BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek-praktek dalam pengelompokan di dalam ataupun antar kelas patut

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi petugas pelaksana pelayanan konseling. Sebutan pelaksana pelayanan ini

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses. mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dana pembangunan sektor ekonomi, yang satu dan

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar apabila didukung

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB V PENUTUP. karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan lembaga pendidikan dalam mengintegrasikan, mendistribusikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar lulusannya.

BAB II KAJIAN TEORI. pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan. pengalaman-pengalaman yang dapat memberi sumbangan yang berarti bagi

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia.

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun bangsa sebab

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 1 UNGARAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar (SD) pada hakekatnya merupakan lingkungan pendidikan

Resistor Factor Implementation Guidance and Counseling Program in High School of The Metro city

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI DAN SMP SWASTA SE-KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK. Nungky Dwi Noviyanti Dr.

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA

SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DAN LAHIRNYA BK 17 PLUS Oleh, IFDIL DAHLANI

BAB I PENDAHULUAN. serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-nya. 1

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai pelayanan yang optimal hanya

PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu.

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB II KAJIAN TEORI. guru yang disamping menjabat sebagai guru juga menjadi pembimbing. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain,

BAB I PENDAHULUAN. both for personal happiness and sosial usefulness. Definisi tersebut menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (citacita)

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 1 SEMARANG

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

ABSTRAK. Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Faktor Penghambat, Pelaksanaan Program

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 14 SEMARANG. Disusun Oleh Tiara Putri Faiza

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB XI RAGAM JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. layanan bimbingan dan konseling di sekolah serta mampu memberikan jenis-jenis

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMP TERHADAP BIMBINGAN KONSELING MELALUI LAYANAN INFORMASI. Siti Masruroh SMP Negeri 4 Surakarta

UPAYA MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG SISWA (SISWA YANG MEROKOK DI SEKOLAH)

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

DAFTAR PUSTAKA. Adz Dzaki Hamdani Bahran, Psikoterapi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP ARAH PILIHAN KARIR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan diperlukan. Sebab keberadaan layanan konseling merupakan bagian integral dalam Sistem Pendidikan Nasional yang dikuatkan melalui Permendiknas No.22 Tahun 2006. Agar layanan konseling berjalan sebagaimana mestinya maka khusus layanan konseling dilaksanakan oleh seorang konselor. Secara faktual, faktor yang paling menentukan kesuksesan program bimbingan dan konseling adalah konselor. Keberadaan seorang konselor/ guru bimbingan dan konseling berperan sangatlah penting terhadap peserta didik dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Hal tersebut disebabkan karena konselor mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Tugas konselor/ guru bimbingan dan konseling berhubungan dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah. Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor: 0433/ P/ 1993 dan Nomor 25 Tahun 1991 diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru pembimbing/ konselor dengan rasio satu orang guru pembimbing/ konselor untuk 150 orang siswa. 1 Pada lembaga pendidikan di MTs Negeri Sidoarjo merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terbilang unggul didalam mencetak generasi penerus bangsa ini tidak 1 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling di Sekolah, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2007 ), hal. 61

hanya memberikan ilmu pengetahuan umum saja, melainkan juga dibekali dengan ilmu Agama Islam. Sehingga banyak warga sekitar yang ingin menuntut ilmu disana. Hal ini mengakibatkan jumlah siswa yang ada dengan jumlah tenaga pendidik menjadi tidak seimbang. Salah satunya dialami oleh tenaga pendidik bimbingan konseling. Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan, jumlah guru bimbingan konseling di MTs Negeri Sidoarjo terdapat 6 orang yang menangani 880 siswa, yang terdiri dari 1 konselor sekolah dan 5 teacher counsellor dengan rasio masing-masing jumlah siswa yang dibimbingnya antara lain: 1 konselor sekolah bertanggung jawab terhadap siswa bimbingannya dengan jumlah 318 siswa yang memegang semua kelas IX dan setiap teacher counsellor bertanggung jawab terhadap siswa bimbingannya dengan jumlah berkisar 80 150 Siswa yang terdiri dari kelas VII dan kelas VIII. Teacher counsellor yang ada di MTs Negeri Sidoarjo ini selain sebagai guru bidang studi yang harus mengantar sekelompok siswa pada tercapainya tujuan instruksional, beliau juga sebagai konselor yang harus menjalankan tugasnya yakni memberikan layanan bimbingan dan konseling. Jadi kedudukan sebagai teacher counsellor mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena belum bisa fokus pada kegiatan layanan bimbingan konseling karena masih ada tugas lain yang harus diemban yaitu bidang studi yang harus diberikan kepada siswa sebagai tugas teacher counselor selain dibidang bimbingan konseling, sehingga pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan konseling yang dilaksanakan teacher counselor tidak bisa maksimal. Hal ini sangat bertolak belakang dengan rasio jumlah konselor dengan peserta didik yang sudah ditentukan oleh Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor: 0433/ P/ 1993 dan Nomor 25 Tahun 1991. Kedua dikarenakan adanya guru bimbingan konseling bukan dari tenaga kependidikan yang telah menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S-1)

