BAB I PENDAHULUAN. musik, pemilihan instrumen musik, dan cara ia membawakannya. Musik adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

IMPERIALISME BUDAYA DALAM KOMIK JEPANG (Analisis Wacana tentang Bentuk Imperialisme Budaya dalam Komik Jepang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seringkali kita jumpai dalam ajang peragaan busana banyak memamerkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rizki Hidayatullah Nur Hikmat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang kita dapatkan. Banyak orang berilmu membagi wawasan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anita Indriana, 2014 Wacana Polemik Pemberitaan Rokok dalam Harian Umum Kompas

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik seringkali digunakan sebagai media penyampaian pesan secara unik melalui lagu. Lagu sebagai media yang universal dan efektif, dapat menuangkan gagasan, pesan, dan ekspresi pencipta kepada pendengarnya melalui lirik, komposisi musik, pemilihan instrumen musik, dan cara ia membawakannya. Musik adalah bahasa yang universal, idiom ini mungkin sudah sangat sering kita dengar, dimana dalam pernyataan tersebut kita meyakini bahwa musik dapat diterima oleh siapapun bahkan oleh orang yang tidak mengerti akan musik sekalipun (non-musisi). Kehadiran musik dalam peradaban manusia sangat berkaitan erat, bahkan musik bisa dianalogikan sebagai air bagi kehidupan manusia. Bisa dipastikan bahwa kehidupan akan sangat membosankan jika musik tidak pernah ada. Sejarah selalu mencatat bahwa musik selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, hampir tidak ada peradaban yang tidak menyertakan musik sebagai bagian dari kebudayaannya. Mulai dari hal yang paling sederhana dalam kehidupan sampai hal yang paling kompleks musik selalu dilibatkan. Dari nyanyian pengantar tidur sampai nyanyian penyemangat perang ada dalam kebudayaan musik. Bahkan saat menulis penelitian ini pun, penulis senantiasa mendengarkan alunan musik melalui software itunes pada komputer.

Gagasan dalam lagu dapat berupa ungkapan cinta, protes terhadap suatu hal, kemarahan, kegundahan dan sebagainya. Yang kesemuanya itu dirangkai dengan kata-kata indah, puitis dan tidak selalu lugas. Tak dapat dipungkiri lirik lagu adalah faktor dominan dalam penyampaian pesan sebagai bagian kerangka lagu yang akhirnya dinikmati oleh pendengarnya. Musik yang mengandung sebuah teks (lirik dalam lagu) akan mengkomunikasikan beberapa konsep. Konsep tersebut diantaranya menceritakan sesuatu, membawa kesan dan pengalaman pengarang, dan menimbulkan komentarkomentar atau opini sosial. Musik digunakan sebagai kendaraan pengarang untuk membawa ide (pesan) yang dirasakan oleh pengarang. Interaksi diantara musik dan drama (cerita) dalam teks seringkali menjadi kontributor penting dalam kinerja kesuluruhan sistem ini. Seiring dengan perkembangan teknologi yang kian modern, musik pun mengalami kemajuan yang cukup pesat. Beragamnya alat musik yang diciptakan semakin menambah kekayaan akan warna musik yang ada. Musik tidak lagi dinyanyikan dengan suara manusia saja karena alat musik digunakan pula sebagai pengiring suara manusia sehingga menghasilkan musik yang lebih menarik untuk di dengar. Musik memiliki kekuatan tersendiri untuk menyampaikan pesan, baik penyampaiannya secara eksplisit maupun dalam cara yang lebih implisit. Namun, pada dasarnya lirik lagu tetap menjadi kekuatan inti musik, yaitu sebagai media penyampai pesan dari penciptanya.

