BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Metode Eksperimen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 13 Bandarlampung, mulai 22 Oktober

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah I Pringsewu pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen. Desain eksperimen yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

III. METODE PENELITIAN. Negeri 1 Gadingrejo tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 248 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas. Desain pada penelitian ini berbentuk:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. model pembelajaran Problem Based Instruction terhadap kemampuan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2010). Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN O X O

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 15 Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Penelitian ini membandingkan dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery), sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan hanya menggunakan pembelajaran yang biasanya berlangsung di kelas tersebut (pembelajaran konvensional). Kedua kelas diberikan pretes dan postes dengan soal yang sama, dimana pretes diberikan sebelum pembelajaran, dan postes diberikan setelah pembelajaran. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes grup kontrol tidak secara random (nonrandomized control group pretest-posttest design). Berikut gambar desain dalam penelitian ini. Grup Pretes Variabel Terikat Postes Eksperimen Y 1 X Y 2 Kontrol Y 1 - Y 2 Gambar 3.1 Desain Pretes-Postes Grup Kontrol Tidak Secara Random (Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design) (Sukardi, 2005:186) Desain pretes-postes grup kontrol tidak secara random (nonrandomized control group pretest-posttest design) membandingkan dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran di kelas eksperimen diberikan perlakuan (X) berupa penggunaan model penemuan terbimbing (guided discovery), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan. Pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran secara konvensional atau pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas tersebut. Kedua kelas diberikan pretes (Y 1 ) dan postes 23

24 (Y 2 ) dengan soal tes yang sama, dimana pretes diberikan sebelum pembelajaran, dan postes diberikan setelah pembelajaran. B. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan dari subjek atau objek penelitian (Maulana, 2009). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SD kelas V yang termasuk kelompok sedang di Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Berikut populasi dalam penelitian ini. Tabel 3.1. Populasi Penelitian No. SD Jumlah siswa kelas V 1. SDN Parakan II 20 2. SDN Mirat III 31 3. SDN Leuwimunding II 34 4. SDN Leuwimunding I 30 5. SDN Mirat II 38 6. SDN Karangasem I 31 7. SDN Lame I 13 8. SDN Parungjaya II 32 9. SDN Tanjungsari I 31 10. SDN Rajawangi I 24 11. SDN Patuanan II 43 12. SDN Ciparay II 16 13. SDN Heuleut I 28 14. SDN Mirat I 31 15. SDN Ciparay I 34 16. SDN Parakan VI 18 17. SDN Ciparay III 25 Sumber: UPTD Pendidikan Kecamatan Leuwimunding (2012) 2. Sampel Pengertian sampel menurut Maulana (2009:26) sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Ciparay I dan SDN Parungjaya II. SDN Parungjaya II sebagai kelas eksperimen dan SDN Ciparay I sebagai kelas kontrol.

25 Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 66 siswa. Siswa kelas V SDN Parungjaya II sebanyak 32 siswa, dan siswa kelas V SDN Ciparay I sebanyak 34 siswa. C. Prosedur Penelitian Secara umum penelitian ini terbagi dalam dua tahap yang harus dilakukan, yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. 1. Tahap Persiapan Pada tahap perencanaan terdapat beberapa langkah, berikut diuraikan langkah-langkah tersebut. a. Analisis model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery), kemampuan berpikir kritis siswa, dan materi gaya gesek. b. Menentukan populasi dan sampel penelitian. c. Membuat instrumen penelitian. d. Melakukan uji coba instrumen. e. Pengolahan hasil uji coba instrumen berupa validasi instrumen soal tes. Pada tahap ini dilakukan diskusi instrumen dengan dosen ahli. Jika perlu direvisi maka diuji coba ulang. 2. Tahap Pelaksanaan a. Melakukan pretes. b. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) di kelas eksperimen, dan pembelajaran secara konvensional di kelas kontrol. c. Melakukan postes. 3. Tahap akhir a. Mengevaluasi dan mengolah data yang telah diperoleh. b. Penarikan kesimpulan.

26 Adapun alur penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Analisis model pembelajaran penemuan terbimbing Menentukan populasi dan sampel Tahap persiapan Analisis kemampuan berpikir kritis siswa Analisis materi gaya gesek Pembuatan instrumen penelitian Ujicoba instrumen soal tes Validitas instrumen Diskusi dengan dosen pembimbing tentang instrumen penelitian Pretes Tahap pelaksanaan Pembelajaran di kelas eksperimen Pembelajaran di kelas kontrol Postes Pengevaluasian dan Pengolahan data hasil pretes dan postes Tahap akhir Penarikan kesimpulan Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian D. Instrumen Penelitian Dalam tahap pengumpulan data, dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa soal tes dan lembar observasi. 1. Soal tes Pendapat Wahyudin (2006:106) tentang pengertian tes yaitu sebagai berikut:

