PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

METODE PENELITIAN. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya (Sudaryani dan Santosa, 2000). Menurut Suharno (2012)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure Line atau ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan bibit induk atau bibit sebar. Ayam yang akan digunakan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PROGRAM PENCAHAYAAN (Lighting) TIM BROILER MANAGEMENT 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat kita, adalah ayam petelur jenis unggul yang mempunyai daya

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki genetik yang dapat menghasilkan produksi baik. Menurut (Rasyaf,

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang

Brooding Management. Danang Priyambodo

II KAJIAN KEPUSTAKAN. macam yaitu tipe ringan dengan ciri warna bulu putih bersih, badan ramping serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu, pada 12 Febuari--29 Maret 2012

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiharto (2002) a yam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

[Pemanenan Ternak Unggas]

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga menetas, yang bertujuan untuk mendapatkan individu baru. Cara penetasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan (telur, daging, dan susu) terus meningkat. Pada tahun 2035

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

Transkripsi:

PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014

ISTILAH-ISTILAH Grand parent stock= ayam nenek Parent stock= ayam induk Commercial stock= ayam komersial Feed supplement = pakan pelengkap Feed additive= pakan tambahan Chick guard: pembatas anak ayam Day Old Chick (DOC): anak ayam umur sehari Brooder= alat pemanas

PROSPEK DAN TANTANGAN AGRIBISNIS AYAM PETELUR A. PROSPEK Pasar dalam negeri dan luar negeri Kapasitas produksi: baru memenuhi 65% pasar dalam negeri B. TANTANGAN Manajemen pemeliharaan lemah Fluktuasi harga produk Fluktuasi harga sarana produksi Tidak ada kepastian waktu jual Margin usaha rendah Sarana produksi sangat tergantung pada impor Persaingan global yang semakin ketat

STRAIN AYAM RAS PETELUR ISA BROWN---PT ISA INKUD BREEDER/PT CARGILL INDONESIA AA 26---PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BROMO---PT ANKIE, PT Anputraco HYSEX BROWN, ENYA BROWN---PT AYAM MANGGIS HYLINE LOHMANN BROWN GOLDEN COMET, DECALB BABCOCK COBB HARDY

PERSYARATAN SPESIFIK PEMELIHARAAN AYAM RAS PETELUR Dukungan manajemen modern Pakan berkualitas tinggi Upaya pencegahan penyakit yang berkelanjutan Ketermpilan khusus Modal yang relatif besar Kondisi lingkungan yang ideal

PERKANDANGAN Peralatan kandang harus bersih dan jumlahnya cukup Kebersihan kandang harus selalu terjaga Ventilasi (yg baik): menurunkan konsentrasi debu dan m.o. Penyebab penyakit Mewaspadai CO2 dan amoniak: kadar amoniak 5 ppm menyebabkan aktivitas bulu getar (yang menjadi pertahanan awal atas serangan berbagai penyakit) terhenti dan sistem pertahanan akan rapuh terhadap m.o penyebab penyakit. Kadar CO2 dan amoniak yg tinggi akan menurunkan kadar O2. Penyinaran: membantu pembentukan telur, membunuh m.o. Dan pembentukan vit D. Kandang koloni dan kandang baterai: tergantung fase pemeliharaan

INTENSITAS CAHAYA YANG DIBUTUHKAN AYAM PETELUR UMUR (MINGGU) 7-12 12 12-14 13 14-16 14 16-18 15 18-21 16 21-afkir 16-17 INTENSITAS PENCAHAYAAN (JAM)

SISTEM PEMELIHARAAN TIPE AYAM RAS PETELUR DAN PERIODE PERTUMBUHANNYA: 1. TIPE RINGAN : ramping, postur tubuh kecil, ukuran telur lebih kecil dan berwarna putih 2. TIPE MEDIUM (DWIGUNA): postur tubuh cukup besar, akhir masa produksi bisa dijual sebagai ayam pedaging, warna telur cokelat

TIGA TAHAP PERIODISASI PERTUMBUHAN 1. FASE STARTER: DOC sd Mg ke-4 2. FASE GROWER: akhir mg ke-4 sd mg ke-16 3. FASE FINISHER: awal mg ke-17 sd afkir 9mg ke- 80) Ada juga beberapa strain yang melalui masa PRA LAYER: 14-16 minggu

TAHAP PEMELIHARAAN: AWAL Tahap pemeliharaan fase starter: - Masa kritis: 2 minggu pertama - Tiga hal pengganggu penanganan awal: stres, dehidrasi dan omphalitis (radang tali pusat) Stres DOC: tidak cukup waktu untuk beradaptasi setelah menetas Dehidrasi: kontrol suhu dan kelembaban yang kurang akurat pada masa penetasan, ketidakserempakan waktu menetas, proses distribusi. Dalam kondisi normal, DOC kehilangan 10% cairan tubuh. Perjalanan 12 jam: untuk antisipasi dehidrasi DOC disuntik DEKSTROSE 5% (0,3 cc/ekor) Omphalitis: DOC didistribusi dalam keadaan tali pusat yang belum mengering. Jika suhu kandang terlalu rendah, lubang antara usus dan kuning telur menyempit, sehingga tidak bisa terserap usus seluruhnya.