3 Berbagai fenomena banyak mengilhami terciptanya sebuah lagu, baik yang bersifat personal maupun universal. Seperti lagu Seperti Para Koruptor karya Slank yang terilhami dari budaya korupsi yang tengah tejadi dan mengakar di kalangan para pejabat, Heal The World yang dipopulerkan Michael Jackson mengisahkan tentang penderitaan yang disebabkan oleh kekejaman perang atau bahkan lagu Membakar Jakarta karya Seringai yang menceritakan tentang kekesalan masyarakat dalam menghadapi kehidupan sehari-harinya di kota Jakarta. Hal tersebut menggambarkan bahwa lirik sebuah lagu dan musik pengiringnya dapat mengekspresikan sesuatu dengan cara yang menarik. Dengan hadirnya berbagai industri rekaman, musik dapat dinikmati oleh siapapun tanpa dibatasi umur dan wilayah geografisnya. Musik dapat hadir di tengah tengah kehidupan manusia. Musik juga dapat disiarkan melalui media elektronik seperti radio, televisi dan perangkat media elektronik lainnya. Musik juga bahkan dapat disajikan dalam sebuah panggung pertunjukkan yang dikemas dengan berbagai aliran, warna, gaya dan irama yang menarik sehingga membuat musik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan peradaban kebudayan manusia. Musik dapat dikategorikan sebagai salah satu media komunikasi massa namun tidak secara mutlak, tergantung pada saat apa dan bagaimana musik itu ditampilkan. Pada dasarnya musik tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan saja tetapi dapat juga dijadikan sebagai sarana kontrol sosial, seperti yang diekspresikan dalam lirik lagunya.

Fenomena tentang kesenjangan sosial pun ikut mewarnai kehidupan masyarakat saat ini, dimana yang kaya semakin berkuasa dan si miskin semakin tertindas. Berbagai fakta tentang kemiskinan dan tingkat kesejahteraan masyarakat kini sedang marak dibicarakan. Kejahatan kerah putih, korupsi dari hulu sampai hilir pun tidak mau tertinggal dalam meramaikan tema-tema pembicaraan. Para pejabat seakan tidak punya malu terhadap dirinya sendiri. Dengan santai dan tanpa rasa berdosa, mereka tetap menggerogoti aset dan keuangan negara. Tak hanya itu, orang-orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai lembaga legislatif pun ikut berbicara tentang keinginan mereka. Tanpa rasa segan mereka mengatasnamakan kepentingan rakyat, agar keinginan mereka terpenuhi. Semua fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa citra bangsa Indonesia kini sudah berubah. Bangsa Indonesia tengah berada pada satu keadaan ketidakpastian moral. Satu keadaan yang membingungkan antara benar dan salah. Lalu dimanakah karakter budaya orang Indonesia yang menjunjung tinggi nilai moralitas? Apakah nilai kebersamaan, teposeliro dan gotong royong telah punah? Benarkah nilai-nilai budaya Indonesia telah luntur akibat pengaruh budaya asing? Hal seperti inilah yang menjadikan Bangkutaman, sebuah grup musik beraliran pop-alternative yang berasal dari Jakarta menjadi band yang kerap menciptakan lagu-lagu lewat mata hatinya. Melalui lirik - lirik lagunya, Band Bangkutaman dapat dikategorikan sebagai kelompok musik berhaluan indie-pop, karena liriknya banyak memuat nilai nilai kemanusiaan, tema-tema politik, dan

5 semangat perubahan sosial. Lirik yang syarat akan pesan moral yang secara tidak langsung mengajak setiap elemen bangsa untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa. Penetapan band Bangkutaman sebagai objek penelitian ini, didasarkan karena hampir dari karya lagu - lagunya berbicara tentang politik, pesan moral dan nilai - nilai kemanusiaan yang membawa pendengarnya pada kekayaan batin yang luas dan karakter yang khas. Band Bangkutaman juga merupakan salah satu band indie Jakarta yang mengangkat berbagai realitas sosial yang terjadi di negeri Indonesia ini. Selain itu dengan mengangkat band Bangkutaman dalam penelitian ini, maka kita juga ikut memberikan kesempatan kepada Bangkutaman untuk dapat menyuarakan apa yang sedang terjadi di kalangan masyarakat serta memotivasi untuk terus berkreasi dalam menciptakan karya - karya yang lebih besar lagi guna kemajuan bangsa. Isi atau pesan yang ingin disampaikan Bangkutaman dalam setiap liriknya sangat menonjol dan sesuai dengan situasi yang terjadi pada saat itu. Disinilah Bangkutaman mengekspresikan penglihatan mata hati dan kepekaan sosial mereka. Lagu Ode Buat Kota yang diciptakan J.Irwin dan Wahyu Nugroho ini mungkin akan menyadarkan masyarakat dari keterlelapannya selama ini. Bahkan mempengaruhinya dan membangkitkan semangatnya untuk ikut membenahi keadaaan Ibu kota Indonesia yang menyedihkan seperti sekarang ini. Begitu signifikannya peranan pesan dalam sebuah proses komunikasi, menjadi

