BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12TAHUN 2006 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 Tahun 2011 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT ( FKDM ) PROVINSI JAMBI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENYELENGGARAAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN CIREBON

PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) BUPATI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: 03 TAHUN2015 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT GUBERNUR BALI,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 63 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN BADUNG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KOTA TEGAL

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

FKDM (FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT) SESUAI PERMENDAGRI NO. 12/ TH Oleh S U G I Y A R T A Ketua FKDM Kab Semarang

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 7 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM TERPADU GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PUSAT PENDIDIKAN WAWASAN KEBANGSAAN DI KABUPATEN JEMBER

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 61 TAHUN 2011 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 72 TAHUN 2017 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

Republik Indonesia Nomor L2 Tahun 2006 tentang

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA WALIKOTA BANDA ACEH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

2017, No Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Rep

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ / 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

MEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN.

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 18 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BUPATI BLITAR KEPUTUSAN BUPATI BLITAR NOMOR 188/ 72 / /KPTS/2015

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2017

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG POS KOMANDO TERPADU PENGAMANAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG FORUM PENGUATAN PENDIDIKAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI PROVINSI BALI

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DALAM PROVINSI JAMBI

BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI KELURAHAN KABUPATEN PONOROGO

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 089 TAHUN 2014 TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

BUPATI POLEWALI MANDAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH DAN DI KECAMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

GUBERNUR EEHGKUI.U Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3298); NOMOR:L. L TAHUN 2009

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

SALINAN Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik. lebih lanjut mengenai Forum Pembauran Kebangsaan dan

Transkripsi:

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah, penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat di Kabupaten Jember menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh masyarakat, yang difasilitasi dan dibina oleh Pemerintah Kabupaten Jember; b. bahwa agar penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat di Kabupaten Jember berjalan efektif, terkoordinir dan akuntabel, perlu mengatur dan menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Kewaspadaan Dini Masyarakat di Kabupaten Jember; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Neg ara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat Di Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131 Tahun 2003 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi di Daerah; 9. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2008 Nomor 14); 10. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Kabupaten Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2008 Nomor 15), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 6 Tahun 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2012 Nomor 6); 11. Peraturan Bupati Jember Nomor 57 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Jember (Berita Daerah Kabupaten Jember Tahun 2012 Nomor 57); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta perangkat kabupaten sebagai unsur penyelenggara pemerintah kabupaten. 2. Kabupaten adalah Kabupaten Jember. 3. Bupati adalah Bupati Jember.

4. Kewaspadaan Dini Masyarakat adalah kondisi kepekaan, kesiagaan dan antisipasi masyarakat dalam menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana, baik bencana perang, bencana alam, maupun bencana karena ulah manusia. 5. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, yang selanjutnya disingkat FKDM adalah wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat. 6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh perang, alam, ulah manusia dan penyebab lainnya yang dapat mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana/prasarana, dan fasilitas umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. 7. Organisasi Kemasyarakatan, yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi non pemerintah bervisi kebangsaan yang dibentuk oleh Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela, berbadan hukum dan telah terdaftar serta bukan organisasi sayap partai politik. 8. Satuan Perlindungan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Satlinmas adalah bentuk pengorganisasian masyarakat yang disiapkan dan disusun serta dibekali pengetahuan dan keterampilan di bidang perlindungan masyarakat yang difasilitasi oleh Pemerintah atau Pemerintah Kabupaten. 9. Perpolisian Masyarakat, yang selanjutnya disebut Polmas adalah model perpolisian yang menekankan kemitraan yang sejajar dengan masyarakat lokal dalam menyelesaikan dan mengatasi setiap permasalahan sosial yang mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat serta ketentraman kehidupan masyarakat setempat. BAB II PEMBENTUKAN FKDM Pasal 2 (1) FKDM dibentuk di Kabupaten, Kecamatan dan Desa / Kelurahan. (2) Pembentukan FKDM Kabupaten dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten. (3) Pembentukan FKDM Kecamatan dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Camat atas nama Pemerintah Kabupaten. (4) Pembentukan FKDM Desa / Kelurahan dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Camat. (5) Hubungan FKDM Kabupaten, Kecamatan dan Desa / Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat konsultatif.

