa nonverbal dalam pembacaan dan penghayatan teks bahasa Inggris dan China. Hasil dari penelitian tersebut terdapat, (1) pembaca yang melaporkan lebih sedikit gambaran/tanggapan emosional versi
11 Inggris, kemudian melaporkan lebih banyak gambaran/tanggapan emosional di versi China, (2) pembaca Inggris yang diizinkan untuk menulis laporan di versi China, tetapi tidak ada peningkatan kemampuan dalam laporan, dan (3) pembaca Inggris yang telah menulis laporan versi China, tetapi tidak ada perubahan signifikan yang ditemukan dalam penilaian atau penyampaian laporan. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Steffensen dengan penelitian ini terletak pada metode analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian, yaitu dengan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh Steffensen dengan penelitian ini adalah pada objek penelitian. Jika penelitian yang dilakukan oleh Steffensen menggunakan objek penelitian bahasa Inggris dan China, yaitu membandingkan penghayatan pada teks berbahasa Inggris dan China, sedangkan penelitian ini membandingkan BI dengan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Penelitian yang dilakukan oleh Kusdiyana (2002) dengan judul Kontrastif antara Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Preposisi. Dalam penelitian ini dideskripsikan persamaan dan perbedaan preposisi yang digunakan dalam bahasa Jepang dengan BI berdasarkan strukturnya dalam kalimat. Perbedaan itu tampak pada preposisi /di/ dalam BI dengan preposisi ni dan de dalam bahasa Jepang. Preposisi ni digunakan untuk menunjukkan tempat di mana ada sesuatu, sedangkan de digunakan untuk menyatakan di mana terjadinya perbuatan. Dalam BI baik yang menunjukkan tempat di mana ada sesuatu maupun yang menunjukkan di mana terjadinya perbuatan tidak
12 mengalami perubahan preposisi, yaitu hanya menggunakan preposisi /di/. Perbedaan itu tampak pada contoh frasa, Di Bandung, Bandung ni, Bandung de. Selain itu, dalam penelitian tersebut juga ditemukan perbedaan dan persamaan preposisi dalam BI dan bahasa Jepang, misalnya preposisi /ke/ dalam BI dan e dalam bahasa Jepang, preposisi /dari/ dan /sejak/ dalam BI dan kara dalam bahasa Jepang, preposisi /dengan/ dalam BI dan to dalam bahasa Jepang, preposisi /oleh/, /untuk/, /buat/, /bagi/, /guna/, dan /pada/ dalam BI dan ni dalam bahasa Jepang, preposisi /karena/ dan /sebab/ dalam BI dan kara dan de dalam bahasa Jepang, dan preposisi /tentang/ dalam BI dan o dalam bahasa Jepang. Perbedaan itu secara berturut-turut dapat dilihat pada contoh frasa, Ke ladang dan Hatake e, Dari sekolah dan Gakko kara, Dengan Gina dan Ginasan to, Oleh guru, Chiisai kara dan Sejak kecil, dan Sensei ni, dan Tentang kebudayaan dan Bunka o. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Kusdiyana dengan penelitian ini adalah pada metode yang digunakan untuk melakukan penelitian. Metode dalam penelitian tersebut menggunakan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan dua bahasa antara bahasa Jepang dan BI. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kusdiyana dengan penelitian ini terletak pada objek kajiannya. Jika Kusdiyana membandingkan bahasa Jepang dan BI ditinjau dari segi preposisi, sedangkan penelitian ini membandingkan BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Penelitian yang dilakukan oleh Shalihat (2002) dengan judul Analisis Kontrastif Sistem Penulisan Arab Melayu dalam Buku Pembelajaran pada
13 Sekolah Menengah Pertama (SLTP) dan Madrasah Diniah Awaliyah (MDA) di Medan. Dalam penelitian ini dideskripsikan persamaan dan perbedaan sistem penulisan Arab-Melayu yang dikaji dari buku pembelajaran yang dipergunakan pada sekolah umum- SMP dan sekolah khusus- MDA. Dalam penelitian ini ditemukan perbedaan sistem penulisan Arab-Melayu pada sekolah umum- SMP dan sekolah khusus- MDA yaitu pada, (1) penulisan suku kata vokal (selanjutnya disingkat V) dan vokal konsonan (selanjutnya disingkat VK), (2) penulisan suku kata terbuka KV dan KKV, (3) penulisan suku kata tertutup KVK, KVKK, KKVK, dan (4) penulisan berdasarkan kelompok kata (kata majemuk, kata ulang, dan kata serapan). Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Shalihat dengan penelitian ini terletak pada teori yang digunakan. Secara umum teori yang digunakan dalam penelitian tersebut sama dengan penelitian ini, yaitu berkaitan dengan kajian kontrastif. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Shalihat dengan penelitian ini terletak pada objek kajian yang akan diteliti. Jika Shalihat membandingkan sistem penulisan Arab-Melayu dalam buku pembelajaran pada sekolah umum- SMP dan sekolah khusus- MDA, sedangkan penelitian ini membandingkan BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Penelitian yang dilakukan oleh Evianty (2004) dengan judul Analisis Kontrastif Tindak Tutur Bahasa Indonesia dan Bahasa Jerman. Dalam penelitian ini dideskripsikan persamaan dan perbedaan tindak tutur dalam BI dan bahasa
14 Jerman. Persamaan dan perbedaan tersebut antara lain dalam mengucapkan janji, mengundang, meminta tolong, mengucapkan terima kasih, dan melarang. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Evianty dengan penelitian ini adalah pada teori yang digunakan. Secara umum teori yang digunakan dalam penelitian tersebut sama dengan penelitian ini berkaitan dengan kajian kontrastif. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Evianty dengan penelitian ini terletak pada objek kajian. Jika Evianty membandingkan tindak tutur BI dan bahasa Jerman, sedangkan penelitian ini membandingkan BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Penelitian yang dilakukan oleh Suhardi dan Suyata (2010) dengan judul Analisis Kontrastif Bahasa Lio-Indonesia dan Pengimplementasiannya dalam Model Pembelajaran Bahasa Kedua. Dalam penelitian ini dideskripsikan persamaan dan perbedaan bahasa Lio dan BI. Penelitian tersebut dilakukan karena bahasa Lio dan BI mempunyai banyak kemiripan, baik dalam sistem fonem, kelompok kata, maupun struktur kalimat. Persamaan bahasa Lio dan BI antara lain, (1) pola struktur frasa, pada struktur diterangkan-menerangkan (D-M) dan menerangkan-diterangkan (M-D), dan (2) struktur kalimat, yakni pada struktur kalimat subjek, verba, dan objek (SVO). Perbedaan bahasa Lio dan BI terletak pada pola suku kata, suku kata bahasa Lio hanya V dan KV, sehingga pola suku kata pada bahasa Lio tidak ada konsonan di akhir kata, sedangkan pola suku kata pada BI ada delapan jenis, yaitu V, KV, VK, KVK, KKV, VKK, KKKV, dan KKKVK.