telaah tersendiri yang menarik perhatian banyak pihak untuk menelitinya lebih dalam tentang ilmu komunikasi. Begitupun halnya dengan penelitian ini yang akan menganalisis pesan dalam bentuk sebuah wacana teks (lirik lagu). Penelitian ini, diarahkan untuk menelaah secara kewacanaan tentang muatan pesan yang memiliki tendensi realitas sosial yang terdapat di masyarakat Indonesia saat ini. Analisis wacana dalam konteks sebuah musik mengambil lirik sebagai pondasi utama penelitiannya. Melalui pendekatan Analisis Wacana Teun A. Van Dijk, yang juga termasuk dalam analisis wacana kritis (CDA-Critical Discourse Analysis). Dalam penelitian ini, penulis menelaah lirik lagu Ode Buat Kota hanya pada dimensi teks semata pembuat wacana tersebut, dalam hal ini adalah band Bangkutaman. Metode kualitatif dengan pisau bedah Analisis Wacana pendekatan Teun A. Van Dijk, ditempuh untuk memperoleh kedalaman pemaknaan secara interpretatif dari teks wacana lirik lagu Ode Buat Kota, terutama menyangkut muatan pesan yang mengandung realitas sosial yang terjadi saat ini di negara kita tercinta. Dengan menggunakan metode analisis wacana, peneliti menganalisis unsur teks lirik pada lagu band Bangkutaman dari berbagai segi internal dan eksternal yang melingkupinya. Analisis ini ditempuh untuk menemukan makna pesan yang hendak disampaikan kepada audiens. Dengan segala pertimbangan di atas maka perlunya mengangkat bait demi

7 bait lirik dari lagu Ode buat kota untuk diteliti dan mencoba menyampaikan isi pesan yang terkandung di dalamnya dengan judul skripsi REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU ODE BUAT KOTA KARYA BAND BANGKUTAMAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan, yakni : Bagaimana Representasi Realitas Sosial dalam lirik lagu Karya Band Bangkutaman. 1.3 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan penjabaran dari tema sentral masalah mengenai sub masalah yang khusus, yang dirumuskan berupa pertanyaan atau pernyataan. Berdasarkan latar belakang masalah, dan perumusan yang telah lebih dahulu dipaparkan, maka penulis mengidentifikasi beberapa permasalah yang diperkirakan muncul, sebagai berikut: 1. Bagaimana Representasi Realitas Sosial dalam lirik lagu karya band Bangkutaman dilihat dari Struktur Makro 2. Bagaimana Representasi Realitas Sosial dalam lirik lagu karya band Bangkutaman dilihat dari Super Struktur 3. Bagaimana Representasi Realitas Sosial dalam lirik lagu karya band

Bangkutaman dilihat dari Struktur Mikro 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui representasi realitas sosial dalam lirik lagu karya band Bangkutaman dilihat dari Struktur Makro 2. Untuk mengetahui representasi realitas sosial dalam lirik lagu karya band Bangkutaman dilihat dari Super Struktur 3. Untuk mengetahui representasi realitas sosial dalam lirik lagu karya band Bangkutaman dilihat dari Struktur Mikro 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis, penulis berharap bahwa penelitian ini akan berguna dan memberikan kontribusi kongkret atas progresivitas kajian ilmu komunikasi terutama yang berkaitan dengan metodologi kualitatif tentang analisis kewacanaan dengan menggunakan pendekatan Teun A. Van Dijk. Pendekatan analisis wacana yang pada hakekatnya diciptakan untuk menalaah pemberitaan pada suatu media, pada perkembangannya bisa juga digunakan untuk meneliti wacana-wacana diluar pemberitaan media. Selama yang menjadi objek kajiannya adalah sebuah wacana, maka pendekatan analisis wacana bisa digunakan, seperti halnya penelitian ini yang menelaah lirik lagu sebagi objek kajiannya. Semoga dengan adanya penelitian ini, bisa