BAB III FKDM KABUPATEN Bagian Kesatu Penyelenggaraan Pasal 3 (1) Penyelenggaraan FKDM Kabupaten menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh masyarakat yang difasilitasi dan dibina oleh Pemerintah Kabupaten. (2) Tugas dan kewajiban Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. membina dan memelihara ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, baik bencana perang, bencana alam maupun bencana karena ulah manusia di Kabupaten; b. mengkoordinasikan Camat dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat; dan c. mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal di Kabupaten dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat. (3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c didelegasikan kepada Wakil Bupati. Bagian Kedua Tugas Pasal 4 FKDM Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mempunyai tugas : a. menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini; dan b. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi Bupati mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat. Bagian Ketiga Keanggotaan Pasal 5 (1) Susunan keanggotaan FKDM Kabupaten terdiri atas : a. wakil ormas; b. perguruan tinggi; c. lembaga pendidikan lain; d. tokoh masyarakat; e. tokoh adat; f. tokoh agama; g. tokoh pemuda; dan h. elemen masyarakat lainnya.

(2) Susunan keanggotaan FKDM Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Bagian Keempat Dewan Penasehat FKDM Kabupaten Pasal 6 (1) Dalam rangka pembinaan FKDM Kabupaten dibentuk Dewan Penasehat FKDM Kabupaten. (2) Dewan Penasehat FKDM Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas : a. membantu Bupati merumuskan kebijakan dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat; dan b. memfasilitasi hubungan kerja antara FKDM Kabupaten dengan Pemerintah Kabupaten dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat. (3) Susunan keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : Ketua : Wakil Bupati. Sekretaris : Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten. Anggota : 1. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten; 2. Kepala Kepolisian Resor Jember; 3. Komandan Kodim 0824 Jember; 4. Unsur Poswil Badan Intelijen Daerah Kabupaten Jember; 5. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten; 6. Kepala Kejaksaan Negeri Jember; dan 7. Kepala Bidang Kajian Strategis Dan Politis Badan Kesatuan bangsa Dan Politik Kabupaten. (4) Susunan keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB IV FKDM KECAMATAN Bagian Kesatu Penyelenggaraan Pasal 7 (1) Penyelenggaraan FKDM Kecamatan dilimpahkan kepada Camat. (2) Tugas dan kewajiban Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. membina dan memelihara ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, baik bencana perang, bencana alam maupun bencana karena ulah manusia di Kabupaten;

b. mengkoordinasikan Lurah / Kepala Desa dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat; c. mengkoordinasikan kegiatan instansi di tingkat kecamatan dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat; dan d. mengkoordinasi tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, anggota satlinmas, anggota polmas dan elemen masyarakat lainnya dalam kegiatan di bidang ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat dengan meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat di wilayah Kecamatan. Bagian Kedua Tugas Pasal 8 FKDM Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mempunyai tugas : a. menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini; dan b. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi Camat mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat. Bagian Ketiga Keanggotaan Pasal 9 (1) Susunan keanggotaan FKDM Kecamatan terdiri atas : a. wakil ormas; b. lembaga pendidikan; c. tokoh masyarakat; d. tokoh adat; e. tokoh agama; f. tokoh pemuda; dan g. elemen masyarakat lainnya. (2) Susunan keanggotaan FKDM Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Bagian Keempat Dewan Penasehat FKDM Kecamatan Pasal 10 (1) Dalam rangka pembinaan FKDM Kecamatan dibentuk Dewan Penasehat FKDM Kecamatan. (2) Dewan Penasehat FKDM Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas : a. membantu Camat merumuskan kebijakan dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat; dan