program studi bimbingan dan konseling serta beban mengajar mata pelajaran yang diembannya, sehingga kinerja teacher counsellor menjadi tidak optimal. Dewasa ini, di sekolah-sekolah baik sekolah negeri maupun swasta pada umumnya jumlah petugas konselor profesional belum mencukupi sesuai dengan rasio yang ditentukan. Atau dengan arti lain jumlah konselor profesional tidak sebanding dengan jumlah peserta didik yang dibimbingnya. Bahkan pada kenyataannya di beberapa sekolah hanya ada satu orang konselor sekolah profesional untuk menangani seribu orang murid. Menghadapi kenyataan yang seperti ini, maka sekolah yang bersangkutan menunjuk guru bidang studi yang dianggap memenuhi persyaratan untuk merangkap menjadi guru pembimbing. Guru semacam inilah yang sering disebut guru konselor (teacher counsellor) atau guru pembimbing. 2 Didalam sebuah bimbingan konseling perlu dilakukan berbagai jenis layanan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan konseling terhadap sasaran layanan yaitu peserta didik. Menurut Dra.Retno Tri Hariastuti, M.Pd.,kons. layanan bimbingan konseling adalah Suatu kegiatan bimbingan konseling yang dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien/ peserta didik), dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan tersebut. Kegiatan yang merupakan layanan bimbingan konseling mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi tersebut diharapkan dapat dirasakan oleh sasaran layanan secara langsung. 3 Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terdapat enam bidang, Sembilan layanan dan lima kegiatan pendukung, atau yang disebut dengan BK pola 17 plus, diantaranya: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar, bidang bimbingan karier, bidang bimbingan 2 Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994), hal. 326 3 Dra.Retno Tri Hariastuti, M.Pd.,kons, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, ( Surabaya : Unesa University Press, 2008 ), hal.28

keberagamaan, dan bidang bimbingan kekeluargaan. Sembilan layanan bimbingan konseling yang meliputi: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan mediasi, dan layanan konsultasi. Lima kegiatan pendukung yang meliputi: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus. 4 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pembimbing disana, MTs Negeri Sidoarjo menggunakan layanan bimbingan konseling pola 17 plus yakni penambahan pada bidang dan layanan bimbingan konseling yakni bidang keberagamaan dan kekeluargaan, serta layanan konsultasi dan mediasi. Tetapi, kegiatan layanan bimbingan konseling tersebut tidak dapat sepenuhnya terlaksana. Hal ini dikarenakan bimbingan konseling disana masuk dalam mata pelajaran. Sehingga waktu yang tersedia untuk melaksanakan layanan konseling menjadi terbatas. Bertitik tolak dari penjelasan diatas, penulis tertarik dan terdorong untuk meneliti masalah tentang pengaruh teacher counsellor yang merangkap menjadi guru bidang studi terhadap kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah MTs Negeri Sidoarjo. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana pengaruh teacher counsellor yang ada di MTs Negeri Sidoarjo dalam kaitannya dengan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Maka melalui penelitian ini penulis ingin mengangkat sebuah judul PENGARUH TEACHER COUNSELLOR TERHADAP KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI SIDOARJO. B. Rumusan Masalah 4 Dewa Ketut Sukardi dan desak P.E.Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2008 ), hal 57-91

Berdasarkan judul dan latar belakang diatas, maka sangat perlu dituangkan dalam suatu rumusan yang jelas guna memberikan arah terhadap pembahasan selanjutnya. Adapun rumusan masalah itu adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja teacher counsellor di MTs Negeri Sidoarjo? 2. Bagaimana kegiatan layanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Sidoarjo? 3. Bagaimana pengaruh teacher counsellor terhadap kegiatan layanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan, maka tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja teacher counsellor yang ada di MTs Negeri Sidoarjo 2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling yang ada di MTs Negeri Sidoarjo. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh teacher counsellor terhadap kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling. Jika ada, seberapa besar pengaruhnya antara teacher counsellor terhadap kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling. D. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan yaitu: 1. Secara Teoritis Sebagai khasanah keilmuan dan untuk menambah wawasan khususnya permasalahan tentang kinerja teacher counsellor dalam layanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Sidoarjo.

2. Secara Praktis Dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangsi pemikiran bagi pembaca pada umumnya dan MTs Negeri Sidoarjo khususnya, serta sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. E. Definisi Operasional Kerangka konsep dasar penegasan judul adalah memaparkan studi konsep dari judul penelitian. Konsep adalah suatu kesatuan pengertian tentang suatu persoalan yang harus dirumuskan. Dalam merumuskannya dijelaskan sesuai denagn maksud penelitian sehingga orang lain dapat memahami maksudnya sesuai dengan keinginan penulis. Hal ini dapat memahami maksudnya sesuai denagn maksud penelitian sehingga orang lain dapat memahami maksudnya sesuai dengan keinginan penulis. Hal ini dapat memperlancar komunikasi antara penulis dengan pembaca. 5 Agar skripsi ini nantinya tidak terjadi salah penafsiran, maka penulis perlu kiranya memberikan keterangan serta penjelasan mengenai judul skripsi ini secara rinci. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh suatu masyarakat yang mempengaruhi pendirian dan perilaku seseorang, atau kekuatan yang dapat menghasilkan perubahan yang tidak disadari atau tidak disengaja dalam pendirian, keyakinan pandangan atau kebiasaan seseorang individu maupun masyarakat. 6 5 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bina Aksara, 1995), hal. 46 6 Kartini Kartono, Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Pronis Jaya, 1987), hal.465