9 menambah referensi dan pijakan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis, dengan adanya penelitian tentang representasi sosial dibalik lirik lagu ini, penulis berharap khalayak luas bisa dan mau membuka mata tentang representasi sosial yang kadang-kadang secara implisit tersembunyi dibalik wacana yang dikemukan, baik dalam wacana-wacana pemberitaan dalam media maupun wacana-wacana lainnya seperti dalam penelitian ini yang menelaah lirik lagu. Semoga dengan terkuaknya tabir representasi sosial dalam sebuah wacana bisa membawa angin perubahan atas tatanan sosial di negara kita ini yang semakin lama semakin menunjukan degradasi. 1.6 Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih sistematis dan untuk mempermudah dalam pembahasan masalah dan menghindari salah pengertian, termasuk menghindari penelitian yang keluar jalur, maka penulis membatasi permasalahan yakni : 1. Objek yang diteliti adalah lagu karya Band Bangkutaman yang isinya bertemakan realitas sosial yang berfungsi untuk melihat wajah perkotaan yang sebenarnya yang terdapat pada album Ode Buat Kota. 2. Analisis dilakukan pada teks media yang berupa lirik lagu berjudul Ode Buat Kota.

3. Metode yang digunakan adalah metodologi kualitatif dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis Kognisi Sosial, Teun A. Van Dijk. 4. Penulis menggunakan model analisis wacana kritis, Teun A. Van Dijk dan membatasinya pada aspek dimensi teks semata yaitu untuk meneliti struktur dari teks yang terdiri dari : a. Struktur Makro yaitu tematik (topik), b. Super Struktur yaitu skematik (alur/skema), dan c. Struktur Mikro yaitu semantik (hanya pada elemen latar), stilistik (hanya pada elemen leksikon) dan retoris (hanya pada elemen metafora). 1.7 Kerangka Pemikiran Pada konteks penelitian ini, gagasan Berger dalam konstruksi realitas yang terdapat di lirik lagu Ode Buat Kota, proses yang pertama kali terjadi adalah eksternalisasi, pengarang lagu (J.Irwin dan Wahyu Nugroho) memiliki konsepsi dan kerangka pemikiran tersendiri mengenai kondisi kota (Jakarta) yang tidak baik-baik saja. Sedangkan dalam ideologi dominan (penguasa), mereka memiliki pandangan bahwa kota (Jakarta) ini tengah berada dalam situasi yang stabil, rakyat sejahtera, tingkat kemiskinan menurun atau dalam kata lain bahwa kota (Jakarta) ini baik-baik saja. Berbagai skema dan pemahaman tentang kota (Jakarta) ini digunakan untuk mendeskripsikan fenomena yang ada. Proses selanjutnya adalah internalisasi, dimana

11 Bangkutaman mengamati dan mengobservasi mengenai realitas sebenarnya dari kondisi kota (Jakarta) ini. Dan dari proses-proses ini terjadilah suatu proses dalam pikiran pembuat lagu, yang kemudian menjadi suatu objektivasi yang termanifestasikan dalam bentuk sebuah wacana lirik lagu. Maka melalui tiga momen tersebut kita bisa melihat bagaimana hubungan antara manusia dan masyarakatnya dimana dalam masing-masing tiga momen tersebut saling berkesesuaian dengan suatu karakterisasi yang esensial dari dunia sosial. Hubungan antara manusia dan masyarakat ini dapat dipahami sebagai berikut; Bahwa masyarakat adalah produk manusia dan manusia adalah produk masyarakat. Bahwa manusia adalah pencipta kenyataan sosial yang obyektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana kenyataan obyektif mempengaruhi kembali manusia melalui proses internalisasi. Definisi dari pernyataan di atas menurut Peter L Berger dan Thomas Luckman (dalam Eriyanto) dalam bukunya Konstruksi atas Realitas Sosial Artinya, manusia (tentunya tidak dalam keadaan terisolasi, tetapi dalam kolektivitas-kolektivitasnya) dan dunia sosial saling berinteraksi satu sama lainnya. Produk berbalik mempengaruhi produsennya. Masyarakat merupakan produk manusia. Masyarakat merupakan kenyataan obyektif. Manusia merupakan produk social.(1991;87). Lirik dalam Lagu sebagai sebuah wacana selalu mengandung teks dan konteks didalamnya. Ketika kita berbicara tentang teks yang tertulis, maka kita sudah berbicara tentang konteks yang berkembang di masyarakat pendukung musik