b. memfasilitasi hubungan kerja antara FKDM Kecamatan dengan pemerintah Kabupaten di Kecamatan dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat (3) Susunan Keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : a. Ketua : Camat; b. Sekretaris : Sekretaris Kecamatan; dan c. Anggota : Pejabat terkait di tingkat Kecamatan. (4) Susunan keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V FKDM DESA / KELURAHAN Bagian Kesatu Penyelenggaraan Pasal 11 (1) Penyelenggaraan FKDM di wilayah Desa / Kelurahan dilimpahkan kepada Kepala Desa/Lurah melalui Camat. (2) Tugas dan kewajiban Kepala Desa / Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. membina dan memelihara ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, baik bencana perang, bencana alam maupun bencana karena ulah manusia di Desa / Kelurahan; dan b. mengkoordinasikan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, anggota satlinmas, anggota polmas dan elemen masyarakat lainnya dalam kegiatan di bidang ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat dengan meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat di Desa / Kelurahan. Bagian Kedua Tugas Pasal 12 FKDM Desa / Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mempunyai tugas : a. menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini; dan b. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi Camat mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat.

Bagian Ketiga Keanggotaan Pasal 13 (1) Susunan keanggotaan FKDM Desa / Kelurahan terdiri atas : a. wakil ormas; b. lembaga pendidikan; c. tokoh masyarakat; d. tokoh adat; e. tokoh agama; f. tokoh pemuda; dan g. elemen masyarakat lainnya. (2) Susunan keanggotaan FKDM Desa / Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Camat. Bagian Keempat Dewan Penasehat FKDM Desa / Kelurahan Pasal 14 (1) Dalam rangka pembinaan FKDM Desa / Kelurahan dibentuk Dewan Penasehat FKDM Desa / Kelurahan. (2) Dewan Penasehat FKDM Desa / Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas : c. membantu Kepala Desa / Lurah merumuskan kebijakan dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat; dan d. memfasilitasi hubungan kerja antara FKDM Desa/Kelurahan dengan Pemerintah Desa / Kelurahan dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat. (3) Susunan Keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Desa / Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : a. Ketua : Kepala Desa / Lurah; b. Sekretaris : Sekretaris Desa / Kelurahan; dan c. Anggota : Pejabat terkait di Desa / Kelurahan. (4) Susunan keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Desa / Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3) ditetapkan dengan Keputusan Camat. BAB VI FASILITASI DAN PEMBINAAN Pasal 15 (1) Fasilitasi dan pembinaan FKDM Kabupaten menjadi tugas dan kewajiban Bupati. (2) Fasilitasi dan pembinaan FKDM Kecamatan menjadi tugas dan kewajiban Camat. (3) Fasilitasi dan pembinaan FKDM Desa/Kelurahan menjadi tugas dan kewajiban Kepala Desa/Lurah atas nama Camat.

BAB VII PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 16 Bupati melakukan pengawasan terhadap Camat dan Kepala Desa/Lurah serta instansi terkait di Kabupaten Pasal 17 (1) Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan FKDM Kabupaten, pembentukan FKDM Kabupaten dilaporkan oleh Bupati kepada Gubernur dan tembusannya disampaikan kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kepala Badan Intelijen Negara. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan pada Bulan Januari dan Juli dan sewaktu-waktu jika dipandang perlu. (3) Dalam keadaan mendesak, mekanisme pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapa t disampaikan secara lisan serta dapat melampaui hirarkhi yang ada, dengan ketentuan tetap segera menyampaikan laporan dan tembusan tertulis secara hirarkhi. BAB VIII PENDANAAN Pasal 18 Pendanaan bagi penyelenggaraan FKDM Kabupaten dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Jember. DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH KABUPATEN JEMBER TANGGAL 24-11 - 2014 NOMOR 48 Salinan sesuai dengan aslinya a.n. SEKRETARIS KABUPATEN ASISTEN PEMERINTAHAN u.b. KEPALA BAGIAN HUKUM, Ditetapkan di Jember Pada Salinan tanggal suai 24 dengan November aslinya 2014 BUPATI JEMBER, ttd MZA DJALAL HARI MUJIANTO, SH., M.Si. Pembina Tingkat I NIP. 19610312 198603 1 014