27 Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek perilaku atau memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan dari orang yang dites. Tes dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif tentang bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes ini akan digunakan sebagai soal untuk pretes dan postes. Pada penelitian ini digunakan tes tertulis berupa tes uraian. Tes uraian ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Soal tes berupa uraian ini sebanyak delapan soal, namun sebelum digunakan, soal tes divalidasi terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal tes tersebut layak digunakan atau tidak. a. Validitas Validitas berhubungan dengan ketepatan. jadi, validitas tes menunjukkan tingkat ketepatan tes dalam mengukur sasaran yang hendak diukur (Wahyudin, et al, 2006:140). Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka koefisien korelasi (r xy ). Untuk menghitung validitas instrumen ini maka digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (Arifin, 2009:254). r xy = Keterangan: X Y N N ΣXY ΣX (ΣY) N ΣX 2 ΣX 2 N ΣY 2 (ΣY) 2 = nilai dari soal yang diujucobakan = nilai dari ujian atau tes lain yang dibandingkan = banyaknya siswa Setelah dihitung, angka koefisien korelasinya diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut (Arifin, 2009:257). Tabel 3.2 Kriteria Korelasi Koefisien Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi 0,81 1,00 Sangat tinggi 0,61 0,80 Tinggi 0,41 0,60 Cukup 0,21 0,40 Rendah 0,00 0,20 Sangat Rendah (1)

28 Berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilakukan (dengan bantuan program Microsoft Excel), pemerolehan validitas secara umum yaitu 0,78 dengan interpretasi tinggi, sedangkan untuk validitas perbutir soal yaitu sebagai berikut. Perhitungan validitas hasil ujicoba soal tes terlampir. Tabel 3.3 Analisis Validitas Perbutir Soal Nomor Soal Koefisien Korelasi Interpretasi 1 0,77 Tinggi 2 0,59 Cukup 3 0,58 Cukup 4 0,83 Sangat Tinggi 5 0,60 Cukup 6 0,34 Rendah 7 0 Sangat Rendah 8 0,76 Tinggi b. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010:221). Instrumen dalam penelitian ini berbentuk uraian, sehingga untuk menghitung reliabilitasnya digunakan formula Koefisien Alfa. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. (Arikunto, 2010:239). Rumus Alpha: r 11 = k k 1. 1 Σσ 2 i σ 2 (2) t Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa k = Banyaknya butir soal 2 σ i 2 σ t = Jumlah varians butir = Varians total Setelah dihitung, angka koefisien korelasinya diinterpretasikan dengan kriteria koefisien korelasi reliabilitas menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990:177).

29 Tabel 3.4 Kriteria Korelasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < r 11 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r 11 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < r 11 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < r 11 0,40 Reliabilitas rendah r 11 0,20 Reliabilitas sangat rendah Berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilakukan (dengan bantuan program Microsoft Excel), pemerolehan reliabilitas sebesar 0,71. Jadi dapat diinterpretasi bahwa soal memiliki reliabilitas tinggi. Perhitungan reliabilitas ujicoba soal tes terlampir. c. Tingkat kesukaran Dalam membuat soal tes perlu diperhatikan keseimbangan antara banyaknya jumlah soal sesuai tingkat kesukarannya. Berikut rumus untuk menentukan tingkat kesukaran pada butir-butir soal (Arifin, 2012:133). Tingkat Kesukaran = Dengan kriteria sebagai berikut. Rata rata Skor maksimum tiap soal Tabel 3.5 Kriteria Korelasi Koefisien Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Interpretasi 0,00 0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 1,00 Mudah (3) Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan (dengan bantuan program Microsoft Excel), berikut dijabarkan pemerolehan tingkat kesukaran perbutir soal. Perhitungan tingkat kesukaran hasil ujicoba soal tes terlampir.

30 Tabel 3.6 Analisis tingkat kesukaran perbutir soal Nomor soal Tingkat kesukaran Interpretasi 1 0,09 Sukar 2 0,08 Sukar 3 0,11 Sukar 4 0,25 Sukar 5 0,45 Sedang 6 0,79 Mudah 7 0,00 Sukar 8 0,04 Sukar d. Daya pembeda Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kesanggupan soal untuk membedakan siswa yang tergolong mampu atau tinggi tingkat prestasinya dan siswa yang kurang atau lemah prestasinya. Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut (Arifin, 2012:133). DP = x KA x KB Skor Maks Keterangan: DP = Daya pembeda x KA = Rata-rata skor kelompok atas x KB = Rata-rata skor kelompok bawah Tabel 3.7 Kriteria korelasi koefisien daya pembeda Daya Pembeda Interpretasi 0,40 ke atas Sangat baik 0,30 0,39 Baik 0,20 0,29 Cukup, soal perlu perbaikan 0,19 ke bawah Kurang baik, soal harus dibuang (4) Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan (dengan bantuan program Microsoft Excel), berikut dijabarkan pemerolehan daya pembeda perbutir soal. Perhitungan validitas hasil ujicoba soal tes terlampir.