2. Teacher Counsellor Menurut Dewa Ketut Sukardi, Teacher Counsellor yaitu guru-guru yang dipilih dari sekolah yang bersangkutan, yang diberikan beban tambahan untuk melaksanakan layanan bimbingan di sekolah, disamping tugas rutinnya mengajarkan bidang studi tertentu. Jadi, guru pembimbing adalah berfungsi sebagai petugas bimbingan yang part-time. Biasanya guru pembimbing adalah membantu konselor sekolah dalam melaksanakan layanan bimbingan di sekolah. 7 3. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Menurut Prof. Dr. Prayitno, Kegiatan layanan bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 8 Didalam layanan bimbingan konseling terdapat enam bidang layanan yakni : a. Bidang Pribadi b. Bidang Sosial c. Bidang belajar d. Bidang Karier e. Bidang Kekeluargaan f. Bidang Keberagamaan Sembilan layanan bimbingan yang meliputi : a. Layanan Orientasi 7 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Surabaya : Usaha Nasional, 1983 ), hal. 94 8 Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta,2001), hal. 10

b. Layanan Informasi c. Layanan Penempatan dan penyaluran d. Layanan konseling individu e. Layanan Konseling kelompok f. Layanan Bimbingan Kelompok g. Layanan pembelajaran h. Layanan Mediasi i. Layanan Konsultasi Lima kegiatan pendukung bimbingan konseling yang meliputi : a. Aplikasi instrumentasi b. Himpunan data c. Konferensi kasus d. Kunjungan rumah e. Alih tangan Jadi, yang dimaksud dengan pengaruh teacher counsellor terhadap kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di MTs Negeri Sidoarjo dalah pengaruh teacher counselor yakni yang bertugas sebagai guru bidang studi dan juga sebagai guru bimbingan konseling (Konselor) terhadap kegiatan layanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Sidoarjo. F. Hipotesa Sebagai landasan kerja untuk memperoleh suatu kebenaran kegiatan penelitian perlu dirumuskan dalam bentuk hipotesis terlebih dahulu. Yang mana fungsi hipotesis adalah untuk mengetahui sementara dari suatu penelitian, atau kesimpulan yang belum final (proto conclution) karena masih harus dibuktikan, setelah terbukti kebenarannya,

maka hipotesis akan berubah menjadi tesa, sebagaimana definisi dari hipotesis itu sendiri adalah. Suatu dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan diterima jika fakta-faktanya membenarkan. 9 Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh antara teacher counselor terhadap kegiatan layanan bimbingan konseling di MTs Negeri Sidoarjo. Ha : Adanya pengaruh antara teacher counselor terhadap kegiatan layanan bimbingan konseling di MTs Negeri Sidoarjo. G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan skripsi yang dimaksud adalah suatu cara yang ditempuh untuk menyusun suatu karya tulis, sehingga masalah di dalamnya menjadi jelas, teratur, urut dan mudah dipahami. Adapun sistematika yang penulis gunakan dalam pembahasan ini ada lima bab pokok yang dikerangkakan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional judul, hipotesis penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : Kajian teori, pertama pemaparan tentang pengertian teacher counselor, standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor, syarat-syarat konselor, tugas-tugas teacher counselor, kelebihan dan kelemahan teacher counselor. Kedua pemaparan tentang pengertian kegiatan layanan bimbingan konseling, bidang-bidang bimbingan konseling di sekolah, jenis-jenis layanan bimbingan konseling di sekolah, serta kegiatan 9 Marzuki, Metodologi Riset, ( Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UI, 1977 ) hal. 35

pendukung layanan bimbingan konseling di sekolah. Ketiga pemaparan tentang pengaruh teacher counsellor terhadap kegiatan layanan bimbingan konseling. BAB III : Metode Penelitian, yang meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, penentuan populasi dan sampel, variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisa data. BAB IV : Penyajian Data dan Analisis Data Pada bab ini merupakan laporan penelitian, penyajian data dan analisa data yang diperoleh peneliti saat melakukan penelitian. Mendeskripsikan tentang teacher counsellor di MTs Negeri Sidoarjo, mendeskripsikan kegiatan layanan bimbingan konseling di MTs Negeri Sidoarjo. Pengujian hipotesis ada tidaknya pengaruh teacher counselor terhadap kegiatan layanan bimbingan konseling di MTs Negeri Sidoarjo. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yaitu mengenai uraian singkat dan padat serta saran yang perlu penulis sampaikan kepada semua pihak yang terkait.