BAB I PENDAHULUAN. karakter yang baik pada setiap diri individu perlu diberikan sedini mungkin. permasalahan yang ada disekitar individu tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring terjadinya krisis perilaku yang tidak baik melanda

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,edisi

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak terlepas dari konflik-konflik yang dialami masyarakat. Sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. objektivitas menempatkan dirinya sebagai instrumen kunci (Semi, 1990:20).

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan ungkapan atau hasil kreatifitas pengarang yangmempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk dan struktur bahasa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring terjadinya degradasi karakter di era sekarang ini, menyebabkan pola kehidupan sedikit banyak juga mengalami penurunan nilai karakter. Perilaku tersebut diantaranya seperti banyak terjadinya tindakan kekerasan dan anarki, seks bebas, pengabaian terhadap aturan yang berlaku, tawuran antar siswa, sikap perusakan diri, penggunaan bahasa yang kurang baik, dan lain sebagainya. Mengetahui akan hal tersebut, pemahaman tentang moral melalui penanaman karakter yang baik pada setiap diri individu perlu diberikan sedini mungkin. Permasalahan karakter yang meluas menyebabkan ausnya moral dalam kehidupan. Dalam hal ini diperlukan penanaman karakter yang baik dalam mencapai suatu mora yang berkarakter yang berlaku di dalam masyarakat. Pemahaman tentang karakter yang baik memberikan gambaran bagaimana seorang remaja harus berperilaku yang sesuai dengan moral yang berlaku dimasyarakat, baik itu dalam berkomunikasi, berperilaku dan juga menyikapi permasalahan yang ada disekitar individu tersebut. Salah satu bapak pendiri bangsa, president pertama Republik Indonesia Bung Karno bahkan menegaskan: Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter karena karakter inilah yang akan membuat pola kehidupan menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat. 1

2 Pengenalan karakter dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dalam konteks ini penulis menyampaikan pengenalan karakter memlalui karya sastra. Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang bersifat imajinatif. Sastra merupakan seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam kehidupannya. Karya sastra tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori atau sistem berpikir tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori serta sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Selain itu sastra juga harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia (Semi, 1993: 8). Sastra selalu berubah dari zaman ke zaman. Para penulis dalam menghasilkan karya secara kreatif dipengaruhi oleh zaman dan lingkungan ia hidup. Lingkungan tersebut dari zaman ke zaman selalu berubah, sehingga batasan-batasan sastra yang ada dalam masyarakat pun berubah-ubah pula. Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis oleh pengarang pada suatu kurun waktu tertentu pada umumnya berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat mora dan karakter zaman itu. Sastra yang baik tidak hanya merekam kenyataan yang ada dalam masyarakat seperti sebuat tustel foto, tetapi merekam dan melukiskan kenyataan dalam keseluruhannya (Luxemburg dalam Sangidu, 2004: 4).

3 Pada dasarnya karya sastra merupakan suatu kegiatan yang mempunyai unsur nilai, dikatakan demikian karena didalam karya sastra itu mengandung nilai-nilai kehidupan, seperti nilai sosial, yaitu nilai dari prilaku dan tata cara hidup bersosial di lingkungan masyarakat, nilai religi yaitu nilai yang mengikat hubungan manusia dengan Tuhan, nilai moral, yaitu nilai baik buruknya diri seseorang yang menyangkut dengan tingkah laku dalam masyarakat, dan nilai budaya, yaitu keseluruhan aktivitas manusia, termasuk dalam mengembangkan pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, dan adat-istiadat serta kebiasaan lain. Hal tersebut digambarkan melalui karya sastra sebagai kreasi manusia yang diangkat dan direalitas dengan maksud untuk mendapatkan hasil yang nyata dari cerita yang disampaikan oleh pengarang. Salah satu karya sastra yang menarik adalah novel. Novel yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga menggambarkan karakter manusia, walaupun pengarang hanya menampilkan tokoh itu secara fiksi. Melalui kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali tertuang dalam karakter dan nilai-nilai etis manusia. Hal ini tidak terlepas dari pandangan bahwa manusia bermatabat adalah manusia yang berkarakter Oleh karena itu tokoh dalam novel memiliki berbagai fenomena yang menarik dari aspek karakterisasi dalam mengungkap karakter tokoh. Salah satu novel yang dapat dijadikan bahan untuk mengambangkan karakter adalah Novel geni Jora karya Abidah El Khalieqy. Novel ini menarik untuk dinikmati ataupun dikaji sebagai pembelajaran dalam khasanah kehidupan, untuk