tersebut. Musik yang tidak bisa dipisahkan dari konteks sosialnya, yaitu tempat dimana musik tersebut diproduksi, akan selalu berkaitan erat dengan struktur yang lebih besar dari entitas-entitas pembentuk musik itu sendiri yakni struktur besar masyarakat. Dimana dalam fungsi yang pragmatis, wacana dalam konteksnya digunakan untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk didalamnya praktik kekuasaan dan bahkan untuk mengkritisi kekuasaan yang ada, seperti halnya dalam wacana lirik lagu pada penelitian ini. Hal ini bisa kita lihat dari pernyataan Eriyanto dalam bukunya Analisis Wacana di bawah ini : Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA), Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk didalamnya praktik kekuasaan. (2001; 7). Indonesia sebagai konteks sosial dari lirik lagu Ode Buat Kota tengah berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Pengangguran, pengemis, pengamen dimana-mana, sungai atau kali yang sangat kotor dan hitam, jalanan macet, penataan kota yang berantakan, pendidikan dan biaya kesehatan mahal, kelaparan menyeruak di pinggiran kota, sementara itu korporasi berskala nasional maupun internasional memperkosa kekayaan alam demi memperoleh akumulasi profit dan memuaskan nafsu rakusnya yang mengerikan. Kondisi ini menjadi gambaran yang secara umum dengan mudah dapat kita temui di Jakarta. Sementara itu representasi merujuk pada bagaimana seseorang atau sekelompok orang atau bahkan sesuatu (seperti halnya Indonesia) ditampilkan dan

13 mungkin diberi arti secara tidak langsung melalui praktik-praktik yang terdapat dalam suatu diskursus kewacanaan. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa realitas sosial yang terkandung dalam lirik lagu tersebut dengan menggunakan pendekatan model Teun A.Van Dijk yang merupakan salah satu model analisis wacana kritis (Critical Disource Analysis/CDA). Alasannya, karena analisis wacana menggambarkan teks dan konteks secara bersamaan. Selain itu di dalam sebuah lirik lagu selalu ada bahasa yang tersirat dan tersurat dan wacana merupakan pembahasan terhadap hubungan antara konteks - konteks yang terdapat di dalam teks. Pendekatan tersebut mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Penggabungan ketiga dimensi tersebut menjadi satu kesatuan analisis merupakan inti dari analisis dengan model van Dijk. Analisis wacana kritis adalah salah satu cara menganlisis wacana secara mendalam. Hal ini karena fungsi bahasa disini bukan hanya sebagai alat percakapan sehari-hari saja tetapi lebih kepada alat untuk menginformasikan, mengkonfirmasikan, memproduksi suatu kejadian. Juga sebagai alat untuk bertanya dalam memberikan pemahaman mengenai kebenaran hubungan antara peristiwa, sejarah dan ideologi yang dianut dalam masyarakat.

Gambar 1.1 : Struktur Teks Analisis Wacana Van Dijk STRUKTUR WACANA Struktur Makro Super Struktur Struktur Mikro HAL YANG DIAMATITematik Tema/topik yang di kedepankan dalam suatu berita (lirik lagu).skematik Bagimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh.semantik Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita (lirik lagu). Misal dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lain. ELEMEN Topik Skema Latar, Detil, Maksud, Praanggapan, NominalisasiSumber : Eriyanto,2001:228