31 Tabel 3.8 Analisis daya pembeda Nomor soal Daya pembeda Interpretasi 1 0,26 Baik 2 0,22 Baik 3 0,28 Cukup 4 0,67 Sangat Baik 5 0,78 Sangat Baik 6 0,33 Baik 7 0,00 Kurang Baik 8 0,14 Kurang Baik Setelah dilakukan ujicoba, dari kedelapan soal yang ada hanya enam soal yang dipergunakan, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 8, sedangkan soal nomor 6 dan 7 tidak dipergunakan. Soal nomor 6 tidak dipergunakan karena validitasnya rendah, sedangkan soal nomor 7 tidak dipergunakan karena tidak valid, memiliki tingkat kesukaran yang sangat sukar dan memiliki daya pembeda yang sangat jelek. Meskipun soal nomor 8 memiliki daya pembeda yang kurang baik, soal nomor 8 tetap dipergunakan karena masih termasuk soal yang valid dan memuat konsep materi hubungan gaya gesek dengan gerak dan energi. 2. Observasi Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan pengelihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan (Maulana, 2009:35). Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengobservasi kinerja siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Format observasi ini dibuat dalam bentuk daftar cek (cheklist). Format observasi kinerja guru dan aktivitas siswa terlampir. E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS versi 16. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data yaitu sebagai berikut.

32 1. Menghitung skor jawaban pretes dan postes berdasarkan kunci jawaban dan pedoman penskoran. 2. Mengubah skor menjadi nilai, dengan rumus berikut ini. Keterangan: NP R NP = R SM x 100 (5) = nilai persen yang dicari atau diharapkan = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap 3. Memasukan data berupa nilai pretes dan postes ke dalam program SPSS versi 16. Aktifkan program SPSS versi 16. Pada lembar Variable view ketik kelompok pada kolom Name di nomor 1. Pada kolom Decimals ubah sesuai kebutuhan. Pada kolom Label isi dengan ketik kelompok yang diteliti. Pada Values isi dengan keterangan Value: 1 dan Label: Kelompok eksperimen, kemudian klik add, kemudian isi kembali dengan keterangan Value: 2 dan Label: Kelompok kontro, kemudian klik add, lalu continue. Pada kolom Name di nomor 2 ketik pretes, ketik postes pada nomor 3 dan N_Gain pada nomor 4, masing-masing hanya mengubah kolom Decimals sesuai kebutuhan. Untuk lembar kerja Data View pada kolom Kelompok di isi dengan angka 1 sebanyak jumlah siswa di kelas eksperimen dan dilanjutkan dengan angka 2 sebanyak jumlah siswa di kelas kontrol. Pada kolom Pretes diisi dengan nilai pretes, sedangkan pada kolom Postes diisi dengan nilai postes, dan kolom N_Gain diisi dengan hasil perhitungan N-Gain. 4. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Cara uji normalitas pada program SPSS versi 16, yaitu klik menu Analyze, klik Descriptive Statistic, klik Explore. Kelompok yang diteliti diletakkan di Faktor List, sedangkan pretes, postes, dan N_Gain diletakkan di Dependent List. Klik Plots, cheklist ( ) Normality Plots With Tests, klik continue.

33 Lalu klik ok. Maka hasil atau keterangan tentang normalitas data akan tersajikan. Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji nonparametrik, dalam penelitian ini digunakan uji Mann-Whitney U. 5. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian sampel yang diperoleh homogen atau tidak. Cara uji homogenitas pada program SPSS versi 16, yaitu klik menu Analyze, klik Compare Means, klik Independent Sample t-test. Kelompok yang diteliti diletakkan di grouping, sedangkan pretes, postes, dan N_Gain diletakkan di test variabel. Klik Define Group, isi dengan Group 1: 1 dan Group 2: 2, klik continue, lalu ok. Maka hasil atau keterangan tentang normalitas data akan tersajikan. Jika data homogen maka dilanjutkan dengan uji t. Jika data tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji t. 6. Uji Perbedaan Rata-rata Jika data tidak berdistribusi dengan normal, maka dilanjutkan dengan uji nonparametrik yaitu dengan uji Mann-Whitney U (uji-u) yang digunakan untuk menghitung perbedaan rata-rata kemampuan siswa. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka uji perbedaan rata-rata menggunakan uji-t dua sampel independen. Cara menghitung uji-u dengan menggunakan program SPSS versi 16, yaitu dengan cara klik menu Analyze, klik Nonparametrics Tests, klik 2- Independent Samples Tests. Kelompok yang diteliti diletakkan di grouping, sedangkan pretes, postes, dan N_Gain diletakkan di test variabel. Klik Define Group, isi dengan Group 1: 1 dan Group 2: 2, klik continue, lalu ok. Maka hasil atau keterangan tentang normalitas data akan tersajikan. 7. Perhitungan N-Gain Perhitungan N-Gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis. Menurut Hake (Fauzan, 2012:81) untuk menghitung N-Gain menggunakan rumus sebagai berikut.

34 Keterangan: g = N-Gain S post = skor postes S pre = skor postes S maks = skor maksimum soal g = S post S pre S maks S pre (6) Dengan kriteria sebagai berikut: g 0,7 = Tinggi 0,3 g < 0,7 = Sedang g < 0,3 = Rendah