4 menumbuhkan karakter. Sekali lagi wacana sastra yang mengungkapkan eksistensi perempuan dengan latar nuansa pesantren yang memiliki dunianya sendiri. Laksana Kejora yang memukau dan menggetarkan. Terlukis dalam dialog lariku tak bisa dihentikan oleh nilai. Norma dan adat istiadat yang menyekat. Sebab perburuanku di jalan nurani benderang serupa paginya musim semi. Novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy melukiskan keteguhan seorang santriwati ideal, berpikiran moderat, cerdas dan kerap kali mendebat para ustadznya terutama untuk hal-hal yang dirasa mengganggu pikiran dan perasaannya. Dengan kecerdasannya pula, Kejora berani menolak ajakan dan rayuan Zakky (kekasihnya) untuk berbuat sesuatu yang menyimpang dari nilai agama. Dengan terus terang Kejora menyatakan bahwa perempuanpun berhak untuk menyatakan pendapatnya, untuk berinisiatif menerima atau menolak segala hal yang berkaitan dengan tubuh dan jiwanya, termasuk dalam urusan cinta. Perempuan juga mesti berani melakukan penafsiran ayat-ayat Alquran sebagai alat yang dapat digunakan untuk melindungi dirinya dari penindasan laki-laki. Karakter Kejora melalui pengamatan Zakky sebagai mukminat hanif, cerdas, tahu bersyukur pada Tuhan dan luar biasa cantiknya. Sebuah interpretasi terhadap sosok perempuan muslim yang mendekati titik-titik kesempurnaan hidup. Berpijak pada keseimbangan antara tuntutan manusiawi dan tuntutan religiusitas. Menguak Kejora adalah mengenali satu tipikal perempuan Indonesia dengan latar yang berbeda. Dengan ikatan kesepian masa kecil dalam tembok kolaborasi feodalisme gaya Timur Tengah dan Jawa Timur yang menjeratnya untuk menjadi subordinat dari komunitas kaum lelaki. Sehinnga ia melarikan sepi pada malam.

5 Malam yang sunyi dan keheningannya menenetramkan. Malam yang menjadi sejatinya kawan berbincang dan berbagi kehidupan. Malam yang menjadikannya utuh dalam tahajud dan sujud panjang. Mengingat pentingnya karakter, maka peranan menganalisis karakter terhadap novel Geni Jora karya Abidah El Khaliegy dapat digunakan sebagai langkah yang baik dalam proses berfikir, bersikap, bertindak, maupun berperilaku. Melalui analisis karakter dapat memberikan pengarahan langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia yang pada intinya adalah mengarahkan pada memanusiakan manusia dalam upaya menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia secara optimal. Dan untuk bisa mencapai semua itu perlu ada usaha untuk menanamkan wawasan serta pemahaman dalam karakter yang dimiliki oleh seseorang. Berdasarkan uaraian di atas, maka novel Geni Jora karya Abidah El Khaliegy berperan untuk menumbuhkan nilai karakter pembacanya. Korelasi pentingnya menganalisis karakter berdasar pada novel Geni Jora adalah novel ini bersifat sebagai alat untuk mendidik, sehingga bersifat didaktis. Hal ini sesuai dengan fungsi sastra, salah satunya adalah novel yaitu dulce et ulite (nikmat dan bermanfaat). Kebermanfaatannya diketahui karena novel Geni Jora di dalamnya terkandung amanat yaitu nilai moral yang bersesuaian dengan pendidikan karakter. Dalam hal ini novel Geni Jora Abidah El Khaliegy menggambarkan kemajemukan karakter tokohnya, seperti beriman dan bertaqwa, nilai kemanusiaan, harga diri, kritis, kerja keras, cerdas dan lain sebaginya.

6 Peran novel Geni Jora karya Abidah El Khaliegy yang diapresiatif oleh pembacanya akan menumbuhkan stimulan-stimulan yang secara langsung akan mempengaruhi psikologis pembacanya, sehingga menumbuhkan nilai karakter yang terlukis dalam setiap tokohnya. Pada saat yang bersamaan pembaca mendapatkan kepekaan perasaan sehingga cenderung akan cinta kepada kebaikan dan membela kebenaran. Pentingya berkarakter juga akan menumbuhkan gagasan, tindakan, pola fikir yang bagus. Sehingga menjadikan identitas individu lebih bermatabat dari sebelumnya. Karakter merupakan nilai acuan dalam berinteraksi sesama manusia, sehingga karakter tersebut dapat menjadikan dinamisme dalam berinteraksi sosial, bahkan pentingnya berkarakter mampu membentuk individu bertindak dengan ketentuan-ketentuan dan bertindak berdasarkan pada nilai-nilai etis. Karakterisasi yang terlukis dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khaliegy diantaranya, mengajarkan agar selalu berserah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan. Pun dalam tuturan pengarang (telling) karakter Kejora sebagai tokoh utama dalam novel tersebut mempunya karakter yang tangguh. Hal ini dibuktikan dengan kutipan pengarang kedua mataku selalu terpikat dalam ritual tangis, tetapi tidak ada air mata yang netes. Selanjutnya, melalui metode showing karakter yang terlukis dalam tokoh Kejora salah satunya adalah karakter cerdas yang dimilikinya. Hal ini dilukiskan pengarang dengan menggunakan metode showing, yang menggunakan karakterisasi melalui dialog antar tokoh. Pernyataan ini dapat dilihat melalui dialog Tak bisa disangkal, kataku, kecantikan adalah anugerah. Namun,