LANGKAH-LANGKAH PEMELIHARAAN SATU MINGGU SEBELUM DOC TIBA SATU HARI SEBELUM DOC TIBA TIGA ATAU EMPAT JAM SEBELUM DOC TIBA SAAT DOC TIBA TIGA ATAU EMPAT JAM SETELAH DOC BERADA DALAM CHICK GUARD

SATU MINGGU SEBELUM DOC TIBA Kandang dibersihkan dari kotoran Kandang disemprot dengan pembasmi serangga (cth: Basudin dan Sevin) Memperbaiki bagian kandang yang rusak Desinfeksi kandang (Cth: Ucarsan dan Lysol)

SATU HARI SEBELUM DOC TIBA Fumigasi kandang atau desinfeksi kandang sekali lagi Mencuci bersih peralatan Taburi lantai dengan litter (cth: sekam atau serbuk kayu) Persiapkan brooder dan pasang chick guard

TIGA ATAU EMPAT JAM SEBELUM DOC TIBA Brooder dinyalakan Tempat minum diisi air gula (1 sdm gula: 1 liter air)

SAAT DOC TIBA DOC dikeluarkan dari dus dan dimasukkan dalam kandang mini Perhatikan penyebaran DOC dalam kandang

TIGA ATAU EMPAT JAM SETELAH DOC BERADA DI DALAM CHICK GUARD Tempat pakan diisi dan diberikan kepada DOC. Letak tempat pakan: tidak diletakkan persis di bawah pemanas

PEMBERIAN PAKAN DAN AIR MINUM PENGENDALIAN SUHU KANDANG PENGENDALIAN KEPADATAN KANDANG PENYINARAN TAHAP PEMELIHARAAN: LEBIH LANNJUT PENGONTROLAN PERTUMBUHAN AYAM PEMINDAHAN KE KANDANG BATERAI

PEMBERIAN PAKAN DAN AIR MINUM Tabel 1. Kebutuhan nutrisi untuk ayam petelur tipe ringan (NRC, 1994) Nutrisi Energi (kkal/kg ransum) White-egg-laying strains (Ayam petelur tipe ringan) 0-6 mg 6-12 mg 12-18 mg 18 mg-bertelur pertama kali 2850 2850 2900 2900 Protein Kasar (%) 18 16 15 17 Ca (%) 0,9 0,8 0,8 2 Non-phytate P (%) 0,4 0,35 0,3 0,32 Lysine (%) 0,85 0,6 0,45 0,52 Met+Cys (%) 0,62 0,52 0,42 0,47

Tabel 2. Kebutuhan nutrisi untuk ayam petelur tipe medium (NRC, 1994) Brown-egg-laying strains (Ayam petelur tipe medium/dwiguna) 18 mgbertelur 20-42 42 Laying Laying mash mash II Nutrisi 0-6 mg 6-12 mg 12-18 mg pertama kali I (LM) (LM II) Energi (kkal/kg 2800 2800 2850 2850 2775 2700 ransum) Protein 16 16 17 15 14 16 Kasar (%) Ca (%) 0,9 0,8 0,8 1,8 3,5 3,5 Non-phytate 0,5 0,45 0,45 0,35 0,3 0,35 P (%) Lysine (%) 0,8 0,56 0,42 0,49 0,7 0,6 Met+Cys 0,32 0,3 0,59 0,49 0,39 0,44 (%)

PENGENDALIAN SUHU KANDANG Suhu kandang: suhu kandang yang tinggi (mencapai 32 o C) utk umur muda Pengurangan suhu kandang 1-2 o C selama 4 hari Jika tidak ada thermometer, peternak dapat memanfaatkan tirai atau penutup ventilasi Suhu kandang yang tinggi: stres dan panas, konsumsi air meningkat, konsumsi pakan rendah

PENGENDALIAN KEPADATAN KANDANG Pelebaran chick guard: mulai umur 7 hari Kepadatan kandang terbaik: 10 ekor/m 2 Kepadatan kandang yang masih ditolerir: 14 ekor/m 2

PENYINARAN Sinar/cahaya terbaik bagi pertumbuhan: matahari---membantu membentuk Vit D Malam hari: cahaya buatan (listrik/gas)

PENGONTROLAN PERTUMBUHAN Penimbangan sampel ayam secara rutin seminggu sekali: 3-5% dari populasi Culling: ayam yang lambat pertumbuhan, kerdil, cacat---kalah dalam persaingan memperebutkan pakan Keseragaman BB (pra layer-layer): penting untuk pencapaian tingkat produksi sesuai dengan standard pabrik

PEMINDAHAN KE KANDANG BATERAI Ayam yang siap bertelur Dilakukan secara hati-hati---menghindari stres yg dapat berdampak pada tidak tercapainya target umur produksi Sebelum pemindahan: ayam diberi air minum yang dicampur vitamin untuk mencegah stres Waktu pemindahan: sebaiknya malam hari

TERIMA KASIH

PEMELIHARAAN AYAM PULLET MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 20 JANUARI 2015