7 kecerdasan dan kesalehan, ia lebih dari sekedar anugerah. Kau ingin menatakan bahwa kecerdasan dan kesalehan adalah diatas kecantikan? Tanya Nadia. Karakter merupakan hasil dari karakterisasi. Karakterisasi sendiri merupakan pelukisan watak, sehingga karakterisasi dalam novel Geni Jora mampu melukiskan watak para tokoh yang diimajinasikan pengarang dalam karyanya. Ada dua cara yang lazim dipergunakan untuk menampilkan tokoh di dalam cerita, yaitu dengan cara langsung (telling) dan tidak langsung (showing). Metode telling mengandalkan pemaparan watak tokoh pada eksposisi dan komentar langsung dari pengarang. Melalui metode ini keikutsertaan atau turut campurnya pengarang dalam menyajikan perwatakan tokoh sangat terasa, sehingga pembaca memahami dan menghayati perwatakan tokoh berdasarkan paparan pengarang. Metode showing memperlihatkan pengarang menempatkan diri di luar kisahan dengan memberikan kesempatan kepada para tokoh untuk menampilkan perwatakan mereka melalui dialog percakapan dan tindakan, tingkah laku tokoh (Minderop, 2005: 2-50). Selain itu, analisis karakter juga adalah sebagai upaya dalam mewujudkan pengetahuan melalui proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Oleh sebab itu, melalui analisis terhadap karakter dapat digunakan sebagai pembentuk kepribadian manusia, sebagai mahkluk individu, sosial, agama, dan budaya. Hal itu membuktikan bahwa dalam karya sastra itu mengandung nilai-nilai kehidupan dan juga pesan-pesan yang mampu

8 meningkatkan wawasan manusia dalam memahami kehidupan sehingga manusia memliki karakter yang baik. Karakter menurut Foester (dalam Adisusilo, 2011:77) adalah sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Kerakter menjadi identitas mejadi ciri, menjadi sifat yang tetap, atau bisa dikatakan karakter merupakan seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang. Sehingga penanaman karakter yang baik dalam diri remaja sangatlah diperlukan guna menciptakan remaja yang memilki karakter yang baik. Pemahaman tentang karakter yang baik memberikan gambaran bagaimana seorang remaja harus berperilaku yang sesuai dengan moral yang berlaku dimasyarakat, baik itu dalam berkomunikasi, berperilaku dan juga menyikapi permasalahan yang ada disekitar individu tersebut. Samani dan Hariyanto (2011:24) mengatakan, diperlukan individu-individu yang berkarakter khusus. Secara psikologis, karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian yakni (1) olah hati yaitu karakter jujur, bertanggung jawab, berani, beriman dan bertakwa. (2) olah pikir yaitu karakter cerdas, kritis, cermat. (3) olah raga yaitu karakter tangguh, kompetitif. (3) olah rasa dan karsa yaitu karakter toleransi, hormat, empati. Keempat hal ini diperlukan untuk mengarahkan suatu pembangunan karakter yang baik. Berdasarkan penelusuran peneliti mengenai hasil kajian mengenai karakter ditemukan penelitian terdahulu yaitu pertama, penelitian yang dilakukan oleh Monica dengan judul Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata persamaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh

9 Monica terletak pada aspek karakter. Perbedaannya terletak pada objek kajian yang digunakan yaitu: (1) nilai pendidikan karakter pada rasa ingin tahu (2) nilai pendidikan karakter cinta tanah air (3) nilai pendidikan karakter semangat kebangsaan (4) nilai pendidikan karakter kerja keras (5) nilai pendidikan karakter bersahabat (8) nilai pendidikan karakter gemar membaca (9) nilai pendidikan karakter peduli sosial, sedangkan pada penelitian ini objek kajian yang digunakan yaitu, mendiskripsikan karakter tokoh berdasarkan metode karakterisasi fiksi: (1) metode langsung (telling) (2) metode tidak langsung (showing). Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Karina Yuda Ameira tahun 2014 dengan judul Ekranisasi Karakter Tokoh Utama pada Novel Bidadari- Bidadari Surga Karya Tere Liye. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Karina Yuda Ameira terletak pada aspek karakter. Perbedaannya terletak pada objek kajian yang digunakan dalam menganalisis. Penelitian yang dilakukan oleh Karina Yuda Ameira objek kajian yang digunakan adalah eksranisasi: (1) penciutan/pengurangan (2) penambahan (3) perubahan variasi, sedangkan pada penelitian ini objek kajian yang digunakan yaitu mendiskripsikan karakter tokoh berdasarkan metode karakterisasi fiksi: (1) metode langsung (telling) (2) metode tidak langsung (showing). Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Sari Dewi Hariyati pada tahun 2005 dengan judul Analisis Karakter Tokoh Utama dalam Novel Dian Yang Tak Kunjung Padam Karya Sultan Takdir Alisyabana (telaah psikoanalisis Gustav Jung). Persamaan penelitian ini dengan penilitian yang dilakukan oleh Sari Dewi Hariyati terletak pada aspek karakter. Perbedaannya terletak pada objek kajian

10 yang digunakan, penelitian yang dilakukan Sari Dewi Hariyati objek kajian yang digunakan, yaitu: (1) ego (2) persona (3) ketidak sadaran pribadi (4) bayangbayang, (5) fungsi, sedangkan pada penelitian ini objek kajian yang digunakan yaitu mendiskripsikan karakter tokoh berdasarkan metode karakterisasi fiksi: (1) metode langsung (telling) (2) metode tidak langsung (showing). Keempat penelitian yang dilakukan oleh Rismanita Ika Indriyani pada tahun 2008 dengan judul Analisis Psikologi Kepribadian Tokoh Perempuan dalam Novel Larung Karya Ayu Utami berdasarkan Teori Sigmund Freud. Persamaan penelitian dengan penilitian yang dilakukan oleh Aminatul Mutmainah terletak pada aspek karakter (kepribadian). Perbedaannya terletak pada objek kajian yang digunakan, penelitian yang dilakukan Aminatul Mutmainah objek kajian yang digunakan yaitu mendiskripsikan karakter tokoh berdasarkan metode karakterisasi fiksi: (1) metode langsung (telling) (2) metode tidak langsung (showing). Mengingat pentingnya karakter dalam suatu karya sastra dalam menghidupkan tokohnya, maka metode telling dan showing dipilih untuk menggambarkan karakter tokoh dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. Bertolak dari uraian tersebut, maka peneliti menetapkan penelitiannya yang berjudul Karakterisasi Tokoh Dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy.

11 1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah karakterisasi tokoh secara langsung (telling) dalam novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy? 2) Bagaimanakah karakterisasi tokoh secara tidak langsung (showing) dalam novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran serta wawasan yang luas mengenai karakter tokoh dalam novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy. 1.3.2 Tujuan Khusus Berdasarkan tujuan umum di atas, maka tujuan khusus dari penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan karakterisasi tokoh dalam novel Geni Jora berdasarkan metode langsung (telling). 2) Mendeskripsikan karakterisasi tokoh dalam novel Geni Jora berdasarkan metode tidak langsung (showing).

12 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi baru terhadap kajian sastra, khusunya pengembangan sastra Indonesia. 1.4.2 Secara Praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat (1) sebagai acuan bagi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk mengembangkan bahasa Indonesia yang telah dipelajari, (2) sebagai bahan pertimbangan dalam mewujudkan karakter yang lebih baik bagi pembaca, (3) sebagai wujud nyata penerapan teori-teori yang diperoleh selama kuliah bagi peneliti. Selain itu, penelitian ini juga akan dijadikan dasar dan acuan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Penegasan Istilah Untuk lebih memudahkan dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari penafsiran yang keliru terhadap istilah-istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita (Aminudin, 2011: 79) 2) Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita Nurgiyantoro, 1995:165).

13 3) Karakter dalam bahasa inggris character berarti watak, peran. Karakter bisa berarti orang, masyarakat, ras, sikap mental, moral, kualitas dan nalar (Minderop, 2005:2). 4) Karakterisasi dalam bahasa inggris characterization berarti pemeranan, pelukisan watak (Minderop, 2005:2) 5) Metode langsung (telling) pemaparan karakter tokoh yang dilakukan secara langsung oleh pengarang, pembaca hanya mengandalkan penjelasan yang dilakukan pengarang semata (Minderop, 2005:8). 6) Metode tidak langsung (showing) pemaparan karakter tokoh yang mengabaikan kehadiran pengarang sehingga para tokoh dalam karya sastra dapat menampilkan diri secara langsung melalui tingkah laku mereka (Minderop, 2005:22).